Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana cara Forecast agar tercipta perencaan yang baik,

dan bagaimana memperbaiki perencaan yang gagal

Forecast merupakan salah satu metode untuk melakukan perencanaan serta pengendalian dalam
menjalankan bisnis, forecasting juga merupakan alat bantu untuk melakukan perencanaan yang
efektif dan efisien. Agar tercipta perencanaan yang baik, maka cara forecast perlu didukung dengan
metode-metode forecast.
Metode forecasting dibagi menjadi dua, yakni peramalan secara kualitatif dan peramalan secara
kuantitatif.
Peramalan kuantitatif yaitu peramalan yang berkaitan dengan hitungan matematis, diantaranya,
yakni :
1. Time series : Metode time series atau deret waktu merupakan metode peramalan yang
menghubungkan keterkaitan antara variabel dependen (variabel yang dicari) dengan variabel
independen atau variabel yang mempengaruhinya kemudian dihubungkan dengan waktu, mingguan,
bulan atau tahun.
2. Metode Kausal : Metode yang didasarkan pada keterkaitan antara variabel yang diperkirakan
dengan variabel lain yang mempengaruhinya. Namun, variabel nya bukan dalam bentuk waktu.
Peramalan secara kualitatif adalah peramalan yang menggunakan pendapat dan analisis yang
deskriptif, diantaranya yakni :
1. Metode Survei Pasar : Metode survei dapat dilakukan dengan menyebar kuesioner, wawancara
langsung atau telepon.
2. Juri dari opini eksekutif : meminta opini atau pendapat dari kelompok kecil yang terdiri atas
manajer pemasaran, manajer produksi, manajer teknik, manajer keuangan dan manajer logistik dan
hasilnya kemudian digabungkan dengan model statistik.
3. Metode Delphi : Metode ini dilakukan dengan menyebar kuesioner tetapi jawaban dari kuesioner
yang terkumpul disederhanakan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ahli untuk
peramalannya.

Dalam mengimplementasikan sebuah perencanaan tentunya terdapat sebuah risiko kegagalan yang
mungkin terjadi. Apabila kegagalan terjadi, terdapat beberapa hal untuk memperbaikinya,
diantaranya sbb :
1. Menyadari kegagalan : Banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, antara lain hasil
penilaian kinerja yang buruk, masalah dalam komunikasi antar departemen, arus kas yang
terhambat, menurunnya keuntungan, ataupun berkurangnya pelanggan secara drastis dalam kurun
waktu tertentu.
2. Melakukan Evaluasi segera : Mengurut kembali langkah-langkah yang telah dilakukan
sebelumnya, lalu menganalisa kegagalan yang terjadi. Kegagalan bisa terjadi disebabkan faktor
internal (dalam), misalnya ketrampilan dan pengetahuan yang kurang, fasilitas dan dukungan yang
terbatas. Kegagalan bisa juga datang dari eksternal (luar), misalnya kondisi perekonomian yang
memburuk, peraturan dan perundang-undangan baru yang tidak mendukung, atau adanya teknologi
baru yang belum dimanfaatkan.
3. Melakukan koreksi dan perubahan : Hasil evaluasi perlu diolah agar bisa digunakan untuk
mempelajari dan menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan serta perubahan yang perlu
diciptakan untuk membantu bangkit dari kegagalan.
4. Melakukan konsolidasi : Konsolidasi bisa dilakukan ke dalam maupun ke luar, dan dengan
berbagai pihak (antara lain atasan, bawahan, rekan kerja, pelanggan, supplier, bahkan keluarga dan
teman). Konsolidasi ini diperlukan untuk menggalang dukungan, mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan, serta menyusun strategi sukses.
5. Membuat rencana baru yang lebih efektif : Perencanaan yang lebih matang pun bisa dipersiapkan,
antisipasi setiap kendala, kesalahan, dan kegagalan mungkin dialami, atau bahkan yang harus
diciptakan untuk dijadikan batu loncatan dalam meraih sukses.

Anda mungkin juga menyukai