Kelompok 11 Menyimak
Kelompok 11 Menyimak
Disusun Oleh:
Kelompok 11:
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
TAHUN 2021
A. DUOLOK DAN DIALOG
Sebaliknya, dialog yang sejati melibatkan penyimakan kepada orang lain seperti
halnya pada diri sendiri. Dialog menuntut ancangan atau pendekatan terbuka, suatu
kesudian menaruh perhatian kepada orang lain dan memberi responsi secara sopan
kepada mereka tanpa latihan dan ulangan. Menyimak merupakan suatu sarana penting
dan berguna bagi hubungan-hubungan antarpribadi yang bermakna. Kegunaan dialog ini
sangat terasa dalam kehidupan modern, terlebih dalam bidang politik antarnegara
(adikuasa; seperti antara Amerika Serikat dan Soviet-Rusia). Dalam dialog ini
dibutuhkan benar-benar keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak yang
bermutu tinggi. Salah simak dapat menggagalkan maksud dan tujuan kedua belah pihak.
B. HAKIKAT PERHATIAN
Perlu kita camkan benar bahwa menyimak adalah suatu penerimaan yang aktif
terhadap informasi lisan. Lebih dari sekadar penerimaan stimulus atau suatu tindakan
yang refleksif, penyimak juga merupakan suatu perilaku yang dapat dianalisis dan
dimodifikasi; merupakan sesuatu yang dapat kita pilih untuk dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan sama sekali; kita dapat menentukan apakah perlu diberi wadah atau tidak;
kita dapat menentukan tingkat keefektifannya; dan kita dapat mengganti bahkan
meningkatkan atau mengembangkannya. Kalau menyimak merupakan suatu tindakan
elektif atau perbuatan fakultatif, perhatian, yang sangat perlu bagi penyimakan yang
baik, merupakan suatu perilaku selekuif atau kelakuan terpilih. Contohnya pada suatu
ketika, kita memilih untuk menyimak lagu-lagu ciptaan Rinto Harahap pada waktu
senggang; kemudian dari sekian banyak lagu ciptaannya, kita menyeleksi lagu pujaan
kita lalu kita menyimaknya dengan penuh perhatian. Demikianlah dapat kita simpulkan
bahwa perhatian adalah suatu proses penyelesaian dari berbagai ragam stimuli sebuah
stimulus yang penting bagi seseorang pada saat tertentu. Dengan perkataan lain, dapat
dikatakan bahwa perhatian bersinonim dengan persepsi selektif. Ada seorang pakar
yang menyarankan bahwa konsep perhatian itu mencakup berbagai faktor, antara lain:
2) Kewaspadaan : melihat jam atau waktu, walaupun sebenarnya tiada terjadi apa-
apa; sama halnya dengan polisi lalu lintas yang harus siap bertugas, walaupun di
jalanan tiada kendaraan atau orang berjalan; biar sepi polisi siap berdiri di
persimpangan jalan.
5) Aktif dan giat : selalu siap sedia, terus siaga menjawab apa saja yang akan
muncul, memberi responsi terhadap segala ucapan, seperti pada saat seseorang
berkata, "Para hadirin yang terhormat, kami meminta perhatian Anda bahwa
Bapak Menteri yang kita nanti-nantikan telah datang dan akan memberi ceramah
sebentar lagi."
1. Teori Seleksi-Responsi
Teori ini adalah buah pikiran Anthony Deutsch dan Diana Deutsch. Dalam teori
ini, seleksi dikaitkan langsung dengan kepentingan stimu lus. Semakin penting suatu
stimulus kepada penerima, semakin kuat pula reaksinya, dan kekuatan reaksi terhadap
suatu stimulus menentukan seleksi.
2. Teori Saringan
Teori ini dikembangkan oleh Anne M.Treisman, agak bersamaan dengan teori
filter Broadbent, tetapi jauh lebih eksplisit mengenai kaidah-kaidah yang
mengendalikan tindakan saringan itu. Seperti juga halnya Broadbent, Treisman melihat
garis-garis stimulus yang sejajar, atau masukan, mengalir ke dalam pribadi seseorang.
Masukan itu (pesan, informasi, dan data) kemudian dianalisis berdasarkan sifat-sifat
fisiknya (kenyaringan, tekanan, warna, luas, dan ukuran).
Kita hendaknya menyadari benar bahwa komunikasi lisan yang tepat guna
bergantung pada pengiriman, penerimaan, dan tanggapan atau sambutan terhadap
pesan-pesan lisan. Selanjutnya, penerimaan dan responsi bergantung pada perhatian.
jadi, tidak mungkin memisahkan perhatian dari komunikasi efektif. Akan tetapi, hal
yang mungkin menganalisis bagian yang dimainkan perhatian dalam proses komunikasi
dan menunjukkan dengan tepat beberapa cara bahwa masalah-masalah perhatian
mempengaruhi arah dan hasil atau akibat komunikasi itu.Kalau kita membuat suatu
keputusan untuk memperhatikan satu stimulus di antara yang lain-lainnya, maka
sebenarnya kita tidak menutup diri seluruhnya dari gangguan. Kalau kita mendengar
bunyi yang keras dan tiba-tiba, pada saat kita memusatkan perhatian pada satu stimulus,
kita tetap saja mengalihkan perhatian pada stimulus pengganggu itu. Kemampuan kita
untuk diganggu sama besar nilainya dengan kekuatan kita untuk memusatkan perhatian.
Dari satu segi, pengalihan perhatian secara tidak ikhlas yang disebabkan oleh adanya
gangguan merupakan suatu mekanisme penjagaan diri; bahkan pada saat kita sedang
terbenam memusatkan perhatian pada sesuatu, kita tetap saja dapat diganggu oleh deru
pesawat udara, klakson mobil, atau gonggongan anjing. Demikianlah, suatu stimulus
yang kuat dan tidak kita harapkan mempunyai suatu kekuatan untuk menggantikan
stimulus yang dengan suka rela kita tekuni dengan penuh perhatian.
3. Faktor sikap tidak boleh kita abaikan terhadap perhatian menyimak. Sikap
terbuka memang sangat dibutuhkan dalam kegiatan menyimak.
4. Faktor motivasi, dorongan atau alasan sangat menentukan besar atau tidaknya
perhatian seseorang untuk menyimak ceramah, kuliah, khotbah, atau
pembicaraan yang dibawakan oleh seorang pembicara.
5. Factor jenis kelamin yang dapat menentukan kadar perhatian untuk menyimak.
Minat dan perhatian pria dan wanita memperlihatkan perbedaan, walaupun tidak
dapat disangkal adanya persamaan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali bahan simakan yang dapat memberi
kesenangan, kegembiraaan, serta kenikmatan kepada kita. Kita bisa tertawa terpingkal-
pingkal menyimak monolog duolog, ataupun dialog dalam siaran radio dan televisi,
ataupun kejadian yang sebenarnya.