Anda di halaman 1dari 9

TAFSIR TARBAWI ARTICLE TEMPLATE

Tafsir Tarbawi: Pendidikan prenatal dalam Al-Qur’an


Interpretation of Education: Prenatal education in the Qur'an

Ibnurawandhy N. Hula1*, Mariaty Podungge2 , Dewi Nursafitri S. Hasani 3, Sri Ulan Dadu 4

Email: 1
ibnurawandi@iaingorontalo.ac.id 2
mariatypodungge@gmail.com
3
dewinursyafitri086@gmail.com 4
ulandadu@gmail.com
1
Faculty of Education and Teacher Training, Sultan Amai State Islamic Institute, Gorontalo, Indonesia

*
Corresponding Author : https://orcid.org/0000-0003-2569-3571

ABSTRAK

PENDAHULUAN
Fisika merupakan cabang ilmu yang mempelajari fenomena-Fenomena alam, baik mikro maupun
makro. Belajar fisika adalah inti dari diskusi sebagai bentuk keyakinan siswa terhadap hakikat
ciptaan Tuhan dan keagungan-Nya. Selain itu pembelajaran fisika memiliki sifat membangun
pengetahuan dengan konsep-konsep yang dibahas. Proses membangun membutuhkan keahlian
guru sebagai fasilitator untuk menjadikan pembelajaran inovatif, menyenangkan, dan dapat
pertumbuhan keimanan peserta didik. Menumbuhkan keimanan melalui pembelajaran fisika
dapat melalui pengintegrasian terhadap nilai –nilai keislaman.

Dalam mengajarkan nilai-nilai Islam melalui integrasi, peserta didik tidak hanya harus
memahami konsep-konsep fisika yang diajarkan, melainkan juga mampu menghayati dan
memahami bahwa terdapat hakikat agung yang mengendalikan peristiwa alam dan lain
sebagainya yang terkait dalam suatu ilmu fisika.

Fisika dianggap penting sebagai kerangka untuk menjalani kehidupan di dunia ini, sementara
Ilmu agama merupakan bekal untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Sumber ajaran Islam
adalah Al-Qur'an dan hadits Nabi. Tetapi Al-Quran sebenarnya berbicara tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan kehidupan dan bahkan alam semesta ini. Karena itulah Al-Qur'an
disebut universal dan berbagai sumber pengetahuan dapat diturunkan dari kitab suci, termasuk
yang berkaitan dengan fisika.

Tentunya sejak dini harus dilakukan persiapan untuk membentuk kepribadian anak yang
memiliki kekuatan religius, disiplin diri, individualitas, kecerdasan, akhlak mulia, dan
kemampuan. Dalam hal ini, Anda perlu benar-benar memperhatikan pengasuhan mereka, bahkan
jika mereka masih dalam kandungan (prenatal). Sebagaimana kita ketahui, pendidikan pada
umumnya dimulai sejak lahir (postnatal), namun dewasa ini muncul wacana baru bahwa
pendidikan dapat dimulai sejak anak masih dalam kandungan.

Baihaqi sebagaimana dikutip oleh Nur Uhbiyati menyatakan bahwa anak di dalam
kandungan (yang telah mendapat ruh) sudah mampu merespon terhadap segala stimulus dari
lingkungan luarnya yang kadang-kadang ibu yang mengandungnya tidak menyadarinya. Al-
Qur’an telah menjelaskan bahwa ruh (nyawa) yang ditiupkan malaikat, yang lantas memberi
hidup kepada anak di dalam kandungan, sudah memiliki daya kognitif yang tinggi.(Mujahidin
and Khoiriyah 2018)

Masa bayi dalam kandungan membutuhkan banyak perhatian dan perilaku fisik dan psikis
yang praktis sesuai dengan amalan Islam. Semua perilaku tersebut menghasilkan keturunan yang
sehat jasmani dan rohani yang terus dididik di luar kandungan (postnatal). Karena perkembangan
seorang anak dimulai sejak bayi masih dalam kandungan, maka tidak heran jika Islam
mengatakan bahwa pendidikan dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Masa kelahiran
(postnatal) hanyalah transisi dari alam yang damai dan terbatas ke dunia dengan suasana yang
sangat luas dan beragam, tidak seperti kandungan.

Pendidikan prenatal dapat dipahami sebagai upaya sadar oleh calon orang tua, terutama ibu
untuk membimbing dan mengajar anak yang belum lahir sampai lahir, dengan tujuan membentuk
kecerdasan emosional dan intelektual. Dengan kata lain, apapun usaha atau kebiasaan ibu, baik
berupa kebiasaan baik atau buruk, itu adalah pengasuhan anak dalam kandungan.

Pada kenyataannya sekarang ini, pendidikan prenatal kurang mendapat perhatian, bahkan
cenderung diabaikan. Sebagian dari calon orang tua yang khususnya pada pasangan suami istri
yang masih muda yang belum cukup pengetahuan atau kurangnya pengalaman yang baru
pertama kali mengandung (hamil) biasanya para calon orang tua tersebut melupakan proses
pendidikan anak prenatal. Mejaga anak dalam kandungan sekedar merupakan kewajiban orang
tua agar anak lahir sehat, tidak cacat, dan tidak keguguran. Bahkan kebanyakan calon orang tua
juga beranggapan bahwa mendidik anak itu di mulai dari anak lahir. Hal ini, adalah karena
mereka menganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya
perkembangan fisik. Beberapa ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Saw telah menjelaskan tentang
kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya. Islam juga mengajarkan sistem
pendidikan prenatal dengan pembiasaan yang baik menurut ajaran Islam.

Hal itu tentu bertolak belakang dengan penelitian dari Van De Carr dan Lehrer menyatakan
bahwa janin yang berada di dalam kandungan dapat belajar serta merasakan atau mengetahui
perbedaan antara terang dan gelap. Bahkan dari Alquran menjelaskan tentang kehidupan pertama
dimulai dari dalam kandungan yang berupa janin di perut atau alam kandungan ibunya. (Masrur
2021)

Begitu pentingnya pendidikan anak dalam kandungan, oleh sebab itu pendidikan dalam
kandungan harus diperhatikan oleh kedua orangtuanya terutama ibu yang sedang
mengandungnya. Sebab pendidikan anak dalam kandungan, ibu merupakan awal mula
berperannya pendidikan bagi seorang manusia, sebab peletak pondasi bagi pendidikan pada
tahap berikutnya.(Hanipudin, Alfiati, and Sufyan Tsauri Majenang, n.d.)

Pendidikan prenatal merupakan hal yang jarang dilakukan orang tua karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman, banyak juga yang percaya bahwa pendidikan dimulai sejak anak
dilahirkan karena pada saat itu anak tidak hanya bisa diajak berkomunikasi. Oleh karena itu,
penulis ingin mengubah persepsi masyarakat tentang pentingnya pendidikan prenatal dalam Al-
Qur'an.

Masalah yang menjadi focus kajian penelitian ini adalah bagaimana pendidikan prenatal
dalam Al-Qur'an. Atas dasar itulah maka kajian tentang pendidikan pralahir dalam Al-Qur'an
perlu dibahas secara mendalam, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan utama bagi calon orang
tua dalam melaksanakan pendidikannya. pada akhirnya akan mampu mengembangkan potensi
janin secara psikis dan intelektual menjadi anak yang baik, berbakti, bermoral dan beretika
kecerdasan ilmiah sejak lahir.

Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada “pendidikan prenatal dalam Al-Qur’an”
dengan harapan mempelajari pendidikan pralahir dalam Al-Qur'an, dapat digunakan sebagai
pedoman dan membekali calon orang tua yang berharap memiliki anak yang lahir di masa depan
untuk menjadi generasi penerus bangsa. anak soleh/sholehah dan insan yang berkarakter sesuai
konsep Al-Qur'an.

METODE
Jenis penelitian ini adalah kajian kepustakaan atau library research. Penelitian
kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang dilaksanakan menggunakan literatur
kepustakaan, baik berupa buku, catatan, maupun hasil penelitian terdahulu." Dikarenakan
penelitian ini fokus pada kajian teks ayat al-Qur'an serta penafsiranya. Sehingga penelitian ini
merupakan peneltian analisis dokumen (document analysis) ditujukan untuk menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang validitas dan keabsahanya terjamin baik
dokumen perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil penelitian.

Teknik yang di gunakan dalam melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengidentifikasi sumber yang di peroleh melalui media cetak, buku kajian islam kontemporer,
artikel majalah, jurnal yang terindex nasional, peran media internet mengambil kajian yang ada
di website keislaman atau informasi yang mendukung terhadap pengumpulan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Ayat dan Terjemahan


‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا ااۡل ِ ۡن َسانَ ِم ۡن س ُٰللَ ٍة ِّم ۡن ِط ۡي ٍن‬
ۡ
‫ار َّم ِك ۡي ٍن‬ٍ ‫ثُ َّم َج َع ۡل ٰنهُ نُطفَةً فِ ۡى قَ َر‬
‫هّٰللا‬ ٰ ً ۡ ٰ ۡ ۡ ُ ٰ ۡ ٰ
ُ َ‫ض َغةَ ِعظ ًما فَ َك َس ۡونَا ال ِعظ َم لَ ۡح ًما ث َّم اَن َشانهُ خَ لقا ا َخ َ‌ر ؕ فَتَ ٰبـ َرك‬ ۡ ۡ ً ۡ ۡ
ۡ ‫ثُ َّم خَ لَ ۡقنَا النُّطفَةَ َعلَقَة فَ َخلَقنَا ال َعلَقَةَ ُم‬
ۡ ‫ض َغة فَ َخلَقنَا ال ُم‬ ۡ ً
َ‫اَ ۡح َسنُ ۡال ٰخلِقِ ۡين‬
Terjemahan :

Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
b. Analisis Mufradat
 ‫ َولَقَ ۡد‬: dan sesungguhnya
 ‫ َخلَ ۡقنَا‬: kami telah menciptakan
 َ‫ ااۡل ِ ۡن َسان‬: manusia
 ‫ ِم ۡن‬: dari
 ‫ س ُٰللَ ٍة‬: sari pati
 ‫ ِّم ۡن‬: dari
 ‫‌ ِط ۡي ٍن‬: tanah
 ‫ ثُ َّم‬: kemudian
 ُ‫ َج َع ۡل ٰنه‬: kami jadikannya
 ً‫ نُ ۡطفَة‬: air mani
 ‫ فِ ۡى‬: dalam
 ‫ار‬ٍ ‫ قَ َر‬: tempat
 ‫ َّم ِك ۡي ٍن‬: kokoh/kuat
 ‫ ثُ َّم‬: kemudian
 ‫ َخلَ ۡقنَا‬: kami ciptakan
 َ‫ النُّ ۡطفَة‬: air mani
 ً‫ َعلَقَة‬: segumpal darah
 ‫ فَ َخلَ ۡقنَا‬: lalu kami ciptakan
 َ‫ ۡال َعلَقَة‬: segumpal darah
 ً‫ض َغة‬ ۡ ‫ ُم‬: segumpal daging
 ‫ فَ َخلَ ۡقنَا‬: lalu kami ciptakan
 َ‫ض َغة‬ ۡ ‫ ۡال ُم‬: segumpal daging
 ‫ ِع ٰظ ًما‬: tulang
 ‫ فَ َك َس ۡونَا‬: lalu kami bungkus
 ‫ ۡال ِع ٰظ َم‬: tulang itu
 ‫ لَ ۡح ًما‬: daging
 ‫ ثُ َّم‬: kemudian
 ُ‫ اَ ۡن َش ۡا ٰنه‬: kami tumbuhkan/jadikan
 ‫ خَ ۡلقًا‬: makhluk
 ‫ ٰ‌اخ ََر‬: lain
 ‫ك‬ َ ‫ فَتَ ٰبـ َر‬: maka maha besar/suci
 ُ ‫ هّٰللا‬: allah
 ُ‫ اَ ۡح َسن‬: paling baik
 َ‫ ۡال ٰخلِقِ ۡين‬: pencipta

c. Asbabun Nuzul (Jika Ada)


Asbabun al-nuzul Al-Qur‟an adalah sesuatu yang turun atau beberapa ayat beberapa ayat
berbicara tentangnya (sesuatu itu) atau menjelaskan

Adapun asbab-nuzul Q.S al-Mu‟minun/ 23: 12-14, diberitakan kepada kami Ahmad bin
Muhammad bin Abdullah al-Hafiz, berkata: diberitakan kepada kami Abdullah bin
Hayyan, berkata: diberitahukan kepada kami Muhammad bin Sulaiman, berkata, berkata:
diceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Suwaid bin Manjuf, berkata:
diceritakan kepada kami Abu Daud, dari Hammad bin Salmah, dari „Ali bin Zaid bin
Jud‟an, dari Anas bin Malik, berkata: Umar bin Khattab r.a. berkata: pandanganku yang
sejalan dengan kehendak Allah ada empat yakni ayat: (wahtaju mim maqomi ibrahima
musallah), ( wa ija saal tumuu hunna mataa’an faa shaa lhu hunna min), (walaqad
khalaqnaal in saana min sulala min tiin), sampai ayat (summa an sa’na khalqon akhor),
umar berkata (fhatabarakallahu ahsanul kholiqiin) maka turunlah ayat (fhatabarakallahu
ahsanul khaliqin)(Nurhalimah 2018)

d. Pandangan para mufassir/ahli terhadap Q. S Al-Mu‟minun ayat 12-14 :


Adapun penjelasan Ibnu Katsir tentang Q. S Al-Mu‟minun ayat 12-14 yaitu:
Allah Swt berfirman menceritakan bagaimana manusia itu diciptakan yang berasal dari
saripati tanah, ialah Adam, kemudian kokoh, ialah mani yang tersimpan dalam tempat
kokoh, ialah rahim ibunya, yang memang tersedia dalam tempat yang melewati suatu
masa tertentu dijadikannya air mani itu segumpal daging dan dari dari segumpal darah.
Kemudian segumpal darah itu menjadi segumpal daging dan dari segumpal daging
terciptalah tulang belulang yang berbentuk kepala, tangan dan kaki, kemudian
dibungkusnya tulang-tulang itu dengan daging, otot dan uraturat, maka terciptalah suatu
makhluk yang berbentuk lain dan kepadanyalah ditiupakan ruh, diberinya sarana
pendengaran, penglihatan, mencium, bersuara, berfikir dan bergerak, sehingga
lengkaplah ia menjadi menusia yang utuh, sempurna sebagai makhluk llah yang pilihan
yang termulia”.
Allah berfirman, “kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain, janin yang
lahir dari perut ibunya sebagai bayi, tumbuh menjadi balita, balita menjadi remaja,
kemudian menjadi manusia lanjut usia dan akhirnya kamu sekalian mati, kemudian bila
dihari kiamat tiba dibangkitkanlah kamu sekalian dari kubur untuk berkumpul di Padang
Mahsyar dan menerima peradilan TuhanYang Maha Hakim Lagi Maha Adil. Dan Maha
Sucilah Dia sebagai Pencipta yang paling baik

e. Kandungan Makna Q. S Al-Mu‟minun ayat 12-14 :


Isi kandungan quran surat al-mu’minun ayat 12 hingga 14 ini membuktikan perihal
proses penciptaan insan yang sangat unik. Proses penciptaan insan diuraikan mulai unsur
pertamanya, proses perkembangan dan pertumbuhannya di dalam rahim. Sehingga,
menjadi makhluk yang tepat dan siap lahir menjadi seorang anak manusia.

f. Pesan-pesan pendidikan dalam Q. S Al-Mu‟minun ayat 12-14 :


Di dalam Surat al-Mu’minun ayat 12-14 sebenarnya tidak terdapat secara
langsung ayat yang membahas tentang pendidikan. Namun, dapat dikatakan bahwa al-
Qur‟an merupakan pedoman hidup dan satu-satunya rujukan. Maka, dalam hal ini penulis
menganalisis surat al-Mu’minun ayat 12-14 yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
pendidikan yang dapat diambil. Sebagaimana penjelasan berikut:
a) Pada tahapan demi tahapan terjadi perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan
memakan waktu yang sangat lama. Itu semua menandakan kesabaran dan
kedisiplinan, baik dalam waktu (tiap 40 hari) maupun proses perkembangannya. Di
samping itu, manusia sebagai makhluk ciptaan diperintahkan agar disiplin, yakni
patuh terhadap semua perintah Allah.
b) Manusia diciptakan Allah dari tanah, mengingat bahwa manusia adalah makhluk
hina. Maka, ia harus senantiasa menjadi hamba yang selalu mengabdi kepada Allah
dengan tunduk menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
c) Tahapan kejadian manusia yang bermula dari saripati tanah kemudian menjadi
segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang dan tulang yang di bungkus
daging. Dari tahapan demi tahapan dan bentuk yang berbeda- beda. Mengandung
pendidikan tentang toleransi.
d) setelah ditiupkan ruh menjadi manusia ciptaan Allah yang berbeda dengan makhluk
lainnya, manusia mengemban amanah berupa tanggung jawab sebagai khalifah di
muka bumi ini. Mengandung pendidikan tentang tanggung jawab.(Munawaroh 2017)

A. Pengertian pendidikan prenatal


Secara umum Prenatal secara umum adalah berasal dari kata pre yang berarti
sebelum dan natal yang berarti lahir, jadi prenatal adalah sebelum kelahiran, yang
berkaitan dengan keadaan sebelum melahirkan.(“KONSEP PENDIDIKAN PRENATAL
DAN MITOS KEHAMILAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Studi Kasus Di Desa
Sekarpuro Kecamatan Pakis Malang-Jawa Timur),” n.d.) Pendidikan merupakan suatu
proses pembentukan kepribadian manusia, dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh
menjadi pandai dan dari buruk menjadi baik. Sebagai suatu proses, tentu saja pendidikan
ini akan berlangsung secara berkelanjutan. Pendidikan pranatal adalah pendidikan
sebelum masa melahirkan(Fathullah, n.d.)
Pendidikan prenatal merupakan pendidikan awal yang sangat penting. Karena
dengan pendidikan ini setidaknya orang tua telah berusaha untuk menanamkan karakter-
karakter baik pada anak.
Dalam pendidikan Islam, pendidikan prenatal dikenal dengan sebutan tarbiyat
qabl al-wiladah atau pendidikan sebelum masa kelahiran. Pendidikan prenatal adalah
pendidikan sebelum masa melahirkan yang ditandai dengan fase pemilihan jodoh,
pernikahan dan kehamilan. Pendidikan prenatal adalah aktivitas-aktivitas manusia
sebagai suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum menikah, mengandung, dan
melahirkan yang meliputi tingkah laku untuk memilih pasangan hidup agar lahir generasi
yang sehat jasmani dan rohani.(Cut et al. 2016)
Perkembangan anak dalam kandungan sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an
ayat 12-14:
Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah, Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim), Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian
Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik” (QS. Al-Mu’minun: 12-14).
Hurlock (1996) mengatakan bahwa perkembangan anak dalam kandungan
tersebut dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran. Periode ini
adalah periode pertama dalam kehidupan dan merupakan periode yang paling singkat dari
seluruh periode perkembangan, tapi dapat dikatakan periode sangat penting.(Pendidikan
et al., n.d.)

B. Tahap Perkembangan prenatal


Perkembangan bayi pada periode pranatal sangat penting fase kehidupan masa
pranatal terdiri dari beberapa tahap perkembangan, akan tetapi yang membedakan
perkembangan pada periode pranatal dengan periode–periode kehidupan yang lain adalah
bahwa periode pranatal merupakan periode pertama dalam rentang kehidupan manusia,
dan periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan manusia.
Menurut Baqir Hujjati membagi periode tahapan kehidupan janin kedalam 3
bagian yaitu:
1. Tahapan ovum (Zigot)
Pada masa prenatal zigot yang terbentuk dari hasil fertilisasi antara
sperma dan sel telur akan terus mengalami perkembangan. Pada masa
pertumbuhan zigot berada dalam rahim ibu dengan cairan amnion yang
berfungsi untuk melindungi pertumbuhan bayi nantinya dari serangan luar.
Secara anatomi zigot yang tumbuh dalam rahim berada ditengah-tengah
tubuh manusia, baik dari segi panjang, lebar dan kedalamannya. Adapun
anggota tubuh yang melindunginya meliputi tulang belakang, tulang ekor,
tulang pangkal dan tulang pinggul.(Terminologi and Prenatal, n.d.)
2. Tahapan embrio
Tahap yang kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio,yang
dalam psikologis islam disebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah
yang semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai
8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak
perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Namun
bagian-bagian tubuh dari embrio tersebut belum sempurna seperti bentuk
tubuh orang dewasa karena ukurannya masih 1 inci. Meskipun demikian,
ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk
kecil.
3. Tahapan terakhir (janin)
Dalam Islam disebut mudghah (segumpal darah), Dalam al-Qur’an
tahapan ini disebut dengan tahapan mudhghah atau segumpal darah dan
masanya adalah 30 minggu sebelum kelahiran. Dalam periode ini lebih
banyak mengarah pada pertumbuhan dalam ukuran, dengan kata lain
pertumbuhan secara menyeluruh yakni tubuh janin semakin besar.
Perkembangan-perkembangan pada periode pranatal tersebut sangat cepat,
dalam waktu sembilan bulan banyak sekali perkembangan yang telah
terjadi, dibandingkan dengan perkembangan pada periode pasca natal
yang perkembangannya lebih lambat dari perkembangan periode pranatal.
Oleh sebab itu maka hendaklah orang tua sebagai lingkungan yang paling
sering berinteraksi dengan sang janin memberikan pendidikan semaksimal
mungkin. Penelitian(Laila Instansi 2009)

C. Pelajaran yang diberikan kepada anak dalam kandungan


Proses pendidikan prenatal, orang tua atau calon orang tua terutama ibu memiliki
kendali penuh. Beberapa literatur menyebutkan bahwa pendidikan pertama yang diterima
oleh seorang anak adalah dari seorang ibu. Berikut beberapa pelajaran yang dapat
diberikan kepada anak dalam kandungan sebagai berikut.
a. Memperkenalkan Alquran Pada Anak Sejak Dalam Kandungan
Memperkenalkan Al-quran kepada anak dalam kandungan bukan dilakukan
dengan cara meletakkan Alquran di atas perut ibu hamil. Caranya ialah si ibu atau ayah
membaca Alquran. Jika yang melakukannya adalah si ayah,maka ia bisa membaca
Alquran dengan jarak yang dekat dengan perut si ibu. Dengan demikian,anak dalam
kandungan dapat mendengar suara ayah atau ibunya yang sedang membaca Alquran.
Anak yang sejak dalam kandungan telah sering diperdengarkan bacaan Alquran
akan cepat mengenal bacaan Alquran. Selain mengenal,ia juga dapat menghafal Alquran.
Dari penjelasan di atas dapt penulis tarik sebuah kesimpulan bahwa apapun yang terjadi
diluar rahim namun anak dapat merespon dengan baik, sehingga stimulus dan respon
yang didapatnya sejak dalam kandungan sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangannya kedepannya. Oleh sebab itu pendidikan pranatal dapat dilakukan
dengan memperkenalkan Alquran sedini mungkin atau sejak dalma kandungan kepada
anak.

b. Mendidik Anak Dalam Kandungan Melalui Shalat Shalat


Shalat dapat memberikan stimulus untuknanak yag berada dalam
kandungan,termasuk menjadikannya menjadi anka yang shalih dan shaliha. Penelitian
modren telah membuktikan bahwa shalat baik yang wajib maupun yang sunnah
memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan otak kanan. Fungsi shalat
sebagai pencegah perbuatan keji dan mungkar,menjadi penegasan bahwa shalat ini benar-
benar berkaita erat dengan otak kanan.

c. Mendidik Anak Dalam Kandungan Melui Dzikir Semakin


Dzikir dapat diamalkan di berbagai tempat, sehingga kita mempunya kesempatan
lebih banyak untuk mengamalkannya. Dzikir yang diamalkan oleh ibu hamil akna
membuatnya menjadi wanita yang kuat, optimis dan percaya diri. Sementara janin yang
berada dalam kandunganya akan selalu sehat,cerdasa dan kelak akan mejadi anak yang
shalih dan shaliha. (“DASAR-DASAR PENDIDIKAN PRANATAL DALAM TAFSIR
AL-AZHAR,” n.d.)

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan pranatal
merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak sejak dalam kandungan. Walaupun
pendidikan ini merupakan periode pendidikan yang paling singkat namun dampaknya sangat
besar terhadap perkembangan pendidikan untuk periode berikutnya. Dampak dari pendidikan
anak pranatal menurut ajaran Islam adalah dapat membentuk pertumbuhan dan perkembangan
anak sesudah lahir, sehingga anak tersebut mempunyai sifat dan karakter yang baik dan terpuji
dan dapat melaksanakan ibadah-ibadah yang telah diajarkan oleh agama Islam. Dan seharusnya
kita harus terus menerapkan pendidikan prenatal agar dapat membentuk manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah.

Pada surah Al-mu’minun ayat 12 sampai 14 menerangkan tentang proses penciptaan manusia
yang sangat unik. Proses penciptaan manusia diuraikan mulai unsur pertamanya,proses
pertumbuhannya di dalam rahim, kemudian menjadi makhluk yang sempurna, dan siap lahir
menjadi seorang anak manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Faris; Hasyim, Faiz; Wibowo, Hari Anggit Cahyo. 2019. “Seminar Nasional Pendidikan
Fisika 2019 17 November 2019 Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2019.” Seminar
Nasional Pendidikan Fisika 2019 4 (1): 252–57.
Cut, Oleh :, Intan Hayati, Dosen Jurusan, Tarbiyah Stain, and Malikussaleh Lhokseumawe. 2016.
“PENGARUH PENDIDIKAN PRENATAL TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER
ANAK.” Pengaruh Pendidikan Prenatal Terhadap Pembentukan Karakter Anak Itqan. Vol.
VII.
“DASAR-DASAR PENDIDIKAN PRANATAL DALAM TAFSIR AL-AZHAR.” n.d.
Fathullah, Amal. n.d. “PENDIDIKAN PRANATAL DALAM PESEPEKTIF ISLAM.”
Hanipudin, Sarno, Nur Alfiati, and Stai Sufyan Tsauri Majenang. n.d. “KONSEPSI DAN
PRAKTIK PENDIDIKAN PRANATAL DALAM ISLAM.”
“KONSEP PENDIDIKAN PRENATAL DAN MITOS KEHAMILAN DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (Studi Kasus Di Desa Sekarpuro Kecamatan Pakis Malang-Jawa Timur).” n.d.
Laila Instansi, Qumi. 2009. “STIMULASI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PADA
PERIODE PENDIDIKAN PRANATAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM.” Vol. 1.
Masrur, Muhammad Shodiq. 2021. “Pendidikan Pranatal Perspektif Islam Dari Kisah Maryam.”
Journal of Islamic Education Research 2 (1): 1–26. https://doi.org/10.35719/jier.v2i1.120.
Mujahidin, Anwar, and Zamzam Farrihatul Khoiriyah. 2018. “Konsep Pendidikan Prenatal
Dalam Perspektif Tafsir Al-Mishbāh Karya M. Quraish Shihab.” Ta’allum: Jurnal
Pendidikan Islam 6 (1). https://doi.org/10.21274/taalum.2018.6.1.121-150.
Munawaroh, Lailatul. 2017. “Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Al-Mu’minun Ayat 12-14 Dan
Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter Menurut UUSPN 2003.” Skripsi, 1–73.
Nurhalimah. 2018. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Al-Qur’an Surah Al-
Mu’Minun Ayat 12-14,” 1–107.
Pendidikan, Jurnal Ilmiah, Dan Pembelajaran, Diterbitkan Oleh, Dan Lembaga Penelitian, and
Pengembangan Masyarakat. n.d. “Fakultas Agama Islam (FAI),” no. 0651: 27569.
Terminologi, A, and Pendidikan Prenatal. n.d. “PENDIDIKAN PRENATAL DALAM
PERSPEKTIF ISLAM.”

Anda mungkin juga menyukai