Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Syirkah

Syirkah menurut bahasa berarti percampuran. Sedangkan menurut istilah syirkah berarti kerja sama
antara dua orang atau lebih dalam berusaha yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama. Landasan
hukum syirkah terdapat dalam Al Quran surat 38 ayat 34 yang artinya adalah “ Sesungguhnya kebanyakan
orang-orang yang berserikat itu sebagian dari mereka itu berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini.” Dan dalam sabda Rasulullah
yang artinya “ Aku ini ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang mereka tidak mengkhianati
temannya. Apabila salah seorang telah berkhianat terhadap temannya, aku keluar dari antara mereka.”
1.2 Rukun Syirkah dan Syaratnya
Rukun syirkah adalah adanya wab dan qabul.
Syarat-syarat syirkah menurut Hanafiyah adalah:
1. Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah baik dengan harta maupun yang lainnya. Dalam hal ini
terdapat dua syarat, yaitu:
 Yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah harus dapat diterima sebagai perwakilan.
 Yang berkenaan dengan keuntungan yaitu pembagian keuntungan yang elas dan diketahui orang pihak-pihak yang
bersyirkah.
2. Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mal ( harta ) dalam hal ini terdapat dua perkara yang harus dipenuhi yaitu:
 Bahwa modal yang dijadikan objek akad syirkah adalah dari alat pembayaran ( nuqud ).
 Yang dijadikan modal ( harta pokok ) ada ketika akad syirkah dilakukan.
Menurut Malikiyah syarat-syarat yang bertalian dengan orang yang melakukan akad adalah merdeka,
baligh dan pintal.
Syarat-syarat Syirkah menurut Idris Ahmad adalah:
1. Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-masing anggota serikat kepada pihak yang akan
mengendalikan harta itu.
2. Anggota serikat itu saling mempercayai, sebab masing-masing mereka adalah yang lain.
3. Mencampukan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak masing-masing, baik berupa mata uang maupun bentuk
yang lain.1
1.3 Macam-macam Syirkah
1. Syirkah Amlak
Ialah bahwa lebih dari satu orang memiliki suatu jenis barang tanpa akad. Adakalanya
bersifat ikhnari ataujabari.
2. Syirkah Uqud
Ialah bahwa dua orang atau lebih melakukan akad untuk bergabung dalam suatu kepentingan harta dan hasilnya
berupa keuntungan. Rukunnya adalah adanya ijab dan qabul. Hukumnya menurut mazhab hanafi membolehkan
semua jenis syirkah apabila syarat-syarat terpenuhi.
Macam-macam Syirkah Uqud adalah:
a) Syirkah Inan, adalah persekutuan dalam urusan harta oleh dua orang bahwa mereka memperdagangkan dengan
keuntungan dibagi dua
b) Syirkah Mufawadhah, adalah bergabungnya dua orang atau lebih untuk melakukan kerja sama dalam suatu
urusan, dengan syarat-syarat:
 Samanya modal masing-masing
 Mempunyai wewenang bertindak yang sama
 Mempunyai agama yang sama
 Bahwa masing-masing menjadi si penamin lainnya atas apa yang dibeli dan yang dijual.
Syirkah baru dikatakan berlaku jika masing-masing berakad untuk itu. Dan sifat-sifat syirkah
Mufawadhah ini menurut Malik adalah bahwa tiap-tiap partner menegosiasikan temannya akan tindakannya,
baik waktu adanya kehadiran partner atau tidak.
c) Sirkah Wujuh, adalah bahwa dua orang atau lebih membeli sesuatu tanpa permodalan yang ada hanyalah
berpegang kepada nama baik mereka dan kepercayaan para pedagang terhadap mereka dengan catatan bahwa
keuntungan untuk mereka. Syirkah ini adalah syirkah tanggung jawab tanpa kerja atau modal.
d) Syirkah Abdan, adalah bahwa dua orang berpendapat untuk menerima pekerjaan, dengan ketentuan upah yang
mereka terima dibagi menurut kesepakatan. Argumentasi yang memperbolehkan syirkah ini adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Ubaidah dari Abdullah yaitu“ Aku dan Amar serta Said pernah bersyirkah dalam
memperbolehkan perolehan perang badar, lalu Said dating mambawa dua orang tawanan, sedang aku dan
Amar tak membawa apa-apa.”2
1.4 Mengakhiri Syirkah
1. Salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak yang lain.
2. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk mengolah harta.
3. Salah satu pihak meninggal dunia.
4. Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama syirkah.
Menurut bahasa al-muzara’ah yang berarti thaih al-zul’ah ( melemparkan tanaman ), maksudnya adalah modal.
Muzara’ah dan mukharabah memiliki makna yang berbeda, yang dikemukakan oleh beberapa ulama, yaitu
menurut Hanafiyah muzara’ah ialah akan untuk bercocok tanam dengan sebagian yang keluar dari bumi,
sedangkan mukharabah menurut nash al-syafi’I ialah menggarap tanah dengan apa yang dikeluarkan dari tanah
tersebut.
Mukharabah dan muzara’ah memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah pemilik tanah
menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola dan perbedaannya ialah terletak pada modal, jika
modal berasal dari pengelola, maka disebut mukharabah dan bila dikeluarkan dari pemilik tanah maka disebut
muzara’ah.
4.2 Rukun dan Syarat Muzara’ah dan Mukharabah
Secara umum rukun dari muzara’ah dan mukharabah ialah akad ( ijab/qabul ) dan menurut Hanafiyah ada
empat, yaitu tanah, perbuatan pekerja, modal dan alat-alat untuk menanam.
Syarat-syaratnya ialah:
1. Harus berakal
2. Penentuan macam apa saja yang akan ditanam
3. Bagian masing-masing harus disebutkan jumlahnya ketika akad dan hasil adalah milik bersama
4. Tanahnya dapat ditanami dan diketahui batasnya.
4.3 Hikmah Muzara’ah dan Mukharabah
Muzara’ah dan mukharabah diisyaratkan untuk menghindari adanya pemilik hewan ternak yang kurang bias
dimanfaatkan karena tidak ada tanah untuk dikelola dan menghindari tanah yang uga dibiarkan tidak dikelola
karena tidak ada yang mengelolanya.

Anda mungkin juga menyukai