ANTI KORUPSI
PENGANTAR PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI
KORUPSI
A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio (Fockema
Andrea, 1951) atau corruptus (Webster Student Dictionary,
1960). Selanjutnya, disebutkan pula bahwa corruptio berasal
dari kata corrumpere satu kata dari bahasa Latin yang lebih
tua. Dari bahasa Latin tersebut, kemudian dikenal istilah
corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis), dan
“corruptic/korruptie” (Belanda). Indonesia kemudian
memungut kata ini menjadi korupsi. Arti kata korupsi
secara harfiah adalah “sesuatu yang busuk, jahat, dan
merusak (Dikti, 2011). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi keempat, korupsi didefinisikan lebih
spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalagunaan
Jabatan seseorang
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Korupsi diturunkan dari kata korup yang bermakna 1) buruk;
rusak; busuk; 2) suka memakai barang (uang) yang
dipercayakan kepadanya; dapat disogok (memakai
kekuasaannya untuk kepentingan pribadi). Selain itu, ada
kata koruptif yang bermakna bersifat korupsi dan pelakunya
disebut koruptor.
Menurut Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan
yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu
keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain
secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya
untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri
atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-
hak dari pihak lain.
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi
dikategorikan sebagai tindakan setiap orang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah tindakan menguntungkan diri sendiri
dan orang lain yang bersifat busuk, jahat, dan merusakkan
karena merugikan negara dan masyarakat luas. Pelaku
korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan dalam
hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat
terkait pada tanggung jawab dan wewenang yang diberikan
kepadanya, serta pelanggaran hukum.
B. Ciri, Pola, dan Modus Korupsi
1. Ciri Korupsi
Untuk pemahaman lebih lanjut, perlu Anda ketahui tentang ciri-ciri
korupsi agar dapat mengidentifikasi hal apa saja yang termasuk
tindakan korup. Syed Hussein Alatas dalam Sumarwani S. (2011),
mengemukakan ciri-ciri korupsi sebagai berikut.
a. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. Seseorang yang
diberikanamanah seperti seorang pemimpin yang menyalahgunakan
wewenangnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau
kelompoknya.
b. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau
masyarakat umumnya. Usaha untuk memperoleh keuntungan dengan
mengatasnamakan suatu lembaga tertentu seperti penipuan
memperoleh hadiah undian dari suatu perusahaan, padahal
perusahaan yang sesungguhnya tidak menyelenggarakan undian.
c. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan
khusus. Contohnya, mengalihkan anggaran keuangan yang
semestinya untuk kegiatan sosial ternyata digunakan untuk kegiatan
kampanye partai politik.
d. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan ketika orang-
orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu.
Korupsi biasanya dilakukan secara tersembunyi untuk
menghilangkan jejak penyimpangan yang dilakukannya.
e. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak. Beberapa jenis korupsi
melibatkan adanya pemberi dan penerima.
f. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang
atau yang lain. Pemberi dan penerima suap pada dasarnya bertujuan
mengambil keuntungan bersama.
g. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki
keputusanyang pasti dan mereka yang dapat memengaruhinya.
Pemberian suap
2. Pola Korupsi
Pola-pola yang sering dipakai para
koruptor dalam melakukan tindak
pidana korupsi, antara lain pemalsuan,
penyuapan, penggelapan, komisi,
pemerasan, sistem pilih kasih,
penyalahgunaan wewenang, bisnis
orang dalam, nepotisme, sumbangan
ilegal, dan pemalsuan.
KETERLIBATAN MHS DLM PEMBERANTASAN
KORUPSI (II)
Peran Mahasiswa
Dalam Pemberantasan Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
a i k a n
p er b u p si
p a y a t i k o r
U k u a n psi
p e ri l a t i k oru
l a i a n
l a i - ni
a n n i
a n a m w a
Pe n h a s i s
a m a
pad
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Peran Mahasiswa dalam Gerakan Antikorupsi
Change Agent
i s ia tor
1. In cator
u
2. Ed ator
M o tiv to r
3. en ta
p le m
4. Im
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Keterlibatan di Keluarga
- Penerapan nilai-nilai religius
- Bantuan tanpa pamrih
- Belajar mengakui kesalahan
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Keterlibatan di Kampus
- Lingkungan kampus bebas korups
- Pendidikan kepada masyarakat (KKN)
- Pengontrol kebijakan pemerintah
Keterlibatan di Masyarakat,
Lokal & Nasional
PRA PASCA
KEMERDEKAAN KEMERDEKAAN
Soebandrio mengumumkan
Dalam kurun waktu 3 bulan sejak pembubaran Operasi Budhi yang
Operasi Budhi dijalankan, keuangan kemudian diganti namanya
negara dapat diselamatkan, Karena menjadi Komando Tertinggi
dianggap menggangu prestise Retooling Aparat Revolusi
Presiden, akhirnya Opresi Budhi di (KOTRAR), diketuai langsung oleh
hentikan. Presiden Soekarno,
PASCA KEMERDEKAAN-
ORDE BARU
Kompromi Politik
. Laksamana Sukardi sebagai Menneg
BUMN tak luput dari pembicaraan di
masyarakat karena kebijaksanaannya Pada tahun 2003 dibentuk suatu komisi
menjual aset-aset negara. negara. untuk mengatasi, menanggulangi dan
memberantas korupsi di Indonesia.
Komisi ini dinamai Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), didirikan berdasarkan UU
Nomor 30 Tahun 2002
LEMBAGA PENEGAK HUKUM
DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI (IV)
Lembaga Penegak Hukum Dalam
Pemberantasan Korupsi
1.Kepolisian ;
2.Kejaksaan ;
3.Komisi Pemberantasan Korupsi;
4.Pengadilan Tipikor
Kepolisian
28
Kejaksaan
PENGERTIAN GRATIFIKASI
Gratifikasi adalah : Pemberian
Gratifikasi uang, barang, rabat (discount),
komisi pinjaman tanpa bunga,
Pasal 1 Permenkes tiket perjalanan, fasilitas
No.14/2014 penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya baik yang
diterima di dalam negeri maupun
di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana
elektronik yang berhubungan
dengan jabatan atau kewenangan
(penjelasan Pasal 12 B Ayat(1) UU
31/1999 jo UU 20/2001)
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Jadi.....................
GRATIFIKASI
(NETRAL)
Memenuhi unsur
Pasal Hubungan
12 B Sosial
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
43
Perspektif
Korupsi
44
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
PENYEBAB KORUPSI
(VII)
Strategi
pencegahan
korupsi
46
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Lingkaran
setan kultur
korupsi
GONE THEORY
Opportunities (kesempatan) :
Greeds (keserakahan) :
berkaitan dengan keadaan
berkaitan dengan adanya
organisasi atau instansi atau
perilaku serakah yang
masyarakat yang sedemikian
secara potensial ada di rupa, sehingga terbuka
Aspek sosial
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
FAKTOR EKSTERNAL
• Penyebab Intinya…..
utama korupsi
karena ada
godaan dan niat • Ada niat dan ada kesempatan
• Faktor lain yang maka
berperan adalah
karena adanya • terjadilah korupsi
kesempatan
• Tidak ada niat tetapi ada
• Kesempatan
mungkin karena kesempatan
sistem yang
• juga bisa terjadi korupsi jika
mendukung
perilaku korupsi terdapat
•
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN tekanan dari lingkungan
RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
DAMPAK KORUPSI
(VIII)
DAMPAK KORUPSI
Dampak ekonomi
Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakat
Dampak birokrasi pemerintahan
Dampak terhadap politik dan demokrasi
Dampak terhadap penegakan hukum
Dampak terhadap pertahanan dan keamanan
Dampak kerusakan lingkungan
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
DAMPAK EKONOMI
Menurunkan produktivitas
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
DAMPAK KORUPSI
(Survey Persepsi Masyarakat oleh KPK, Tahun 2010, 6 kota, 2.500 responden)
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
2013
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
MENINGKATNYA KEMISKINAN
• Korupsi akan memperlambat laju pengurangan
kemiskinan bahkan meningkatkan kemiskinan karena
korupsi akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
• Masyarkat yang miskin kesulitan memperoleh makanan
pokok, konsumsi gizi yang sehat terlupakan dan
menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk merupakan masalah
yang tak kunjung usai. Dampak krisis yang ditimbulkan
gizi buruk menyebabkan biaya subsidi kesehatan semakin
meningkat. Gizi buruk juga menyebabkan lebih dari
separo kematian bayi, balita, dan ibu, serta Human
Development Indeks (HDI) menjadi rendah (Suhendar,
2012)
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
TINGGINYA ANGKA
KRIMINALITAS
Kerja keras
Jujur Sederhana
Disiplin Mandiri
Tanggungjawab
1. Jujur
Menurut Sugiono (2008) Jujur
diartikan sebagai lurus hati, tidak
bohong, & tidak curang
1. Jujur
Nilai kejujuran harus dipegang
teguh oleh mahasiswa sejak awal
untuk memupuk & membentuk
karakter sedini mungkin dalam setiap
pribadi mahasiswa
1. Jujur
Permasalahan yg hingga saat ini
masih menjadi fenomena dikalangan
mhs yi: budaya ketidakjujuran
(mencotek, plagiarisme, titip absen)
fakta menunjukkan bahwa budaya
ketidakjujuran kian menggejala
1. Jujur
Persoalan ketidakjujuran mrpk hal yg
mengkhawatirkan & perlu perhatian
serius
2. Disiplin
•Menurut Sugiono (2008) disiplin adalah
ketaatan/ kepatuhan kepada peraturan
•Disiplin adalah kunci keberhasilan.
ketekunan & konsisten untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat
individu akan mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya
•Individu yang disiplin tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaanNilaidengan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
cara
& Prinsip Anti Korupsi 13
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
2. Disiplin
•Nilai kedisiplinan
2. Disiplin
•Manfaat disiplin:
- Mhs dapat mencapai tujuan
hidup dgn
waktu yg lebih efisien
- Dipercaya
- Diperoleh hasil belajar yg
maksimal
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 15
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keadaan
wajib menanggung segala
sesuatunya atau kalau terjadi apa-
apa boleh dituntut, dipersalahkan &
diperkarakan (Sugiono, 2008)
3. Tanggung jawab
Seseorang yg memiliki kesadaran
bahwa segala tindak tanduk dan
kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME, masyarakat,
negara dan bangsa
3. Tanggung jawab
Nilai tanggung jawab
- Mempunyai prinsip & memikirkan arah
masa depan
- Memiliki sikap yg menonjolkan generasi
penerus
nakes yg berguna dalam mengembangkan
profesinya
- Selalu belajar menjadi generasi muda yang
berguna,
selain memiliki sikap & kepribadian yang
baik
- Mengikuti semua kegiatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI ygAnti
Nilai & Prinsip dijadwalkan
Korupsi 21
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
4. Adil
Adil adalah sama berat, tidak
berat sebelah, tidak memihak.
Keadilan adalah penilaian sesuai
dengan
apa yang menjadi haknya, yakni
dengan
bertindak proporsional dan tidak
melanggar hukum.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 23
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
4. Adil
Nilai keadilan
- Memberikan pujian tulus pd yg berprestasi,
memberi saran perbaikan pd yg tdk berprestasi
- Memilih kawan tidak berdasarkan latar
belakang sosial
- Ketika ada teman yg berselisih, dapat bertindak
bijaksana,memihak yg benar secara proporsional
- Memberikan pelayanan perawatan yg sama kepada
semua klien
- Tidak mengurangi dosis obat yg diberikan pd
klien
- Adil terhadap dirinya sendiri seperti belajar
maksimal
- Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan
dengan cara
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI hidup seimbangNilai & Prinsip Anti Korupsi 24
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
4. Adil
Pribadi yg adil akan
menyadari bahwa apa yg dia
terima sesuai dengan jerih
payahnya.
5. Berani Lanjutan ( XI )
Orang yang memiliki karakter kuat:
berani menyatakan kebenaran,
mengaku kesalahan, bertanggung
jawab & berani menolak kebatilan.
tdk akan mentoleransi adanya
penyimpangan & berani menyatakan
penyangkalan dengan tegas
5. Berani
Berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega &
teman sejawatnya melakukan
perbuatan yg menyimpang
Tidak takut dimusuhi & tidak takut
tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal yg
menyimpang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 28
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
5. Berani
Nilai keberanian
5. Berani
- Melaporkan jika dirinya sendiri/teman
mengalami
intimidasi/kekerasan
- Mengakui kesalahan yg dilakukan &
bertanggung jawab
untuk memperbaiki kesalahan serta
berjanji tidak mengulangi
kesalahan yg sama
- Mengajukan saran untuk perbaikan PBM
dengan cara yg santun
- Menulis artikel, pendapat, opini
dimajalah dinding,
jurnal dll
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 30
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
6. Peduli
o Peduli adalah mengindahkan,
memperhati-kan, dan
menghiraukan (Sugiono, 2008)
o Pribadi dengan jiwa sosial tinggi
(memiliki sifat kasih sayang)
tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara
yang tidak benar justru ia
berupaya untuk menyisihkan 32
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
6. Peduli
- Tidak merokok
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menghargai & menghormati teman,
dosen, &
karyawan
- Terlibat aktif dalam kegiatan yg
diselenggarakan
BEM/HIMA
- Tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol/NAPZA
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 34
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
7. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan
adanya kemauan.
Kemauan identik dengan
keteladanan, ketekunan, daya
tahan, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, dan
pantang mundur.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 35
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
7. Kerja Keras
Nilai Kerja keras
- Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita
- Memanfaatkan waktu luang untuk belajar
- Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada
dosen tentang materi yg belum dipahami
- Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yg
diberikan
- Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan
tugas
- Rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler untuk
meningkatkan prestasi diri
- Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yg
tidak berguna
7. Kerja Keras
8. Sederhana
8. Sederhana
Hidup sederhana:
- Membiasakan untuk tidak hidup boros yg tidak
sesuai dengan
kemampuannya
- Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya
- Tidak tergoda untuk hidup dengan gelimang
kemewahan
- Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yg
menjadi modal
kehidupan
8. Sederhana
Nilai kesederhanaan
- Tawadhu (rendah hati) mau mengakui
kelebihan orang lain jauh dari sifat gila
hormat, ambisi pangkat/jabatan.
- Berpakaian sopan & sesuai aturan yg
ditetapkan
- Merasa cukup dengan yg ada, bukan
lantaran pasrah, melainkan telah berusaha
menyempurnakan usaha
- Tidak sombong/menonjolkan diri sekalipun
mempunyai kelebihan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 41
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
8. Sederhana
Manfaat hidup sederhana pada mhs:
- Mhs dibina untuk memprioritaskan
kebutuhan diatas
keinginan
- Mengatasi masalah kesenjangan sosial,
iri, dengki,
tamak, egois, & sikap lainnya
- Menghindarkan dari keinginan yg
berlebihan
9. Mandiri
Mandiri artinya tidak banyak bergantung
pada orang lain dalam berbagai hal.
Manfaat kemandirian:
- Membentuk karakter yg kuat pada diri individu untuk
menjadi
tidak tergantung terlalu banyak pd orang lain
- Mengoptimalkan daya pikir guna bekerja secara efektif
- Jejaring sosial yg dimiliki pribadi yg mandiri
dimanfaatkan
untuk menunjang pekerjaannya ((bukan untuk
mengalihkan
tugasnya)
- Tidak
Politeknik Kesehatan Kementerian akanRImenjalin
Kesehatan hubunganNilai
dengan pihak
& Prinsip yg tidak44
Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
9. Mandiri
Kondisi mandiri bagi mhs dapat
diartikan sebagai proses
pendewasaan diri, artinya tidak
bergantung pada orang lain dalam
melaksanakan tugas & tanggung
jawabnya
9. Mandiri
Nilai kemandirian dapat diwujudkan
al:
9. Mandiri
Mahasiswa mandiri/dewasa juga harus
memiliki sifat-sifat positif seperti:
- Sense of reality and emotional
stability
- Mampu menghadapi tantangan
dengan baik, walaupun gagal tidak
pernah menyerah
- Mampu bersyukur di masa-masa sulit
- Dapat menentukan keputusan dan
berpikir bijak dalam keadaan terdesak
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 48
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI
9. Mandiri
- Dapat mengontrol amarah serta
memiliki toleransi dan optimisme
tinggi
- Berpikir seribu kali sebelum
melakukan sesuatu dan tidak
gegabah serta berpikir matang
sebelum bertindak
- Memiliki prinsip hidup yang kuat
serta mampu menutupi
kekurangannya dengan kelebihan
yang dimiliki
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 49
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI
( XII )
51
Akuntabilitas
•
• Dengan harapan bahwa integritas atau
kesesuaian antara aturan dengan
pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa
dapat semakin ditingkatkan
57
Transparansi
Transparansi: prinsip yang mengharuskan
semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.
Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)
61
Kebijakan Anti korupsi (XIII)
Pembuat
Isi
Kebijakan Antikorupsi
Kultur Pelaksana
70
4 Aspek Kebijakan ….
• Isi kebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif
apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi.
• Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
• Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat
dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
• Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan terkait
dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-
undang antikorupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini
akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan korupsi. 71
• Contoh: sipenmaru di Poltekkes,
kebijakan/aturan penerimaan mahasiswa
baru yang isinya tergambar dalam aturan-
aturan seleksi penerimaan mahasiswa baru
dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman,
dimana pembuat kebijakan penerimaan
mahasiswa baru tersebut adalah Badan
PPSDM Kesehatan, dan apabila
penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang
ditetapkan, hal tersebut akan menjadi
temuan ItJen Kemenkes. Seluruh perangkat
pelaksana sipenmaru di Direktorat
Kontrol Kebijakan (XIV)
73
3 Model Kontrol Kebijakan
a si Evolusi
s ip
r ti
Pa
KEBIJAKAN
Reformasi
74
3 Model Kontrol Kebijakan
Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih
layak.
Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan
75
KERANGKA BERFIKIR PBAK
Need
Lingk. &
(Kebutuhan)
Sistem
Niat Kesempatan
79
Sang Fatalis dan Nasibnya: Sebuah Anekdot
yang Dituturkan oleh Prof. Mendonca
di McGill University
Di suatu kampung terjadi banjir besar. Si Fatalis kemudian berdoa semoga ia selamat
dari banjir. Derasnya hujan membuat banjir semakin meluap hingga memasuki
rumah Fatalis. Ia dinasehati oleh tetangganya agar mengungsi secepat-nya. Namun,
ia enggan dan berkata: “Nanti Tuhanlah yang membantuku dan saya tidak
memerlukan bantuan manusia.” Banjir semakin mengganas dan semua penduduk
diperintahkan untuk meninggalkan rumah. Adalah si Fatalis yang tetap tinggal
dengan harapan Tuhan akan menolongnya.
Banjir menaiki rumah si Fatalis sampai di atap. Ia diajak oleh banyak orang agar
segera meninggalkan rumah, tetapi ia enggan. Akhirnya, tim penyelamat dengan
helikopter menawarkan bantuan agar ia naik ke heli karena ia tampak sudah berada
di atap, jangan- jangan ia tidak bisa berenang. Panggilan demi pang-gilan dari heli
tetap diacuhkannya. Iapun tetap berkata: “Nanti Tuhan yang menolong saya”. Karena
banjir semakin meluap dan menggulung, akhirnya si Fatalis tenggelam, lalu
meninggal dunia.
Di pengadilan Akhirat terjadilah dialog dengan Tuhannya. “Mengapa kau tetap tidak
mau menyela-matkan diri?” “Ya, karena menunggu bantuan-Mu”, sahutnya. “Ya,
tetapi saya sudah membuat manusia berteriak memanggilmu, namun tetap kau acuh
saja. Saya kirim tim penyelamat kau juga acuh. Terakhir, saya juga mengirim
helikopter tetapi kau juga acuh.
• KEJUJURAN LANGKA AWAL MENUJU SURGA DUNIA
DAN AKHIRAT ( KLP 1)
• DISIPLIN MERUPAKAN NILAI YG DIMILIKI SESEORANG
UNTUK BERBUAIT KEBAIKAN (KLP 2 )
• KEBERHASILAN SESEORANG SANGAT DIPENGARUHI
OLEH RASA TANGGUNG JAWAB (KLP 3)
• SESEORANG YG MEMPUNYAI RASA KEADILAN
SANGAT MENGHARGAI ATURANG HUKUM (KLP 4)
• SEORANG PEKERJA BERAT DITANDAI DENGAN
KETEKUNAN DALAM DIRINY (KLP 5)
• BERURUT SESUAI DENGAN DAFTAR HADIR
ADA HADIS: