Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Rudi Saputra

Nim : 105180155

Semester : VIII (Delapan)

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Syari’ah

Judul : Peran Pemerintah Dalam Pengawasan Penambang Emas Di


Kecamatan Tengah Ilir,Kabupaten Tebo.

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya apabila ini

di kelola dengan baik,maka akan membawak dampak kesejahteraan bagi

rakyat ,namun apabila manusia terlalu serakah dalam pengelolaan sumber daya

alam,maka akan berdampak buruk bagi lingkungannya.Untuk itu perlu adanya

sebuah kontrol yang mengatur masyarakat,agar sumber daya alam di tengah-

tengah masyarakat dapat diatur dan dikelola dengan sebaik-baiknya itulah tugas

dan fungsi sebuah pemerintahan.

Disebutkan dalam undang-undang dasar di pasal 33 ayat 3 bahwa bumi,

serta air serta kekayaan alam yang terkandung pada dalamnya dikuasai sang

Negara serta digunakan buat sebanyak-akbar memakmuran warga. Keterangan

Pasal merupakan menegaskan bagaimana perjuangan buat memakmurkan


1
masyarakat menggunakan berbagai upaya buat memanfaatkan kekayaan alam

indonesia.

Banyak sumberdaya alam yang dikelola oleh pemerintahan ataupun pihak

swasta dan telah diatur dalam pemerintahan daerah namun yang menjadi problem

pengelolaan sumber daya alam yang di lakukan oleh individu atau sekelompok

orang tidak memiliki izin seperti penambangan emas tanpa izin penambangan

seperti ini memberikan dampak bagi lingkungan, gejolak sosial dan ekonomi

masyrakat. Karena di khawatirkan penambangan emas liar ini maka pemerintah

berupaya memberikan peran untuk mengawasi penambangan emas ilegal tersebut

meskipun semarak dalam pengawasan belum maksimal terbukti dengan adanya

penambangan emas yang aktif berkerja.

Penambang liar yang dikerjakan tak mengguakan ijin waktu ini sudah

menjadi dilema berfokus kepada warga serta atasan.Pekerja penambangan liar

yang tak jarang dikelola serta banyak dilakukan saat ini, setaunya tak mengikuti

uji kelayakan, analisis menyatakan akibat lokasi serta tentunya tak menerima ijin

asal atasanya.Hal ini marak akan membawa akibat yang berfokus bagi lingkungan

sekitar, gejolak sosial serta ekonomi warga. Marak pertambangan ilegal

dilaksanakan di huma yang dipakai sang orang lain, sebagai akibatnya

membawakan aneka macam perseteruan, begitu pula jikalau itu artinya huma

pemerintah maupun huma huma yang dikawal sang Negara, yang seharusnya tak

dikelola dan dieksploitasi. Ini akan menjadi perseteruan kepentingan, perebutan

huma operasi serta aneka macam hal ini yang menyerupai akibat sosial dampak

asal penambangan ilegal tadi.

2
Penambangan ilegal juga menyebabkan kerusakan lingkungan baik dari

segi pendayagunaan maupun penggunaan bahan kimia beracun yang tidak

ditangani secara professional baik saat penggunaannya maupun_ pasca

penggunaannya. Aneka macam konflik yang muncul sebagai dampak adanya

kegiatan penambangan ilegal harus mendapatkan penangan serius dari pihak

terkait terutama pemerintah melalui Pemerintah daerah dan instansi yang

berwenang mirip instansi Lingkungan hayati serta Kehutanan. Pemerintah wajib

bisa menjembatani dan menyampaikan alternatif kepada warga yang melakukan

praktek penambangan ilegal tanpa ijin, karena di hakikatnya mereka bekerja untuk

mencari nafkah walaupun pada jalur yang tidak diizinkan oleh pemerintah.

Tak praktis buat menghentikan aktivitas yang tak legal di rakyat,

pemerintah serta rakyat mirip kucing-kucingan serta tak terdapat akhirnya buat

mengatasi aktivitas aktivitas penambangan ilegal tadi.Hal ini ditimbulkan sebab

banyak sekali faktor contohnya minimnya pencerahan mas yarakat, pekerjaan

yang tak terdapat, kebutuhan ekonomi yang terus menerus menjepit dan tergoda

menerima penghasilan yang tinggi asal berburu yang akan terjadi kekayaan alam

yang mereka bayangkan menjadi pekerjaan yang tak membutuhkan poly saat buat

cepat sebagai kaya.1

Tentu ini menjadi permasalahan dan gejolak di tengah masyrakat disisi

lain pemerintah melarang tambang emas ilegal namun belum menemukan solusi

dalam pemecahan masalah bagaimana para perkerja tambang emas tersebut dapat

berkerja dengan penghasilan yang memadai seperti tambang emas tersebut,


1
Muhammad Maulana, Peran Pemerintah Dalam dalam Penungalangan Tambang Emas
Ilegal di Desa Lamunga, Universitas Muhammadiyah 2019.
3
pemerintah di satu sisi perannya sebagai pengawas di tengah masyarakat. Pada

sisi yang lain lagi pemerintah berkewajiban mewujudkan kesejahteraan bagi

rakyatnya untuk itu peneliti akan mencoba mengambil sebuah judul dalam tulisan

skripsi ini yaitu :

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGAWASAN PENAMBANG EMAS DI

KECAMATAN TENGAH ILIR,KABUPATEN TEBO.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pemeritah dalam pengawasan penambang emas ilegal di

Kecamatan Tengah Ilir,Kabupaten Tebo?

2. Apa saja Kendala pemerintah dalam pengawasan penambang emas ilegal di

Kecamatan Tengah Ilir,Kabupaten Tebo?

3. Bagaimana peran pemerintah dalam pengawasan penambang emas ilegal di

Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo?

C. Tujuan Kegunaan Penelitian

1.Tujuan Penelitian

a) Ingin mengetahui dan menganalisis Konsep pemerintah dalam

pengawasan penambang emas ilegal di kecamatan tengah

ilir,kabupaten tebo.

b) Ingin mengetahui dan menganalisa kendala pemerintahan dalam

pengawasan penambang emas ilegal di kecamatan tengah

ilir,kabupaten tebo.

4
c) Untuk mengetahui Bagaimana Peran pemerintahan dalam pengawasan

terhadap penambang emas di kecamatan tengah ilir,kabupaten tebo.

1. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat penulis uraikan:

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S1 pada prodi Ilmu

Pemerintahan Fakultas Syariah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Dapat menyajikan satu karya ilmiah berupa sebuah skripsi yang

berkaitan dengan peran pemerintah dalam pengawasan penambaang

emas ilegal.

c. Penulisan dapat memaparkan peran pemerintah dalam pengawasan

penambang emas ilegal.

D. Kerangka Teori

1. Teori Peran

Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat

golongan, yaitu: Pertama Orang- orang yang mengambil bagian dalam interaksi

sosial. Kedua Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut, Ketiga Kedudukan

orang- orang dalam perilaku, Keempat Kaitan antara orang dan perilaku.2

Teori peran artinya sebuah teori yang dipergunakan pada global sosiologi,

psikologi serta antropologi yang artinya gugusan aneka macam teori, orientasi

juga ilmu. Teori kiprah berbicara perihal istilah ’’peran’’ yang biasa

dipergunakan pada global teater, dimana seorang aktor pada teater wajib bermain

menjadi tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

2
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori- Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),
Hlm. 216
5
berperilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dianologikan dengan

posisi seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi.3

Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh

seorang aktor dalam sebuah pentas drama, yang dalam konteks sosial peran

diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor adalah batasan yang dirancang

oleh aktor lain, yang kebetulan sama- sama berada dalam satu penampilan/ unjuk

peran (role perfomance).4

2. Sikap pada peran

Biddle serta Thomas membagi 5 indikator ihwal sikap dalam kaitanya

menggunakan peran menjadi berikut :

a) Harapan perihal kiprah (expectation)

Harapan wacana kiprrah merupakan harapan-harapan orang lain perihal

sikap yang pantas, yang seharusnya ditunjukkan sang seseorang yang memiliki

peran eksklusif. Harapan wacana perilaku ini mampu berlaku umum, mampu

ialah harapan asal segolongan orang saja, serta mampu pula ialah harapan asal

satu orang eksklusif.5

b) Adat(norm)
3
Ibid, Hlm.215
4
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 3
5
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 4

6
Secord serta Backman beropini bahwa , adat hanya artinya keliru satu

bentuk asa. Secord serta Backman memberi macam-macam asa menjadi berikut:

1. Asa yang bersifat menafsirkan (anticipatory), yaitu asa perihal suatu sikap

yang mungkin terjadi.

2. Asa normatif (role expectation) ,yaitu kepastian yang menyamai suatu

kiprah. Asa normatif ini di beri lagi kedalam 2 bentuk: asa yang

terselubung (convert) , yaitu asa itu permanen terdapat walaupun tak

diucapkan-

-Asa yang terbuka (overt), yaitu asa yang diucapkan. Asa jenis ini di namai

tuntutan kiprah (role demand). Tuntutan kiprah melalui proses internalisasi

bisa sebagai tata cara bagi kiprah yang berkaitkan.

c). Wujud sikap pada kiprah (performance).

Kiprah diwujudkan pada sikap sang aktor. Wujud sikap pada kiprah ini

konkret bervariasi, berasal dari satu aktor ke aktor yang lain. Variasi tadi pada

teori kiprah ditinjau normal serta tak dapat batasnya. Teori kiprah tak cenderung

mengklasifikasikan kata-istilahnya berdasarkan sikap spesifik, melainkan sesuai

klasifikasinya di sifat berasal dari sikap serta tujuannya (motivasinya). Sebagai

akibatnya, wujud sikap kiprah bisa digolongkan cntohnya ke dalam jenis yang

akan terjadi kerja, dampak sekolah, akibat olahraga, pendisiplinan anak, pencari

nafkah, pemeliharaaan kenyamanan, serta melain sebagainya.6

6
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 5

7
Kiprah dipandang wujudnya bersasal tujuan dasarnya atau yang akan

terjadi akhirnya, terlepas dari asal cara mencapai tujuan atau yang akan terjadi

tadi. Namun tidak menutup kemungkinan adanya cara-cara tertentu dalam suatu

peran yang menerima sanksi dari masyarakat. Suatu cara menjadi kursial dalam

perwujudan peran, ketika cara itu bertentangan mengunakan aspek lain dari peran.

Mengunakan demikian, seorang aktor bebas buat memilih cara- caranya sendiri

selama tidak bertentangan menggunakan setiap aspek dari peran yang diharapkan

darinya. Terkait perwujudan peran, terdapat dua pendapat, yaitu:

1. Sarbin menyatakan bahwa perwujudan peran bisa dibagi pada tujuh

golongan berdasarkan intensitasnya sesuai keterlibatan diri (self) aktor

pada peran yang dibawakannya. Taraf intensitas yang terendah adalah

keadaan di mana diri aktor sangat tidak terlibat. Perilaku peran dibawakan

secara otomatis dan mekanistis saja. Sedangkat tingkat yang tertinggi akan

terjadi bila aktor melibatkan seluruh pribadinya pada perilaku peran yang

sedang dikerjakan.

2. Goffman meninjau perwujudan peran asal sudut yang lain. Beliau

memperkenalkan istilah permukaan (front), yaitu buat memberikan sikap-

sikap tertentu yang diekspresikan secara khusus supaya orang lain

mengetahui dengan jelas peran si pelaku (aktor).

d). Evaluasi (evaluation) serta hukuman (sanction)

Bila dikaitkan mengunakan kiprah, evaluasi serta hukuman relatif sulit

dipisahkan pengertiannya. Biddle serta Thomas berkata bahwa antara evaluasi

8
serta hukuman dibrdasarkan di asa warga (orang lain) perihal istiadat. Evaluasi

kiprah pada teori kiprah ialah kesan positif atau negatif yang diberikan sang warga

sesuai tata cara yang berlaku terhadap suatu sikap yang dilakukan sang aktor.

Sedangkan hukuman yang dimaksud ialah perjuangan yang dilakukan seseorang

aktor pada mempertahankan suatu nilai positif atau supaya perwujudan kiprah

diubah sedemikian rupa sebagai akibatnya hal yang tadinya dievaluasi negatif

berubah sebagai positif.7

Berdasarkan Biddle serta Thomas, evaluasi juga hukuman bisa datang

dari orang lain (eksternal) berasal dalam diri sendiri (internal). bila evaluasi serta

sanksi datang dari luar, berarti bahwa penilaian serta sanksi terhadap peran itu

ditentukan oleh perlaku orang lain. Bila penilaian dan hukuman tiba dari dalam

diri sendiri, maka pelaku sendirilah yang memberi nilai serta sanksi berdasarakan

pengetahuannya tentang harapan- harapan dan adat- norma warga.

Umumnya evaluasi dan sanksi internal terjadi di peran-peran yang disebut

penting oleh individu yang bersangkutan, sedangkan penilaian dan hukuman

eksternal lebih seringkali berlaku di kiprah serta tata cara yang kurang krusial bagi

individu tadi. Lalu Biddle serta Thomas evaluasi serta hukuman eksternal diklaim

jua menjadi evaluasi serta hukuman terbuka (overt), sedangkan yang internal

disebutnya tertutup (covert). Hal tadi sebab evaluasi serta hukuman berdasarkan di

asa perihal tata cara yang muncul berasal orang lain yang dikomunikasikan

7
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 5-6
9
melalui sikap yang terbuka (overt). Tanpa adanya pernyataan melalui sikap yang

terbuka, seorang tak dapat memperoleh evaluasi dan hukuman atas perbuatannya.8

Sesuai Merton serta Kitt mengemukakan bahwa, setiap orang memerlukan

grombolan acum (reference class) eksklusif pada menyampaikan evaluasi serta

hukuman. Serta fungsi kelopok acum tadi terdapat 2 macam, yaitu : Pertama,

Fungsi normatif, pada fungsi ini grup mendesakkan suatu baku eksklusif bagi

sikap serta keyakinan/agama anggotanya. Terlepas berasal benar- salahnya baku

itu, grombolan memiliki relative kekuatan atas individu- individu sebagai

akibatnya mau-tak-mau individu mengikuti baku tadi. Bila istiadat- adat itu

diserap (diinternalisasikan) sang individu, maka terbentuklah nilaidalam diri

individu itu, yang selanjutnya akan sebagai panduan bagi tingkah laris serta

agama.

Kedua, Fungsi komparatif (perbandingan), pada fungsi ini gerombolan

hanya dijadikan indera persamaa bagi individu, buat memahami apakah sikap atau

kepercayaannya telah sahih atau masih keliru (buat mengecek kebenaran objektif).

Perbandingan ini bisa dilakukan menggunakan melibatkan diri pada gerombolan

juga tak. Pada hal yang terakhir individu hanya memanfaatkan gerombolan buat

tujuan normatif.9

8
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 7

9
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 8

10
Sebagaimana kita pahami lewat studi ilmu politik, tanda-tanda

pemerintahan adalah bagian yang tidak terpisahkan berasal pusaran kekuasaan.

Bahkan secara etimologis kata government (pemerintah) serta segala bentuk

implikasinya merupakar jantung dari studi ilmu politik (Kuper, 2000: 418). Buat

pengenalan awal kita akan memahami pemerintahan secara etimologis beserta

konotasi yang terkandung di dalamnya sebagai akibatnya kita bisa menggunakan

praktis memahami pengertian sederhana dimaksud lewat studi di atas.10

lstilah pemerintah berdasarkan Finer pada Kuper (2000: 418) setidaknya

mengarah pada empat pengertian utama, yaitu pertama, pemerintah merujuk di

suatu proses pemerintahan, dimana kekuasaan dioperasionalisasikan oleh mereka

yang memegang kekuasaan secara sah. Dalam konteks itu, semua proses yang

berlangsung dalam bingkai pengelolaan kekuasaan ditinjau adalah aktivitas yang

memberikan di performa pemerintah. Realitas ini bisa cermati waktu seseorang

menyadari bahwa semua aktivitas keteraturan dan ketertiban hingga urusan yang

berbelit-belit dalam birokrasi ialah mekanisme yang dibuat secara sengaja oleh

pemerintah.11

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang

diteliti.

a. Penelitian Terdahulu

10
Muhadam Lobollo, Memahami Pemerintahan, Cet -7,(Jakarta:Raja Grapindo), Hlm.17
11
Ibid, Hlm.17
11
Pertama, skripsi yang di temukan adalah skripsi Muhammad maulana

mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas muhammadiyah

mataram yang berjudul kiprah pemerintah pada upaya penanggulangan tambang

emas ilegal pada desa lamunga kecamatan taliwang kabupaten Sumbawa barat.

Penelitian ini bertujuan buat mengetahui kiprah pemerintah pada upayah

penanggulangan tambang batu emas ilegal pada Desa Lamunga Kecamatan

Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Penelitian ini memakai dekstriptif

kualitatif. asal data pada penelitian ini yaitu data utama serta data sekunder.

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi serta

dokumentasi. Penelitian membagikan kiprah pemerintah pada upayah

menghentikan serta mengatasi penambangan liar dibatasi di konsep menjadi

fasilitator, menjadii motivator serta dinamisator.

Penelitian membagikan bahwa kiprah pemerintah sangat bagus menjadi

fasilitator, motivator serta dinamisator dipandang dari kekuasaan yang

diluncurkan sang pemerintah Desa Lamunga pada melakukan sosialisasi,

menyampaikan arahan juga imbauan serta menerapkan hukum-hukum eksklusif.

Rekomendasi asal penulis buat pemerintah, supaya permanen menyampaikan

arahan, himbauan juga masukan yang bisa diterima sang rakyat Desa Lamunga

terkait menggunakan kekuasaan-kekuasaan yang telah ditetapkan sang pemerintah

pada melakukan penambangan batu emas ilegal.

Penelitian ini terdapat kesamaannya dalam pemerintah mengatasi penamb

ang emas ilegal namun perbedaanya terletak pada objek penelitiannya.Penelitian

Muhammad maulana terletak pada desa lamunga kecamatan taliwang kabupaten

12
Sumbawa barat. Sedangkan lokasi penelitian yang saya lakukan berlokasi di keca

matan tengah ilir,kabupaten tebo, penelitian maulana tersebut pemerintah sebagai

fasilitator, motivator maupun dinamisator sedangkan penelitian saya adalah kiprah

pemerintah dalam mengatasi tambang emas ilegal, artinya sebatas mana pengaruh

pemerintah dalam mengatasi tambang emas ilegal tersebut, serta kebijak-

kebijakan pemerintah dalam mengatasi tambang emas ilegal.

Kedua, Penelitian Febrina Fitri Ayu acara Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial serta Ilmu Politik Universitas Islam Riau Yang berjudul

Perihal Survei Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Indragiri Hulu pada

Pencegahan Penambang Emas Ilegal pada Kecamatan Batang Peranap Kabupaten

Indragiri Hulu, adapun penerangan pada penelitian ini yaitu bertujuan buat

mengetahui bagaimana supervisi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Indragiri

Hulu pada pencegahan Penambang Emas Ilegal pada Kecamatan Batang Peranap

Kabupaten Indragiri Hulu serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi sang

oknum anggota Satpol PP pada menangani Penambang Emas Ilegal di Kecamatan

Batang Peranap.

Tipe penelitian ini yang berlokasi di tempat kerja Satuan Polisi Pamong

Praja tepatnya pada tempat kerja Camat Kecamatan batang Peranap ini memakai

metode kualitatif, . sesuai teknis analisis diatas peneliti menilai dan menyimpilkan

bahwa kiprah supervisi satuan polisi pamong praja Kabupaten Indragiri Hulu pada

melakukan pencegahan penambang emas ilegal pada kecamatan batang peranap

masih kurang berperan serta kurang nya ketegasan pihak Satpol PP, Kepolisian

serta Tentara Nasional Inonesia pada menangani perkara tadi sebagai akibatnya

13
poly yang melanggar perturan daerah tadi. Hal ini bisa terjadi sebab masih adanya

kendala -kendala yang masih merusak kinerja para Oknum Satpol PP tadi mirip

kurang nya pencerahan rakyat, peraturan yang tak bertenaga, dan kurangnya

supervisi oknum Satpol PP serta Kepolisian.

Ketiga penelitian Widi Puspa Sari Jurusan Ilmu Administrasi Negara,

Universitas Negeri Padang Yang Berjudul Tentang Aktifitas Penertiban

Penambangan Emas Ilegal pada Kabupaten Dharmasraya, Berdasarkan penelitian

di atas dapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi penertiban tersebut

1) Aplikasi penertiban penambangan emas ilegal pada Kabupaten Dharmasraya

tak berpungsi secara efektif. Keterlihatan tujuan yang hendak didapati tak

tersusun rapi menggunakan nyata serta tak terdokumentasi secara tergambar

sebagai akibatnya sang sector forum yang mempunyai kerja serta tanggung jawab

terikat penertiban tak mempunyai jalan yang sama serta terperinci. Kejelasan seni

manajemen peringkat tujuan serta bentuk perancangan masih dirasakan tak

optimal sebab masih luas terjadi kebobolan berita tentang razia penertiban yang

akan diterapkan. Kekuasaan yang dipergunakan pun hanya berselokan pada

Undang Undang nomor 4 Tahun 2009 perihal Pertambangan Mineral serta Batu

Bara, tak tersampaikan peraturan daerah serta perbup pokok yang dibuat sang

pemda terkait penuntasan aktivitas tambang ilegal. Acara penertiban pula tak di

deskripsikan menggunakan nyata. Acara hanya dilanjutkan sesuai tupoksinya aja.

Fasilitas wahana serta prasarana yang menunjang aplikasi penertiban pula kurang

lengkap sebab tunggangan yang mampu menembus buruknya jalan serta jauhnya

medan yang ditempuh masih tergolong kurang efisien, serta supervisi masih

14
belum berjalan menggunakan efektif sebab sistem supervisi waktu melakukan

penindakan penertiban hanya dilakukan sang pihak kepolisian. Pemeda serta

instansi terkait lainnya tak mempunyai kiprah andil pada dalamnya.

2) Faktor penghambat asal proses penertiban yang dilakukan terbagi atas faktor

internal serta faktor eksternal. Faktor internalnya merupakan asal daya insan yang

tak mencukupi, aturan spesifik tentang penertiban penambangan emas ilegal pula

tak dianggarkan menggunakan kentara. Masih kurangnya jumlah sarana dan

prasarana menghasilkan aplikasi penertiban penambangan emas liar pula kurang

efisien. Faktor penyebabnya yaitu masih kurangnya kesadaran dan partisipasi

warga, jauhnya lokasi medan yang dijalankan serta seringnya terjadi kebobolan

berita razia yang akan dilaksanakan serta aktivitas tambang adalah aktivitas yang

telah dilakukan temurun-temurun sebagai akibatnya relatif sulit buat dilarang.

Keempat, Penelitian Ilham Ariski mahasiswa Ilmu Pemerintahan,Fakultas

Syari’ah,Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi skripsi ini

bertujuan buat mengatakan Bentuk Lingkungan Hidup Daerah(BLHD) pada

mengaskan akibat sosial penambangan emas tak izin (PETI) pada kecamatan

cermin nan gedang kabupaten sarolangun.

Menjadi tuntutan antara lain buat memahami akibat sosial penambangan

emas tak izin, ingin megetahui hambatan mencegah masalah sosial penambangan

emas tak izin serta ingin mengetahui menegah akibat sosial penambangan emas

tanpa izin pada kecamatan cermin nan gedang di kabupaten sarolangun.

Skripsi ini pada penyamaan metode penelitian kualitatif yuridis sosiologis

menggunakan metode pengumpulan data memiliki observasi,wawancara serta

15
dokumentasi.sesuai penelitian serta diperjalan diperdapat akibat serta rangkuman

menjadi tertera:

1).Akibat sosial penambangan emas tak izin pada kecamatan cermin nan gedang

di kabupaten sarolangun demikian antara lain :masyrakat kemalingan asal air

higienis berasal dari batanghari,mayarakat kemalingan fungsi buat MCK, mak-

mak kemalingan kegiatan buat bergerombolan pada batanghari serta anak kecil

kemalingan daerah bergelut serta kehancuran lahan dampak aktivitas penambang

emas di kecamatan cermin nan gedang.

2). Hambatan mengurangi akibat sosial penambangan emas tak izin di cermin nan

gedang kabupaten sarolangun di antaranya bersangkutan menggunakan wewenag

pemerintahan wilayah,minimnya kepemikiran hukum rakyat,sarana-serta

prasarana tak memadai,lembutnya hukum aturan serta minimnya pencerahan sang

punya lokasi.

3).Upaya mengurangi akibat sosial penambangan emas tak izin di kecamatan

cermin nan gedang di kabupaten sarolangun di antaranya sebagai akibat

menggunakan pencegahan atau tindakan prefentiv yang di lakukanoleh BLH

kabupaten terhadap pemakai penambangan emas tak izin di kecamatan cermin nan

gedang di kabupaten sarolangun menggunakan cara melakukan seruaan,

melakukan pengenalan dan melakukan razia terhadap peguna penambangan emas

ilegal serta bertindak melakukan tindakan-tindakan refresif (Penindakan )yaitu

menggunakan cara pengambilan barang-barang pekerja dan penyitaan.

F. Metode Penelitian

16
Metode penelitian artinya suatu cara yang dipergunakan pada

mengumpulkan data penelitian dan menyamai menggunakan standar bilangan

yang sudah dipengaruhi.12 pada hal ini peneliti memakai berjumlah perangkat

penelitian yang sinkron pada metode penelitian ini guna untuk memperoleh yang

akan terjadi yang minimum, diantaranya menjadi berikut :

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini diterapkan di Kecamatan Tengah Ilir, sebab sinkron

menggunakan judul konflik yang diperjelas dalam sebuah latar belakang persoalan

menggunakan keadaan di tempat teliti. Yang mana tata cara kepemimpinan pada

Kecamatan Tengah Ilir dapat mempengaruhi sebuah peram pemerintah, Penelitian

ini dilakukan agar bisa memberikan diskursus khusus mengenai peran pemerintah

terhadap pengawasan penambangan emas ilegal.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini selaku sang peneliti akan mencoba meneliti peran

pemerintah dalam pengawasan tambang emas ilegal tersebut pada tahun 2021-

2022.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini artinya pendekatan

kualitatif. Pentingnya jenis data karena diperolehnya temuan dilapangan tentang

kaitan problem yang diangkat pada judul ini. Pendekatan ini dilakukan

12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm 126
17
menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai di instrument pengambilan

data.

Pendekatan yang dilaksanakan merupakan pendekatan kualitatif. Bogdan

serta Taylor, berkata beropini kualitatif adalah macam mekanisme penelitian yang

membuat data menyerupai istilah-istilah tergambar juga ekspresi dari sejumlah

orang maupun sikap yang dapat dicermati. sekalian juga berdasarkan Kirk serta

Miller, bahwa pendekatan kualitatif ialah suatu kebiasaan pada ilmu pengetahuan

yang berpegang pada pengamatan ilmuan. Pengamatan tadi bekerjasama

menggunakan ilmuan-ilmuan tersebut pada bahasanya dan persamaannya.13

Penelitian kualitatif bisa disambungkan mengunakan 5 bentuk pendekatan

yaitu penelitian kualitatif menggunakan nominasi penelitian biografi (naratif),

fenomenologi, grounded theory, etnografi serta studi masalah.14

Menggunakan pendekatan kualitatif diperlukan bisa didapat pengetahuan

serta penafsiran yang amat terdalam mendekati makna dalam liputan yang sesuai,

menjadi studi prihal, penelitian ini jua ingin menjelaskan dan menyebutkan secara

komprehersif kejelasan berbagai aspek individu, suatu grombolan, suatu kelomok,

suatu unsur, atau kondisi sosial.

C. Jenis penelitian

1 . Jenis penelitian

Jenis pada penelitian ini merupakan macam penelitian kualitatif deskriptif.

Berpungsi sebuah data sebab dilangsirkan temuan dilokasi tentang hubungan

13
L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 4.
14
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), (Jambi: Syari’ah Press,
2004).hlm.31-32
18
persoalan yang dikukuhkan pada judul ini. Pendekatan ini dijalankan

menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai di instrument pengumpulan

data.

Pendekatan yang dijalankan ialah pendekatan kualitatif. Bogdan serta

Taylor, berkata bahwa kualitatif ialah semacam mekanisme penelitian yang

membentuk data sama istilah-istilah tergambar juga perkataan dari perorang-

orangan juga sikap yang dapat dicermati. Demikian jua berdasarkan Kirk serta

Miller, bahkan pendekatan kualitatif menyamai suatu tradisi pada ilmu

pengetahuan yang berkaitan pada pencermatan seseorang. Pengamatan tadi

berkerjasama menggunakan ilmuan-orang tadi pada lughoanya serta

perumpamaannya.15

Penlusuran kualitatif bisa dikaitkan menggunakan 5 unsur pendekatan

merupakan penlusuran kualitatif menggunakan nominasi penelusuran biografi

(deskriptif), fenomenologi, grounded theory, etnografi serta kasus masalah.16

Menggunakan penelusuran kualitatif dibutuhkan bisa didapat pengegetahuan

serta penafsiran yang terdalam menyentuh makna pada berita yang berkaitan,

menjadi kasus masalah, penelsuran ini jua ingin mengkaji serta menjelaskan

terkomprehersif tentang banyak sekali aspek pribadi, suatu gerombolan, suatu

golongan, suatu acara, atau kondisi sosial.

Pada penelusuran kualitatif deskriptif ini biuat mengejar info faktual yang

mengenai gelaja yang wujud. Mentafsirkan persoalan-persoalan buat menerima

15
L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2002), Hlm. 4.
16
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), (Jambi: Syari’ah Press, 2004).
Hlm.31-32
19
realita serta praktek-praktek yang sedang eksklusif dan mengetahui secara

eksklusif yang digapai orang pada menangani persoalan atau kondisi yang sama.17

D. Jenis dan Sumber Data

1. Macam Data

Pada penelusuran ini memakai 2 (dua) macam unsur data yaitu :

a) Data Primer

Data utama ialah data yang didapat secara eksklusif melalui yang akan

terjadi observasi lokasi serta melalui akibat wawancara terhadap pokok-pokok

yang terdapat didalamnya. Data ini mirip pribadi dirangkumkan oleh penelusuran

asal sumber awalnya.18 Data utama atau data tangan pertama, artinya data yang

didapat eksklutif berasal subjek penelusuran menggunakan mengenakan alat

penghitungan atau alat pengambilan data pribadi di subjek menjadi asal informasi

yang ditemui.19

Pengumpulan data utama ini dilakukan menggunakan wawancara

langsung pada narasumber yang bersangkutan perihal Peran Pemerintah pada

pengawasan tambang emas illegal di Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo.

b) Data Sekunder

Data sekunder ialah data atau sejumlah informasi yang diperoleh secara

tak eksklusif atau melalui asal perantara. Data ini diperoleh menggunakan cara

17
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali,1992), Hlm1 9
18
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press Iain Sts
2014), Hlm 34
19
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Hlm 91
20
mengutip berasal asal lain, sebagai akibatnya tak bersifat authentik, sebab telah

didapat dari tangan kedua, ketiga, serta seterusnya.20

Data sekunder artinya data utama yang telah dikelola lebih relevan dan

tersaji baik dari pihak pengelompk data utama atau pokok lain. Data sekunder ini

didapat tak secara eksklutif dari sumbernya, data yang dimaksud artinya berupa

dokumen berupa biground Kecamatan Tengah Ilir, organisasi, regulasi, UU, dan

dokumen lain yang berkaitan Peran Pemerintah pada supervisi tambang emas

illegal di Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo

1. Sumber Data

Asal data ialah subyek darimana data itu didapat serta diperoleh. Asal data

pada penelitian diadaptasi menggunakan penekanan serta tujuan penelitian.

E. Unit Analisis Data

Asal data ialah satuan eksklusif yang diperoleh menjadi subjek penelusuran.

Menggunakan persamaan kita menentukan subjek (pribadi) serta (barang)

yang diperoleh dari keseluruhan untuk menerima ilustrasi mengenai hal

tersebut.21

Penelitian ini dilakukan terhadap Peran Pemerintah pada pengawasan tambang

emas ilegal pada Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo.

Buat memilih unit analisis data penelusur memakai sistem purposive

sampling yaitu subjek asal penelusurannya telah dipengaruhi serta hanya didapat

20
Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press Iain Sts
2014), Hlm 34
21
Rianto Adi,Metode Penelitian Sosial Dan Hukum,(Jakarta: Granit. 2004), Hlm 101

21
pada orang-orang ekseklusif atau orang-orang yang memasukan bidang

penelusuran ini.

F. Metode Pengumpulan Data

Pada penelusuran ini pengambar memakai metode pengelompokan data

secara kualitatif pada pengelompokan data yang pengambar butuhkan untuk

penelusuran ini memakai metode-metode :

1. Observasi

Observasi ialah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti baik secara

eksklusif juga tak ekseklusif buat memperdapat data yang wajib disatukan pada

penelusuran.22

Metode observasi yang dipergunakan pada penelusuran ini ialah Observasi

sistematik yang artinya salah satu asal macam observasi. Observasi sistematik

biasa diklaim menggunakan observasi berstruktur. Sebelum membuat observasi

terlebih lama didesain kerangka tentang aneka macam faktor dan macam-macam

yang akan di observasi.23 Menggunakn demikian, data yang diperoleh oleh peneliti

berasal responden juga informan yang berkaitan eksklusif menggunakab

penekanan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara ialah bentuk komunikasi eksklusif antara penelusuran serta

responden.Komunikasi bereksklusif pada bentuk Tanya jawab pada korelasi tatap

wajah, sebagai akibatnya gerak serta mimik responden membentukan pola media

22
Djam’an Satori Dan Aan Komariah,Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet.Ke-5,
(Bandung:Alfabeta,2013), Hlm 105
23
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta:Premanada Media
Group, 2013), Hlm 131
22
yang mempuni istilah-istilah secara lisan.Sebab itu, wawancara tak hanya

mengambil pemahaman atau ide, namun pada dapat mengambil perasaan,

pengalaman, emosi, motif, yang dipunyai sang responden yang bersangkutan.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi artinya sejumlah dokumen-dokumen perihal aneka macam

aktivitas atau insiden pada saat yang lalu.Dokumen mampu goresan gambaran,

gambar, atau karya menumental berasal dari seseorang.24 Dokumen yang

terbentuk goresan gambar contohnya tulisan harian, sejarah kehidupan (life

histories), biografi, peraturan, Dokumen berbentuk karya contohnya karya seni,

yang bisa berupa gambar, patung, film, serta lain. Study dokumen ialah pelengkap

asal asal dari penggunaan metode observasi serta wawancara. Dokumentasi

pengambaran dipergunakan menjadi instrument buat memperdapat data atau info

yang bersangkutan dengan yang ditinjau. Dapat pula berupa tulisan dan rekaman

video yang akan terjadi wawancara yang diperoleh dari berasal nara sumber.

1. Teknik Analisis Data

Pada analisis data penelusur akan mengumpulkan data terlebih lama guna

buat terperincinya peninjauan, sehabis data terkelompok dilanjutnkan

menggunakan analisis data, barulah selesainya itu perangkuman data.

Analisia yang dipergunakan buat tahu dikaitkan serta konsep pada data

sebagai akibatnya bisa diperluas serta dinilai. Sesuai hal pada atas bisa

dikemukakan bahwa analisa data artinya mencari proses serta menyusun secara

sistematika data yang didapat berasal hasil wawancara dan asal lain sebagai

24
Djam’an Satori Dan Aan Komariah,Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-15,
(Bandung:Alfabeta,2013),Hlm 148
23
akibatnya bisa dipahami menggunakan praktis serta membentuk rangkuman

menggunakan tujuan supaya bisa menginformasikan serta praktis diketahui oleh

orang.25

Data yang sudah ditranskripkan lalu tersaji menggunakan cara dipisahkan

serta diletakkan ke pada bagian eksklusif yang sudah di beri pertanda. langkah

terakhir yaitu membentuk kesimpulan berasal data-data yang terkumpul, sebagai

akibatnya bisa diambil langkah-langkah awal buat penelitian lanjutan serta

mengecek pulang data-data orisinil yang diperoleh.26

juga berupa gambar serta rekaman video yang akan terjadi wawancara

yang diperoleh berasal dari ahli nara sumber

G. Teknik Analisis Data

Pada analisia data penelusuran akan menyatukan data terlebih awal guna

buat tepatnya penelusuran, selesainya data terklompok diteruskankan

menggunakan analisis data, barulah selesainya itu perangkuman data.

Analisia yang dipergunakan buat tahu korelasi dan konsep pada data

sebagai akibat bisa dikembangkan dan dinilai. Sesuai hal pada atas bisa

dikemukakan bahwa analisi data merupakan proses mencari serta menyusun

secara sistematika data yang diperoleh berasal akibat wawancara serta asal lain

sebagai akibat bisa dipahami menggunakan praktis serta menghasilkan

kesimpulan menggunakan tujuan supaya bisa menginformasikan serta praktis

dipahami sang orang.27


25
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ”Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitati., R
&D, (Bandung:Alfabeta,2013), Hlm 427
26
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press Iain Sts
2014), Hlm69
27
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ”Pendekatan Kuantitatif dan Kualitati., R
&D, (Bandung:Alfabeta,2013), hlm 427
24
Data yang sudah ditranskripkan lalu disajikan menggunakan cara

dibedakan serta diletakkan ke pada bagian-bagian eksklusif yang sudah diberi

indikasi. Langkah terakhir yaitu membentuk rangkuman asal data yang terkumpul,

sebagai akibatnya bisa didapat langkah-langkah awal buat penelusuran lanjutan

serta mengecek balik data-data orisinil yang didapat.28

H. Sistematika Penulisan

Sistematika pembuatan skripsi ini artinya terdiri dari 5 bab pemhamanan

menggunakan sub-sub bahasan yang sinkron menggunakan kecukupan sebagai

mana berikut adalah :

BAB I PENDAHULUAN

BAB I ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan kasus, tujuan dan

kegunaan penelusuran, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB ini berisitentang mengenai metode penelitian yang mencakup tempat

dan subyek penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, unit

analisis data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan

sistematika penulisan.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB ini berisi ilustrasi umum tentang lokasi (objek) penelitian, struktur

organisasi pemerintahan serta sebagainya.

BAB IV ANALISIS DATA SERTA PEMBAHASAN

28
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press IAIN
STS 2014), hlm69
25
BAB ini berisikan perihal yang akanterjadi penelusuran yang diperbuat

serta uraian data-data yang diperdapat sehabis melakukan penelitian.

BAB V PENUTUP

Sebagai BAB terakhir penutup, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian

yang telah dilakukan, keterbatasan dalam penelitian, saran-saran yang

diberikan kepada objek penelitian untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi tersebut, dan saran-saran penelitian yang akan datang.

I. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah dalam langkah-langkah penelitian ini maka penulis

menyusun jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian

Tahun 2021
N Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
o. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
2. Pembuatan
Proposal
3. Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
4. Surat Izin
Riset
5. Pengumpun
Data
6. Pengolahan
dan Analisis
Data
7. Pembuatan
Laporan
26
8. Bimbingan
dan
Perbaikan
9. Agenda dan
Ujian
Skripsi
10. Perbaikan
dan
Penjilidan

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta:Premanada Media

Group, 2013).

Djam’an Satori Dan Aan Komariah,Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-15,

(Bandung:Alfabeta,2013).

Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi Dan Implikasinya), (Jakarta: Pt

Gramedia Pustaka Utama, 1994).

L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2002).

M. Rianto Adi,Metode Penelitian Sosial Dan Hukum,(Jakarta: Granit. 2004).

Muhadam Lobollo, Memahami Pemerintahan, Cet -7,(Jakarta:Raja Grapindo).

Muhammad Maulana, Peran Pemerintah Dalam dalam Penungalangan Tambang

Emas Ilegal di Desa Lamunga, Universitas Muhammadiyah 2019.

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori- Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers,

2015)

27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002).s

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali,1992).

Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press Iain

Sts 2014).

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013).

Sayuti Una,Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: Syari’ah Press Iain

Sts 2014),

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ”Pendekatan Kuantitatif dan Kualitati., R

&D, (Bandung:Alfabeta,2013).

28

Anda mungkin juga menyukai