Anda di halaman 1dari 2

Pasal 931 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”):

“Suatu wasiat hanya boleh dinyatakan, baik dengan akta tertulis sendiri atau olografis, baik dengan akta
umum, baik akta rahasia atau tertutup.”

Wasiat Olografis
Pasal 932 KUHPerdata
• Wasiat tertulis sendiri, seluruhnya ditulis dan ditandatangani oleh si yang mewariskan sendiri
• Harus disimpan kepada seorang Notaris
• Notaris wajib membuat akta penyimpanan yang ditandatanganinya bersama dengan 2 (dua) orang saksi
dan si yang mewariskan, dan harus ditulis apabila surat disampaikan terbuka atau disampaikan dengan
tersegel
• Di hadapan Notaris dan saksi, si yang mewariskan harus membubuhkan catatan pada sampulnya bahwa
itu berisikan surat wasiatnya yang dikuatkan dengan tanda tangannya

Pasal 933 KUHPerdata


Surat wasiat yang ditulis sendiri setelah dilakukan penyimpanan Notaris adalah sama kuatnya dengan surat
wasiat yang diselenggarakan dengan akta umum

Pasal 934 KUHPerdata


• Si yang mewariskan boleh meminta kembali surat wasiat yang ditulisnya sendiri, dengan dibuat suatu akta
autentik
• Dengan pengembalian itu, surat wasiat tertulis sendiri dianggap dicabut

Pasal 936 KUHPerdata


Setelah si yang mewariskan meninggal dunia, maka disampaikan kepada Balai Harta Peninggalan (“BHP”)
untuk dibukanya surat wasiat

Wasiat Umum
Pasal 938 KUHPerdata
Surat wasiat dengan akta umum harus dibuat di hadapan Notaris dengan dihadiri oleh 2 (dua) orang saksi

Pasal 939 KUHPerdata


• Notaris menulis atau menyuruh menulis kehendak si yang mewariskan sebagaimana yang dituturkannya
• Si yang mewariskan harus sekali lagi menuturkan kehendaknya di hadapan saksi-saksi, jika penuturan
berlangsung di luar hadirnya saksi-saksi
• Notaris harus membacakan surat wasiat dengan dihadiri saksi-saksi dan membacakan kembali kepada si
yang mewariskan, apakah benar yang dibacakan memuat kehendaknya
• Surat wasiat harus ditandatangani oleh si yang mewariskan, Notaris, dan saksi-saksi
• Apabila si yang mewariskan berhalangan menandatanganinya, maka keterangan itu dan sebab
halangannya disebutkan dalam akta

Wasiat Rahasia
Pasal 940 KUHPerdata
• Si yang mewariskan atau orang lain untuk dia, menulis surat wasiat
• Si yang mewariskan menandatanganinya sendiri
• Surat wasiat harus tertutup dan tersegel
• Surat wasiat yang tertutup dan tersegel tersebut harus ditunjukan kepada Notaris di hadapan 4 (empat)
orang saksi, dan Notaris membuat akta pengalamatan surat wasiat, ditandatangani oleh si yang
mewariskan, Notaris, dan saksi-saksi
• Jika karena suatu halangan timbul setelah penandatanganan surat wasiat, tidak dapat menandatangani
akta pengalamatan surat wasiat tersebut, maka harus disebutkan sebab halangannya
• Surat wasiat tertutup atau rahasia harus tetap ada ditempat penyimpanan Notaris yang menerimanya

Pasal 942 KUHPerdata


Setelah si yang mewariskan meninggal dunia, maka surat wasiat tertutup atau rahasia harus disampaikan
kepada BHP untuk dibuka

Tabel Perbandingan

No. Keterangan Wasiat Olografis Wasiat Umum Wasiat Rahasia


1 Penulisan Surat Wasiat Ditulis sendiri Notaris menulis atau Dilakukan sendiri
menyuruh menulis atau orang lain yang
berdasarkan menulisnya untuk
kehendak Penghadap Pewaris
2 Akta Akta Penyimpanan Akta Wasiat Akta Pengalamatan
(Superscriptie) Surat
Wasiat
3 Saksi-saksi 2 (dua) orang 2 (dua) orang 4 (empat) orang
4 Pembukaan Surat Wasiat BHP Notaris BHP
5 Pencabutan Surat Wasiat Pasal 992 KUHPerdata
• membuat surat wasiat baru; atau
• akta notaris yang mengandung pernyataan pencabutan seluruh
atau sebagian surat wasiat

Anda mungkin juga menyukai