Anda di halaman 1dari 4

Epilepsi

Apa itu epilepsy?

Penyakit epilepsi atau ayan adalah gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang
tidak normal. Hal itu menimbulkan keluhan kejang, sensasi dan perilaku yang tidak biasa, hingga
hilang kesadaran.

Etiologi/penyebab

a. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu


b. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke otak
(hipoksia.
c. Cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
d. Tumor otak
e. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak
f. Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
g. Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (fku), sclerosis tuberose dan neurofibromatosis
dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.

Patofisiologi

Secara umum, epilepsi terjadi karena menurunnya potensial membran sel saraf akibat proses
patologik dalam otak, gaya mekanik atau tosik, yang selanjutnya menyebabkan terlepasnya
muatan listrik dari sel saraf tersebut. Penimbunan acetilkolin setempat harus mencapai
konsentrasi tertentu untuk dapat merendahkan potensial membran sehingga lepas muatan listrik
dapat terjadi.
Pada epilepsi (diopatik, tipe grand mal, secara primer muatan listrik dilepaskan oleh nuklea
intralaminares talami. Input dari vortex selebri melalui lintasan aferen aspesifik itu menentukan
dengan kesadaran bila mana sama sekali tidak ada input maka timbulah koma.

Pada grand mal, oleh karena sebab yang belum dapat dipastikan, terjadilah lepas muatan
listrik dari inti-inti intralaminan talamik secara berlebihan. Perangsanagn talamortikalyang
berlebihan ini menghasilkan kejang seluruh tubuh dan sekaligus menghalangi sel-sel saraf yang
memelihara kesadaran menerima imfulse aferen dari dunia luar sehingga kesadaran hilang

Tanda dan Gejala

1. Kebingungan sementara
2. Mata kosong (bengong) menatap satu titik terlalu lama
3. Gerakan menyentak tak terkendali pada tangan dan kaki
4. Hilang kesadaran sepenuhnya atau sementara
5. Gejala psikis
6. Kekakuan otot
7. Gemetar atau kejang, pada sebagian anggota tubuh (wajah, lengan, kaki) atau keseluruhan
8. Kejang yang diikuti oleh tubuh menegang dan hilang kesadaran secara tiba-tiba, yang bisa
menyebabkan orang tersebut tiba-tiba terjatuh

WOC

Rencana keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. Resiko aspirasi b.d tingkat Setelah dilakukan tindakan Aspiration Precaution (3200)
kesadaran sekunder ter- keperawatan selama ...x 24 jam, 1. Kaji tingkat kemampuan klien
hadap kejang klien diharapkan tidak terhadap reflek batuk, menelan dan
mengalami aspirasi. gag reflek
N.O.C : 2. Beri posisi 90º atau sesuaikan
Risk control (1902) keadaan
Knowladge : treatment 3. Jaga kesiapan alat suction
procedure (1814) Airway suctioning (3160)
Self care oral hi-giene (0308) 1. Monitor status oksigen dan
Dengan kriteria : hemodinamik klien
1. Klien mengatakan cara cara 2. Hentikan suction dan beri tambahan
untuk mencegah aspirasi oksigen jika klien bradikardi
2. Kebersihan mulut kolien 3. Jelaskan pada klien dan keluarga
terjaga mengenai prosedure dan manfaat
3. Tidak ada tanda-tan-da suction
tejadinya aspirasi
2. Resiko trauma pada saat Setelah dilakukan tindakan Fall Prevention (6490)
serangan b.d penurunan keperawatan selama ...x 24 jam, 1. Ciptakan lantai yang tidak licin
tingkat kesadaran dan tidak terjadi trauma pada klien . 2. Kaji kemampuan klien untuk
kejang tonik-klonik NOC : melakukan mobilisasi
Safety status : physical injury Teaching : disease process (5602)
(1913) 1. Jelaskan pada klien efek dari
Knowladge : personal safety serangan epilepsi yang memungkinkan
(1809) klien cidera
Dengan kriteria : 2. Jelaskan pada klien aktivitas apa
1. Kulit klien intak (tidak ada saja yang aman untuk klien epilepsi
luka, lecet atau hematom) 3. Anjurkan pada klien untuk bedrest
2. Tidak terjadi luka bakar Tdak pada fase akut
terjadi fraktur
3. Kien mampu menjeaskan
resiko jika terjadi serangan
dan cara mengantisipasi-nya

REFERENSI

Sloane, ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula: Jakarta. EGC

Wade, Carole dan Travis carol. 2001. Psikologi edisi 9: Jakarta. Erlangga

Dewanto, George & Budi, Riyanto dkk. 2007. Diagnosis & Tata laksana penyakit saraf:
Jakarta. EGC

Harsono. 2007. Neurologi Edisi ke 2: Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Markam, Soemarmo. 2009. Penuntun Neurologi: Tangerang. Binarupa Aksara

Battica, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan System


Persarafan: Jakarta. Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai