Anda di halaman 1dari 52

だ持 bttl昴 Å

PUR: :││● AH
H

PERATURAN CHIEF EXECtrTIvE OFRCER RUMAH SAKrr PONDOK INDAH― PURI INDAH
NOMOR 7020/Dl「 RSPURVPer/2015

TEN「ANG

PEDOMAN PENG[LOLAAN“ MEDIS


RUMAH SAKrT PONDOK INDAH― PURI INDAH

CHIEF EXECtrnVE OmCER RUMAH SAKrr PONDOK INDAH― PURIINDAH

Menimbang : 1. Bahwa untuk rrlenunJang pencapalan MsI Rumah Saklt Pondok lndah―pun
indah untuk rlenJadi mrlah sakt p‖ han dengan IIlettdiakan iayanan
perawatan kesehatan terbaiに anlan′ bemutu unggi dan inovabi maka
diperlukan stlatu― n dasar agar pola pelavanan pada madng― rrlaJng unt
ker dapatleblh eFekr dan enslen serta bemutu tlnggi;
Bahwa penge:olaan gas medis di Rurlah Saklt ,ondok lndah― pur indah
rFlerupakan suatu salah satu pelayanan yang sangat hubungannya terlladap
pasten dan operasional pemlatan kesehatan sehingga sehingga diperlukan
Pedoman pengelolaan Cas Medis tersendirl gxBra mendasar
3 Bahwa berdasattn bubr i dan 2 di atas mka Chief Exealtlve Omcer pedu
untuk menetapkan peraturan tenllang Pedorlan Pengeldaan Cas Medも yang
akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan prosedur dan proses
pelayanan lalnnya yang terlo■ duan pugunaaan gas medls dl RuFrlah
Saklt pOndok lndah― Pu● Indah

Mengingat : 1. Undang― undang Republik lndonesla Nomor 44 tahun 2009 tentang RuFrlah
Saklt

undang― undanh No l tahun 1970 tentang Keselamatan Ker3a


Kep Men Kes RI No 1439/Menkes/sK/1C/2002


Pedoman pengelolaan Cas Medis DirelCorat lnttalasl Medik Depkes 1994


Surat Edaran Menterl Tenaga Keり O RI No. SE.06/rlen/1990 tentang


pewamaan Botol Bala/Tabung Gas Bnekanan


APG:(Assosiasi Produsen Gas indusM indonesia)


Keputusan CEO Rurrlah Sakt pondok lndah Norrlor 001A/Dl■ RSP1/2011


tentang ttkコ r OrganisasI Rumah Sakt Pondok lndah.


Keputlsan Dlrektur「F81nara Cuna Medikarla Norllor 61lα BGM― PIHG/2011


tentang pengangkatan Chた f Exmuve omcer Runtah Sakt Pondok lndah

MEMtrIUsKAN:

Menetapkan PEDOMAN P[NGELOLAAN GAS MEDIS RUMAH SAKrr pONDOK INDAH― PURI INDAH

Kesatu Memberlakukan Pedorran peanan cas Medis di RurFlah Saklt Pondok lndah―
pun lndah sebagairlana Mampir dalam peraturan Chief Exealbve Omcerini

Kedua Ketenmn― ketenl■ lan yang tercantum da:ann Pedoman pengelolaan Cas Medis
sebagaimana dimabd da:am penetapan kxtttu peraturan ini agar digunakan dan
dbk‐ nakan sebagal pedorlun bagi sduruh Jtt yang uJibat dabm pengelolaan

Habnlan l dan 2

,1.Pu.i lrdah ROa Blok S-2 P (6221)25695200


r.Embmg:n Sebran, J.r:ri: ll6l0 F(6221)3695205 Your heolth, Ow priority.
-rSpondok[ndah co id
馬Ьttl喘
魅 PURt tiaDAt{
ÅH

serta penggunaan gas medis di Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah untuk
meningkatl€n mutu pelay,anan rumah saht.

Ketiga Perahnan Chief Exeorti\re Officer ini berlaku terhitr ng sejak tanggal ditebpkan.

Keempat Dengan dikeluarlann),a hErturan Chief Exeojti\€ fficer ini, maka apabila terdapat
perafuEn dan/atau kefl.rtusan farE bertentarEan dengEn Peraturan Chief
Exeoitive Ofhcer ini rnaka PeratJran / kepuulsan y'ang terdahulu dinlraEkan tidak
Maku.
Ke‖ ma Apablla dikemudian han terdapat kekurangan dan/atau kekelirtlan dalam Peraturan
ChieF Exealbve Omcer lni rlaka akan diadabn perubahan dan pmaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di 」akana
Pada tanggal 9 Juni 2015

RUMAH SAK「F PONDOK INDAH― PURI INDAH

Chief Executive Ofncer

Habman 2 da● 2

A IPu■ indab鮎
輌 baun―"Blok'2
n.j」 に
"・
!1610 P 1622o2569 52al 5
F 16221)256952● Your heolth, Our priotity.
www.rspondokindah.co.id
LAMPiRAN
PERATURAN CH:EF EXECUTiVE OFFiCER RUMAH SAKIT PONDOKINDAH― PURl
INDAH
NOMOR :7020/D"RSPUR1/Perao15
TANGGAL :9」 un1 2015
TENTANG : PEDOMAN PENGELOLAAN GAS MED:S

BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pelayanan gas medis. Bila rumah
sakit tersebut memiliki minimal rawat inap saja pastilah mereka harus menyediakan
gas medis minimal oksigen (O2). Terlebih lagi bila rumah sakit tersebut telah memiliki
ruang p€rawatan khusus sampai ke ruang tindakan operasi, pastilah lebih banyak
lagi gas medis yang harus disediakan.
RSPI-PURI INOAH adalah sebuah rumah sakit yang hampir semua
pelayanan medisnya lengkap. RSPI memiliki ruang rawat inap, kamar operasi dan
juga ruang perawatan intensif (lCU) yang dengan kondisi seperti itu RSPI memiliki
sistem p€ngelolaan gas medis untuk dapat rnemeberikan supply gas medis sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh rumah sakit.
Pengelola gas medis yang diberikan ka/irenanangan untuk mengatur dan
memastikan tersedianya kebutuhan gas medis di RSPI adalah unit Gas medis di
bavyah Departemen Maintenance. Unit gas medis merupakan unit yang melakukan
kegiatan dari pemesanan sampai ke distribusi kesetiap titik penggunaan atas gas
medis di RSPI.

B Tujuan
l. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebiiakan dan prosedur di bidang
proses pengelolaan gas medis yang tepat dan efsien sehingga RSPI dapat
memberikan pelayanan medis dengan baik.
2. Tujuan khusus
Sebagai petunjuk untuk mengetahui dan menangani gas medis yang
ada dirumah sakit
b Agar petugas gas medis dapat mengetahui dan mengoperasikan gas
medis serta penrlatan penunjangnya dengan baik sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal secara baik dan aman dalam
pelayanan rumah sakit.
C Meniadi acuan dasar untuk pengguna gas medis (perawat dan
dokter) untuk menggunakan gas medis dengan baik dan aman

C Kerangka Kerja

B. Ruang Lingkup
1. Planning
Penyusunan pedoman pengelolaan gas medis yang meliputi:
a. Jenis gas medis
b. Pelayanan gas medis sistem central gas
c. Pelayanan gas medis sistem non central
d. Pengamanan dan pemeliharaan
e. Pemeriksaan atau pengujian instalasi gas medis

2. Ac{ion
a. Mendefinisikan kebutuhan ,enis gas rnedis
b. Plotting SDM ur uk pelaksanaan program pelayanan gas medis
c. Menetapkan program p€layanan gas medis dengan sistem central
d- Menetapkan program pelayanan gas medis dengan sistem non centsal
e. Membuat kebiiakan pengamanan dan pemeliharaan sistem gas medis
l'. Melakukan pengujian instalasi gas medis

Monitoring
Membuat alur pengecekan distribusi gas medis baik yang ada dicentral gas
atau distribusi non central dalam bentuk form checklist (form pengadaan gas
medis, form checklist kesediaan stock distibusi gas medis,form buKi distribusi
permintaan gas untuk ruangan , dll)

4. Evaluasi
Dari form monitoring kesiapsediaan gas medis sistem central dan non cenual,
Unit Gas medis melakukan evaluasi kebutuhan dan penggunaan diskibusi gas
medis untuk kemudian akan meniadi bahan acuan penentuan kebiiakan dalam
pengadaan dan pendistribusian gas medis diwaktu kemudian

E Landasan Hukum
l KEPUTUSAN MENTERIKESEHATAN REPUBLIK:NDONESIA
NOMOR 1439/MENKESrSKIX:/2002
2 PEDOMAN PENGELOLAAN GAS MEDIS D:RESORATINSTALASI
MEDIK DEPARTEMEN KESEHATAN R1 1994
3 SURAT EDARAN MENTRITENAGA KER」 A RINO SE 06/MEN′ 1990
TENTANG:PttARNAAN 80■ OL BA」 ArTABUNG GAS
BERTEKANAN
4 APGl(Assosiasl Produsen Gas industn indonesia)

Kembali Ptta 1 8,uni 2015


BAB 2
STANDAR KETENACAAN

A. Kua:illkasi Sumber Daya Manusia


Adapun kua‖ flkasi sumber daya manusia di Unl Kela Mekanika: Elektnkal
RSP:― Pun lndah adalah sebagai bettkut:

Kualinkasi
Nama Jabatan
Formal lnformaUPengalaman
Pelat han Teknik High Rise
DⅢ /Sl,
Bu‖ ding, Pengalaman 5 tahun
Koordinator Teknik
untuk peme‖ haraan Cedung
Elektro
bertingkaυ Rumah sakl
Pelathan7Training Teknik sesual
Teknisi Medis ATEM
keperluan di:apangan

Administrasi & Logistik SLTA Pelathan Administrator

B. DistdbusiKetenagaan
Unit keria ini dikepalai oleh langsung oleh koordinator dengan pengaturan
sedemikian rupa sehingga pelayanan terhadap kebutuhan gas medis di RSPI-Puri lndah
dapat terlayani dengan baik.
Teknisi medis mempunyai iam keria 6 hari keria dalam seminggu mulai hari Senin yd
Sabtu dumuali pk. 08:00 yd 17:00 setiaP harinya.
Diluar jam keria tenaga medis libur sehingga Playanan terhadap kebutuhan gas medis
dilayani oleh statr ESD yang masuk pada saat te6ebut. Tenaga medis dapat dipanggil
sewaktu-waktu diluar iam keria bilamana diperlukan

Rlヽ Po口 dok I■ dab‐ P口 ● lranb


Nomor Surat Pcramran[ Talggal Rcvヽ 1 9 Juni2015 Ta■ 8ga1lmplementast
7020/Di「 RSPUR1/Pcr/2015 Dinnlau Kembali Pada 18 Juni 2015 9 1uli 20!5
Ha1 4 daH 50
BAB 3
STANDAR FASILITAS SARANA

A. SARANA
l.Ruangan
a. Ruangan central gas berada di basementl dekat loading dock RSPI
basement 1. Ruangan ini berfungsi sebagai sentral distribusi
automatis gas medis seperti Oksigen, N2O,Udara tekan,nitrogen,CO2
dan suclion central. Ruangan inijuga sebagai pusat tabung gas medis
untuk semua area pelayanan medis RSPI.
b. Ruangan central gas ini memuat beberapa jenis gas medis
(O2,CO2,N2, N2O,Udara Tekan dan suction) yang disimpan sebagai
tabung untuk distribusi gas medis secara automatik didistribusikan ke
setiap outlet gas medis.
c. Ruangan ini juga sebagai tempat penyimpanan tabung-tabung gas
medis (O2, N2O dan Udara tekan) untuk digunakan sebagai tabung
distribusi keruangan yang memerlukan support tabung gas medis
yang mobile.
2. Peralatan
a. Flo$/meter oksigen
b. Suction central dinding
c. Regulator tabung
d. Tabung gas
e. Pengering udara tekan
f. Motor kompresor
g. Motor suction
h. Tanki penanpungan gas central gas
i. Outlet gas medis
j. Zone valve
k. Troley transport
l. Alat bantu kerja tehknik (tools set)

ltS indah― Puri indab


NomЮ r Sutt Peraturan i Tanggal Re■ Tangeallmplemenbl
7020/Di「RSPUR1/Per/2C115 `1 9Juni
Dltiniau Kclnbali m15Juni2015
Pada:8 9 Juli 2015
Ha1 5 dan 50
BAB 4
TATA LAKSANA PELAYANAN

Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan unit gas medis adalah 24 jam dalam 7 hari seminggu

B Kegiatan Rutin
mengatur dan membuat pengadaan gas medis untuk didistribusikan di setiap
ruangan yang memerlukan supply gas medis
melakukan checklist ketersediaan supply gas medis
melakukan preventive maintenance untuk peralatan instalasi gas medis
(outlet, pipa instalasi dan mesin+nesin distribusi gas medis)

C Pengelolaan Gas Medis


Pengelolaan gas medis yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpob
dan menyeluruh untuk bagaimana unit gas medis mengelola distribusi atau
supply gas medis ke setiap ruangan yang ada di RSPI-Puri lndah dapat
ter,amin kebutuhannya dengan baik, tepat sasaran dan aman. Berdasarkan
atas PEDOMAN GAS MEDIS DEPKES Rl TAHUN 1994, unit gas medis
berusaha untuk dapat rnemberikan pelayanan gas medis dengan terstandard
sesuai dengan pedoman gas medis tersebut diatas.

1. Desain Ruang Sentral


a) Untuk menentukan ukuran ruang sentral gas aEdis di rumah sakit
lebih dahulu harus diketahui jenis kapasitas gas medis yang akan
dipasang. Dalam pembangunan rumah sakit baru penentuan ruang
sentral tidak ada masalah, karena telah diperhitungkan dalam
perencanaan bangunan. Pada rumah sakit yang pengembangannya
secara bertahap kadan-kadang sedikit kesulitan karena harus
menyesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.

Pada:8」 uni 2015


b) Kapasitas sentral gas medis pada umumnya dihitung menurut jumlah
outlet gas medis yang dipasang. Untuk menentukan outlet yang akan
dipasang disesuaikan dengan banyaknya pelayanan yang ada di
rumah sakit.
C) Lokasi ruang sentral diupayakan penempatannya ditempat yang
strategis, mudah duangkau sarana transformasi, terutama untuk
kepertluan pengiriman tabung-tabung gas isi dan pengambilan
labung-tabung gas kosong.
d) Penempalan ruang sentral harus cukup aman bagi kegiatan
pelayanan/perawatan, terutama dipikirkan bahaya ledakan atau
kebakaran pada tabung{abung gas yang bertekanan tinggi.
Ruang sentral harus diupayakan jauh Dari daerah/sumber panas dan
olie dan sejenisnya. Khusus terhadap olie dan sejenisnya harus
sangat hati-hati karena biasa menimbulkan ledakan apabila teriadi
gesekan terutama pada gas orygen.
Ukuran Ruang Sentral Gas Medis

PxLxT 13,5 x 5,2 x 4,5 meter

g) Pada bangunan gas sentral medis perlu diberi petunjuk atau papan
nama yang jelas misalnya :'SENTRAL GAS tEDlS", "YANG TIDAK
BERKEPENTINGAN DILARANG ASUK" iuga perlu ditambahkan
"DILARANG i'EROKOK"
h) Ruang sentral harus diberi dinding pemisah/sekat antara sentral
tabung tekanan tinggi : Orygen, Nitrous Oxide, Nitroigen, dengan
sentral mesin (Compressed Air dan Vauum)
Mengingat pelayanan penggunaan gas media diperlukan terus
menerus *h/ma 24 jam, pada Ruang Sentral perlu dilengkapi ruang
jaga petugas/operator, kamar kecil dan wastafel juga lemari alat dan
meja administrasi.
Pada sentral gas media harus dipasang alat pemadam kebakaran
minamal 1 (satu) unit
k) Pada ruang sentral Oryen,. Nitrous Oxide dan Nitrogen harus
diaturiditata dengan baik penempatan tabung-tabung isi dan tabung-
tabung kosong. Diberi pengaman secukupnya untuk menghindari
goncangan.
l) Pada Ruang Sentral Tabung (Orygen, Nitrous Oxide, Nitrogen)
penempatan tabung dipasang berdiri dengan ketinggian hampir + 2
meter, tidak perlu dipasan jendela pendek cukup dipasang model
jalusi denan tetap memperhatikan sirkulasi udara.
m) Pada Ruang Sentral Mesin (Compressed Air dan vacuum) juga sama
kondisinya dengan ruang Sentral Tabung, namun sirkulasi udara
mutlak sangat diperlukan, terutama untuk keperluan hisapan udara
sntral compressed air. Ventilasi udara biasanya dilengkapi system
blower dan exhaust.
n) Khusus untuk pembuangan udara pada Sentral Sucion (Vacuum)
harus diperhatikan agar tidak mengganggu polusi daerah sekitar
pelayanan kesehatan, mengingat udara buangan tersebut
mengandung baKeri/kuman.

2. INSTAI-ASI PERPIPAAN.
a) Gas medis dari ruang sentral dialirkan/diidstribusikan ke ruang-ruang
pelayanan/perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis.
b) Jenis pipa yang diperunakan untuk semua instalasi/pemipaan gas
medis harus memenuhi persyaratan medis dan instalasi yang dipakai
di RSPI menggunakan pipa tembaga (copper) dengan kadar copper
o/o
diatas 97,0
c) Sebelum dipasang pipapipa tembaga harus dibersihkan dan ditutup
kedua ujungnya untuk menghindari kotoran, debu, olie dan sejenisnya
atau zat kimia lain yang dapat menimbulkan kontaminasi.
d) Pada instalasi pipa gas medis penyambungan pipa harus di las
dengan menggunakan kawat las perak, agar sambungan pipa rapat
sempuma dan tahan lama. Gas yang diperlukan adalah campuran
orygen acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri gas
Nitrogen.
e) Pemasangan pipa pada instalsi pipa diatas plafon harus dilengkapi
dudukan dan gantungan pipa yang diikat kuat pada dak beton atau

RS Pondok lndab‐ Purl indah


NomorSu■ Pcaturan: TangFI R"`i9Jun1 21115 Tan菫 ´‖mplementasl
7020/Dir― RSPUR1/Per/2015 Ditiniau Kembali Pada[8 Juni 21115 9Juli 2015
50
kuda-kuda kayu masing-masing pipa harus diberi klem penuat dengan
jarak yang cukup (1G5 cm).

0 Jarak dudukarvpenumpu satu dengan lainya rata-rata a 1 (satu)


meter, baik vertical maupun horizontal.
g) Untuk menghindari penurunan tekanan (pressure drop) pemasangan
pipa pada instalasi pipa diatur menurut diameter (garis tengah)pipa
disesuaikan dengan panjang instalasi pipa dan jumlah outlet.
h) Ukuran pipa yang umum dipakai berkisar sbb :

I 3/8 lnchi et/8 inchi 0 1 inchi 0 34:nchi 01.5 inchi

Untuk Untuk lnstalasi pipa lnstalasi pipa insta!asi

instalasi: instalasi: induk: induk: pipa induk:

― sudlon - oksigen ―N20 ―suction

―Oksigen - CA5&8bar
―N20

-CA 5 bar
―CA 3 bar

i) Penyambungan pipa semua pemasangan instahsi pipa gas media


harus menggunakan fiting-frtin yang sesuai seperti : elbow, tee,
reducer dan soket.
j) Untuk membedakan jenis as pada instalasi pipa harus dipasan
tulisan/stiker yang menyatakan jenis dan arah aliran gas dengan
jarak yang cukup ( + 2 mter), ataupun memberi wama mengecet pipa
sesuai dengan jenis gasnya masin-masing.
k) Seluruh jaringan instalasi pipa pada tiap ienis gas harus dilengkapi
pemasan9an
- 'l (satu) Unit kran induk (Main vatue) dipasang di ruang sentral gas.
- 'l (satu) Unit kran Distrubusi (Distrubition valve) dipasan tiap lantai
yang ada di zone valve.
PENGETESAN PIPA INSTALASI
Seluruh jaringan instalsi pipa harus dilakukan pengetesan terutama
untuk mendapatkan kepastian kebocoran pada setiap daerah
sambungan, lebih diutamakan pada instalasi yang tedutup lapisan
tembok dinding pemeriksaan kebocoran harus sangat diperhatikan. Pada
pemasangan instalasi pipa pada bangunan bertingkat, pengetesan
kebocoran biasanya dilakukan secara bertahap, apabila dipastikan tidak
ada keocoran dilanjutkan pengetesan keseluruhan. Pelaksanaan
tahapan pengetesan instalasi pipa sbb ;

Test pertama : setelah selesai pemasangan instalasi pipa diatas


plafon

Test kedua dan dinding selesai


Test ketiga : setelah instalasi pipa selesai dipasan valve

Test keempat : setelah selesai pemasangan outlet gas medis

: keseluruhan main valve sampai dengan outlet,

Test kelima setelah


sebelumnya seluas jaringan instalasi di blow off
: uji coba dan blow ofi ulang.

a) Pengetesan kebocoran menggunakan media tekan Nitrogen dengan


tekanan 2 kali tekanan kerja instalasi atau + 10 Kg/cm2 dalam waktu
2 kali 24 jam.
Pengetesan pertama sampai ke empat seluruh jaringan instalasi di
test dengan tekanan yang sama atau +10 Kg/cm2 dengan waktu
yang sama pula.
b) Pada pengetesan ke lima (terakhir) merupakan uji coba
tekanan test disesuaikan dengan fungsi masing-masing instalasi,
disini yang jelas berbeda adalah test suction (vacuum). Untuk
menyakinkan sebaiknya dilakukan cek ulang untuk menghindari
kesalahan penyambungan pada outlet.

Kembali Pdda 18 Jun1 2015


b) Sebelum dioperasikan seluruh jaringan install;asi harus dibersihkan
dengan cara blow off (ditiup) menggunakan gas Nitrogen (Nz)
setelah cukup bersih dilanjutkan blow off berikutnya menggunakan
gas Orygen (O2).
c) Ada setiap ruang operasi/bedah yang benar harus dipasang 1 (satu)
outlet pembuangan gas limbah (anti pollution unit) dengan
menggunakan sistim vacuum dibuang rnelalui saluran pipa khusus
ke udara luar.
d) Untuk keperluan perbaikan (maintenance) sebaiknya setiap
bagian/bangunan dipasang saluran Oxygen darurat (Emergency
supply Orygen) yang bisa dengan mudah dioperasikan setiap saat.

D PEMBAGI DISTRIBUSI GAS MEDIS (ZONE VALVE)


Disetiap lantai berdasartan layout ruang, telah didesain suatu sisem
pembagian distribusi gas medis dengan menggunakan alat automatik yang
diberi nama zone valve. Zone valve ini berfungsi untuk:
l. Membagi distribusi gas medis ke setap outlet di setiap lantairrya
2. Memastikan bahwa tekanan keda dari semua titik atau outlet sama
sesuai dengan tekanan kerja dari central gas (5 bar dan 8 bar)
3. Berfungsi untuk emergency valve untuk mematikan distribusi gas medis
per lantainya
4. Berfungsi untuk inlet injeksi emergency gas medis bila suatu saat central
gas mengalami kendala
5. Monitoring tekanan kerja (5bar dan Sbar) sekaligus juga sebagai sistem
alarm kegagalan sistem distribusi-
E PENEMPATANOUTLET
l. Pemasangan outlet gas media di dinding (tembok atau partisi) yang
standart dipasang dalam box mountng dilengkapi panel plat
stainless steel dikuatkan dengan baut/sekrup baja ukuran panel
berkisar antara 10 x 1 5 Cm dengan tebal 0,15 Cm
2. Semua outlet harus bekerja tertutup rapat sec€lra otomatis pada
saat tidak dipakai dan gas baru terbuka/mengalir setelah
perlengkapan outlet (connector) dipasang. Ada juga produk outlet
yang melengkapi valve pada body outletnya.
3. Sistem pada outlet gas medis yang ada di RSPI menggunakan
sistem Screw/ulir standart SIS
4. Untuk menghindari kesalahan pemasangan setiap ouUet gas medis
diberi nama gas, warna yang berbeda, ukuran draUsekrup tusuk
berbeda pula. Dengan demikian connector gas yang satu tidak
akan bisa masuk ke ouflet lain.
5. Pada umumnya pemasangan outlet gas media ditempatkan
sebelah kanan penderita (pasien) dengan ketingian berkisar'l20-
150 cm diatas permukaan lantai.
6. Pada ruang penderita yang menggunakan lebih dari satu outlet
susunan pemasangan adalah sbb :

Sebelah kanan pasien : Oryen, Compressed air,


Sebelah kiri pasien Suction
: Oxygen, Suction
Outlet Orygen selalu lebih dekat dengan pasien.

7. Pada ruang operasi/bedah dan emergency outlet gas medis


dipasang/digantung diplafon, type ini biasanya diistilahkan cellin
colum atau rell hose outet
8. Tekanan gas yang keluar dari outlet harus memenuhi standart
tekanan medis yaitu :

厖 Po■ dok indah― Pu■ lndah


Nomor Sun Pcaturan: Tanggal Revis1 9 Juni 2)15 Tan“ ′‖mplementsl
7020/Di「 RSPUR1/Pcr/2015 D■ iniau Kembali Pada,8 Juni 2015 9,uli 2015
Ha1 12 da1 50
Oxygen :5 BAR
Nitrous oxide :5 BAR
Compressed Alr :5 DAN 8 BAR
Suctlon(vaCuum) 1-l BAR

F PEWARNAAN INSTALAS:DAN TABUNG


Pewarnaan botoi bala atau tabun9 9as bertekanan sesuai dengan surat
edaran mentn tenaga ketta R!No SE 061MENノ 1 990 tentang:ppamaan
botoi bala/tabung gas bertekanan adalah sebagai benkut:

l PEWARNAAN!NSTALAS! PIPA GAS MEDIS

2 PEWARNAAN TABUNG GAS MEDiS


b ・

Jenis Gas Pewamaan Tabung

Orygen (O2) ― Botol btta diCat wama pu‖ h(BRILLIANT


WHITE)
‐ Tu:isan Oxygen sepanJang badan botol

RS I'ondok indah‐ Puri intlah


Nomor Surat Penturan i Tanggal Rcvis1 9 Juni 2015 Tanggal llnplelnentasl
7020/Di「 RSPUR1/Pc″ 2015 Ditiniau Kemban Pada:8 Juni 2015 9 Juli 2015
Hal 13 dari 50
dibuat dengan sablon wama HITAM
- Pada leher botol dapat ditempelakan
labeling dan tanda-tanda khusus lainnya
2 Nlrous oxlde - Botol baja dical wama biru /biru hijau
(N20) - Tulisan NITRUOS OXIDE sepanjang
badan botol dibuat dengan sablon warna
hitam
- Pada leher botol dapat ditempelkan
labeling dan tanda-tanda khusus lainnya.
3 CARBON - Botol baja dicat wama abu-abu
D10X:DA(C02) - Tulisan CARBON DIOXIDA sepanjang
badan botol dibuat dengan sablon warna
hitam
- Pada leher botol dapat ditempelkan
labeling dan tanda-tanda khusus lainnya.
4 COMPRESSOR - Botol baja dicat wama hijau
AIR
5 SUCT10N - Botol baja dicat warna kuning
6 NITROCEN(N2) - Botol baja dicat wama abu-abu

G PENYUSUNAN PROTAP PENGELOLAAN GAS MEDIS


Unit gas medis sebagai pengelola gas medis melakukan beberapa kegiatan
yang tidak hanya berkenaan dengan distribusi gas medis saja tetapi juga
melakukan kegiatan seperti: pemeliharaan asset yang ada seperti motor
kompresor, mesin vacum,sistem automatic distribusi, zone valve, outlet, flow
meter,scution outlet central.
Selain protap pemeliharaan yang disusun oleh unit gas medis- membuat juga
protap untuk tata cara pengelolaan: jobdesc. teknisi gas medis, handling
tabung gas medis, tata cara keqa teknisi gas medis, penanganan kegawat
daruratan gagal gas medis, pengelolaan dan distribusi gas medis.
H ANGGARAN OPERASIONAL GAS MEDIS
Untuk kegiatan operasional distribusi gas medis, koordinator unit gas
medis bersama Spv.ESD melakukan kajian biaya operasional unit.
Anggaran operasional rutin seperti pengadaan tabung gas medis (O2
(tabung dan 02 cair), N2O, CA, CO2) untuk kebutuhan perbulannya
Anggaran untuk kegiatan operasional pemeliharaan alat sangat
diperlukan. Anggaran ini memiliki pos penyaluran kegunaan seperti:

't - Sparepart management


Manajemen yang efektif pada suku cadang (perbaikan) adalah hal
yang mendasar dalam operasional harian gas medis. Upaya
manajemen diperlukan untuk mencegah kelebihan-stok dan menjamin
ketersediaan sparepart kapanpun sehingga bilamana terjadi kerusakan
maka bisa disiapkan untuk penggantian sparepartnya. Hanya suku
cadang yang diperlukan seqlra kontinyu yang disimpan dalam gudang
milik gas medis. Jika pemeliharaan-terjadwal diselenggarakan dengan
benar, banyak suku cadang perbaikan yang diperlukan, terutama suku
cadang yang mahal dapat diantisipasi se€ra lebih dini. Pengecualian
tertentu dapat dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan terhadap
perbaikan yang harus dilakukan dengan segera, yaitu untuk peralatan
inti atau alat yang beroperasi secara terus menerus.
Suku cadang perbaikan yang disimpan di unit GAS MEDIS harus
diklasifikasikan dalam daftar penyimpanan-stok. Spv. ESD harus
memperhitungkan faktor-faktor berikut, penentuan jenis dan jumlah
suku cadang yang akan ditempatkan di gudang penyimpanan harus
bedandaskan seperti:

a. Cost of downtime. Jika alat tidak bisa dipakai, akankah


mengakibatkan pelayanan pasien terhenti atau pendapatan rumah
sakit terpengaruh secara berarti? Pendapatan yang hilang mungkin
lebih banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.

Rヽ Pondok ind“ ll‐ :'uri ind.lh


Nolnor Surat Peraturan i Tanggal Revisi1 9 Juni 2r11 5 Tanggallmplemenlasl
7020/Di「 RSPURIPer/2015 Ditlniau Kmヒ 」i Pada:8 Juni 2t115 9Ju11 2015
HaL 15 dari 50
Number of unit on hand. Makin banyak alat yang dimiliki, makin
banyak kemungkinan jumlah suku cadang yang dibutuhkan,
dengan begitu makin banyak suku cadang yang harus tersedia di
gudang.
Consumption rate. Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan
dalam perbaikan, harus diperhatikan untuk dimasukan ke dalam
kebutuhan stok-gudang.
Lead time (buffer stock). Jika waKu dan saat suku cadang dipesan
sampai suku cadang tersebut diterima terlalu lama, maka harus ada
dalam penyimpanan stok di gudang.
Cost of the repair parts. Ada tiga faktor yang menentukan harga
suku cadang ; biaya murni suku cadang, biaya administrasi untuk
mengurus pemesanan, dan batas order minimum dari penjual. Jika
pemesanan barang dalam jumlah banyak biayanya lebih rendah,
cukup beralasan untuk memesan sekaligus seluruh kebutuhan
untuk satu tahun. lni biasanya berlciaya lebih rendah dibandingkan
dengan memesan barang beberapa kali dalam satu tahun.
Age of the eguipment. Jika alat telah tua, kerusakan umumnya
bertambah, begitu pula kebutuhan suku cadang akan meningkat,
Penambahan stok suku cadang untuk memenuhi kebutuhan ini,
dapat mengakibatkan kerugian uang seandainya alat baru diadakan
Karena penggunaan suku cadang umumnya tidak tentu, investasi
dana yang bedebihan dalam pengadaan suku cadang harus
dihindari. Lokasi rumah sakit dan sumber (penjual) suku cadang,
kepentingan peralatan, dan potensi kehilangan pendapatan akan
menjadi faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
kebutuhan stok suku cadang.

2. Biaya pemeliharaan
Unit gas medis selaku pengelola gas medis, mempunyai hak untuk
menentukan kebijakan yang dibuat untuk dapat menjamin alat dapat

も Pondok:ndan― Purl indah


Nomrlr Sun Peraturan: Tanggal Rcvヽ +9,uni m 15 Tangeal implel lentasi
702ν Dir‐ RSPtlR1/Pe″ 2015 Ditin■ ■Kembali Pada i 8 Juni"15 9 Jdi2015
Ha1 16 dan 50
dipakai dengan baik dengan faktor keselamatan terjamin. Untuk
membuat hal demikian pastinya akan memerlukan biaya. Jumlah
biayanya dengan sekian banyak item pastilah tidak sedikit, GAS
MEDIS membuat estimasi anggaran dengan mengevaluasi kegiatan
pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan di
'l tahun sebelumnya. Anggaran yang diusulkan mempertimbangkan
hal-hal yang penting diantaranya:
a. peralatan atau mesin gas medis tidak bisa dikelola secara in
house- perlu vendor terkait untuk penanganannya
b. Melihat spare part yang sering di adakan
c. Besarnya biaya perbaikan kerusakan yang terjadi
Biaya pemeliharaan mesin gas medis merupakan biaya yang
wajib dikeluarkan dan pasti adanya. Faktor ini didesak karena
setiap ala yang dipakai atau digunakan pastilah ada komponen
yang aus, perlu disetting ulang untuk di normalkan kembali dan
harus terjaminnya operasional alat yang baik sehingga pelayanan
medis dapat maksimal
2. Kontrak service
Merupakan suatu jalan upaya untuk dapat memaksimalkan program
pemeliharaan alat yang melibatkan vendor mesin gas medis yang
bersangkutan. Alasan mengapa perlu KS untuk pemeliharaan alat,
dengan tingkat kecanggihan dan diperlukannya keahlian khusus
penangan pemeliharaan alat maka KS dapat menekan biaya
perbaikan karena alat menjadi terpelihara dengan baik. Tetapi KS
tidak menjamin tidak adanya biaya perbaikan, unit gas medis akan
memilah dan memilih alat mana yang akan diikutkan dalam KS.
Kriteria alat ikut dalam program KS seperti:
a   L   0

Tingkat kecanggihan alat cukup tinggi


Pemeliharaan alat memeduakan keahlian khusus


Memedukan alat khusus untuk pemeliharaan

Revis1 9 Juni m15


Kcmbali Pada:8 Juni 2015
4. Biaya Perbaikan
Biaya yang dimaksud adalah biaya yang dianggarkan untuk
dikeluarkan sebagai proses perbaikan.
5. Biaya kalibrasi dan rekalibrasi
Selain biaya pemeliharan dan perbaikan pengelolaan alat, biaya
kalibrasi dan rekalibrasi ini diperlukan untuk memastikan alat punya
suatu pembuktian bahwa alat dinyatakan laik pakai dan disyahkan
dengan bukti tertulis dari DEPKES Rl. Biaya pengajuan kalibrasi dan
rekalibrasi alat diatur dan dianggarkan dalam budget tahunan UNIT
GAS MEDIS (biaya operasional operasional rutin)

PENGADAAN GAS MEDIS


Pengadaan kebutuhan gas medis di RSPI mempunyai alur dimana unit gas
medis dapat membuka permintaan barang (tabung gas medis) dalam bentuk
Purchasing Request (PR) yang dibuat berdasarkan kebutuhan dilapangan.
PR mempuyai kolom-kolom isian seperti berikut:

t. No. PR
2. Tgl pengajuan
3. Nama barang yang diajukan (ienis tabung gas medis yang diminta)
4. Jumlah barang yang diminta
5. Minimal stock
6. Sisa stock
7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan
PR yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level Senior
Manager GA&HR, Chief Operating Officer dan Chief Medical Officer,
intemal control dan diterima oleh petugas pengadaan untuk proses
pembeliannya.

」 UJI PETIK PENERIMAAN TABUNG GAS MEDIS


Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke
RSPI yang diterima langsung oleh petugas gas medis maka tahap

R‐ lsi1 9,uniハ 15
Pada:8Juni 2015
selanjutnya, tabung pesanan tersebut dilakukan uji petik (diuji secara acak)
yang dilakukan dengan calra:
l. Mobil pengirim tabung gas medis titu di unit gas medis, supptier akan
menurunkan langsung ke dalam ruangan cen(ral gas, penurunan tabung
gas medis hanya boleh dilakukan langsung di ruangan central gas saja
tidak diturunkan ditempat lain
2. Setiap tabung yang diterima oleh RSPI, petugas gas medis RSPI harus
melakukan pengecekan: kesesuaian dengan jumlah tabung yang
dipesan, mencocokkan surat jalan pengiriman dengan barang yang
diterima oleh RSPI
3. Petugas gas medis harus mengatur penyimpanan tabung gas medis
sesuai dengan lay out peyimpanan sesuai dengan jenis gas yang
diterima,tidak boleh sembarang menyimpan gas sehingga dapat
tercampumya beda jenis tabung gas.
4. Petugas gas medis juga harus melakukan cek volume dan berat tabung
gas medis yang diterima secara acak dengan menimbang salah satu
tabung yang diterima, hal ini dilakukan untuk rnengetahui kesesuaian isi
dari tabung
5. Petugas gas medis juga melakukan pengecekan usia tabung yang
diterima untuk menjaga keamanan selama penggunaan di RSPI. Usia
pakai tabung tidak boleh melebihi dari Stahun pemakaian tanpa uji hidro
test.

K PENYIMPANAN TABUNG GAS MEDIS


Setelah proses penerimaan tabung gas dari pembelian, petugas gas medis
melakukan pendataan jumlah penerimaan dan juga sekaligus membuat
alokasi pendistribusian tabung-tabung tersebut. Tata cara penyimpanan yang
berlaku di RSPI sebagaimana berikut:
l. Tabung-tabung gas medi harus disimpan berdiri, dipasang penutup keran
dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jauh pada saat terjadi
goncangan.
2. Lokasi/ruang penyimpanan harus khusus dan kalau memungkinkan
masing-masing jenis gas dibedakan tempatnya.

RS indab― Putt indah


Nomor Surat Peraturan: Tan38al R"ヽ 1 9Juni 2C115 Tan理 ●limplelnentti
7020/DiI RSPtlRllPcr/2015 Dl● nlau kttbali Pada 8 Juni 21115 9 Juli 2015
Ha1 19 da1 50
Di ruang penyimpanan tabung gas isi dan tabung gas kosong dipisahkan
dengan maksud untuk memudahkan pemeriksaan.
4 Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas (api), listrik dan
olie atau sejenisnya.
Gas medik yang cukup lama tersimpan agar dicek ke pihak produsen
untuk mendapatkan kepastian bisa atau tidaknya gas tersebut dipakai
untuk keperluan pasien.

Alokasi pendistribusian tabung gas medis secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 alokasi seperti:

a. Penylmpanan di ruang cenfal gas


Untuk tabung-tabung yang disimpan dicentral gas adalah tabung-tabung
yang secarEl sistem akan dikoneksikan langsung untuk mensupply
kebutuhan gas medis secara sentral ke setiap outlet di ruangan yang
memedukan gas medis. Untuk tabung gas medis yang harus
dikoneksikan langsung ke sistem distribusi automatik adalah Oksigen
(O2) dan Nitous Oxide (N2O) dengan sistem wing yang mana terdiri dari
wing kanan dan kiri. Tabung-tabung gas medis yang disimpan di ruang
central gas seperti:
| ) Oksigen (O2)
2) Nitrous Oxide (N2O)
3) Compressed Air (CA)
4) Carbon dioxide (CO2)
5) Nitrogen
6) Udara tekan
Tabung-tabung tersebut dari segi isi atau kandungan gas yang ada dalam
setiap botolnya sudahlah pasti berbeda, jadi perlu adanya ke buakan
pemisahan masing+nasing gas medis sesuai dengEn jenb gas dan
ukuran tabungnya. Lay out penyimpanan diruang central gas seperti
berikut:

PENGISIAN 02
PORTABLE

LAY OUT RUANG GAS MEDIS PENYIMPANAN TABUNG GAS MEDiS

Petugas gas medis harus selalu menaati kebuakan pengelompokan gas


sesuai dengan jenis gas yang terkandung disetiap
botolnya Halini d‖ akukan untuk mencegah terjadinya salah
distribusi gas medis yang dapat mengakibatkan efek yang
buruk.

GAMBAR wlNG 02 OAN N2O


Penggunaan sistem wing ini bertujuan untuk menjaga agar distribusi gas
medis yang didistribusikan aman bila suatu waktu salah satu point
distribusi mengalami kendala sehingga tidak terdistribusikannya gas
medis ke ruanga. Sislem wing ini diatur oleh sualu sistem automalik
switching dimana secara teknik yang bekerja mensupply gas medis
hanya salah 1 wing saja sehingga wing lainnya standby. Sistem
automatik ini dilengkapi dengan alarm diantaranya:
1.a. Alarm salah satu wing habis
1.b. Alarm bila ada over pressure disalah satu wing atau kedua wing
Dari sistem alarm tersebut adalah alat bantu untuk teknisi gas medis
dalam menjalankan tugasnya untuk memastikan distribusi gas medis
kesetiap ruangan yang membutuhkan. Bila alarm berbunyi maka
pertugas medis akan melakukan beberapa langkah penanganan alarm
seusai dengan jenis alarm yang ada.

b Untuk didistribusikan ke ruangan-ruangan


Selain tabung yang dilokasikan untuk supply gas medis secara central,
petugas gas medis juga harus menyediakan tabung{abung yang akan
didistribusikan ke ruangan-ruangan. Tabung yang akan didistribusikan
keruangan memiliki karekteristik yang khusus sesuai dengan kebutuhan
yang diminta. Ukuran tabung untuk didistribusikan adalah: tabung
kapasitas 0,5M3, 1 M3,1.5 M3 dan 6 M3 baik untuk jenis tabung Oksigen
(O2), Carbondioksida (CO2) dan Nilrouse Oxide (N2O).
Di RSPI selain sistem central gas yang dipakai untuk distribusi gas
medis, RSPI juga memakai sistem distribusi manual dengan memberikan
tabung-taung gas medis dibebrapa ruangan dimana sebagian besar
permintaan ini untuk mengakomodir kebutuhan gas medis dalam bentuk
pelayanan mobile, kebutuhan gas medis dilayani dengan sarana
dorongan (trolley) yang biasa ditempatkan berdekatan dengan penderita
(pasien). Pemakaian gas diatur melalui flowmeter/humidifier dalam waKu
tertentu per litemya.
Penggunaan gas medis system tabung hanya bisa dilakukan satu tabung
untuk satu orang, sehingga apabila dalam waktu satu ruang perawatan
ada lebih dari satu penderita yang memerlukan, harus sejumlah itu pula
tabung gas yang diperlukan.

い 15
`1 9Pada
Kembali Juni力
1 8 Juni 2C115
L 」ENiS― JENiS GAS MEDIS
」enis jenis gas yang biasa dipergunakan untuk kepeduan rurnah sakl ada:ah

sebagai be■ kut i

1 0ksigen(02)
2 Nnrous oxlde(N20)
3. Carbon Dioxide(C02)
4 Medに a!Colnpressed Air(Brauling Airl
5_ Vacuum(suCtion)
6_ Nnrogen(N2)

a. Oksigen
1). Kandungan gas dalam tabung
Oksigen 02 :>99.5 0/0

Carbon dioxide CO2 : < 5.0 vpm


Carbon Monoxide CO :く 50 vpm
Nitrogen N2 く 1000 vpm
Argon AR く 05 vpm
Methane CH4 く 500 vpm
Hydrogen H2 く05 vpm
Nitrous OxideN2O く50 vpm
Moisture H2O く250 vp.rn

2). Penggunaan
Oksigen digunakan untuk membantu pemapasan untuk pasien yang
mengalami gangguan pemapasan yang menggunakan alat bantu napas
yang biasa disebut dengan ventilator, anestesi ventilator dan flowmeler.
3)- Bentuk dan kemasan
Kemasan oksigen yang ada di RSPI dalam bentuk gas (tabung) dan cair
(liquid) yang dikemas dalam tabung baja (VGS). Oksigen gas dikemas
dalam tabung baja bertekanan 2000PSl dengan kapasitas tabung :

l) liter
500 = 0.5 m3
2) 1000 liter = 1.2 m3

:8 Juni2015
Ha1 23 da1 50
Oksigen cair (liquid) dikemas dalam tabung baja yang mempinyai
vakum isolasi dan mampu menahan tekanan 70 kgy'cm2 dan setiap
kemasan dilengkapi dengan safety disUsafety valve dengan
kapasitas tabung 45 galon Wng setara dengan 150 Liter.

b. Nitrous Oxide (N2O)


1). Kandungan gas dalam tabung
Nitrous oxide :>990/0 quid

Oksigen :く 010/0 phase


Nitrogen :く 09 0/0

Carbon monoxide :く 10 vpm


Carbon dioxide :く 250 vpm
Moisture :く 65 vpm

2). Penggunaan
Penggunaan N2O di RS pada pembiusan pasien yang akan dioperasi

3). Bentuk dan kemasan


Dalam perdaganagan tersedia dalam bentuk cair dikemas dalam
tabung baja bertekanan 60-70 atm. Kapasitas 25 kg setiap kemasan
dilengkapi safety disk.

c. Carbon Dioxide (CO2)


1). Kandungan gas dalam tabung
99.9
Carbon Dioxide: > %
Orygen :<0,02 o/o

N itrogen :く 0,1 %
Argon :く 10 vpm
Hydrogen :く 5 vpm
Carbon Monoxide :<10 vp.m
Sulpur Compounds : < 10,1 vpm
Methane :く 0,1 vpm
Other hydro carbon : < 100 v.p.m

2). Penggunaan
CO2 digunakan sebagai komponen gas penting untuk pasien
yang dioperasi misalkan laparoscopy

3). Bentuk dan kemasan


Dalam perdagangan carbon dioxide (CO2) tersedia dalam bentuk cair
(liquid) yang dikemas dalam tabung baja dan bentuk padat (kristal)
biasa disebut dry ice.

d. Medical Compressed Air (Breathing Air)


Medk=l compressor air yang dipakai dirumah sakit dapat diadakan melalui
pembelian dalam kemasan tabung baia ukuran &7 m! atau biasa juga
dengan memasang central comprGs air yang berada dirumah sakit.
Medical compresser air yang diprcses melalui sentral cornpressed air yang
ditempatkan dirumah sakit. Pada umumnya terdiri dari :

I) 2(dua) unit kornpresor udara


2) 2 (dua) unit pendingin udara
3) 1 (satu) unit tangki udara
4) 2 (dua) unit pengering udara (air dryeo
5) 2 (dua) unit filler udara
6) 2 (dua) unit lilter bakteri (baclerial filter)
7) 1 (satu) unit regulator
8) 1(satu) unit kebngkapan (valve,drain valve, dll)

Tekanan medical copressed air yang dipeoses sentral compress air rumah
sakit yang paling tinggi I
bar untuk peneumatic sistem (Autoclave di
CCSD, bor gigi) dan 5 bar untuk mensupport peralatan ventilator dan
anestesi ventilator di kamar operasi, ICU Group dan NICU
e. Vacuum (Suction)
Vacuum (suction) yang dipasang di RSPI mernilki tekanan hisap -1 bar dari
daya hisap. Sietem vaccum terdiri dari :
I) 2(dua) unit Vacuum pump
2) 1(satu) unit Tangki vacuum
3) Bekerja secara otomatis terus menerus dalam waktu 24 jam.
Penggunaan dirumah sakit untuk keperluan pengisapan cairan / kotoran
yang terdapat pada pasien.
f. Nitrogen (N2)
1). Kandungan gas dalam tabung
Nirogen 78,08 %
Carbon dioxide: <6 v.p.m
Methane :<1 v.p.m
Hydrogen : < 10 v.p.m

Neon :< 15v.p.m


Argon :<1 v.p.m
Orygen :<2 v.p.m

2). Penggunaan
Nltrogen yang dipakai di RSPI ada 2 jenis, cair dan gas. Nitrogen cair
digunakan untuk therapy kulit diunit Poly dan untuk Nitrogen biasanya
digunakan untuk peralatan liskik selama bedah berbagai prosedur

3). Kemasan
Kemasan untuk nitrogen cair yang digunakan untuk therapy kulit
dengan kapasitas 9 kg. Sedangkan untuk kemasan nitrogen berbentuk
tabung bertekanan tinggi dengan kapasitas 6m3.

M SISTEM KEAMANAN PENGELOLAAN GAS MEDIS


Sistem pengamanan pada pengelolaan gas medis merupakan salah satu
faktor kunci yang harus mempunyai perhatian besar untuk diperhatikan baik
itu oleh petugas gas medis atau pun para staff lain yang beke4a di
lingkungan RSPI. Gas medis yang ada di RSPI sebagian besar dikemas
dalam suatu tabung baja bertekanan tinggi sampai dengan 2000 PSI bila
penanganan yang ada tidak lah menurut standard maka bisa dibayangkan

Revis1 9 Juni"15
Kembali Pada 18」 uni 2015
efek kerugian yang akan diderita baik itu yang dialami oleh petugas gas
medis itu sendiri atau bahkan ke orang lain.

Mengingat sifat gas media pada umumnya tidak berbau dan tidak berasa
maka untuk mengadakannya harus diketahui dangan jelas dan pasti dari
sumber/produk yang benar dan bisa dipercaya.

1. SISTEM KEAMANAN YANG ADA DI SISTEM GAS MEDIS DALAM


KEMASAN TABUNG DAPAT DIBAGI MENJADI 3 KUNCI:
a. Perhatikan wama tabung,
b. Perhatikan identitas kemasan (tabung) untuk nama gas medis yang
terkandung didalam tabung
c. Perhatikan model keran (valve). Biasanya ada model ulir luar dan
model ulir dalam dengan bentuk ukluran yang berbeda. Hal ini dibuat
sesuai dengan standart oleh produsen/pabrik agar pemakaian gas
tidak tertukar.

2. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA BEKERJA


DENGAN GAS MEDIS SEPERTI:
a Dilarang merokok diarea penyimpanan, loading dan unloading
central gas
b. Jangan sekalikali mempergunakan oil, grease dan bentuk fat lainnya
pada penggunan orygen atau compressed gas lainnya, karena dapat
mengakibatkan meledak.
c. Tidak boleh bersentuhan secere langsung dengan aliran listrik, baik
dalam bentuKabungataupun pada pipa lines (Pipa Tembaga).
d. Dilarang mengubah pada tempat-tempat penyimpanan tabung gas
atau menempatkan bahan-bahan yang mudah tebakar baik pada
tempat penyimpanan ataupun sentral gas medis.
e. Dilarang menyimpan barang-barang selain keperluan untuk gas
handling pada ruangan penyimpanan dan sentral gas. RuangEn
harus selalu duaga bersih dan bebas daripada minyak-minyak-
f. Penyimpanan cylinder, ataupun ruangan sentral gas harus dijauhkan
dari pusat sumber panas.
Apabila tabung tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke
instalasi sentral, kran induk botol (cylinder) harus selalu tertulup,
walaupun cilender dalam keadaan kosong.
h. Penyimpanan tabung koeong harus terpisah dari pada tabung isi.
i. Menjaga sebaik-baiknya jangan sampai ada tabung yang jatuh
(roboh)

3. PEMELIHARAAN PEMLATAN
Pemeliharaan peralatan gas medis adalah suatu upaya atau
kegiatan terencana secara periodik yang terfuang dalam jadwal
pelaksanaan preventive maintenance dengan tujuan untuk
menjaga agar peralatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat
difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama. Agar
pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya maka unit gas medis perlu dilengkapi dengan aspek-
aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi sumber
daya manuasia, fasilitas teknis, peralatan kerja, dokumen
pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Semua
aspek pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.

a. Elemen- elemen Pemeliharaan peralatan gas medis


Elemen- elemen pemeliharaan peralatan gas medis adalah
elemen yang di harus dilakukan pada kegiatan pemeliharaan
dan dilakukan seelra rutin. Elemen-elemen yang dimaksud
adalah:
1).lnspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material
atau jenis mesin distribusi gas medis pada komponen
penting seperti: elektrikal, mekanik dan pisik alat apakah
masih sesuai dengan standar operasional tersebut.

Rcv`1 9Jlul1 2015


Pada:8 Juni 2015
2). Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi:
pembersihan alat pelumasan dll

3).Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan se€ra periodik untuk memastikan
fungsi dari peralatan gas medis

4).Kalibrasi
Suatu kegiatan sesrra periodik untuk menentukan
kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan
bahan ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar
ukumya yang tertelusur (tracable) ke standar Nasional dan
/atau lntemasional.

5).Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menstandardkan ulang output setting agar dapat
mengembalikan unjuk kerja dari peralatan gas medis seperti
baru.

6).Over Houl
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengganti
beberapa komponen penting pada peralatan disbibusi gas
medis yang telah terukur usia pakainya (usia pakai spare
telah habis)

b. Pelaku Pemeliharaan Peralatan Gas Medis


Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan,
kemampuan teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja
dan prosedur pembiayaan yang ada di intemal RSPI, maka

RS P indah‐ Purl ind.th


Nomor Su‐ Penturan l Tanggal Rc■ is1 9 Juni 2015 Tangga1lmplementasi
7020′ Di「 RSPURν 蹴″ Ditiniau Kemban Pada‐ 8 Juni"15 9 Ju11 201S
"15 Ha1 29 dan 50
pelaksanaan pemeliharaan peralatan gas medis yang ada di
RSPI dapat dilakukan oleh:
Dilaksanakan oleh Teknis Rumah Sakit
ESD melakukan kegiatan pemeliharaan gas medis dengan
keahlian yang didapat dari basic pendidikan pendidikan resmi
(minimal STM) dan pelatihan-pelatihan yang diberikan RSPI.
Manfaat yang utama dari pealayanan swakelola (in-house
teknisi medik dapat dipanggil secara cepat
seMice) adalah
oleh user untuk melacak kerusakan dan memperbaiki
peralatan, memberi bantuan dalam aspek pengoperasian alat,
menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat, dan
dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit
harus membuat komitmen yang berkesinambungan untuk
mendukung unit ESD.
Komitment tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan, manajemen, dan inventarisasi suku cadang.
Pengeluaran atas perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian
untuk rumah sakit, oleh karena itu, setiap pemakaian alat
medik yang terpakai oleh pasien haruslah dipikirkan dan
diterapkan untuk memasukkan komponen biaya service
sehingga bila terjadi kerusakan pada alat medik tersebut- biaya
service sudah tersedia baik hanya sebagian atau sampai total
biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.
Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila teknisi gas medis tidak mampu melaksanakan
pemeliharaan suatu alat disebabkan oleh beberapa hal, misal
tingkat kecanggihan atau peralatan kerja tidak lengkap, maka
pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh Teknisi vendor alat gas
medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan palayanan
dengan jenis (1)Fuil-seNice contract, yang secara umu meliputi
seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku cadang (2) on
call service sesuai kebutuhan dimana rumah sakit hanya
membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai dengan
panggilan. Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada
lokasi rumah sakit dan kebutuhan yang diperlukan,
kesemuanya harus dipertimbangkan dengan baik. Kontrak
servis adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi yang
ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin
tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan.
Padahal dengan pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya
panggilan dapat dihitung secara cepat. Rumah sakit harus
menetapkan secara tepat kebutuhan yang diperlukan untuk
setiap alat lngat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
e. Jadwal Pelaksanaan Pemeliharaan Peralatan gas medis
Dari sekian banyak item peralatan gas medis yang ada di
RSPI, maka agar dalam pengelolaan alat menjadi terarah dan
terkoordinasi dengan baik maka pemeliharaan harus dibuat
jadwal pelaksanaannya. Untuk dapat menentukan seberapa
sering alat dilakukan pemeliharaan, Koordinator gas meis
membuat pemilahan data yang berasal dari informasi pada
manual book dan beberapa faktor seperti: (1) frekuensi
pemakaian, (2) resiko-resiko pisik, dan (3) dan faktor
keselamatan pasien.

N KERUSAKAN
Penyebab kerusakan pada alat dikarenakan oleh 2 faktor; faktor
pertama adalah kerusakan yang ditimbulkan dari segi internal alat itu
sendiri seperti: ketahanan komponen yang kurang baik dan faktor
kedua karena adanya faktor luar yang secara langsung dan tidak
langsung dapat menyebabkan kerusakan, contohnya: human enor,
dan frekuensi pemakaian yang tinggi.

郎 Po口 dok indJb― Purl illd3b


N釦 or SuFat PCFaran i Tanegal Rev`1 9 Juni"15 Tangpllmpl釦 cnい 主
70201Di「 RSPUR1/Per/2015 D"inlau Kmbali Pada1 8 Juni 2015 9 Juli 2015
Ha1 31 dan 50
1. Pelaku perbaikan
a. Teknisi gas medis RSPI
Untuk penanganan kerusakan atas alat gas medis, teknisi gas
medis juga dapat menanganinya secara internal. Yang dilakukan
dari proses perbaikan adalah:
l) Setiap keluhan yang masuk ke gas medis akan dilaporkan
dalam format Form Minta Perbaikan WO, form ini dibuat oleh
user yang
mengalami kendala dengan alat mediknya.
2) Setelah Unit Gas Medis menerima laporan maka gas medis
akan merespon WO dengan tenggat waktu kurang lebih
l5menit
3) ESD akan menganalisa permasalah yang ada, setelah itu
maka ESD bila menyelesaikan permaslahan yang ada berarti
Form Selesai perbaikan akan disikan oleh user terkait.

2. Perlraikan oleh vendor


a. Bila permasalahan tidak dapat ditangani maka Unit Gas Medis
akan menindaklanjutinya dengan berkoordinasi dengan vendor
alat gas medis bersangkutan.
b. Vendor alat bersangkutan juga akan mengeluarkan service
report bila perbaikan selesai tetapi jika permasalahan belum
juga dapat ditangani maka vendor akan membuat penawaran
penggantian sparepart
c. Pengajuan perbaikan dengan penganntian sparepart akan
diajukan ESD ke management, pengajuan dibuat dalam format
Purchasing Request (PR).
d. Jika PR disetujui maka proses perbaikan akan berlanjut
sampai permasalahan selesai.
e. Jika kerusakan alat medik yang mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh kesalahan pemakai maka selain WO untuk

RS Pondoklndab‐ P口 dab
Nllmor Surat Peraturan i ":口
TangBal Retis1 9,un1 2015 Tanggal lmplclnentast
フ020/Di「 RSPURyPer/2015 D“ inlau Keln腱 li Pada 18Juni2015 9Juli 2015
HaL 32 dan 50
proses perbaikan, user juga harus membuat Berita Acara
Kerusakan (BAK) yang menjelaskan kronologi penyebab
kerusakan.

3. Waktu perbaikan
Untuk melakukan perbaikan atas kerusakan alat medik,ESD
mempunyai kebuakan diantaranya:
a. Perbaikan didalam jam kerja (08.00 - 16.00 WB)
b. Perbaikan diluar jam keria (On call seMce)

4. Alur permintaan Perbaikan atau Keluhan Peralatan Gas Medis


Alur penanganan permintaan perbaikan atau keluhan peralatan
gas medis seperti dapat digambarkan seperti dibawah ini:
a. Perawat dan dokter dalam hal ini, disebut sebagai Pelapor.
b. Apabila pelapor menemukan peralatan/material/barang yang
rusak dan perlu diperbaiki, maka perawat tersebut harus
melaporkan ke supervisomya dan membuat permintaan
perbaikan ke bagian maintenance dengan mengisi formulir
FORM MINTA PERBAIKAN WO.
c. Waktu tanggapwoyang sudah diterima ESD tidak boleh lebih
dari 15 menit sejak jamWOdibuat.
d. Pelapor tidak diperkenankan untuk melakukan perbaikan
kerusakan sendiri tanpa koordinasi dengan maintenence
e. Segala kerusakan yang ditimbulkan setelah pelapor melakukan
perbaikan sendiri, akibat lainnya yang ditimbulkan setelah itu
menjadi tanggungjawab pelapor bersangkutan
f. Apabila teknisi mendapat masalah dalam memperbaiki, maka
teknisi tersebut harus segera melapor ke supervisornya dan
menginformasikan masalahnya. Jika supervisor tidak dapat
menyelesaikan masalah tersebut, maka supervisor harus
segera melaporkan kejadian ini kepada Maintenance Manager
untuk dicarikan solusinya.
g. Pendokumentasian WO dilakukan di 2 unil,WO aslinya
disimpan oleh ESD dan copy (warna merah muda) disimpan
oleh user

Untuk dapat membantu pengguna alat medik dilapangan, ESD


memberikan petunjuk singkat penggunaan, enor list dan
berkoordinasi dengan Departemen DIKLAT memberikan
training penggunaan alat medik bagi setiap pengguna alat
medik. Tindakan ini dimaksudkan agar pengguna alat medik
dapat melakukan tindakan awal bila tiba-tiba alat yang dikapai
mengalami kendala.
Prioritas pelaksanaan perbaikan
Prioritas perbaikan pada peralatan gas medis tergantung dari
beberapa kriteria seperti:
a. Berdasarkan area critical non critical area (critical area: Central
gas medis, lCU, OT)
b. Berdasarkan tingkat keparahan dari kerusakannya

O KALIBRASI
Kalibrasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memastikan
semua parameter dari suatu alat yang memiliki output dapat terjamin
tingkat akurasinya tidak ada perubahan atau peyimpangan atas
pembacaan atau sefting yang telah dilakukan dari suatu besaran
output. Peralatan gas medis yang wajib dikalibrasi seperti Manometer
dari suction central. Kalibrasi alat lain belum dapat dilakukan karena
belum adanya standard dari negara Rl (DEPKES atau DEPNAKER).

1. Overhoul
RS ind3h― Pun indah
Nomor Sunt PctuFan i Tangeal Rev`1 9 Juni"15 Tang8al lmplelnentasl
7020/Di「 RSPUR17Pc1/2015 Ditiniau Kclnbali Pada 8 Juni 2015 9 Juli 2015
HaL 34 da1 50
Overhoul adalah bagian dari pemeliharaan korektif yaitu kegiatan
perbaikan terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian
utama alat, bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan
kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan
penggunaan. Untuk penentuan dari waktu pelaksanaan over houl
dapat ditinjau dari segi:
a. Usia pakai yang telah tercapai
b. Karena sebab lain (kerusakan yang mengakibatkan terjadinya
kondisi
spare paru bagian lain dari alat medik terkena imbasnya)

Jika suatu alat medik akan diajukan untuk dilakukan over houl
maka ESD atau vendor alat medik terkait harus menyiapkan smua
bahan dan alat kerja agar saat pelaksanaannya dapat berjalan
dengan baik.

Equipment disposition atau Equipment Recall


Peralatan dipakai dan disingkirkan dari rumah sakit sesering
pasien yang datang dan pergi. Supervisor Teknisi medik dan
management rumah sakit harus bisa mengikuti perubahan
teknologi peralatan kedokteran yang ada sehingga mengakibatkan
peralatan harus dituinjau ulang apakah akan diganti dengan yang
lebih baru atau tidak. Ada beberapa alasan untuk alat medik perlu
adanya penggantian (recall):

a. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang baru


dapat menyebabkan peralatan menjadi kuno. Kemajuan
teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi yang lebih
baik, membuat rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi
yang lebih memenuhi kebutuhan.
Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko
kecelakaan pasien, staf atau pengunjung.
Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering
atau mahal dan waktu nganggur yang berlebihan.
Usia pakai dari alat medik telah menc:tpai 5 sampai 10 tahun
(sesuai dengan batas maksimal usia pakai peralat medik)
C. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi)
■ Tidak tersedianya lagi spare part baik di pasar umum ataupun
sampai di pabrik asal alat medik itu dibuat.

Biaya operasional tinggi.


  h

Adanya kebijakan atau permintaan dari vendor alat


bersangkutan mengenai alat yang disupply akan ditarik (recall)
ke pabrik dengan alasan tertentu

Dalam mengidentifikasi sebuah piranti untuk diganti, unit gas medis


harus melakukan tindakan tertentu, Pertama, tanggung jawab
untuk memesan suku cadang habis pakai dan khusus harus
diperhatikan sehingga tidak menambah biaya pengeluaran.
Peralatan yang lama dapat ditempatkan ditempat penyimpanan dan
dipakai sebagai unit cadangan. lni pilihan yang harus sedikit dipilih,
karena tetap membutuhkan dukungan suku cadang Kemungkinan
lain dapat dipilih pembelian sistem tukartambah, mengkanibal suku
cadang untuk menunjang peralatan yang sejenis, memindahkan
peralatan ke laboratorium penelitian, atau menyumbangnya kepada
organisasi lain. Pilihan terakhir adalah membiarkan barang tidak
bisa dipakai dan menjualnya sebagai besi tua-
Bila vendor akan merecall produknya yang sudah terjual, maka Spv
ESD akan melakukan kajian bersama dengan vendor bersangkutan
untuk dapat memberikan laporan tertulis tentang adanya
penggantian atau recall ini.

は Pondok indah― Pu■ lodab


Nomor Surat Peは uran i Tan3881 Rc■ isi 9 Jun1 2015 TanggaHmplementasr
70200i「 RSPUR/Per/2015 Ditiniau Kcmbali Pada 1 8,uni 2015 9 Ju11 2015
Ha1 36 da1 50
Process Risk Assessment (ldentifikasi Resiko) pada peralatan gas
medis
Program identifikasi resiko ini dibuat sesuai dengan hasil
pengamatan, diskusi dan evaluasi atas penggunaan alat oleh user
dan gas medis selaku pengelola gas medis di RSPI. ldentifikasi
resiko peralatan gas medis berdasarkan atas beberapa evaluasi
seperti:
a. Faktor penyebab timbulnya bahaya resiko pada gas medis
b. penyimpangan setting dan pembacaan atau display parameter
dari komponen (mesin)
c. pengguna peralatan gas medis yang tidak memahami tentang
prosedur penggunaan peralatan
d. tidak dilakukannya program pemeliharaan alat dengan baik dan
benar
seseuai dengan jadwal yang telah ada

4 Jenis resiko bahaya yang ada didalam penggunaan gas medis


l) tertukarnya jenis gas medis tidak sesuai kebutuhan yang
diminta
2) Luka bakar kryogenik
3) gigitan dingin (Frosbite)
4) jatuhnya tabung distribusi gas medis, menimpa petugas atau
pasien
5) bocornya regulator gas medis
6) meledaknya tabung gas medis karena tabung tidak lolos
hidrotes (uji
ketahanan tabung dalam tekanan tinggi)
7) volume gas dalam tabung tidak terkonbol sehingga pasien tidak
mendapat pasokan gas
5. Pendokumentasian hasil kegiatan pemeliharaan dan pebaikan
peralatan gas medis
Dari semua kegiatan yang dilakukan baik ifu pemeliharaan dan
perbaikan yang dilakukan oleh unit gas medis harus
didokumentasikan kedalam bentuk format tertentu seperti:
a. Form Minta Perbaikan WO
Form yang digunakan untuk mencatat keluhan alat medik pada
masing-masing ruangan sekaligus bentuk tindak lanjut unit gas
medis dari keluhan yang disampaikan.
b. Form pemeliharaan peralatan atau kartu pemeliharaan
Setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh teknisi gas
medik- hasil pekerjaannya harus dicatatkan dalam form
pemeliharaan alat
c. Buku besar pemeliharaan
Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas
pemeliharaan dan perlcaikan atas masing-masing alat
peruangan. Buku besar ini hanya berisi tentang data base alat
medik diruangan bersangkutan,rekap pelaksanaan kalibrasi
dan history p€meliharaan dan perbaiakan masing-masing alat
gas medis.
6. Pelaporan hasil kegiatan pengelolaan alat
Dari kegiatan yang dilakukan oleh teknisi gas medis dan tekisi
vendor alat terhadap pengelolaan gas medis setelah dituangkan ke
dalam lembar report dan sekaligus juga akan didokumentasikan,
admin ESD harus mengetahui dengan menandatangani lembar
report tersebut. Dengan mengetahui setiap lembar report tersebut,
Admin ESD dapat melakukan kontrol semua kegiatan yang telah
dilakukan sehingga diharapkan dapat terjaminnya pelaksanaan
program pengelolaan gas medik di RSPI dengan baik. Lembar
report yang ada di ESD seperti:
a. Service report vendor
b. Report kerusakan
c. Report perbaikan
d. Report penggantian spare part
e. Report preventive maintenance

Setiap lembar report diatas selain Koordinator ESD yang harus


mengetahui, Koordinator ESD juga akan membuat laporan rutin
bulanan yang berisi rekap total kegiatan pengelolaan gas medik
kepada Manager Maintenance untuk bersama-sama melakukan
pengolahan data sehingga continuous improvement untuk program
pengelolaan dan pelayanan gas medik akan bertambah baik dan
sempurna dengan memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan.
BAB 5

LOGISNK

Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan
menyeluruh untuk bagaimana ESD mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh
RSPI. Peralatan medik yang ada di RSPI berjumlah ratusan item dimana diperlukan
suatu pengelolaan secar.r baik. Unit ESD yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan
medik adalah unit Med'r=l Maintance dimana unit ini ditunjuk secara resmi oleh
RSPI. bentuk pengelolaan yang dilakukan oleh ESD seperti: inventarisasi aset alat
medik, pembuatan slandar operasional, pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan
equipment dispossitbn

A. PENGADAAN GAS TEDIS

Pengadaan alat medik di RSPI mempunyai alur dimana ESD dapat membuka
permintaan barang dalam bentuk Form Purchasing Request ( PR) yang dibuat
berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk sprarepart dari alat medik yang
digunakan untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan yang alat medik yang
bersifat penambahan aset alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh
unit atau Departemen dengan dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat
baru. ESD dapat memberikan inputan mengenai pengadaan berdasarkan
inventarisasi alat medik dan spek teknik. Pengadaan yang dibuat harus memiliki
beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan permintaan
diantaranya:

1. No. PR
2. Tgl pengajuan
3. Nama barang yang diajukan
4. Jumlah barang yang diminta
5. Minimal stock
6. Sisa stock
7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan

PR yang diajukan akan di evaluasi dan diselujui oleh level Senior Manager
GA&HR, Chief Operating Ofhcer dan Chief Medical Officer, intemal control dan
diterima oleh petugas pengadaan untuk proses pembeliannya.
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN

ldentifikasi Resiko
Proses pengelolaan gas medis yang terdiri dari distribusi, pemeliharaan
dan perbaikan merupakan proses yang penuh dengan resiko baik untuk
staf, pengunjung, pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko-resiko
tersebut adalah :

1. Resiko keselamatan bagi pengunjung dan pasien:


a. tertukamya gas medis yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
b. habisnya stok distribusi gas medis (kemasan tabung mobile)

2. Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)


a. tertimpa tabung baja
b. Low Back Pain karena proses mengangkat tabung yang tidak tepat.
c. Security hazard dari pasien / pengunjung.
BAB 7
KESELAMATAN KER」 A

Manajemen Resiko / Risk Management


Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentmkasikan,
mengevaluasi dan memprioritaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera
dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi
sendiri. Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan :

1. Prosedur penanganan pengelolaan distibusi gas medis


2. Penyediaan & pemakaian alat pelindung diri.
3. Pembuatan signage
4. Pelatihan keselamatan kerja
5. Memastikan kecukupan tenaga.
6. Pengadaan material alat kerja yang memadai dan maksimal
7. Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness.
8. melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk
peralatan gas medik

B SISTEM KEAMANAN YANG ADA DI SISTEM GAS MEDIS DALAM KEMASAN


TABUNG DAPAT DIBAGI MENJADI 3 KUNCI:
1. Perhatikan wama tabung,
2. Perhatikan identitas kemasan (tabung) untuk nama gas medis yang
terkandung didalam tabung
3. Perhatikan model keran (valve). Biasanya ada model ulir luar dan model ulir
dalam dengan bentuk ukluran yang berbeda. Hal ini dibuat sesuai dengan
standart oleh produsen/pabrik agar pemakaian gas tidak tertukar.

C HAL YANG PERLU D!PERHAT:KAN SELAMA BEKER」 A DENGAN GAS


MEDiS SEPERT!:
l Dilarang merokok diarea penyirnpanan,loading dan un:oading oentra:gas
2. Jangan sekali-kali mempergunakan oil, grease dan bentuk fat lainnya pada
penggunan orygen atau oompressed gas lainnya, karena dapal
mengakibatkan meledak.
3. Tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan aliran listrik, baik dalam
bentuktabungataupun pda pipa lines (Pipa Tembaga).
4. Dilarang mengubah pada tempat-tempat penyimpanan tabung gas atau
menempatkan bahan-bahan yang mudah tebakar baik pada lempat
penyimpanan ataupun sentral gas medis.
5. Dilarang menyimpan barang-barang selain keperluan untuk gas handling
pada ruangan penyimpanan dan sentral gas. Ruangan harus selalu di.iaga
bersih dan bebas daripada minyak-minyak.
6. Penyimpanan cylinder, ataupun ruangan sentral gas harus dijauhkan dari
pusat sumber panas.
7. Apabila tabung tidak dipergunakan atau tklak disambungkan ke instalasi
senlral, kran induk botol (cylindeo harus selalu tertutup, walaupun cilender
dalam keadaan kosong.
8. Penyimpanan tabung kasong harus terpisah dari pada tabung isi.
9. Menjaga sebaik-baiknya jangan sampai ada tabung yang jatuh (roboh)

D. lnfection Control
Unit gas medis menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi sesuai dengan kebUakan rumah sakit, dengan selalu
berkoordinasi dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian lnfeksi
RSPI-PURI INDAH. Beberapa aktivitas dasar sehubungan dengan
pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi :

1. Pembudayaan cuci tangan sesuai ketentuan


2. Penggunaan alat pelindung diri sesuai kebijakan RS. Pondok lndah-
Puri lndah
3. Koordinasi untuk pemakaian 83 yang diperlukan selama
pemeliharaan dan perbaikan alat medik
BAB 8
MUTU

A MONITOR:NG

Monitoring dilakukan untuk rnemantau perforrna dan mutu pelayanan Unit


gas medis Untuk itu, maka ditetapkan beberapa indikator balk klinis
maupun manalerla:Sebagai berlkut:

Proses Output
Mutu ●Kecepatan waktu distnbusi gas medis . Tidak ada keluhan supply gas medis
o Ketepatan waktu pemenharaan alat . peralatan selalu siap pakai
e Ketepatan wakm perbalkan alat . kecilnya down [me perbaikan alat
Performa . Jumlah form pemesanan gas medis

Monitoring dilakukan dengan mengintegrasikan pengumpulan data dalam


aktivitas sehari-hari, kemudian rekapitulasi dilakukan setiap bulan.

Proses Monitoring
Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga
dengan cara melakukan pengawasan pelaksanaan SPO di lapangan oleh
petugas teknisi gas medis. Selain itu, dilakukan pula monitoring process
terhadap cara pemakaian / operasional alat gas medik oleh user

B EVALUASi
Evaluasi di:akukan terhadap:
Data Has‖ Monitorlng
Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik,
kemudian dibandingkan dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.
Data dibuat trend dan dilakukan analisa setiap 3 bulan sekali.
Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan dari setiap
indikator / parameter yang diukur.
Analisa dilakukan untuk menclri penyebab dari penyimpangan yang
ditemukan dari proses pengumpulan data.

Hasil Monitoring
Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga
dilakukan terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi)
pelaksanaan SPO di lapangan. Adapun proses-proses yang esensial
untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh Koorindiantor ESD adalah

'1. Proses penanganan distirubusi gas medis di seluruh unit di RSPI-PURI


INDAH.
2. Proses pemeliharaan pelaralatan (preventive maantenance) oleh
petugas Gas
medis

Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager


maintenance setiap bulannya, untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang
dilakukan adalah meninjau tentang hasil monitoring baik yang
dilakukan pada Form Permintaan gas medis, dapat berupa:
a. Saran perbaikan untuk cara penggunaan peralatan gas medis
kepada pengguna
b. Saran perbaikan untuk cara pengelolaan gas medis

RS Pondok indah― Pu■ indah


NomKI Sutt Peraturan i Tang8al Revls1 9 1uni 2015 Tangalimpianenむ t
7020/Di「 RSPURIPcral15 Dit● iau KmbaIPada:8 Juni"15 9 Juli 2015
da百 50
c. Menentukan kebijakan bagaimana teknik perbaikan kerusakan
dilakukan selama dapat kosisten menjaga fungsi perlatan gas
medis tidak berubah
d. Membuat dan mengusulkan perubahan sistem pengelolaan gas
medis untuk model preventie maintenancenya (misalkan perubahan
jadwal pelaksanaan preventive maintenance)
Dari data monitoring dan tindak lanjut yang dilakukan memiliki tujuan
penting yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis dari RSPI-
PURI INDAH kepada pelanggan yang berstandarkan keamanan dan
kenyamanan dari penggunaan peralatan gas medis yang ada.

C. CONTINUOUSIMPROVEMENT
Merupakan perumusan upaya-upaya perbaikan dari hasil analisis.
Tujuannya adalah menyusun rencana atau program kerja dengan tujuan
untuk memperbaiki performance / mutu yang diperoleh dari proses
monitoring. Continuous improvement selain berupa :

1. Penyusunan program atau rencana kerja baru.


2. Revisi prosedur dan kebijakan, maupun penyusunan prosedur /
kebUakan baru.
3. Penambahan tenaga baik kuantitas (rekrutrnent) maupun kualitas
(training).
4. Penambahan / penggantian peralatan dan sparepart
5. Perubahan lay out ruangan

S Pondokindab― Pun i口 dah


Nomor Surat Pcntuan[ Tanggal Revisi:9,unt 2015 Tanggal implcmentast
7020/Di「 RSPURllPcr/201 Ditiniau K‐ Lli Pada i 8 Juni 2015 9 Juli 20!5
Ha1 47 dad 50
BAB 9
PENUTUP

A. Teknasi gas medis Staff


Setiap staff baru yang masuk ke
Unit Gas Medis selain diberikan
orientasi mengenai pola kerja di unit gas medis, staff juga diberikan
pelatihan-pelatihan yang pada dasamya dapat digolongkan menjadi 3
garis besar materi seperti:
a. Pengenalan dasar alat; bagai mana menggunakan alat
b. Pelatihan untuk melakukan pemeliharaan rutin
c. Pelatihan untuk penanganan keluhan (trouble shooting) dan perbaikan
kerusakan.

Pelatihan ini akan diberikan kepada staff baru dengan program


pelaksanaan yang terjadwal dan diakhiri dengan adanya evaluasi
pelatihan- Evaluasi ini berfungsi untuk menilai tingkat pemahaman dari
pelatihan. Selain itu juga hasil penilaian ini juga akan digunakan sebagai
data yang kemungkinan dikemudian hari digunakan sebagai komponen
dari up grading knowladge staff yang bersangkutan. Adapun pelatihan
yang diberikan bisa disajikan dengan beberapa contoh model seperti
berikut:

Pelatihan intemal adalah pelatihan yang diberikan didalam lingkungan


RSPI-PURI INDAH dengan tatacara seperti:
a. Diberikan pelatihan langsung oleh staff senior gas medis (sharing
pengetahuan)
b. Diberikan oleh vendor dari alat medik yang bersangkutan (saat
commssioning, Pemeliharaan dll)
Pelatihan external adalah pelatihan yang diberikan atau dilaksanakan di
luar lingkungan RSPI-PURI INDAH atas dasar pengajuan permintaan
traninig dari Koordinator ESD ke pada Departemen Diklat RSPI-PURI
INDAH:
a. Pelatihan yang diberikan lansung oleh vendor dari suatu alat diluar
lingkungan RSPI-PURI INDAH
b. Pelatihan yang diberikan oleh suatu institusi lembaga negara (BPFK,
DEPNAKER, dll) yang diselenggarakan diluar lingkungan RSPI-PURI
INDAH

Setiap pelatihan yang diberikan harus ada hasil evaluasi pelaksanaan


training. Untuk waktu pelaksanaan tidak hanya 1 kali pelaksanaan tetapi
selama dirasakan perlu untuk diadakan pengulangan baik untuk staff
yang sama atau lain staff atau bahkan dengan materi yang sama
sekalipun- training dapat dilakukan kembali (berulang).

Pengguna Peralatan gas medis (Dokter dan perawat)


Dokter dan perawat merupakan pengguna gas medis, pasti diberikan
pembekalan tentang penggunaan alat dalam bentuk training. Training ini
pun bersifat sama seperti apa yang diberikan kepada staff Gas Medis
tersebut diatas.

F` indah‐ Purl indab


Nomor Surat Peraturan[ Tangpl Rcvisi:9 Juni 2015 Tangga‖ mplementasi
7020′ Di卜 RSPUR17Pcr/2015 DitiniatI Kcmbali Pada:8 Juni 20!5 9 Juli 2015
Ha1 49 da1 50
PROSES KONSULTASI, PERSETUJUAN DAN PEI{GESAHAN

Orang-orang penting yang terlibat di dalam mengembangkan dokumen ini (para penulis
utama)

Nama Jabatan Tandatangan

y

Pearl Ardi, ST Atem ESD Staf

Yulihartono Ass Manager ESD

Oiedarkan kepada mereka yang namanya tercantum di bawah ini untuk konsultasi &
Ratifi kasirPengesahan:

Dr_Pann■ ,uri

Dr. Mus Aida, MARS

Yes No Comments if any

CEO― Sekretanat Dokumen Asli


Z〇 一

coo Salinan
卜⊃∞一

Komite Medik Salinan


∝ 卜の 一
O L く LLく 0

Seluruh f,tarrager Salinan

Seluruh Kepala Unit Salinan

"Document Controlte/' Sott copy dalam 'pdf


format untuk masuk secara
online dalem
"Documenhrm"

Pada 1 8 juni 2015

Anda mungkin juga menyukai