Anda di halaman 1dari 42

P6貴 bttlttbÅ

PURl lNDAH
H
PERATURAN CHIEF EXECLrlIVE OFFICER RUMAH SAKrr pONDOK INDAH‐ PURIINDAH
NOMOR 7012/Di■ RSPURvper/2015

TEN「ANG

pEDOMAN PELAYANAN ALAT MEDIS


RUMAH SAKI「 PONDOK INDAH―PURI INDAH

CHIEF EXECLWE OttCER RUMAH SAKrr PONDOK INDAH― PURI INDAH

Menimbang Bahwa untuk menunlang pencapaian visi Rumah Sakt Pondok lndah― Pun
lndah untuk men」 adi nlnlah saklt p‖ ihan dengan menyediakan layanan
perawatan kesehatan terbaiヽ aman′ b― utu lnggi dan inovati maka
dipe‖ ukansuatu acuan dasar agar pola pelayanan pada maslng― maslng unt
keり a dapatleblh eFettf dan jgen sett berrnutu tng"
2. Bahwa penggunaan a:at medis dalam operasional di Rurrlah Saklt pondok
lndah― punlndah harus diopuma!kan sehingga tuJuan adanya pemberian
pebyanan medk yang ungg dapat te[t.pai senngga adanya suatu pedoman
pelayanan mengenal alat medis menJpakan suatu kebutuhan yang sangat
pentng
3 Bahwa berdasarkan bubr l dan 2 di atasl maka ChicF Executve OfFlcer pedu
untuk menetapkan peraturan tentang pedorFlan Pelayanan Alat Medis yang
akan dlgunakan sebagal acuan dalam penyusunan p● sedur dan pЮ ses
pebyanan penggunaan alat medis di Rumah Sakt Pondok lndah‐ pun lndah.

Mengingat Undang^Undang Republik lndonesla Nomor 44 tahun 20t19 tentang Rumah


    2

Sakt
Undang― undang No.l tahun 1970 tentang Keselamatan Ketta

Peramran Menten kesehatan RI No.363/MENKES/PER/Ⅳ /1998 tentang


    4

Ka‖ brasl alat medik


peraturan perFlenntah RI No.64 tentang pert21nan pemanfaatan tenaga Nu‖
F
  5

Depaltemen Kesehatan Direktorat pelayanan Medik tahun 2005 tentang :


pedoman PenguJ:an dan Ka‖ barasI Alat Kesehatan
6 一 

Kepumsan cEO Rumah Saklt Pondok lndah Nomor 001A/Di「 RSP1/2011


tentang Stmttur OrganisasI Rumah Saklt Pondok lndah

Keputusan Dlrektur PT Binara Cuna Medik"ma Nomor 61lC/BGM‐ PIHG/2011


tentang Pengangkatan Chief Executlve Cr■ cer Rumah Sakit Pondok lndah

MEMU「 USKAN:

Menetapkan PEDOMAN PELAYANAN ALAT MEDIS RUMAH SAKr「 PONDOK INDAH‐ PURI INDAH

Kesatu Memberlakukan Pedorrlan Pelayanan Alat Medis di Rurlah Saklt Pondok lndah―
Pu"Indah sebagaimana terampir dalam Peraturan Chief ExmUve ttcerini.

Kedua Ketentuan― ketentuan yang tercantum dalam Pedoman pelayanan Alat Medis
sebagaimana dimaksud dalam penetapan kesatu peraturan ini agar digunakan dan

Jl PUⅢ lndah Raya Blok S-2 P (6221)25695200


Kembangn Se atan.lakanぃ 610 F 1622り 25695205 Your heolth, Our priotity.
1ndonesia
- 「Spondokindah co id
だ持 Ьttl鵠 Å
PURI :NOAH
H

dlbk‐ nakan sebagJ pedoman bag sebruh蛍 ゴ yang tedibat dabm pebyananan
Alat Medis di Rurrlah Sakt pOndOk lndah― Pu● Indah untuk meningkattn mutu
pelayanannya.

Ketiga た爛 turan ChieF Exealbve Om∝ rini bσbku terhitung seJak tangga:d熊 麹 pbn.

Keempat Dengan dikeluarkannya peraturan Chief Exutive Omcer ini′ maka apab‖ a terdapat
peraturan dan/atau keputlsan yang bertentangan dengan peraturan chief
Executlve Ofnoer ini maka peraturan/keputusan yang terdahulu d:nyatakan ddak
berlaku

Kehma Apablla dikemudian han terdapat kekurangan dan/atau keke‖ rtlan dalam peraturan
Chief Exntive Omcer ini rlaka akan diadakan penJbahan dan perbalkan
sebagamana mesbnya.

Ditetapkan di :」 aka由
Pada tang9al :9 Juni 2015

RUMAH SAKrr PONDOK INDAH― PONDOK INDAH

楷鑑 織 ン
匹 /

A IPu"hdah LyattokS 2 P(6221)256952∞


Kembangan Sehtan,,akan 1 6 0 F(6221)256,5205 Your heolth, Our priority.
www.rspondokindah.co.id
‖‖
b敬 l柿 lH
DAH
PUR: :‖
LAMP!RAN
PERATURAN CH:EF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT PONDOK!NDAH‐ PURl
:NDAH
NOMOR :552ノ Dir― RSPURVPerノ 2012
TANGGAL :7 ME12012
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN ALAT MED:S

BAB l
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alat kedokteran canggih saat ini sudah sedemikian cepatnya bertambah


setiap harinya dimana banyak rumah sakit di lndonesia yang memanfaatkan
peralatan medik berteknologi canggih. Untuk menjamin terlaksananya manajemen
alat medik di rumah sakit, perlu disusun suatu pedoman pengelolaan alat medik
sebagai panduan dalam penyusunan program-program kerja dan menjamin proses
pemeliharaan alat medik dengan baik.
RSPI-PURI INDAH-PURI INDAH sebagai salah satu rumah sakit yang
memiliki berbagai alat medik terbaru memiliki berbagaitantangan. Pertama, adalah di
pihak pengguna teknologi, karena alat canggih tanpa disertai kemampuan
memanfaatkan teknologi ini akan menyebabkan under utilization. Kedua,
penggunaan alat canggih tanpa disertai pemeliharaan alat oleh tenaga yang terlatih
akan berakibat pada kekurang akuratan hasil kerja alat medik, yang dapat
berdampak katastrofik pada pasien. Ketiga, pemakaian alat tanpa disertai
pengetahuan dan keterampilan memakaiakan memperpendek usia pakai alat medik
tersebut sehingga nilai ekonomis dari alat tersebut tidak dapat dirasakan baik dari
pihak pasien maupun dari pihak RSPI-PURI INDAH.
Untuk itu, RSPI-PURI INDAH menyusun pedoman pengelolaan alat medik ini
sebagai bagian dari upaya optimalisasi pemakaian alat medik di RSPI-PURI INDAH,
agar tujuan pemberian pelayanan medik dengan standar setinggi mungkin sesuai
misi dari RSPI-PURI INDAH dapat tercapai.

Nomor Surat Pcraturan i


7012ノ Di「 RSPUR!/Perノ 2015 :8 Juni 2017
Hal_l dari 40
‖ib被 l構 lH
PURI IXOAH
Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur di bidang
proses pengelolaan alat medik yang efektif dan efisien sehingga RSpl-pURl
INDAH dapat menyediakan alat medik yang selalu dalam kondisi siap pakai,
dan dapat membantu proses diagnostik dan terapi pasien secara lebih baik.

Tujuan Khusus
a. Memastikan setiap perencanaan, dalam program pengelolaan
peralatan medik di RSPI-PURI INDAH yang mencakup pengadaan,
uji fungsi,pemeliharaan fisik, inspeksi, kalibrasi, adjusment sampai ke
over houldapat berjalan dengan baik dan tepat
b. Terselenggaranya proses pengadaan alat medik yang mampu
menyediakan alat medik sesuaidengan kebutuhan rumah sakit.
c. Terselenggaranyaprosespemeliharaan (preventivemaintennance)
alat medik yang mampu menjamin hasil yang akurat dan sebagai
hasil akhir adalah penanganan pasien yang lebih baik.
d. Jumlah kerusakan alat serendah mungkin, baik yang disebabkan
karena pemeliharaan yang kurang baik atau penggunaan yang tidak
tepat prosedur.
e. Tercapainya tingkat penggunaan alat medik dengan optimal, tidak
under-utilization
f. Terselenggaranya proses pemakaian alat medik yang aman untuk
pasien, pengguna dan segala pihak yang berkaitan dengan
pengelolaan alat medik tersebut

RS.Pondok indah‐ Puriindah


Nomor Sumt Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal lmplementasi:
701 2/Dir-RSPURIIP er l2O1 5 Ditinjau Kembali : E Juni 2017 9 luni20l2
Hal.2 dari
哺‖
b&l市 lH
DA"
PURi l‖

RUANG L:NGKUP

Planning
Penyusunan pedoman management pengelolaan perlatan medik yang
meliputi:
a. lnventarisasi peralatian
b. Penyusunan SPO penggunaan alat medik
c. Penyusunan SPO pemeliharaan Alat medik
d. Anggaran operasional ESD
e. Pemeliharaan alat medik
t. Pelaku pemeliharaan
g. Kerusakan
h. Perbaikan pemeliharaan alat medik
i. Kerusakan
j Perbaikan
k. Waktu perbaikan
t. Jenis perbaikan
m. Kalibrasi
n. Over houl
o. Equipment recall

RS.Pondok lndah― Puri lndah


Nomor Surat Peraturan . Tanggal Revisi. Tidak Ada Tanggal lmplementasi:
70 1 ZDir-RSPURI/Per/201 5 Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 luni2ol2
Ha1 3 dari40
P6ibUklN31H
Punl I*DAH
z. Action
a. Plofting man power untuk pelaksanaan kegiatan pemiliharaan dan
perbaikan
b. Membuat kajian utilisasi alat medik untuk pengadaan alat baru,
pemeliharaan dan perbaikan.
c. Melakukan ujifungsi alat baru
d. Menggolongkan seluruh peralatan medik berdasarkan:
1) Kelas utilitasnya
2) Frekuensipemakaian
3) Sebaran penempatan alat medik
e. Pembagian periode waktu pemeliharaan (cek rutin, penggantian
masa pakai spare part dan overhoul)
f. Melakukan perbaikan atas kerusakan alat medik
g. Melakukan penyimpanan berkas pendukung (manual book) dan hasil
kerja (service report, BAP, surat menyurat, evaluasikerusakan, dll)
h. Membuat perencanaan dan evaluasi penggantian alat lama

3. Monitoring
a. Membuat piranti lunak untuk memonitor kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan yang dilakukan oleh teknisi medik dan gas medik yang
dapat secara up to date menampilkan history seluruh pemeliharaan
dan perbaikan alat medik yang direncanakan dan telah dilakukan.
Piranti lunak yang di buat bernama COMPUTERIZE MAINTENANCE
MANAGEMENT SYSTEM.
b. Pengumpulan Form pengecekan (PM check) yang didokumentasikan
untuk digunakan sebagai monitoring akan utilisasi keluhan dan
kerusakan alkes.

4. Evaluasi
a. PM check yang terkumpul akan dievaluasi untuk tingkat angka
kerusakan alat medik
b. Dari data CMMS yang ada maka akan didapat data-data mengenai:
beban kerja teknisi medik, jumlah permintiaan perbaikan.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri kesehatan Rl No.363/MENKES/PER/|V/1998 tentang
Kalibrasi alat medik
RS.Pondok lndah― Puri lndah
Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Revisi:Tidak Ada TanggaHmplcmcntasi:
0/

7012/Di「 RSPURi/Per/2015 Ditiniau Kembali:8 Juni 2017 9 Juni 2012


Hai 4 dari 40
RUMAH SAI(IT
Ponoor rnonH
3. Peraturan PemerintahPd,*nloldroAflong perizinan pemanfaatan tenaga Nuktir
4. Departemen Kesehatan Direktorat Pelayanan Medik tahun 2005 tentang :

Pedoman Pengujian dan Kalibarasi Alat Kesehatan

BAB 2
STANDAR KETENACAAN

A. Kualittkasi Sumber Daya Manusia


Adapun kualinkasi sumber daya manusia di Unl Keria Mekanikal E:ektrikal RSP卜 Puri

lndah adalah sebagai berikuti

Kua!ilkasi
Nama Jabatan
Formal lnformallPengalaman
Pelatihan Teknik High Rise
D‖ lrSl,Teknik
Building, Pengalaman 5
Koordinator
Elektro
tahun untuk pemeliharaan
Gedung bertingkaURumah
sakit
Akademi Pelatihan/Training Teknik
丁ekn:sI Medis 丁eknik Elektro sesuai keperluan
Medik dilapanqan
Administrasi & SLTArSTM Pelalhan Administrator
Logistik Listttk,Electro

B. Pengaturan Jaga
Jadwal dinas dibuat sedemikian rupa diatur oleh coordinator sehingga memenuhi aspek
pelayanan dengan jam pelayanan 24 jam.
Teknisi medis mempunyai jam kerja 6 hari kerja dalam seminggu mulai hari Senin s/d
Sabtu dumualipk. 08:00 Vd 17:00 setiap harinya.
Diluar jam keria tenaga medis libur sehingga pelayanan terhadap kebutuhan gas medis
dilayani oleh staff ESD yang masuk pada saat tersebut. Tenaga medis dapat dipanggil
sewaktu-waktu diluar jam kerja bilamana diperlukan
Kerja Lembur dapat dilakukan dengan kondisi sbb :

1. Keadaan Darurat
2. Menggantikan staff yang lain
3. Pekerjaan yang harus diselesaikan karena tertunda atau menumpuk
4. Perintah atasan

RS.Polldok lndah― Puri IIldah


Nomor Sumt Peraturan i Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggal tmplementasi:
7012/Di卜 RSPUR1/Per/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni20l2
5
哺PUR::‖
指 b敬 l柿 lH
DA"

BAB 3
STANDAR FAS:LITAS SARANA

RS. Pondok lndah-Puri lndah dibangun diatas sebidang tanah seluas 7.000
m3 dengan luas total bangunan 31.172 m3 sbb :

Lantal Area(M2) Fungsi


Basement 2 5,31500 Parkir, Water tank, R. Pompa dan STP
Parki「 , MEP P:ant, General Support,
Basement 1 5,795.00
KIchen
Lanta1 1 2,650.00 Emg, Pharmacy, MR, Rehab, Admission
Lanta1 2 2,79200 Poli klinik,HCU,Cofe,CofFe Shop
Lantai 3 2,792.00 OK,lCUノ HDU,Nicu
CSSD, Omce: Function Room, StafF
Lantai 5
2,309.00 Dining

Lantai 6 2,225.00 VVard

Lantai 7 2,22500 Obsgyn 7 Wards


Lantai 8 2,225.00 Paediatric & Wards (masih kosong)
Lantai 9 2,225.00 VVards

Roof top 619.00 RM L訛 ,AHU Room,Chi‖ er


Total 31,172.00

RS.Pondok lndah― Purilndah


Nomor Surat Peraturan: Tanggal Revisil Tldak Ada Tanggal lmplementasi
7012/Di「 RSPUR!/Per/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni20l2
Hal.6 dari 40
Pdfrbtixitutin
PURI IXDAH

Potongan Melintang RS. Puri lndah (Gambar Bangun)

Potongan Longitudinal RS. Puri lndah (Gambar Bangun)

Kembali :8 Juni 2017


魅‖
b敬 l市 iH
PURl :‖ DA‖

A. Ruangan
1. Kantor operasional ESD berada di lantai Basement 1, nomor extension 1121,
1122,1123 untuk penanganan alat medik dan gas medik
2. Gudang penyimpanan dan ruang kerja ESD berada di basement 1. ruangan
ini berfungsi untuk ruang kerja (workshop) dan ruang penyimpan alat medik
yang rusak,Sekaligus digunakan untuk ruang penyimpan spare part alat
medic
3 Central Gas medis terletak di basement 1 termasuk oksigen cair tdaik jauh
dari ruang central gas medis

B. Peralatan
1. Alat Kaliberasi
a. EKG Simulator (Phantom Unit), digunakan untuk menganalisa output
alat patient monitor, EKG
b. Pressure Meter, digunakan untuk mengukur tekanan out dari alat
medis seperti tensi meter
2. Peralatan kerja (toolset)
Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan sebagai alat bantu baik
untuk pemeliharaan sampai ke perbaikan atas kerusakan dari alat medik.
Contohnya:
a. AVO meter
b. Obeng set
c. Kunci pas set
d. Solder
3. Alat pelindung diri(APD)
Selain peralatan kerja yang di punyai oleh ESD, faktor lain yang penting
juga diperhatikan saat bekerja adalah alat pelindung kerja. Alat pelindung
ini di gunakan untuk melindungi staff dari kecelakaan kerja. APD yang
dimiliki dan wajib dipakai selama bekerja di RSPI-PURI INDAH seperti:
a. Alat pelindung mata (gogle)
b. Pelindung telinga (ear muff)
c. Pelindung tangan (sarung tangan)
d. Safety shoes

RS.Polldok lndah‐ Puri lndab


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi
70'l 2/Dir-RSPURI lP er l2O1 5 Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 Juni2012
Ha1 8 dari40 リ
‖ib被 l構 lH
PURi l‖ DAH

BAB 4
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Waktu layanan
Waktu pelayanan dari ESD untuk pengelolaan alat medik dideskripsikan sebagai
berikut:
1 *'*i:tl'r,,",
:" o8.oo- 17 oo wrB
. Sabtu 08.00 - 14.00 WIB
2. Luar jam kerja Kantor:
Diluar jam kerja normal ESD tetap beroperasi termasuk untuk kondisi Hari
libur nasional dan hari raya keagamaan, teknisi medik tetap menerima
keluhan dilihat dari urgensi tetapi bila penanganan harus segera dilakukan
dengan mekanisme/secara ON CALL.

B. Kegiatan Rutin
1. Penerimaan permintaan pengadaan alat medik (unit baru dan atau asesoris
tambahan) yang dibuat dalam form Purchasing Request (PR)
2. Penerimaan dan penyiapan alat medik baru sebelum digunakan
3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat alat medik
dapat digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)
4. Perbaikan alat medik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas
kerusakan alat medik
5. Kalibrasialat medik.
6. Pelatihan para user alat medik oleh petugas Medical Maintenance

C Uji Kelayakan Alat Medik Baru


Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang
ke RSPI-PURI INDAH yang diterima oleh Gudang Umum, maka tahap selanjutnya
alat medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan yang dilakukan seperti:
1. Periksa bahwa seluruh komponen, acessories, dan kelengkapan pilihan
(options) yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
2. Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat awal,
sehingga dapat digunakan sebagai pembanding pada saat dilakukan
inspeksi dimasa yang akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap

Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi:


Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 Juni20l2
RUMAH SAKIT
Pouoox rnonH
PURI IXDAH
unjuk kerja alat medik
3 Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari DEPKES,
kartu garansi, manual book, serifikat uji dari pabrikan dan petunjuk singkat
penggunaan dalam bahasa lndonesia.
4 Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasar dari prosedur
pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik)
5 Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan (ditandatangani
oleh: teknisi vendor, teknisi RSPI-PURI INDAH dan user ruangan yang
memiliki alat tersebut)

D lnventarisasi Peralatan Medik


Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari management
pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit seperti
Logistik umum, akunting, dan oleh ESD sebagaipengelola langsung darialat medik.
lnventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis
setiap alat seperti: nama alat, merk, type, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor,
jumlah alat. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan
menjadi beban keria pemeliharaan. Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan
aspek pemeliharaan secara keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat
dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk
kepentingan pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau
secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau
penambahan alat baru.

Software apli kasi lnventarisasi Aset-CMMS


Software ini didevelop untuk mengalihkan proses pencatatan pelaporan yang
biasanya dalam format hardcopy kedalam bentuk softcopy. CMMS ini adalah suatu
alat untuk memudahkan ESD dalam menginput data alat medik baru (inventarisasi
asset), rekap pelaksanaan pemeliharannya, perbaikan atas kerusakan sampai data
kondisi terakhir dari alat medik yang ada (hilang, sudah diganti baru, tidak bisa
diperbaiki, dijual,dll) sekaligus dapat juga di gunakan oleh management untuk
membuat suatu keputusan dalam pengelolaan alat medik. CMMS dalam hal input
data hasil pengelolaan alat medik mempunyai kebijakan diantaranya:
1. Data CMMS untuk sementara hanya bisa dilihat di ruangan ESD saja
2. lnput data hasil pengelolaan alat medik dilakukan oleh staff ESD
3. data yang sudah diinput tidak dapat dihapus atau dihilangkan kecuali dengan
alur khusus persetujuan sampai ke level direktur.
RS.Pondok lndah― Puri lndab
Nomor Sumt Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi:
70'l 2/Dir-RSPURIIP eilz01 5 Ditinjau Kembali : 8 Juni 2017 9 luni2012
Hal.10 dan 40
RUMAH SAI(lT
Poroox nrulH
Hal tersebut pertu ditakuk", r.l"l,l'l *!iil$, keabsahan dari data atau taporan yang
ditampilkan. Setiap data yang diinputkan kedalam software CMMS adalah rekaman
data-data hasilpengelolahan alat medis RSPI-PURI INDAH

D`El e&メ 電亀_‐ L己 L! ,11↓ 彩 _■ ■ 0曖


強 ‐ 」 「
L ‐
"“
馴一


回 Ω 劇 g Ω 皿□ Ω 皇

IufukEF

tuBbhhEd
I&b86tr

Rqd-s..*lid,D

Contoh format inventarisasi dalam Computerize maintenance Management System


(cMMS)

E. Penyusunan Protap Penggunaan Alat Medik


ESD sebagai pengelola alat medik selain melakukan pemeliharaan dan
perbaikan, ESD juga membuat SPO yang disusun secara umum untuk setiap jenis
alat medik agar memudahkan user alat medik mengetahui bagaimana pemakaian
alat medik yang baik dan benar. SPO yang dibuat oleh ESD berdasarkan dari manual
book yang bersangkutan yang selanjutnya akan diajukan untuk disyahkan oleh
direktur. Secara umum tahapan operasional alat medik dapat digambarkan seperti
berikut:
1. Tahapan operasional alat medik sistem elektronik

RS.Pondok lndall‐ Puri lndah


Nomor Surat Peratttran: Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggal lmplementasi:
7012/Di「 RSPUR:ノPer/2015 Ditiniau Kcmbali 1 8 Juni 2017 9 luni2Ol2
Ha1 1l dari 40
鮎PURI
ib敬 l市 iH
IXDAH
Tahapan yang dimaksud disini adalah tahapan operasional untuk peralatan
elektronik seperti: USG, CT Scan, ventilator dll. Adapun tahapan operasional
alat medik sistem elektronik seclra umum sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat
dioperasikan dengan mempersiapkan aksesoris maupun bahan
opersional agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum
alat dihubungkan dengan catu daya.
b. Pemanasan
Pemanasan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap
suatu alat, sebelum dipergunakan untuk tindakan pelayanan.
Kegiatan pemanasan meliputi :

1) Menghubungkan alat dengan catudaya


2) Memberikan waktu alat medik melakukan se/fresf secara
sistem (otomatis)
3) Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector,
indicator,alarm, system pergerakan
c. Pembersihan, Pengemasan dan penyimpanan
Pembersihan, Pengemasan/penyimpanan yaitu langkahJangkah
yang harus dilakukan terhadap suatu alat berserta aksesori setelah
selesai melakukan pelayanan kesehatan agar alat selalu siap untuk
dipergunakan. Alat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan
bersih. Penggunaan alat / operator diwajibkan untuk mencatat beban
kerja alat setiap hari pemakaian.

2. Tahapan operasional alat medik sistem non elektronik


Tahapan operasional dengan sistem non elektronik digunakan bertujuan
untuk mengidentifikasikan sistem alat medik yang dipakai, dimana alat medik
non elektronik adalah alat medik yang tidak memerlukan sumber listrik
dengan segala atribut elektronik. Contoh untuk alat medik non elektronik
seperti:tensimeter, timbangan badan manual, stetoskop, bed pasien manual,
strecher dll. Adapun tahapan operasional secara umum untuk alat medik non
elektronik sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat
dioperasikan dengan mempersiapkan aksesoris maupun bahan

RS.Pondok lndah‐ Puri indah


Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi:
70 1 2/Dir-RS PU Rl lP er 120 I 5 Ditiniau Kembali . 8 Juni 2017 9 Juni2012
Hal_12 dari 40
‖れ
b被 l柿 iH
PUNI ITDAH
opersional agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum
alat dihubungkan dengan satu daya.
b Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap
suatu alat selama melakukan pelayanan kesehatan,agar dicapai
hasilyang optimal.
C Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus
memperhatikan ,Prosedur Tetap Pengoperasian" yang harus
tersedia pada setiap unit pelayanan dan dipahami dengan baik oleh
pengguna alat.
d Pembersihan, Pengemasan dan penyimpanan
Pembersihan, Pengemasan /penyimpanan yaitu langkah-langkah
yang harus dilakukan terhadap suatu alat berserta aksesori setelah
selesai melakukan pelayanan kesehatan agar alat selalu siap untuk
dipergunakan. Alat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan
bersih. Penggunaan alat / operator diwajibkan untuk mencatat beban
kerja alat setiap hari pemakaian.

F Penyusunan SPO Pemeliharaan Alat Medik


SPO pemeliharaan dibuat bertujuan sebagai pemandu pelaksanaan pemeliharaan
alat medik. SPO pemeliharaan adalah persyaratan dan urutan kerja yang harus
dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, sehingga alat tersebut dalam keadaan siap dan laik pakai serta
dapat mencapai usia teknis. Urutan kerja yang dimaksud meliputi persiapan,
pelaksanaan, pencatatan, pengemasan dan pelaporan. SPO pemeliharaan alat
disusun oleh ESD dengan memperhatikan dan mengacu pada Service manual untuk
setiap jenis, merk dan type alat medik. Adapun secara umum SPO pemeliharaan
alat medik terdiri dari:

1. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan
pemeliharaan, agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, meliputi : Persiapan perintah kerja, Formulir pelaporan kerja,
Dokumen teknis peralatan kerja, Bahan
Pemeliharaan, Bahan opersional, Material Bantu. Beritahukan kepada user,
rencana pelaksanaan dan jadwal pemeliharaan.

RS.Pondok lndah‐ Pur indah


Nomor Surat Peraturan : l anggal Kevisl: lldak Ada Tanggal lmplcmcntasi
701 2/Dir-RSPURIIP er 120 1 5 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni 2012
Hai_13 dari 40
蟷PUNI
ib被 l柿 lH
IilDAH
2 Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SPO
pemeliharaan dan dilakukan oleh ESD.

3 Pelaporan dokumen pemeliharaan


Setiap kegiatan pemeliharaan harus dicatat dalam dokument pemeliharaan
dan dokumen tersebut dilaporkan ke unit ruangan bersangkutan dan ke
koordinator ESD sebagai laporan unjuk kerja alat medik. Setiap laporan
dokumen pemeliharaan setelah koordinator ESD mengetahui maka dokumen
tersebut akan di input kedalam CMMS

4 Pengemasan
Pengemasan alat kerja adalah kegiatan untuk perapihan dan penyimpanan
kembali peralatan kerja yang telah digunakan selama pemeliharan alat medik

G Anggaran Operasional
Untuk kegiatan operasional pemeliharaan alat medik sangat diperlukan. Anggaran ini
memliki pos penyaluran kegunaan seperti:

1. Sparepartmanagement
Manajemen yang efektif pada suku cadang (perbaikan) adalah hal yang
mendasar dalam operasional harian. Upaya manajemen diperlukan untuk
mencegah kelebihan-stok dan menjamin ketersediaan sparepart kapanpun
sehingga bilamana terjadi kerusakan maka bisa disiapkan untuk penggantian
sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara kontinyu yang
disimpan. Jika pemeliharaan-terjadwal diselenggarakan dengan benar,
banyak suku cadang perbaikan yang diperlukan, terutama suku cadang yang
mahal dapat diantisipasi secara lebih dini. Pengecualian tertentu dapat
dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan terhadap perbaikan yang harus
dilakukan dengan segera, yaitu untuk peralatan pendukung-kehidupan (life
support), resusitasi darurat, atau alat yang beroperasi secara terus menerus.
Suku cadang perbaikan yang disimpan harus diklasifikasikan dalam daftar
penyimpanan-stok dan harus memperhitungkan faktor-faktor berikut,
penentuan jenis dan jumlah suku cadang yang akan ditempatkan di gudang
penyimpanan harus berlandaskan seperti:

RS.Pondok lndab― PuH indah


Nomor Surat Pcraturan i Tanggal Rcvisil Tidak Ada langgaHmplementasl:
げ/

7012/Dir― RSPURlノPer/2015 Ditiniau Kembali :8 Juni 2017 9 Juni 2012


Hal.14 dari 40
哺PURI
ib敬 l柿 lH
II'DAH
a Cost of downtime. Jika alat tidak bisa dipakai, akankah
mengakibatkan pelayanan pasien terhenti atau pendapatan rumah
sakit terpengaruh secara berarti? Pendapatan yang hilang mungkin
lebih banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.
b Number of unit on hand. Makin banyak alat yang dimiliki, makin
banyak kemungkinan jumlah suku cadang yang dibutuhkan, dengan
begitu makin banyak suku cadang yang harus tersedia di gudang.
c. Consumption rate. Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan
dalam perlcaikan, harus diperhatikan untuk dimasukan ke dalam
kebutuhan stok-gudang.
d. Lead time (buffer stock). Jika waktu dan saat suku cadang dipesan
sampai suku cadang tersebut diterima terlalu lama, maka harus ada
dalam penyimpanan stok di gudang.
e Cost of the repair parts. Ada tiga faktor yang menentukan harga suku
cadang ,

1) biaya mumi suku cadang,


2) biaya administrasi untuk mengurus pemesanan,
3) batas order minimum dari penjual.
Jika pemesanan barang dalam jumlah banyak biayanya lebih
rendah, cukup beralasan untuk memesan sekaligus seluruh
kebutuhan untuk satu tahun. lni biasanya berbiaya lebih rendah
dibandingkan dengan memesan barang beberapa kali dalam satu
tahun.
Age of the equipment. Jika alat telah tua, kerusakan umumnya
bertambah, begitu pula kebutuhan suku cadang akan meningkat.
Penambahan stok suku cadang untuk memenuhi kebutuhan ini,
dapat mengakibatkan kerugian uang seandainya alat baru diadakan.
Karena penggunaan suku cadang umumnya tidak tentu, investasi
dana yang berlebihan dalam pengadaan suku cadang harus
dihindari. Lokasi rumah sakit dan sumber (penjual) suku cadang,
kepentingan peralatan, dan potensi kehilangan pendapatan akan
menjadi faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
kebutuhan stok suku cadang.

2 Biaya pemeliharaan
ESD selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan
kebijakan yang dibuat untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai
RS,Pondok lndah‐ Puri lndall
Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi:
701 2/Dir-RSPURI/Per/20'l 5 Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 luni2012
Hal.15 dari 40
P6frbtiKituUit't
PURI IXDAH
dengan baik dengan faktor keselamatan terjamin. Untuk membuat hal
demikian pastinya akan memerlukan biaya. Jumlah biayanya dengan sekian
banyak item pastilah tidak sedikit, ESD membuat estimasi anggaran dengan
mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk perbaikan di 1 tahun sebelumnya. Anggaran yang diusulkan
mempertimbangkan hal-hal yang penting diantaranya:
a. Alat medik tidak bisa dikelola secara in house- perlu vendor terkait
untuk penanganannya
b. Melihat spare part yang sering di adakan
c. Besarnya biaya perbaikan kerusakan yang terjadi
Biaya pemeliharaan alat medik merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan
pasti adanya. Faktor ini didesak karena setiap alat medik yang dipakai atau
digunakan pastilah ada komponen yang aus, perlu disetting ulang untuk di
normalkan kembali dan harus terjaminnya operasional alat medik yang baik
sehingga pelayanan medis dapat maksimal

Kontrak service (KS)


Merupakan suatu jalan upaya untuk dapat memaksimalkan program
pemeliharaan alat medik yang melibatkan vendor alat medik yang
bersangkutan. Alasan mengapa perlu KS untuk pemeliharaan alat medik,
dengan tingkat kecanggihan dan diperlukannya keahlian khusus penangan
pemeliharaan alat medik maka KS dapat menekan biaya perbaikan karena
alat medik menjadi terpelihara dengan baik. Tetapi KS tidak menjamin tidak
adanya biaya perbaikan, ESD akan memilah dan memilih alat medik mana
yang akan diikutkan dalam KS. Kriteria alat medik ikut dalam program KS
seperti:
a. Tingkat kecanggihan alat medik cukup tinggi
b. Pemeliharaan alat medik memperluakan keahlian khusus
c. Memerlukan alat khusus untuk pemeliharaan
d. Jumlah alat yang banyak sehingga diperlukan tenaga berlebih dari
jumlah teknisi rumah sakit

3 Biaya Perbaikan
Biaya yang dimaksud adalah biaya yang dianggarkan untuk dikeluarkan
sebagai proses perbaikan.

4 Biaya kalibrasi dan rekalibrasi


間 .Pondok indah― Puri lndah
Nomor Surat rcraturan: Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggallmplemcntasi:
7012ノ Di卜 RSPURI/Per/2015 Dltiniau Kcmbali 1 8 Juni 2017 9 Juni 2012
Hal.16 dan 40
鮎ib被 l出 lH
Selain biaya p"*"rinPal# Jln'ilrormrn pengetotaan atat medik, biaya
kalibrasi dan rekalibrasi ini diperlukan untuk memastikan alat medik punya
suatu pembuktian bahwa alat medik dinyatakan laik pakai dan disyahkan
dengan bukti tertulis dari DEPKES Rl atau Lab yang suah terakreditasi.
Biaya pengajuan kalibrasi dan rekalibrasi alat medik diatur dan dianggarkan
dalam budget tahunan ESD (biaya operasional operasional rutin)

H Pemeliharaan Alat Medik


Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana secara
periodik yang tertuang dalam jadwal pelaksanaan preventive maintenance dengan
tujuan untuk menjaga agar peralatan medik selalu dalam kondisi laik pakai, dapat
difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama. Agar pemeliharaan
peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka unit kerja ESD
perlu dilengkapi dengan aspek-aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai
meliputi sumber daya manuasia, fasilitas teknis, peralatan kerja, dokumen
pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Semua aspek pemeliharaan
pastinya memerlukan biaya.

Elemen- elemen Pemeliharaan alat medik


Elemen- elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang harus
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin. Elemen-
elemen yang dimaksud adalah:
1. lnspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis
alat medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan
fisik alat apakah masih sesuai dengan standar operasional alat
medik tersebut.
a. Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi:
pembersihan alat, pelumasan, isiulang batre dll
b. Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan seelra periodik untuk memastikan
fungsi dari alat medik
c. Penempatan
Pemeriksaan kesesuaian penempatan alat dengan petujuk
dari vendor alat tersebut.
2. Kalibrasi
RS.Pondok indah― Pu“ Indah
Nomor Surat Pcraturatl l langgal ReviSll lldak Ada langgal implementasl
7012/Di「 RSPUR!プPer/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni 2012
Hal.17 dari 40

鮎PUnr
b被 l出 iH
lltDAll
Suatu kegiatansecara periodik untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan
cara membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur
(tracable) ke standar Nasional dan latau lnternasional.
3 Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandardkan
ulang output setting agar dapat mengembalikan unjuk kerja dari
alat medik seperti baru.
4 Over Houl
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengganti
beberapa komponen penting pada alat medik yang telah terukur
usia pakainya (usia pakai spare telah habis)

2. Pelaku Pemeliharaan Alat medik


Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan
prosedur pembiayaan yang ada di intemal RSPI-PURI INDAH, maka
pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di RSPI-PURI
INDAH dapat dilakukan oleh :

1. Teknis Rumah Sakit


Melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan
keahlian yang didapat dari basic pendidikan elektromedik
dan pelatihan-pelatihan yang diberikan RSPI-PURI INDAH.
Manfaat yang utama dari pealayanan swakelola (in-house
seruice) adalah teknisi medik dapat dipanggil secara cepat
oleh user untuk melacak kerusakan dan memperbaiki
peralatan, memberi bantuan dalam aspek pengoperasian
alat, menyiapkan persediaan suku €dang yang tepat, dan
dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit
harus membuat komitmen yang berkesinambungan untuk
mendukung unit ESD.
Komitment tersebut meliputi pelatihan stal alat kerja,
ruangan, peralatan, manajemen, dan inventarisasi suku
cadang. Pengeluaran atas perbaikan dapat dianggap
sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena itu, setiap
pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah

Tanggal Implementrsi:
9 Juni2012
Hal.18 dari 40

鮎PURI
b敬 l柿 iH
IIIDAH
dipikirkan dan diterapkan untuk memasukkan komponen
biaya service sehingga bila terjadi kerusakan pada alat
medik tersebut- biaya service sudah tersedia baik hanya
sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari
perbaikan.

2. TeknisiVendor
Apabila ESD tidak mampu melaksanakan pemeliharaan
suatu alat disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat
kecanggihan alat medik atau peralatan kerja tidak lengkap,
maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh Teknisi vendor
alat medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan
palayanan dengan jenis (1)Ful/-seruice contract, yang secara
umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup
suku cadang (2) on call service sesuai kebutuhan dimana
rumah sakit hanya membayar pada saat teriadi kerusakan
sesuai dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi
seperti CT-Scanner dan peralatan pencitraan digital
memerlukan keahlihan khusus dan investasi suku cadang
yang mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk
menyediakan palayanan swakelola.
Dalam pelaksanaan service maintenance oleh vendor harus
berkoordinasi dengan unit ESD dan pihak vendor harus
menyerahkan copy buktipemeliharaan kepada unit ESD.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi
rumah sakit dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya
harus dipertimbangkan dengan baik.
Kontrak servis adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi
yang ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang
makin tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang
diperlukan. Padahal dengan pelayanan swakelola, waktu
lembur dan biaya panggilan dapat dihitung secara cepat.
Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan
yang diperlukan untuk setiap alat lngat, kebutuhan
berbanding lurus dengan biaya.

3 Jadwal Pelaksanaan Pemeliharaan Alat medik


RS.Pondok IIldab‐ Puri IIBdah
Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggal Implementasi:
7012/Dir‐ RSPUR!ノPer/2015 Ditiniau Kembali:8 Juni 2017 9 Juni2012
40
RUMAH SAI(IT
Ponoox nrolH
Dari sekian banyak ,,!*-j,iifr3J,* ,"ng ada di RSPI-PURI INDAH, maka
agar dalam pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi
dengan baik maka pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal
pelaksanaannya. Untuk dapat menentukan seberapa sering alat medik
dilakukan pemeliharaan, ESD membuat pemilahan data yang berasal dari
informasi pada manual book dan beberapa faktor seperti:
1. frekuensi pemakaian alat medic
2. resiko-resiko pisik, dan
3. taffior keselamatan pasien.

KERUSAKAN
Penyebab kerusakan pada alat medik dikarenakan oleh 2 faktor; faktor pertama
adalah kerusakan yang ditimbulkan dari segi internal alat medik itu sendiri seperti:
ketahanan komponenyang kurang baik dan faktor kedua karena adanya faktor luar
yang secara langsung dan tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan,
contohnya: human error, dan frekuensipemakaian yang tinggi. Kerusakan alat medik
ESD menggolongkannya menjadi 3 golongan seperti:
'1. Golongan I
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang
ditimbulkan masih dalam taraf ringan dan masih dapat diperbaiki tianpa perlu
penggantian komponen alat.
2. Golongan 2
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang
ditimbulkan masuk dalam kondisi menengah dimana diperlukan adanya
penggantian komponen alat dimana komponen pengganti ada dalam stok
gudang spare part teknik dan atau kerusakannya masih dapat diperbaiki oleh
petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak berubah fungsi,
bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.
3. Golongan 3
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis
kerusakan yang
ditimbulkan masuk dalam kondisi berat dimana diperlukan adanya
penggantian komponen alat secara sebagian dan atau menyeluruh tetapi
untuk penggantian komponen memerlukan usaha dan biaya perbaikan yang
besar.

」 PERBA:KAN ATAU KELUHAN PERLATAN MEDiK


RS.Pondok lndah― Purilndah
Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Revisi:Tidak Ada TanggaHmplementasi:
7012ノ Dir‐ RSPURI/Perノ 2015 Dltiniau Kembali:8 Juni 2017 9 Juni 2012
Hal_20 dari 40
浦‖
b被 l柿 lH
Petayanan perbaikan ."r"r, l"'tlf 'rilJ"iio' kegiatan sehari-hari ESD. Perbaikan
dapat didefinisikan adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap
kerusakan alat medik yang mendadak atau tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan dengan didukung
adanya tenaga yang selalu siap dan fasilitas pendukung yang juga siap mensupport
permasalahan. Frekuensi perbaikan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin
dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan rutin. Kegiatan perlcaikan dapat
dilakukan oleh teknisi medik RSPI-PURI INDAH dan vendor alat medik. Untuk dapat
memperbaiki alat medik yang megalami kerusakan dan memerlukan sejumlah
biaya tertentu maka ESD sebagai unit pengelola alat medik dapat mengajukan
permintaan perbaikan dengan alur seperti berikut:

1. Alat medik yang rusak harus ada Form WO dimana FORM WO tersebut
menjelaskan kapan rerjadinya, unit asal pemakainya dan yang paling penting
penyebab kerusakan
2. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantian sparepart
bukan untuk penggantian unit
3. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka ESD akan membuat laporan ke
pada manager maintenance
4. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan dievaluasi dikemudian hari sebagai
bahan acuan penentuan kebijakan selanjutnya
ESD juga setiap tahunnya membuat anggaran biaya pemeliharaan yang juga
didalamnya termasuk anggaran perbaikan.

1. Pelaku perbaikan
1. TeknisimedikRSPI-PURI INDAH
Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, ESD juga dapat
menanganinya secara internal. Yang dilakukan dari proses perbaikan
adalah:

Setiap keluhan yang masuk ke ESD akn dilaporkan dalam


format Form Minta Perbaikan (FORM WO), form ini dibuat
oleh user yang mengalami kendala dengan alat mediknya.
2) Setelah ESD menerima laporan maka ESD akan merespon
FORM WO
3) ESD akan menganalisa permasalah yang ada, setelah itu
maka ESD bila menyelesaikan permasalahan yang ada
RS.Pondok lndah‐ Pu南 Indah
Nomor Surat Pcraturan i Tanggal Rcvisi:Tidak Ada Tanggal lmplcmcntasi:
7012/Dir― RSPURI/Per/2015 Ditiniau Kcmbali:8」 uni 2017 9 Juni 2012

7
Hal.21 dari 40

雛PUNI
b被 l構 iH
IXDAH
Form WO diisi selesai diteruskan ke USER terkait bahwa alat
sudah selesai dilakukan perbaikan.

2. Perbaikan oleh vendor


1) Bila permasalahan tidak dapat ditangani maka ESD akan
menindaklanjutinya dengan berkoordinasi dengan vendor
alat medik bersangkutan.

2l Vendor alat medik bersangkutan juga akan mengeluarkan


service report bila perbaikan selesai tetapijika permasalahan
belum juga dapat ditangani maka vendor akan membuat
penawaran penggantian sparepart

3) Pengajuan perbaikan dengan penganntian sparepart akan


diajukan ESD ke management, pengajuan dibuat dalam for.
PR-Dirext lssue dan atau PR-Fixed Asset.
4l Jika kerusakan alat medik yang mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh kesalahan pemakai maka selain FORM WO
untuk proses perbaikan, user juga harus membuat Berita
Acara Kerusakan (BAK) yang menjelaskan kronologi
penyebab kerusakan.

2 Waktu perbaikan
Untuk melakukan perbaikan atas kerusakan alat medik,ESD mempunyai
kebijakan diantaranya :

a. Perbaikan didalam jam keria (08.00 - 15.30 WIB)

b. Perbaikan diluar jam kerja (On callservice)

3. Alur permintaan perbaikan atau keluhan peralatan medik


Peralatan medik juga adalah sebuah alat bantu manusia yang dimana alat ini
difungsikan dalam kegiatan medis oleh para pengguna yang memiliki latar
belakang pendidikan kesehatan. Peralatan medik terkadang tiba{iba tidak
dapat digunakan sebagaimana mestinya- error, kondisi ini disebabkan
karena banyak faktor sehingga alat medik sampai dikondisitidak lagi dapat
digunakan. Bila hal ini terjadi maka ESD membuat suatu alur penanganan
kerusakan atau keluhan yang dapat memberikan support kepada pengguna
alat medik agar pelayanan medis dapat berjalan dengan baik. Alur

RS.Pondok l■ dah― PuH indah


Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggal lmplementasi:
7012ノ Di「 RSPUR:/Per/2015 Ditiniau Kembali 1 8 Juni 2017 9 Juni 201 2
Ha! 22 dari 40
P6trhtiKiirtin
PURI I1{DAH
penanganan permintaan perbaikan atau keluhan alat medik seperti dapat
digambarkan seperti dibawah ini:
a. Perawat dan dokter dalam hal ini, disebut sebagai Pelapor.
b. Apabila pelapor menemukan peralatan/material/barang yang rusak
dan perlu diperbaiki, maka perawat tersebut harus melaporkan ke
kepala unitnya dan membuat permintaan perbaikan ke bagian
maintenance dengan mengisi formulir FORM MINTA PERBAIKAN
(FORM WO).
c. Pelapor tidak diperkenankan untuk melakukan perbaikan kerusakan
sendiri tanpa koordinasi dengan maintenence
d. Segala kerusakan yang ditimbulkan setelah pelapor melakukan
perbaikan sendiri, akibat lainnya yang ditimbulkan setelah itu
menjadi tanggungjawab pelapor bersangkutan
e. Apabila teknisi mendapat masalah dalam memperbaiki, maka teknisi
tersebut harus segera melapor ke koordinator ESD dan
menginformasikan masalahnya. Jika supervisor tidak dapat
menyelesaikan masalah tersebut, maka Koordinator harus segera
melaporkan kejadian ini kepada Maintenance Manager untuk
dicarikan solusinya.
f. Pendokumentasian FORM WO dilakukan di 2 unit, FORM WO
aslinya disimpan oleh ESD dan copy (warna merah muda) disimpan
oleh user
Untuk dapat membantu pengguna alat medik dilapangan, ESD memberikan
petunjuk singkat penggunaan, enor list dan berkoordinasi dengan
Departemen DIKLAT memberikan training penggunaan alat medik bagi
setiap pengguna alat medik. Tindakan ini dimaksudkan agar pengguna alat
medik dapat melakukan tindakan awal bila tiba{iba alat yang dikapai
mengalami kendala.

4 Prioritas pelaksanaan perbaikan


ESD sebagai pengelola alat medik yang salah satu kegiatannya adalah
melakukan perbaikan terhadap kerusakan alat medik. Dari sekian banyak
alat medik yang dimiliki RSPI-PURI INDAH dengan tingkat kerumitan
kesulitan perbaikan dan juga permintaan user agar semua alat medik yang
ada di RSPI-PURI INDAH harus siap selalu untuk dapat memberikan
pelayanan medis.

TanggaHmplementasi:
:8 Juni 2017 9 Juni 2012
蟷PURI
‖b檄 l構 iH
ITDAH
Dalam melakukan perbaikan atas kerusakan dari alat medik, ESD juga
memiliki prioritas dimana prioritas ini diperlukan untuk dapat menentukan alat
medik mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu. Penentuan prioritas ini
diriteriakan sebagai berikut:
1. alat medik yang rusak berasal dari area critical (Emergency, lCU,
oK)
2. alat medik yang bila down time perbaikannya lama akan
mengakibatkan bertambahnya kerusakan lain pada alat tersebut
diatas (akan terjadi rembetan kerusakan) misalkan pada alat CT-
Scanner yang sistem pendinginnya rusak-bila tidak segera diperbaiki
sistem pendinginnya maka akan mengakibatkan kerusakan pada
sistem
3_ alat medik yang mendapat prioritas tinggi untuk diperbaiki segera
adalah alat yang atas permintaan user dengan landasan CITO
sedang dipakai untuk pelayanan medis

K KALIBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: "setiap instrumen harus
dianggap tidak cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti melalui pengujian
dan kalibrasi bahwa instrument tersebut memang baik". Dengan mengacu pada
filosofi tersebut, maka terhadap instrumen yang masih baru harus dilakukan
pengujian atau kalibrasi sebelum dipergunakan.
Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai : Suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur (tracable) ke standar
Nasional dan /atau lntemasional. Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat
mempengaruhi kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun
keamananya. Oleh karena itu selang waktu pengujian atiau kalibrasi ulang peralatan
kesehatan, dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

1. Alat medik wajib kalibrasi


Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan
kesehatan dapat dibedakan ke dalam alat kesehatan yang memiliki acuan
besaran dan alat kesehatan yang tidak memiliki acuan besaran. Acuan
besaran dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai terukur.
Terhadap alat kesehatan yang memiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi,
contoh : ECG, Cardiotocograph, X-Ray, ESU, dll. Permenkes
RS.Po口 dok indab‐ Puri IIldab
Nomor Surat Pemturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi:
701 2/Dir-RSPURI lP eil2A1 5 Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 Juni2012
Hal_24 daH 40
蟷PUR:
ib晩 l市 lH
:NDAH
No.363′ Perriv′ 1998 telah menetapkan sebanyak 125 alat kesehatan wttib

ditり i atau dikalibrasi,seperti yang terdapat pada daftar alat kesehatan waり ib

uil atau ka!ibrasi pada lamp汁 an

2 Tanda Lalk atau tidak laik Pakal


Setelah alat medik selesai dikalibrasi, akan diberikan evaluasinya dalam
bentuk perincian hasil pengukuran dan disertal dengan stiker ditempel
langsung di a:at bersangkutan slker tersebut bertu‖ skan``DINYATAKAN
AMAN UNTUK PELAYANAN“ tetapi b‖ a dinyatakan ldak lalk pakai maka
slkernya akan beNarna merah dan bertu:iskan DINYATAKAN T:DAK
AMAN UNTUK PELAYANAN“

0
Itelbt :t{4<(i ae,- Homor Sen :?@! Prll(l

Contoh stiker kalibrasi dari BPFK








”.

Gontoh stiker kalibrasi dari vendor

Alat kesehatan dinyatakan lulus pengujian atau kalibrasi apabila:


a. Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang
diabadikan pada alat kesehatan tersebut, tidak melebihi
penyimpangan yang diijinkan
b. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai
ambang batas yang diijinkan.
P6trbtiKihliin
PURI IIIDAH
Pengujian dan kalibarasi alat kesehatan hanya dapat dilaksanakan
oleh tenaga profesional, menggunakan alat ukur dan besaran
standar yang terkalibrasi

Petugas kalibrasi
Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun sewata harus memenuhi
persyaratan antara lain:
a. berbadan hukum
b. memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pegujian dan
kalibrasialat medik
c. memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan
kalibrasi untuk alat medik
d. memperoleh ijin dari DEPKES Rl

4 Waktu ka:ibrasi
Sebagaimana telah ditetapkan pada Permenkes
No.36/MENKESIPeT/IV/1998 alat kesehatan yang dipergunakan disarana
pelayanan kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi secara berkala, sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun. Pengujian atau kalibrasi wajib
dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria :

a. Belum memilikisertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi


b. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah
habis
c. Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya
Qtefiormance) atau keamananya (Safety) tidak sesuai lagi, walaupun
sertifikat dan tanda masih berlaku.
d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih
berlaku

Overhoul
Overhoul adalah bagian dari pemeliharaan korektif yaitu kegiatan perbaikan terhadap
peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaan. Untuk penentuan dari waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau dari
segi:
RS.Pondok IIldah‐ Pun lnd3h
Nomor Surat Peraturan: Tanggal Revist Tidak Ada Tanggal Implementasi:
7012/Dir― RSPURlノPer/2015 D■ lnJau Kembali:8 Juni 2017 9 luni2Ol?
Ha1 26 dan 40
P6fthtir(itu[in
1. Usia pakai yans tetah ?J'lip!T'o'
2. Karena sebab lain (kerusakan yang mengakibatkan terjadinya kondisi spare
parU bagian lain dari alat medik terkena imbasnya)

Jika suatu alat medik akan diajukan untuk dilakukan over houl maka ESD atau
vendor alat medik terkait harus menyiapkan semua bahan dan alat kerja agar saat
pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

M. Equipment disposition atau Equipment Recall


Peralatan dipakai dan disingkirkan dari rumah sakit sesering pasien yang datang dan
pergi. Management rumah sakit harus bisa mengikutiperubahan teknologiperalatan
kedokteran yang ada sehingga mengakibatkan peralatan harus dituinjau ulang
apakah akan diganti dengan yang lebih baru atau tidak. Ada beberapa alasan untuk
alat medik perlu adanya penggantian (recall):

1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang baru dapat


menyebabkan peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria
unjuk kerja atau akurasi yang lebih baik, membuat rumah sakit membeli
peralatan dengan teknologi yang lebih memenuhi kebutuhan,
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf
atau pengunjung.
3. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal
dan waktu nganggur yang berlebihan.
4. Usia pakai dari alat medik telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan
batas maksimal usia pakai peralat medik)
5. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi)
6. Tidak tersedianya lagi spare part baik di pasar umum ataupun sampai di
pabrik asal alat medik itu dibuat.
7. Biaya operasional tinggi.
8. Adanya kebijakan atau permintaan dari vendor alat bersangkutan mengenai
alat yang disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan tertentu
Dalam mengidentifikasi sebuah piranti untuk diganti, unit ESD harus
melakukan tindakan tertentu, Pertama, tanggung iawab untuk memesan suku cadang
habis pakai dan khusus harus diperhatikan sehingga tidak menambah biaya
pengeluaran. Peralatan yang lama dapat ditempatkan ditempat penyimpanan dan
dipakai sebagai unit cadangan. lni pilihan yang harus sedikit dipilih, karena tetap
membutuhkan dukungan suku cadang Kemungkinan lain dapat dipilih pembelian
sistem tukar-tambah, mengkanibal suku cadang untuk menunjang peralatan yang
RS.Polldok lndab‐ Puri IEldah
Nomor Surat Peraturan: Tanggal Revisil Tidak Ada Tanggal Implementasr:
κ/

7012/Di卜 RSPURi/Per/2015 Ditiniau Kembali:8 Juni 2017 9 luni2012


Hal.27 dari 40
RUMAH SAKIT
PolruoIt ruonH
sejenis, memindahkan p"r"u[#i,JT"'otlr"t'um penelitian, atau menyumbangnya
kepada organisasi lain. Pilihan terakhir adalah membiarkan barang tidak bisa dipakai
dan menjualnya sebagai besi tua.
Bila vendor akan merecall produknya yang sudah terjual, maka ESD akan
melakukan kajian bersama dengan vendor bersangkutan untuk dapat memberikan
laporan tertulis tentang adanya penggantian atau recall ini.

N. Proses Risk Assessmenf (ldentifikasi Resiko) pada peralatan medik


ESD menyusun beberapa proses identifikasi resiko (Risk Assessment) dimana
program ini adalah program pendukung yang masih termasuk dalam program
pengelolaan alat medik di RSPI-PURI INDAH. Program identifikasi resiko ini dibuat
sesuai dengan hasil pengamatan, diskusi dan evaluasi atas penggunaan alat medik
oleh user dan ESD selaku pengelola alat medik di RSPI-PURI INDAH. ldentifikasi
resiko peralatan medik berdasarkan atas beberapa evaluasi seperti:
1. Faktor penyebab timbulnya bahaya resiko pada alat medik
a. penyimpangan sefting dan pembacaan atau display parameter dari
komponen (mesin)
b. pengguna alat medik yang tidak memahami tentang prosedur
penggunaan alat medik
c. tidak dilakukannya program pemeliharaan alat medik dengan baik dan
benar seseuai dengan jadwal yang telah ada

Jenis resiko bahaya yang ada didalam penggunaan alat medik


a. luka bakar pada alat misalkan ESU,microwave diathermi, alat laser
kulit
b. dosis radiasi sinar x yang melebihi ambang batas yang diijinkan pada
alat ladiologi
c. tersengat listrik karena bocomya sistem pembatasan arus bocor
d. pemberian terapi pernapasan yang kurang tepat pada mesin anestesi
dan ventilator
e. terjatuh pasien saat menggunakan alat seperti: treadmill dan tempat
tidur
f. pembarian terapi penarikan pada proses haemodialisa yang tidak tepat
g. terpotongnya bagian tubuh yang tidak diinginkan saat melakukan
tindakan operasimisalkan pada alat ESU dan Bor
h. tidak baiknya proses sterilisasi pada alat autoclave sehingga tidak
terpenuhinya proses sterilisasi alat atau instrument bedah.
RS.Pondok lndah‐ Pu」 Indall
Nomor Surat Peraturan i Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggal Implementasr:
7012/Di「 RSPURi/Per/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni 2012
Ha:.28 dari 40

/

哺PUNI
b被 l椰 iH
ITDAH
salah diagnosa karena faktor pemeliharaan alat medik yang kurang
baik (misalkan tidak dilakukan kalibrasi sec€lra teratur) misalkan
dinamap,timbangan,ECG, tensimeter,pasien monitor dll
tidak ada kesesuaian antara seting dengan output dari suatu alat medik
misalkan pada vaporizer
k Dukungan sistem keamanan internal alat medik tidak berfungsi
dikarenakan adanya kegagalan sistem pada alat tersebut saat
penggunaan
│ Faktor pendukung keselamatian yang tidak ditaati atau dijalankan oleh
pekeda atau pengguna alat medisk

0 Pendokumentasian hasit kegiatan pemeliharaan dan pebaikan alat medik


Dari semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan oleh ESD harus didokumentasikan kedalam bentuk format tertentu seperti:
1. Form Minta Perbaikan (FORM WO)
Form yang digunakan untuk mencatat keluhan alat medik pada masing-
masing ruangan per alat medik sekaligus bentuk tindak lanjut ESD dari
keluhan yang disampaikan.
2. Form pemeliharaan alat medik atau kartu pemeliharaan
Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang dilakukan oleh teknisi
medik- hasil pekerjaannya harus dicatatkan dalam form pemeliharaan alat
medik
3 Buku besar pemeliharaan
Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas pemeliharaan dan
perbaikan atas masing-masing alat medik peruangan. Buku besar ini hanya
berisi tentang data base alat medik di ruangan bersangkutan, rekap
pelaksanaan kalibrasi dan history pemeliharaan dan perbaikan masing-
masing alat medik.
4 Stiker kalibrasi dan sertifikat kalibrasi alat medik
Stiker dan sertifikat kalibrasi ini digunakan untuk membuktikan bahwa suatu
alat sudah atau belum dikalibrasi. Stiker dan sertifikat kalibrasi ini hanya
diberikan oleh BPFK dan atau vendor (pihak ketiga)

P Pelaporan hasil kegiatan pengelolaan alat medik

Dari kegiatan yang dilakukan oleh teknisi medis dan tekisi vendor alat terhadap
pengelolaan alat medik setelah dituangkan ke dalam lembar report dan sekaligus

/
RS.Pondok lndab‐ Purilndah
Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Rcvisil Tidak Ada Tanggal lmplcmentasi
7012/Di「 RSPUR1/Per/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Jun1 2017 9 Juni 2012
Hal 29 dari
だれ
b徴 l構 iH
*'^Lflo?#",ol,
juga akan didokumenta.*jnl ESD harus mengetahui dengan
menandatangani lembar report tersebut. Dengan mengetahui setiap lembar report
tersebut, Koordinator ESD dapat melakukan kontrol semua kegiatan yang telah
dilakukan sehingga diharapkan dapat terjaminnya pelaksanaan program pengelolaan
alat medik di RSPI-PURI INDAH dengan baik. Lembar report yang ada di ESD
seperti:
1. FORM WO
2. Service report vendor
3. Report kerusakan
4. Report perbaikan
5. Report penggantian spare Part
6. Report preventive maintenance
Setiap lembar report diatas selain Koordinator ESD yang harus mengetahui,
Koordinator ESD juga akan membuat laporan rutin bulanan yang berisi rekap total
kegiatan pengelolaan alat medik RSPI-PURI INDAH kepada manager maintenance
untuk bersama-sama melakukan pengolahan data sehingga continuous improvement
untuk program pengelolaan alat medik akan bertambah baik dan sempurna dengan
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan bagi pengguna alat medik di
RSPI.PURI INDAH.

RS.Pondok lndah― Purilndah


Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Rcvisil Tidak Ada Tanggallmplementasi:
7012ノ Di「 RSPUR!ノPer/2015 Ditiniau Kembali:8 Juni 2017 9 Juni 2012
Ha1 30 dari 40
蟷ib徴 l市iH
PUR: :‖ DA‖

BAB 5
LOG:STIK

Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan
menyeluruh untuk bagaimana ESD mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh RSPI-PURI
INDAH. Peralatan medik yang ada di RSPI-PURI INDAH berjumlah ratusan item dimana
diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan
medik adalah unit Medical Maintance dimana unit ini ditunjuk secara resmi oleh RSPI-PURI
INDAH bentuk pengelolaan yang dilakukan oleh ESD seperti: inventarisasi aset alat medik,
pembuatan standar operasional, pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan eguipment
dispossrfibn

PENGADAAN ALAT MEDIK


Pengadaan alat medik di RSPI-PURI INDAH mempunyai alur dimana ESD dapat
membuka permintaan barang dalam bentuk Form Purchasing Request ( PR) yang dibuat
berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk sprarepart dari alat medik yang digunakan untuk
perbaikan dari kerusakan dan pengadaan yang alat medik yang bersifat penambahan aset
alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau Departemen dengan dilengkapi
kajian kebutuhan penambahan alat baru. ESD dapat memberikan inputan mengenai
pengadaan berdasarkan inventarisasi alat medik dan speksifikasi teknik. Pengadaan yang
dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan
permintaan diantaranya:
1. No. PR
2. Tgl pengajuan
3. Nama barang yang diajukan
4. Jumlah barang yang diminta
5. Minimalstock
6. Sisa stock
7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan

PR yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level Manager ,Chief Operating Officer
dan Chief Executive Officer, intemal control dan diterima oleh petugas pengadaan untuk
proses pembeliannya.

RS.Pondok lndah‐ Puri llldah


Nomor Surat Pcraturan: Tanggal Rcvisi:Tidak Ada Tanggal Implementasi:
7012/Di「 RSPUR1/Perノ 2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni20l2
Ha1 31 dari 40
‖ib被 l柿 iH
PURl l‖ DAH
BAB 6
KESELAMATAN PAS:EN

ldentifikasi Resiko
Proses pengelolaan alat medik yang terdiri dari pemeliharaan dan perbaikan merupakan
proses yang penuh dengan resiko keselamatan dan infeksi, baik untuk staf, pengunjung,
pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko.resiko tersebut adalah :

1. Resiko keselamatan bagi pengunjung dan pasien:


a. Terpapar radiasi sinar-x
b. Kerusakan I Ketidakakuratan alat medik

2. Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)


a. Terpapar Bahan Kimia atau cairan tubuh pasien
b. Terpaparlnfeksiterutamaair-borne.
c. Terpapar Radiasi Sinar X
d. Low Back Pain karena proses mengangkat yang tidak tepat.
e. Security hazard dari pasien I pengunjung.

RS.Polldok lndah‐ Puri lndah


Nomor Surat Pcraturan i Tanggal Revisit Tidak Ada Tanggal Implementasi:
7012/Di卜 RSPUR!ノPer/2015 Ditiniau Kcmbali :8 Juni 2017 9 Juni20l2
Hal.32 dari 40
哺ib被 l椰
DAH
lH
PURl :‖
BAB 7
KESELAMATAN KERJA

A. Manajemen Resiko / Risk Management


Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan,
mengevaluasi dan memprioritaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri.
Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan :

'1. Prosedur penanganan pasca pajanan.


2. Penyediaan & pemakaian alat pelindung diri.
3. Pelatihan keterampilan pelaksanaan pemeliharaan alat medik
4. Pembuatan signage
5. Pelatihan keselamatan kerja
6. Memastikan kecukupan tenaga.
7. Pengadaan material alat kerja yang memadai dan maksimal
8. Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness.
9. melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk peralatan
medik
10. Kalibrasi alat medik secara teratur sesuai ketentuan.

B. lnfection Control
Unit ESD menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu
berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan
Pengendalian lnfeksi RSPI-PURI INDAH. Beberapa aktivitas dasar sehubungan
dengan pencegahan dan pengendalian infeksimeliputi :

1. Pembudayaan cuci tangan sesuai ketentuan


2. Penggunaan alat pelindung diri sesuaikebijakan RSPI-PURI INDAH.
3. Koordinasi untuk pemakaian 83 yang diperlukan selama pemeliharaan dan
perbaikan alat medik

RS.Pondok lndah― Purilndah


Nomor Surat Peraturan i Tanggal Rc宙 sil Tidak Ada Tansgal lmplementasi
7012/Di「 RSPURi/Per/2015 Ditiniau Kembali 1 8 Juni 2017 9 luni20l2
Ha1 33 dari 40
鮎ib被 l椰
DAH
lH
PUR: :‖
BAB 8
PENGENDAL:AN MUTU

A. Data Monitoring
Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu pelayanan Unit ESD.
Untuk itu, maka ditetapkan beberapa indikator baik klinis maupun manajerial sebagai
berikut:

Proses Output

Mutu 1. Ketepatan waktu pemeliharaan alat


2. Ketepatan kalibrasi alat sesuai
ketentuan

Performa Jumlah FORM WO Alat


Medik per bulan

Monitoring dilakukan dengan mengintegrasikan pengumpulan data dalam aktivitas


sehari-hari, kemudian rekapitulasi dilakukan setiap bulan.

Judul Ketepatan waktu pemeliharaan alat


DimensiMutu Efektivitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya ketepatan dan ketanggapan dalam
pemeliharaan alat
Definisi Operasional Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang
menunjukan periode pemeliharaan/service untuk tiap-
tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku
Frekuensi Pengumpulan l bulan

Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service)
tepat waktu dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan
pemeliharaan dalam 1 bulan
Sumber Data Catatan Unit Pemeliharaan Peralatan Medik

RS.Pondok lndah‐ Puri indah


Nomor Surat Pcraturan i Tanggal Rcvisil Tidak Ada Tanggal Implementasi:
7012/Dir― RSPUR1/Per/2015 DlinJau Kembali:8 Juni 2017 9 luni20l2
Ha! 34 dari 40
品V s
AO
HK

‖苗
b NDAH

Penanggung jawab
PengumpulData

Judul Ketepatan kalibrasi alat sesuai ketentuan kalibrasi


masing-masing alat
Dimensi Mutu Keselamatran dan efektifi tas

Tujuan Tergambamya akurasi pelayanan medik dan atau


penunjang medik

Definisi Operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap


kelayakan alat medik dan atau penunjang medik oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) atau
Lab Swasta yang terakreditasi
FrekuensI Pengumpulan 1 tahun

Data
Periode Analisa 1 tahun
Numerator Jumlah seluruh alat medik dan atau penunjang medik
yang dikalibrasi tepat waktu dalam 1 tahun
Denominator Jumlah alat medik dan atau penunjang medik yang
perlu kalibrasidalam 1 tahun

Sumber Data Catatan Unit Pemeliharaan Peralatan Medik


Standar 100%
Penanggung jawab Koordinator ESD
PengumpulData

Judul Ketepatan Pemeliharaan Defi brilator


DimensiMutu Efektivitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kegiatan pemeliharaan defibrillator
untuk memastikan alat tersebut selalu dalam keadaan
siap pakai bila dibutuhkan

厖 .Pondok indah‐ Purilndah


Nomor Surat Pcraturan i Tanggal Rcvisil Tidak Ada Tanggal Implementasi:
7012/Dir― RSPUR!/Per/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 luni2012
Hal.35 dari 40
哺杵
b敬 l市 iH

o Ketepatan Pemeliharaan Defibrilator adalah


ketepatan petugas penanggung jawab troli
emergensi dalam melakukan pemeliharaan
berupa discharge harian defibrillator yang
didokumentasikan dalam log pemeliharaan alat
tersebut.
o Setiap defibrillator akan diinspeksi 1 bulan sekali.
o Monitoring dilakukan setiap harikerja minimal

Frekuensi Pengumpulan
Data

Process Monitoring
Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga dengan cara
melakukan pengawasan pelaksanaan SPO dilapangan oleh petugas ESD.
Selain itu, dilakukan pula monitoring process terhadap cara pemakaian / operasional
alat medik oleh user. Proses ini dilakukan oleh ESD Medical Maintenance Staff

C. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadaP :

'1. Hasildata monitoring


Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik, kemudian
dibandingkan dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Data dibuat trend
dan dilakukan analisa setiap 3 bulan sekali.
Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan dari setiap
indikator / parameter yang diukur.
Analisa dilakukan untuk mencari penyebab dari penyimpangan yang
ditemukan dari proses pengumpulan data.

Hasil process monitoring


Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan
terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SPO di
lapangan. Adapun proses-proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan
di oleh ESD adalah
RS.Pondok llldah‐ Pu南 indah
Nomor Sumt Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi:
701 2/Dir-RSPURI/Per/201 5 Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 Juni 2012
36 dari 40
P6ibUklNblH
a. Proses,"nrnPg3,lin'iiro#"0'* di seturuh unit di RSpt-pURt INDAH.
b. Proses pemeliharaan alat medik (preventive maintenance) oleh
petugas ESD.
c. Proses perbaikan alat medik
d. Jumlah proses perbaikan
e. Temuan-temuan dalam pelatihan karyawan
f. Rencana pengadaan alat medik baru
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager
maintenance setiap bulannya, untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang
dilakukan adalah meninjau tentiang hasil monitoring baik yang dilakukan pada
FORM WO atau hasilpengumpulan data-data dapat berupa:
a. Saran perbaikan untuk cara penggunaan alat medik kepada
pengguna alat medik
b. Saran perbaikan untuk cara penanganan alat medik
c. ESD mengusulkan untuk penggantian alat medik dengan type,merk
dan sistem yang baru
d. Menentukan kebijakan bagaimana teknik perbaikan kerusakan
dilakukan selama dapat kosisten menjaga fungsi alat medik tidak
berubah
e. Membuat dan mengusulkan perubahan sistem pengelolaan suatu
alat medik untuk model preventie maintenancenya (misalkan
perubahan jadwal pelaksanaan preventive maintenance)
Dari data monitoring dan tindak lanjut yang dilakukan memilikitujuanpenting
yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis dari RSPI-PURI INDAH
kepada pelanggan yang berstandarkan keamanan dan kenyamanan dari
penggunaan alat medik yang ada.

D. CONTINUOUS IMPROVEMENT
Merupakan perumusan upaya-upaya perbaikan dari hasil analisis. Tujuannya adalah
menyusun rencana atau program kerja dengan tujuan untuk memperbaiki
performance / mutu yang diperoleh dari proses monitoring.
Continuous improvement selain berupa :

1. Penyusunan program atau rencana kerja baru.


2. Revisi prosedur dan kebijakan, maupun penyusunan prosedur / kebijakan
baru.
3. Penambahan tenaga baik kuantitas (rekrutment) maupun kualitas (training).
4. Penambahan / penggantian equipment
RS.Pondok lndah‐ Puri lndah
Nomor Surat Peraturan : Tanggal Revisi: Tidak Ada Tanggal Implementasi.
701 2/Dir-RSPURIP. er I 2O'l 5 Ditiniau Kembali : 8 Juni 2017 9 Juni2Dl2
Ha: 37 dari 40
浦指
b被 l柿 lH
DAH
PUR: l‖
5 Perubahan!ay out ruangan

RS.Pondok lndah‐ PuH Indah


Nomor Surat Peraturan i Tanggal Revisi:Tidak Ada Tanggal lmplementasi:
7012/Di卜 RSPURlノ Per′2015 Ditiniau Kcmbali :8」 uni 2017 9 Juni 2012
Ha1 38 da"40
P6trhtiKih,riin
PURI IXDAH
BAB 9
PENUTUP

A. Pelati han untuk llledica I ltl ai nten a n c e Staff


Setiap staff baru yang masuk ke ESD selain diberikan orientasi mengenai pola kerja
di unit ESD, staff juga diberikan pelatihan-pelatihan yang pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi 3 garis besar materi seperti:
1. Pengenalan dasar alat; bagai mana menggunakan alat
2. Pelatihan untuk melakukan pemeliharaan rutin
3. Pelatihan untuk penanganan keluhan (trouble shooting) dan perbaikan
kerusakan.
Pelatihan ini akan diberikan kepada staff baru dengan program pelaksanaan yang
terjadwal dan diakhiri dengan adanya evaluasi pelatihan. Evaluasi ini berfungsi untuk
menilai tingkat pemahaman dari pelatihan. Selain itu juga hasil penilaian inijuga akan
digunakan sebagai data yang kemungkinan dikemudian hari digunakan sebagai
komponen dari up grading knowladge staff yang bersangkutan. Adapun pelatihan
yang diberikan bisa disajikan dengan beberapa contoh modelsepertiberikut:

Pelatihan intemal adalah pelatihan yang diberikan didalam lingkungan RSPI-


PURI INDAH dengan tatacara seperti:
a. Diberikan pelatihan langsung oleh staff senior ESD (sharing
pengetahuan)
b. Diberikan oleh vendor dari alat medik yang bersangkutan (saat
Pemeliharaan dll)
2 Pelatihan extemaladalah pelatihan yang diberikan atau dilaksanakan di luar
lingkungan RSPI-PURI INDAH atas dasar pengajuan permintaan training dari
Koordinator ESD ke pada Departemen Diklat RSPI-PURI INDAH:
a. Pelatihan yang diberikan lansung oleh vendor dari suatu alat diluar
lingkungan RSPI-PURI INDAH
b. Pelatihan yang diberikan oleh suatu institusi lembaga negara (BPFK,
BAPETEN,Vendor Alat dll) yang diselenggarakan diluar lingkungan
RSPI-PURI INDAH
Setiap pelatihan yang diberikan harus ada hasil evaluasi pelaksanaan
training. Untuk waktu pelaksanaan tidak hanya 1 kali pelaksanaan tetapi
selama dirasakan perlu untuk diadakan pengulangan baik untuk staff yang

RS.Pondok lndab‐ PuH Indah


Nomor Surat Pcraturan i Tanggal Revisil Tidak Ada Tanggal implementasi:
7012/Dir― RSPUR!ノPer/2015 Ditiniau Kcmbali:8 Juni 2017 9 Juni 2012
Hal.39 dari 40
/
浦‖
b猟 l構 iH
sama atau tain staff LIil tH,# dengan materi yang sama sekatipun-
training dapat dilakukan kembali (berulang).

Pelatihan untuk Pengguna alat medik


Dokter dan perawat merupakan pengguna alat medik, bagi setiap pengguna alat
medik di RSPI-PURI INDAH pasti diberikan pembekalan tentang penggunaan alat
medik dalam bentuk training. Training ini pun bersifat sama seperti apa yang
diberikan kepada staff ESD tersebut diatas.

Anda mungkin juga menyukai