ヽbi出 l悩IJÅ H
【
:"● AH
PERATURAN CHIEF EXECUIIVE OFRCER RUMAH SAKrr PONDOK lNDAH― PURI INDAH
NOMOR 7016/Dir‐ RSPUR1/Per/2015
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN KESELAMATAN
RUMAH SAKr「 PONDOK INDAH― PURI INDAH
Menimbang : 1. Bahwa untuk IIlenunlang pencapa!an MsI Rumah Sakt pOndok lndah― Pun
lndah untuk menladi rurlah saklt pi‖ han dengan rrlenyediakan layamn
perawatan kesehatan terbai`arrlan′ bermutu tnggi dan inovabi mab
dipedukan stlatu acuan dasar agar pola pelayanan pada maslng― maslng unlt
keOa dapatlebih eFekttF dan elslen sena b― utu unggi;
2 Bahwa pengeloiaan keselamatan di Ruamh Saklt pondok lndah‐ pun lndah
rlempakan hal yang te由 比 langsung dengan pencapalan tuJuan peuent
Safety maupun Kesehatan dan Keselarlatan Keり a sehingga adanya suatu
pedoman pengelolaan keselamatan nlen」 pakan stlatu kebutuhan yang sangat
mendasar dan penung
3 Bahwtt bdasattan bubr l dan 2 di atas rllaka Gllef Execlluve Omcer rttu
untuk rlenetapkan peraturan mtang pedOrrlan pengddaan Keselarlatan
vang alon digunakan sebagai ttn dalam penyusunan pmsedur dan proses
pelavanan keselamtan Rumah Sakt pondok lndah― Pun lndah.
Mengingat : 1. Unda"― Undang Republlk lndono Nornor 44 tahun 2a19 tentang RurFlah
Saklt
2 Undang― undanh No.l tahun 1970 tentang儘 :amatan Keり a
3 Undang― Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
4 Peraturan Peme“ ntah No 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Fa‖ 1:asi dan Alat Kesehatan
5 Peraturan Pemenntah No 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenal Dampak
Lingkungan
6 Peraturan Pemenntah No 63 Tahun 2000 tentang Kese:amatan dan
Kesehatan terhadap pemanttatan Radiasl Pengion
7 Keputusan Preslden No 22 Tahun 1993 tentang Penyaklt Yang Timbu:
Karena Hubungan Kela
8 Keputusan Presiden No 7 Tahun 1999 tentang Walib laporan penyakl Akibat
hubungan Kela
9. Peraturan Mente"Tenaga Kela RI No Per 05′ Men′ 1996,tentang sistem
PK3RS KeSelamatan dan Kesehatan Kerla(SMK3)
lo Keputusan Menteri Kesehatan No 1204Л 口ENKESrSKの C2004, tentang
Persyaratan Kesehalan Lingkungan Rumah Sakl
ll Keputusan Menteri KOsehatan No 12171MENKESISKllXr2001, tentang
Pedoman pengamanan Dampak Radiasi
12 Keputusan Mente" Kesehatan No 4327MENKESrSKЛ V/2007, tentang
Pedoman PK3RS Kesehalan dan Kese:amatan Kela(K3)di Rumah Sakt
13 Pen■ uran Me日 にn Tenaga Kela No 047Me″ 1980, tentang Sya“ ■syan■
Pemasangan dan Peme‖ haraan Alat pemadam Api Ringan lAPAR)
14 Peraturan Menten Tenaga Ke可 ● N● 027Men/1983, tentang lnstalasi Alarm
Kebakaran Automatik
15 Keputusan cEO Rumah Sakit pondok lndah Nomor OolAIDir‐ RSP1/2011
tentang Stuktur OrganisasI Rumah Saklt Pondok lndah
Halamn l dan 2
MEMUTUSIG :
Ketga PeraEran Chief Executive Omcer ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Keempat Dengan dikeluarkannya Per?turirn Chief Exeojtive Omcer ini, maka apaula terdapat
perahrcm dan/aEu kepuhEan yarE berGntarE6n dengEn Peraturan Olief
ExeoJtive Offoer ani rnaka ttrahrran / kepuursan yang Erdahulu din)ratalan tidak
berlaku.
Ke‖ ma Apatila dikemudian hari Erdapat lGkurarEan daryatau kekeliruan dalam Peraturan
Chief B(eortir/e Officer ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana me*in),a.
Ditetapkan di :〕 aka南
Pada tangga: :9 Juni 2015
DL Yanwar Hadivanto.MARS
ChieF Exubve Omcer
HabrDn 2 da1 2
BAB I
PEl{DAHULUAN
I. LATAR BELAKAI{G
2. TUJUAN
Ookumen ini menetapkan prinsitrprinsip dan kerangka kerja untuk pengelolaan keselamatan di RSPI -
Puri lndah. Semua Kepala DivBi, Klinisi, Mana.ier Departemen dan Kepala Unit di RSPI - Puri lndah
diminta untuk melakukan langkah-langkah untuk memaslikan keberhasilan pelaksanaan kebijakan di
area mereka.
3. RUA]'IG LIIIGKUP
Rencana ini berlaku untuk seluruh area RSPI - Puri lndah, termasuk area rawat ialan, rawat inap, kantor
administrasi, area komersial, dan lain-lain.
4. LAI{DASA]{ HUKUM
l. STRUKTUR ORCANiSAS:
Kegiatan pengelo:aan keselamatan rumah sakl diselenggarakan dibawah koordinasi Panitla
Keselamatan dan Kesehatan Kerla Rumah Saklt(PK3RS)dengan struktur sebagai benkut
2. URAIAN TUGAS
2.1. Ketua
2.1.1 Tugas & Wewenang
i. Membuat perencanaan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ii. Memimpin semua rapat pleno PK3RS atau menunjuk yang mewakilinya.iika berhalangan
hadir
iii. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program K3 di rumah sakit kepada Departemen
Tenaga Kerja melalui pimpinan perusahaan (Oirektur).
iv. Mempertanggungiawabkan program-program K3 dan pelaksanaannya kepada Direktur.
v. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program PK3RS di rumah sakit.
vi. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan PK3RS serta memberikan saran dan
pertimbangan kepada pimpinan rumah sakit mengenai masalah-masalah keselamatan
dan kesehatan kerja di lingkungan rumah sakiL
2.1.2 Kualifikasi
Ketua umum diiabat oleh Dokter, minimal punya sertifkat Hiperkes, jika memungkinkan
berpendidikan 52 di bidang Kesehatan dan Keselamatan Keia (Occupatbnal Safey and
Health) atau berpengalaman minimal 3 tahun bekeria di bidang K3 rumah sakit.
2.2. Sekretaris
2.2.1 Tugas & Wewenang
i. Membuat undangan rapat dan sebagai notulen rapat.
!i. Membuat adminisEasi surat-surat PK3RS.
iii. Mencatat dan mengumpulkan data{ata yang berhubungan dengan K3.
iv. Membantu ketua PK3RS merencanakan dan menetapkan program tahunan dan bulanan
dalam melakukan identifikasi bahaya di lingkungan kerja.
v. Mengusulkan dan menetapkan tindakan serta langkah yang akan dilaksanakan terhadap
permasalahan K3 dalam rangka meningkatkan kes€hatan dan keselamatan kerja
dilakukan dengan rapat bulanan PK3RS RSPI
?.2.2 Kuallfikasi
Sek/eranis dijabat oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat atau berpendidikan minimat D3
dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidang K3.
I. IDENTIFIKASI RISIKO
ldentifikasi risiko (nsk identifi@tion) adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengidentifkasi situasi
yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian, baik pada manusia, baftlng atau pun proses
pelayanan, Cara yang secara teratur dilakukan di RSPI - Puri Indah untuk mengidentifikasi risiko adalah
dengan melakukan inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.
Proses konstruksi dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari operasional rumah sakit.
Kedua proses tersebut menimbulkan risiko terkait dengan keselamatan maupun pencegahan dan
pengendalian infeksi di RSPI - Puri lndah.
Untuk itu perlu diatur bahwa sebelum pelaksanaan proyek renovasi/ kontruksi harus dilakukan analisa
dampak proyek terhadap proses pelayanan kesehatan, keselamatan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh Environmental Service Department dengan melibatkan Komite K3RS (Keselamatan dan
Kesehatan Keria Rumah Sakit).
Analisa dilakukan dengan menggunakan Formulir Penilaian Risiko, baik untuk proses pelayanan
kesehatan, keselamatan dan pengendalian infeksi. Berikut adahh Formulir Penilaian risiko terkait
dengan keselamatan:
Hasil analisa dituangkan kedalam form persetuiuan pelaksanaan proyek konsfuksi dan renovasi. Selain
itu, pada saat pelaksanaan proyek, dilakukan kegiatan inspeksi untuk memastikan kesesuaian dengan
ketentuan keselamatan.
Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan untuk melindungi sebagian alau seluruh tubuh tenaga
keria dari sumber bahaya yang ada ditempat keria saat tenaga kerja melakukan pekeriaannya.
4. PERLENGKAPANKESELAUATANPASIEII
Upaya penyembuhan pasien tidak semata-mata dilihat dari sisi medis saja, namun hal-hal lain terkait
dengan faktor-iaktor non medis juga memiliki peran yang cukup signitikan, diantaranya sistem
Pngamanan pasien yang sangat diperlukan untuk menunjang keselamatan mereka menjalani
perawatan di RS. Oengan demikian pasien akan merasa lebih tenang dan nyaman yang pada akhimya
secara psikis akan memberikan motivasi kepada pasien untuk sembuh/pulih.
4-1. Railing/Pegangan sepaniangtangga
Pegangan sepaniang tangga diadakan dengan tuiuan agar pasaen termasuk penguniung dan
karyawan dapat berpegangan saat menurun atau menaiki tangga- Syarat pegangan tangga yang
aman :
4.1.1 Terbuat dari bahan yang tidak licin
4.1.2 Permukaan pegangan tidak kasar
4.1.3 Mudah dibersihkan
4.1 .4 Dapat digenggam (tidak terlalu besar atau terlalu kecil)
4.1.5 Kokoh / tidak goyah
4.1.6 Pegangan setinggi pinggang orang dewasa
4.'1.7 Jarak anlaa tiang pegangan tidak terlalu renggang
4.2. Nurse Call
Nurse call adalah fasilitas untuk pasien dimana yang dapat melakukan panggilan untuk
mendapatkan pelayanan oleh perawat yang sedang bertugas (on-duty nurse), panggilan dapat
dilakukan dari tempat tidur maupun dari dalam toilet. Sistem ini untuk memudahkan perawat
dalam melaksanakan tugasnya untuk melayani pasien yang sakit, dimana setiap panggilan pasien
akan tertera di display, kamar berapa dan bed berapa pasien memanggil
4.3. Toilet yang dilengkapi p€gangan dan bel
4.4. Pegangan dan bel di toilet bertuiuan untuk meniaga pasien agar memudahkan pasien saat berada
dalam toilet dan bila teriadi suatu halfteadaan emergency bel dapat digunakan pasien untuk
memanggil pertolongan. Kelayakan sarana pegangan dan bel ini harus dikontrol agar kondisinya
tetap teriaga dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
5
4
Pintu yang dimaksud adalah pintu ruangan, baik ruang rawat Inap, kamar mandi (toilet) dan
lainnya agar keadaan emergency dapat dengan mudah dibuka dari luar oleh petugas, dimana
caIa membuka pintu tersebut digerakkan/ dibuka mengarah keluar ruangan bukan kearah dalam
4.7. Tempat tidur dilengkapi penahan pada tepinya
4.8. Penahan tempat tidur selayaknya digunakan setiap tempat tidur, dengan tu.iuan menghindari
terjatuhnya pasien dari tempat tllur. Penahan tempat tidur ini hendaknya dengan mudah dapat
dinaikkan atau diturunkan
4.9. Sumber listrik mempunyai penutup /penahan
4.10. Sumber listrik / stop kontak dengan penutup dipasang di seluruh ruangan, terutama ruang anak-
anak. Hal ini bertujuan agar dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
4.11. Supply oksigen yang cukup
4.12. Ketersediaan oksigen di ruangan dalam jumlah dan siap pakai merupakan hal yang vital teMama
bagi pasien jantung karena kekurangan supply oksigen dapat mengakibatkan kematian. oleh
karena itu supply oksigen harus benar-benar terpenuhi, baik secara sentral maupun portable di
seluruh unit / ruangan perawatan, baik Rawat Jalan, Rawat lntensif, Semi lntensii Emergency dan
Rawat lnap.
4.'13. Untuk menjamin kelangsungan supply oksigen maka pedu dilakukan pemeliharaan terhadap
seluruh jenis peralatan gas medis yang ada di RS sebagai berikut:
4.14. Tersedia emergency suction
4.15. Emergency suction disediakan disetiap Ruang Perawatan agar dapat dengan mudah
dipergunakan pada saat dibutuhkan. Untuk ruang intensif dan semi intensif agar disediakan di
setiap tempat tidur sedang ruang rawat bias:l minimal disediakan 1 unit emergency suction dalam
kondisi siap pakai
4.16. Tenaga listrik pengganti di ruang dan peralatan medis yang vital
4.17. Jaminan ketersediaan supply listrik cadangan sangat dibutuhkan saat aliran listrik dari PLN
terputus, terutama di ruang-ruang dan pada peralatan rnedis yang vital, dimana supply listrik tdak
boleh terputus. Rincian tentang hal ini dibahas pada Pedoman Pengelolaan Utilitas.
5. PEMASANGAN RA BU/SIGNAGE
Pemasangan rambu di lokasi-lokasi atau keadaan tertentu dapat memberi peringatan atau inbrmasi bagi
orang yang melihatnya, sehingga orang tersebut dapat terhindar atau terinformasi perihal risiko bahaya
yang dapat menimpanya. Berikut ini beberapa contoh lokasi / keadaan dimana rambu-rambu diletakkan:
5.1. Di area berisiko yang mempunyai potensi bahaya listrik, kimia, panas.
5.2. Oi area dimana konstruksi atau renovasi sedang dikerjakan.
5.3. Di area yang berisiko teriatuh (genangan air, jalan menurun, permukaan tidak rata, licin,dll)
5.4. Oi area dimana alat pelindung diri harus digunakan
5.5. Petunjuk arah evakuasi
5.6. Denah ruangan
5.7. Lokasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
5.8. Dan lain-lain
Rincian tentang hal ini dibahas pada Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Karyawan.
I. PELATIHAI{ KARYAWA
Pelatihan karyawan tentang keselamatan dilakukan pada setiap acara Orientasi Umum untuk karyawan
baru. Materi yang diberikan meliputi:
1.1. Budaya keselamatan
1.2. Prosedur pelaporan kecelakaan
1.3. Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
1.4. Topik{opik lain yang berhubungan dengan kes€lamatan
'1.5. Materi pelatihan karyawan baru dan karyawan lama tersebut dapat berubah seiring waktu,
disesuaikan dengan:
1.5.1 Temuan{emuan dalam ronde lingkungan (environmental round)
1.5.2 LaporanJaporan kecelakaan yang menonjol
1.5.3 Risikc.risiko keselamatan yang menonjol di masing-masing uniu departemen
1.6. Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang keselamatan kepada karyawan adalah
dengan penyusunan Buku Panduan Keselamatan RSPI - Puri lndah yang didistribusikan kepada
setiap karyawan RSPI - Puri lndah.
Pelatihan keselamatan kerja juga dilakukan terhadap vendor dan kontraktor pada kunjungan pertama
untuk pertaikan peralatan, pengerjaan renovasi/ konstruksi dan pekerjaan lainnya di lingkungan RSPI -
Puri lndah. Pada dasamya materi yang diberikan sama dengan materi pelatihan untuk karyawan RSPI -
Puri lndah yang meliputi:
2.1. Budayakes€lamatan
2.2. Prosedurpelaporankecelakaan
2.3. Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
2.4. Topik-topik lain yang berhubungan dengan keselamatan
Sebagai salah satu komponen pengguna rumah sakit, pasien dan penguniung lainnya juga harus
mendapatkan pendidikan mengenai aspek-aspek keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Pendidakan
diberikan melalui kegiatan orientasi pasien baru di unit rawat inap, penempelan poster-poster,
penempatan signage, rambu-rambu dan lain-lain. Materi keselamatan yang diberikan antara lain:
3.1. Prosedur ketika terjadi keadaan darurau bencana: denah lantai, jalur evakuasi, tempat berkumpul
3.2. Larangan merokok
3.3. Dan topik-topik keselamatan lainnya
RS Pondokindah Pu":ndah
Nomor Surat Keputusan i Tanggal ReMsi:9」 uni 2015 Tanggallmplememsl
7016′ D,卜 RSPURlPer7201 Dlliniau Kemba!,Pada:8 Juni 2017 9 Juli 2015
Ha11l da1 19
BAB V
PETAiITAUAI{ DAI{ KEPATUHAl{
Kinerja departemen dan karyawan dipantau pada saat ronde lingkungan dan audit. Kepatuhan dengan
kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan kepada Health & Safety Commiftee.
Apakah seluruh
bahan - bahan beracun yang ada
Hazardous
Materials and / cairan tubuh diberi tanda
Waste biohazard?
Management
cairan tubuh / patologi diberi label
sesuai ketenfuan?
Apakah alat medis / bedah
pakai dipisahkan dan dikemas
Apakah bahan kimia
beracun berada di tempat yang
terkunci?
Life Safety
Management
mendemonstrasikan cara
catatan pemeliharaan
Medical d‖ engkapl,dapat dipakat untuk
Equipment menelusuri nwayat pemeliharaan
Management suatu a;at,apakah catatan tersebut
,uga me‖ puti masa:ah keselamatan
mekanisme / sistim
yang memadai untuk mengatasi
HVAC diinspeksi
sesuai spesifikasi pabrik dan 6tter
U‖ ‖
ty sprinkler diperiksa
Management pa:ing sediklt satu tahun seka:i atau
sesual ketentuan,oleh petugas
No YA TIDAK
I{URSING
1
Apakah lemari obat dan kereta obat terkunci saat tidak digunakan?
5
pasien?
6
RADIOLOGI
1 Adakah logbook untuk mencatat proses warming alat?
OPERATING THEATHRE
1
Apakah lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dimana tetinstuksi untuk
2
Apakah terdapat alat untuk tes suhu minyak, air, dan parafrn?
DAPUR
1
belah?
5
Orangorang pen“ ng yang teribat di dalam mengembangkan dokumen ini(para penu‖ s utama)
Diedarkan kepada mereka yang namanya tercantum di bawah ini untuk konsultasi &
Ratifi kasi/Pengesahan:
C00 ヾ Salinan
卜⊃ m 一
Komite Medik V
∝ 卜の 一
Salinan
O L く 卜 ﹂く 0