Anda di halaman 1dari 15

KAIDAH EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan


dalam pemilihan kata adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu
dibicarakan atau dipelajari karena akan terjadi dengan sendirinya secara
wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita
menjumpai orang-orang yang sangat sulit mengungkapkan maksud atau
segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan sedikit sekali variasi
bahasanya. Kita pun juga menjumpai orang- orang yang boros sekali
dalam memakai perbendaharaan katanya, namun tidak memiliki makna
yang begitu berarti. Oleh karena itu agar tidak terseret ke dalam dua hal
tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata dalam
kehidupan sehari-hari.

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam


Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam
tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring,
serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa
yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan
tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam
sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik
dan benar.

1. Pemakaian Huruf

a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri
atas huruf berikut.Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal
dalam kata.
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
adalah huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b,
c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan


dengan ai, au, dan oi. Contoh pemakaian dalam kata.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf
yang melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-
masing melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian
dalam kata

2. Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf
berdasarkan EYD, yaitu:

 Penulisan Huruf Besar.


 Penulisan Huruf Miring.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut.

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa


hal,yaitu :

1. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.


Misalnya :
 Dia menulis surat di kamar
 Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :
 Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
 “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan,
dan nama kitab suci. Misalnya :
 Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
 Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan ,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya :
 Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
 Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya :
 Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil
 Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya
:
 Ibrahim Naki
 Nofayanti
7. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan nama bahasa. Misalnya :
 bangsa Indonesia
 suku Sunda
8. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya :
 tahun Hijriyah hari Jumat
 bulan Desember hari Lebaran
9. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur
nama diri. Misalnya :
 Laut Jawa Jazirah Arab
 Asia Tenggara Tanjung Harapan
10. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen
resmi, kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya:
 Republik Indonesia
 Majelis Permusyawaratan Rakyat
11. Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau
sapaan dan pengacuan. Misalnya :
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12. Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya
:
 Surat Anda telah saya balas
 Sudahkah Anda sholat?
13. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya :
 Dr. Ibrahim Naki
 Abdul Manaf Husain, S.H
14. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam
judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya,
kecuali kata depan dan kata penghubung. Misalnya :
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
 Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum
Perdata”

b. Penulisan Huruf Miring


Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan. Misalnya :
 Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
 Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
2. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
dan kelompok kata. Misalnya :
 Huruf pertama kata abad adalah a.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu

3. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan
kata, yaitu :

 Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan
bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya :
• Dia teman baik saya.
 Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti
dalam penulisan kata turunan, yaitu :

Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.


Misalnya

• Membaca
• Menulis

 Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung


mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata. Misalnya :

• Bertepuk tangan
• Sebar luaskan.

 Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus


mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:

• Menandatangani
• Keanekaragaman.

 Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam


kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya :

• Antarkota
• Mahaadil

 Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda (-).
Jenis jenis kata ulang yaitu :

• Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya


= Laki : Lelaki
• Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara
keseluruhan. Misalnya = Laki : Laki-laki
• Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
• Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang
mendapat imbuhan. Misalnya =Main : Bermain-main
4. Penulisan Unsur Serapan

Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia,


sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan
konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia
sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan
aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya
menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan
yang telah diterapkan.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa
Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :

1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap


sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak
mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi,
yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah
disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang
tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem,
atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

5. Jenis dan Fungsi Tanda Baca

a. Tanda titik (.)

Fungsi dan pemakaian tanda titik:

 Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan


atau seruan,
 Pada akhir singkatan nama orang,
 Diletakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat
dan sapaan,
 Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum,
 Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar
atau daftar, dll.
b. Tanda Koma (,)

Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:

 Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau


pembilang,
 Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat,
dll.

c. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan


berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaa, atau rasa emosi yang kuat.

d. Tanda Titik Koma (;)

Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:

 Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara,


 Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

e. Tanda Titik Dua (:)

Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:

 Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian


atau pemerian,
 Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian,
 Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan,
Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halama,n antara bab dan ayat
dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.

f. Tanda Hubung (-)

Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:


 Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh
pergantian baris,
 Menyambung unsur-unsur kata ulang,
 Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.

g. Tanda Elipsis (…)

Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut:

 Mengambarkan kalimat yang terputus-putus,


 Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang
dihilangkan.

h. Tanda Tanya (?)

Fungsi dan Kegunaan tanda tanya (?):

 Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat


tanya.
 Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda
kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

i. Tanda Kurung ( )

Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut:

 Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan,


 Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
pokok pembicaraan,
 Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri
keterangan.
j. Tanda Kurung Siku ( {..} )

Tanda kurung siku digunakan untuk:

 Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau


tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain,
 Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.

k. Tanda Petik (“…”)

Fungsi tanda petik adalah:

 Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan,


naskah atau bahan tertulis lain
 Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam
kalimat
 Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal

l. Tanda Petik Tunggal (‘..’)

Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi:

 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain,


 Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

m. Tanda Garis Miring (/)

Fungsi dan kegunaan garis miring

 Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat,


 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, per atau
nomor alamat.

n. Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)

Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.

Anda mungkin juga menyukai