PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan buah hati yang selalu didambakan kehadirannya oleh seorang
Ibu karena dengan adanya seorang anak, maka status manusia sebagai orang wanita
telah sempurna seutuhnya. Memiliki anak yang sehat fisik dan rohaninya akan
semakin menambah kebahagiaan bagi seorang ibu dalam membesarkan buah hatinya
terutama dalam hal pendidikan, baik itu pendidikan dalam lingkungan keluarga
memiliki anak yang sehat cara fisik dan rohani dipastikan memiliki masa depan yang
baik karena dapat melakukan segala aktifitas layaknya anak-anak lainnya. Tetapi
tidak semua seorang Ibu dapat merasakan kebahagiaan dengan memiliki anak yang
sehat secaa fisik dan rohani, ada juga beberapa orang ibu yang malah memiliki anak
Anak yang memiliki keterbatasan fisik seperti tunarungu yang secara individu
menggunakan bahasa isyarat melalui abjad jari yang telah dipatenkan secara
internasional.1 Oleh kerena itu ketika seorang ibu mengetahui bahwa anaknya
memiliki status sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yaitu sebagai penyintas
tunarungu pada awalnya akan akan bingung karena tidak memiliki pemahaman yang
memadai, selain itu tidak menutup kemungkinan secara psikologis akan sangat
kecewa, sedih dan mungkin merasa marah menerima kenyataan tersebut tetapi dapat
1
Zaitun, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi 2017), 53
1
2
juga menerima dengan sabar keadaan anak sebagai Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) yaitu sebagai penyintas tunarungu. Hal tersebut dikarenakan memiliki anak
merupakan rezeki yang patut di syukuri sebagaimana Firman Allah SWT kepada
yang diberikan oleh Allah SWT merupakan kesyukuran terhadap diri sendiri. Oleh
sebab itu seorang ibu yang memiliki anak penyintas tunarungu mesti memiliki rasa
syukur terhadap keadaan anaknya. Disamping itu, tidak dipungkiri tekanan psikologis
yang dihadapi seorang ibu secara naluri kemanusiaan merupakan hal yang perlu
dikaji lebih lanjut. Oleh sebab itu, tekanan psikologis seoran ibu yang memiliki anak
dapat keluar dari tekanan psikologisnya sehingga mendapatkan solusi dari setiap
Sebagaimana yang diketahui bahwa coping stress menurut Akhmad Mukhlis &
Sadid Al Muqim (ed.) merupakan suatu usaha untuk menguasai situasi tekanan
2
Kementarian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi
Penyempurnaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Lajnah
Pentashihan Musfhaf Al-Qur’an, 2019), 593
3
dihadapinya.3 Maka dengan demikian coping stress ibu terhadap anak penyintas
tunarungu sangat diperlukan untuk memberikan solusi kepada seorang ibu untuk
dari coping stress itu sendiri sebagaimana menurut Stuart dan Sundeen (1991) dalam
segala masalah yang terjadi. Sebab selama observasi awal penulis di Kelurahan
Kabonga Besar Kabupaten Donggala menemukan bahwa bentuk stress yang dialami
memiliki emosi yang tidak stabil bahkan sering menimbulkan stress. Stress yang
dirasakan oleh ibu selama observasi awal penulis adalah tentang pendidikan dan masa
depan yang akan dilalui oleh anaknya, disamping itu juga lingkungan adabtasi
3
Akhmad Mukhlis dan Sadid Al Muqim (ed.). Pendekatan Psikologis Kontemporer, Perilaku
Masyarakat pada Aras Kekinian, (Malang: UIN Maliki Press, 2013), 87
4
Siti Maryam, Strategi Coping: Teori dan Sumberdayanya, Jurnal Konseling Andi Matappa,
Vol. 12. No. 2 (Agustus 2017), 102. https://journal.stkip-andi-matappa.ac.id/index.php/jurkam/article/
view/12 Diakses secara online 11 November 2021
4
dengan kondisi normal sering menjadi salah satu masalah yang paling berpotensi
Melalui pemaparan awal tersebut diatas, maka coping stress ibu terhadap anak
penyintas tunarungu perlu diteliti lebih lanjut untuk menemukan solusi yang dapat
membantu bagi para ibu yang mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
penelitian proposal skripsi yaitu “Coping Stress Ibu Terhadap Anak Penyintas
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) para
program studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas Ushuluddin Adab dan
sebagai berikut:
Adapun tujuan dan manfaat penelitian dalam kajian proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan penelitian
Donggala?
Donggala?
2. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
dalam dunia konseling untuk coping stress terhadap anak penyintas tunarungu
b. Praktis
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan untuk rujukan bagi para orang tua yang
memiliki anak atau anggota keluarga yang lahir dengan keadaan disabilitas
disekitarnya.
D. Penegasan Istilah
Judul proposal skripsi ini merupakan judul yang syarat akan istilah-istilah yang
perlu dipahami oleh pembaca agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemahaman konsep.
Sehingga, perlu adanya penjabaran istilah sebagai batasan dalam memahami isi
6
tulisan yang terkandung di dalamnya. Adapun beberapa istilah yang perlu dijabarkan
1. Coping Stress
sebagai berikut :
Coping sebagai usaha kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya
mengatasi tuntutan internal dalam atau eksternal khusus yang melelahkan atau
melebihi sumber individu. Coping berorientasi pada proses, yang berarti
bahwa coping berfokus pada apa yang sebenarnya dipikiran dan dilakukan
seseorang dalam situasi stress, dan berubah seiring berkembangnya stress.5
2. Ibu
ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorangan seseorang, kata sapaan untuk
wanita yang sudah bersuami, sapaan takzim kepada perempuan baik yang sudah
bersuami maupun yang belum.6 Sedangkan menurut Puyu, Ibu adalah ibu adalah
seorang yang selalu menyiapkan segala kebutuhan dalam rumah tangga. Ibu adalah
3. Anak
sehingga menurut Depdiknas yang dikutip dari Asrori, pengertian anak adalah
sebagai berikut :
Anak yang mengalami kelainan atau penyimpangan seperti kelainan pada
fisik, mental, sosial, emosional dalam proses pertumbuhan dengan anak-anal
lain yang sebaya sehingga memerlukan pelayanan khusus. Dengan demikian,
anak yang memiliki kelainan tertentu, akan tetapi kelainan tersebut tidak
5
Lilik Ma'rifatul Azizah, Imam Zainuri dan Amar Akbar, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa, Teori dan Aplikasi Praktik Klinik, (Yogyakarta: Indomedia Pustaka, 2016), 20
6
BPPS Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, (Jakarta: Balai Pustaka,
2017), 536-537
7
Darsul S. Puyu, Perempuan, Anda Tidak Dibensi Nabi Muhammad SAW. (Meluruskan
Pemahaman hadis yang Bias Gender), (Makassar: Alauddin University Press, 2013, 26
7
berasal dari kata “sintas” yang kekuatan untuk bertahan dan diawali dengan kata
“peny” berarti orang yang mampu bertahan hidup.9 Sedangkan menurut Kementerian
Keseluruhan isi proposal skripsi ini membahas tentang “Coping Stress Ibu
8
Asrori, Psikologi Pendidikan, Pendekatan Multidisipliner, (Purwokerto: CV. Pena Persada,
2020), 80
9
Ibid, 1357
10
Kemenpppa, Panduan Perlindungan Hak Perempuan dari Diskriminasi dan Kekerasan
Berbasis Gender Dalam Situasi Pandemi, (Jakarta: Kemenpppa. 2020) , 27
11
Nur Hidayah, dkk, Psikologi Pendidikan, (Malang: UM Penerbit & Percetakan Universitas
Negeri Malang, 2017), 61
8
ini ditinjau dari dasar pemikiran proposal skripsi ini, kemudian dikemukakan
rumusan masalah sebagai batasan masalah yang difokuskan dalam penelitian, diikuti
dengan tujuan dan manfaat setelah itu penegasan istilah yang memuat tentang dasar-
dasar istilah yang digunakan dalam judul proposal ini dan yang terakhir merupakan
referensi terkait. Adapun yang menjadi kajian utama yaitu Penelitian Terdahulu,
Implementasi Coping Stress Ibu Terhadap Anak Penyintas Tunarungu dan Kerangka
Pemikiran.
Pendekatan dan Desain Penelitian, Lokasi Penelitian, Kehadiran Peneliti, Data dan
Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Pengecekan
Keabsahan Data