Anda di halaman 1dari 127

PENDIDIKAN DAN BUDAYA

ANTI KORUPSI
PENGANTAR PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI
KORUPSI
A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio (Fockema
Andrea, 1951) atau corruptus (Webster Student Dictionary,
1960). Selanjutnya, disebutkan pula bahwa corruptio berasal
dari kata corrumpere satu kata dari bahasa Latin yang lebih
tua. Dari bahasa Latin tersebut, kemudian dikenal istilah
corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis), dan
“corruptic/korruptie” (Belanda). Indonesia kemudian
memungut kata ini menjadi korupsi. Arti kata korupsi
secara harfiah adalah “sesuatu yang busuk, jahat, dan
merusak (Dikti, 2011). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi keempat, korupsi didefinisikan lebih
spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalagunaan
Jabatan seseorang
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Korupsi diturunkan dari kata korup yang bermakna 1) buruk;
rusak; busuk; 2) suka memakai barang (uang) yang
dipercayakan kepadanya; dapat disogok (memakai
kekuasaannya untuk kepentingan pribadi). Selain itu, ada
kata koruptif yang bermakna bersifat korupsi dan pelakunya
disebut koruptor.
Menurut Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan
yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu
keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain
secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya
untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri
atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-
hak dari pihak lain.
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi
dikategorikan sebagai tindakan setiap orang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah tindakan menguntungkan diri sendiri
dan orang lain yang bersifat busuk, jahat, dan merusakkan
karena merugikan negara dan masyarakat luas. Pelaku
korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan dalam
hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat
terkait pada tanggung jawab dan wewenang yang diberikan
kepadanya, serta pelanggaran hukum.
B. Ciri, Pola, dan Modus Korupsi
1. Ciri Korupsi
Untuk pemahaman lebih lanjut, perlu Anda ketahui tentang ciri-ciri
korupsi agar dapat mengidentifikasi hal apa saja yang termasuk
tindakan korup. Syed Hussein Alatas dalam Sumarwani S. (2011),
mengemukakan ciri-ciri korupsi sebagai berikut.
a. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. Seseorang yang
diberikanamanah seperti seorang pemimpin yang menyalahgunakan
wewenangnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau
kelompoknya.
b. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau
masyarakat umumnya. Usaha untuk memperoleh keuntungan dengan
mengatasnamakan suatu lembaga tertentu seperti penipuan
memperoleh hadiah undian dari suatu perusahaan, padahal
perusahaan yang sesungguhnya tidak menyelenggarakan undian.
c. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan
khusus. Contohnya, mengalihkan anggaran keuangan yang
semestinya untuk kegiatan sosial ternyata digunakan untuk kegiatan
kampanye partai politik.
d. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan ketika orang-
orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu.
Korupsi biasanya dilakukan secara tersembunyi untuk
menghilangkan jejak penyimpangan yang dilakukannya.
e. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak. Beberapa jenis korupsi
melibatkan adanya pemberi dan penerima.
f. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang
atau yang lain. Pemberi dan penerima suap pada dasarnya bertujuan
mengambil keuntungan bersama.
g. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki
keputusanyang pasti dan mereka yang dapat memengaruhinya.
Pemberian suap
2. Pola Korupsi
Pola-pola yang sering dipakai para
koruptor dalam melakukan tindak
pidana korupsi, antara lain pemalsuan,
penyuapan, penggelapan, komisi,
pemerasan, sistem pilih kasih,
penyalahgunaan wewenang, bisnis
orang dalam, nepotisme, sumbangan
ilegal, dan pemalsuan.
KETERLIBATAN MHS DLM PEMBERANTASAN
KORUPSI (II)

• Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan


antikorupsi meliputi 4 wilayah :
1. Di lingkungan keluarga
Kegiatan sehari-hari anggota keluarga yg
dpt diamati mhs :
- Penerapan nilai religius
- Pemberian bantuan tanpa pamrih
- Perilaku mau mengakui kesalahan
sendiri
2. Di lingkungan kampus
Upaya yang dapat dilakukan mhs dilingkungan
kampus :
a. Menciptakan lingkungan kampus bebas
korupsi
b. Memberikan pendidikan kpd masyarakat
ttg bahaya melakukan korupsi
c. Menjadi alat pengontrol terhadap
kebijakan pemerintah
3. Di Masyarakat sekitar
Dapat melakukan kajian dan penelitian
terhadap layanan publik seperti :
- proses pelayanan pembuatan KTP, SIM
dll
- kondisi fasilitas umum
- pelayanan publik untuk masy. Miskin
- transparansi dan akses publik
4. Di tingkat lokal dan Nasional
Hal terpenting yang harus dimiliki oleh
mahasiswa adalah INTEGRITAS.

satunya antara ucapan dan perbuatan =


kejujuran.
Bagaimana Integritas dapat ditanamkan ?
a.Mempelajari dan menerapkan nilai-nilai
agama dan etika
b.Belajar dari tokoh bangsa yang memiliki
integritas tinggi
c. Berlatih dari hal-hal yang kecil
d.Mengajak yang lain untuk melakukan hal
yang sama
e.Lakukan dari sekarang jangan ditunda
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Peran Mahasiswa
Dalam Pemberantasan Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

a i k a n
p er b u p si
p a y a t i k o r
U k u a n psi
p e ri l a t i k oru
l a i a n
l a i - ni
a n n i
a n a m w a
Pe n h a s i s
a m a
pad
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Peran Mahasiswa dalam Gerakan Antikorupsi

Change Agent

i s ia tor
1. In cator
u
2. Ed ator
M o tiv to r
3. en ta
p le m
4. Im
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Keterlibatan di Keluarga
- Penerapan nilai-nilai religius
- Bantuan tanpa pamrih
- Belajar mengakui kesalahan
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
Keterlibatan di Kampus
- Lingkungan kampus bebas korups
- Pendidikan kepada masyarakat (KKN)
- Pengontrol kebijakan pemerintah
Keterlibatan di Masyarakat,
Lokal & Nasional

- Penerapan nilai-nilai antikorupsi


- Kampanye / mengajak mencegah korupsi
- Jadi “Role Model” antikorupsi
SEJARAH PEMBERANTASAN KORUPSI
DI INDONESIA (III)

PRA PASCA
KEMERDEKAAN KEMERDEKAAN

MASA ORDE ORDE


MASA REFORMASI
KOLONIAL LAMA BARU
KERAJAAN
BELANDA
PRA KEMERDEKAAN

Masa Pemerintahan Kerajaan :


Sriwijaya Singosari, Majapahit, Masa Kolonial Belanda
Demak, & Banten.
Perilaku korup bukan hanya oleh
masyarakat Nusantara saja, akan
Gejala kurupsi dan tetapi orang Belanda, Portugis dan
penyimpangan kekuasaan Jepang pun gemar mengkorup
masih didominasi para harta-harta Korpsnya, institusi atau
pemerintahannya.
kalangan elit bangsawan, Budaya yang sangat tertutup dan
sultan, dan raja, sedangkan penuh keculasan tersebut turut
rakyat kecil nyaris belum menyuburkan budaya korupsi di
mengenal atau Indonesia, seperti kebiasaan
memahaminya mengambil upeti (pajak) dari rakyat
PASCA KEMERDEKAAN-
ORDE LAMA
mengharuskan Pejabat mengisi
formulir daftar kekayaan pejabat
Dibentuknya Panitia Retrooling negara
Aparatur Negara (PARAN)
dipimpin oleh Abd Haris Nasution

Kepres No 275 Tahun 1963, upaya


pemberantasan korupsi kembali Usaha PARAN akhirnya
digalakkan dengan membentuk mengalami deadlock karena
lembaga yang bertugas kebanyakan pejabat berlindung di
meneruskan kasus-kasus korupsi di balik Presiden, sehingga
meja pengadilan yang dikenal diserahkan kembali ke
“Operasi Budhi Pemerintah (kabinet Juanda).

Soebandrio mengumumkan
Dalam kurun waktu 3 bulan sejak pembubaran Operasi Budhi yang
Operasi Budhi dijalankan, keuangan kemudian diganti namanya
negara dapat diselamatkan, Karena menjadi Komando Tertinggi
dianggap menggangu prestise Retooling Aparat Revolusi
Presiden, akhirnya Opresi Budhi di (KOTRAR), diketuai langsung oleh
hentikan. Presiden Soekarno,
PASCA KEMERDEKAAN-
ORDE BARU

Dibentuk Tim 1970, Unjuk rasa Pelajar


Pemberantasan Korupsi & mahasiswa , BUMMN
(TPK) diketuai JAGUNG disoroti sarang korupsi

Dibentuk Komite Empat beranggotakan


tokoh-tokoh tua yang dianggap bersih &
berwibawa seperti Prof Johannes, IJ Kasimo,
Mr Wilopo dan A Tjokroaminoto dgn tugas
utama membersihkan Depag, Bulog, CV
Waringin, PT Mantrust, Telkom & Pertamina.
Namun komite ini hanya “macan Ompong”
karena hasil temuannya tentang dugaan
korupsi di BUMN tdk direspon Pemerintah. Dibentuknya Operasi Tertib
(Opstib) memberantas
korupsi. Seiring dengan
berjalannya waktu
Opstib)pun hilang ditiup
angin tanpa bekas.
PASCA KEMERDEKAA
ERA REFORMASI

UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana


Penyelenggaraan Negara yang bersih Korupsi (TGPTPK). dibentuk dengan Keppres d
dan bebas dari KKN dibentuklah masa Jaksa Agung Marzuki Darusman & dipimp
berbagai komisi seperti KPKPN, Hakim Agung Andi Andojo, melalui suatu judicia
KPPU, atau lembaga Ombudsman review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya
dibubarkan. Sejak itu mengalami kemunduran
dalam upaya. pemberantasan KKN.

Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi


yang melibatkan konglomerat Sofyan
Akhirnya, Gus Dur didera kasus Wanandi dihentikan dengan Surat Perintah
Buloggate & menyebabkan Gus Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa
Dur lengser. Agung Marzuki Darusman.
PASCA KEMERDEKAA
ERA REFORMASI

Kompromi Politik
. Laksamana Sukardi sebagai Menneg
BUMN tak luput dari pembicaraan di
masyarakat karena kebijaksanaannya Pada tahun 2003 dibentuk suatu komisi
menjual aset-aset negara. negara. untuk mengatasi, menanggulangi dan
memberantas korupsi di Indonesia.
Komisi ini dinamai Komisi Pemberantasan
Korupsi  (KPK), didirikan berdasarkan UU
Nomor 30 Tahun 2002
LEMBAGA PENEGAK HUKUM
DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI (IV)
Lembaga Penegak Hukum Dalam
Pemberantasan Korupsi
1.Kepolisian ;
2.Kejaksaan ;
3.Komisi Pemberantasan Korupsi;
4.Pengadilan Tipikor
Kepolisian

Berdasarkan UU No 2 tahun 2002 tentang


Kepolisian RI bahwa Kepolisian disamping
berfungsi dalam Harkamtibnas, perlindungan
dan pengayoman, pelayanan masyarakat namun
juga bertugas untuk melakukan penyelidikan
dan penyidikan terhadap semua tindakan pidana

28
Kejaksaan

Menurut UU No 16 Tahun 2004 Tentang


Kejaksaan Republik Indonesia, disebutkan
bahwa Kejaksaan berwenang untuk
melakukan penyidikan terhadap tindak
pidana tertentu berdasarkan undang-
undang, termasuk diantaranya undang-
undang No. 31 tahun 1999 Jo UU No. 20
tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
29
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM


PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA (V)
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

Tindak pidana korupsi

Suatu tindak pidana yg dengan manipulasi dan


perbuatan-perbuatan melawan hukum yang
merugikan atau dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, merugikan
kesejahteraan atau kepentingan
rakyat/umum.

Rumusan-rumusan tentang segala perbuatan yang


dilarang/diperintahkan dalam undang-undang No. 3
Tahun 1971, yang kemudian disempurnkan dengan
No. 31 Tahun 1999 selanjutnya di ubah dengan UU
No. 20 Tahun 2001, tentang korupsi.
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

Sistem Perundangan yg terkait


dengan Korupsi

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi;
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Pidana Suap;
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
Undang-undang No 31 tahun 1999, diubah dengan nomor 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
Instruksi Presiden No 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
Instruksi Presiden No 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENGERTIAN GRATIFIKASI
Gratifikasi adalah : Pemberian
Gratifikasi uang, barang, rabat (discount),
komisi pinjaman tanpa bunga,
Pasal 1 Permenkes tiket perjalanan, fasilitas
No.14/2014 penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya baik yang
diterima di dalam negeri maupun
di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana
elektronik yang berhubungan
dengan jabatan atau kewenangan
(penjelasan Pasal 12 B Ayat(1) UU
31/1999 jo UU 20/2001)
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

Jadi.....................
GRATIFIKASI
(NETRAL)

Memenuhi unsur
Pasal Hubungan
12 B Sosial
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

HAL-HAL YANG MENJADI PEMBENARAN

• Sekedar Ucapan “Terimakasih”


• Lumrah dan wajar
• Memuliakan Tamu
• “Adat ketimuran”
• Uang pulsa, sekedar makan
• Membina hubungan baik
• dll
ILUSTRASI……………
Seorang Ibu Penjual
makanan
Ibu memberikan
Penjual makanan secara
Makanan
“CUMA-CUMA”
kepada tiga seperti
gambar disamping
 Pemberian yang mana dikategorikan dlm
Gratifikasi?
 Mengapa……..?????????????
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

ALAT UKUR GRATIFIKASI


No Kriteria Penjelasan
Apakah pemberian tersebut untuk mempengaruhi
1 Motif keputusan PNS/Pejabat untuk melaksanakan/tidak
melaksanakan tupoksinya?
2 Kesetaraan Apakah pemberi dan penerima mempunyai hub yang
“setara?”, jk tidak = gratifikasi = laporkan
Apakah terdapat kaitan berkenaan dengan/
Relasi menyangkut akses ke aset-aset dan kontrol atas aset-
3
kekuasaan aset sumberdaya strategis ekonomi, politik, sosial,
dan budaya yang Anda seperti Panitia PBJ, PPK, dll
Apakah pemberian tersebut dapat menjadi benturan
Conflic k of
4 kepentingan di masa mendatang (ga enak… karena
interst
sudah kenal dan membantu)
5 Cara memberi Apakah pemberian dilakukan secara “terbuka”
Apakah pemberian tersebut dalam jumlah dan
6 Kewajaran
frekuensi yang wajar secara ukuran masy. Umum?
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

HADIAH LEGAL VS ILLEGAL


Karakteristik LEGAL ILEGAL
Membina hub baik secara Membina hub baik secara
Motif “sosial” “Jabatan PNS”
Kesetaraan Setara Timpang
Relasi Tidak ada relasi kekuasaan Ada Relasi Kekuasaan
Conflick of Tidak ada konflik Ada/Potensi konflik
interst
Cara memberi Terbuka Tertutup
Saling memberi dg jumlah, Searah, dari satu ke yang lain,
Resiprositas
cara dan ukuran yang sama ukuran & cara berbeda
Sifat hubungan Aliansi sosial, jangka panjang Patternalistik, jangka pendek
dan ikatan emosional saudara dan “transaksional”
Akuntabilitas Accountable Un Accountable
Nilai pemberian Interaksi sosial , biasa, umum Lebih kepada “nilai moneter”
MODUS KORUPSI VI
A. MODUS KORUPSI SEKTOR KESEHATAN
Dari data pengaduan masyarakat sejak 2005 - 2012, KPK melakukan
inventarisasi modus-modus korupsi sektor kesehatan terbanyak
berupa :

• Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas,


Jampersal dan
Jamkesda
• Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan
• dan ASKESKIN
• Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan
• Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan
• Penyalahgunaan keuangan RSUD
• Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum
Puskesmas dan RSUD
• Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD)
A. MODUS KORUPSI SEKTOR KEPOLISIAN
Dari data pengaduan masyarakat sejak 2005 - 2012, KPK melakukan
inventarisasi modus-modus korupsi sektor kesehatan terbanyak berupa :

• Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas, Jampersal dan


Jamkesda
• Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan
• dan ASKESKIN
• Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan
• Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan
• Penyalahgunaan keuangan RSUD
• Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum
Puskesmas dan RSUD
• Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD)
POLA UMUM KORUPSI
Penyuapan
Pemalsuan Bribery Penggelapan
Fraud Embezzlement

Sumbangan ilegal Komisi


Illegal Contribution Bagaimana & darimana Commission
UANG-BARANG-FASILITAS
Hasil korupsi
Nepotisme diperoleh Pemerasan
Nepotism Extortion

Bisnis Orang Dalam Pilih Kasih


Insider Trading Favoritism
Penyalahgunaan Wewenang
Abuse of discretion

43
Perspektif
Korupsi

44
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

PENYEBAB KORUPSI
(VII)

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Strategi
pencegahan
korupsi

46
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Beberapa pendapat ahli


Wanaraja
(2007) :
Penyebab
korupsi di
kalangan
birokrat

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
Kesenjangan
ekonomi

Lingkaran
setan kultur
korupsi

Tidak adanya Korupsi


kepercayaan berkelanjutan
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

GONE THEORY
 Opportunities (kesempatan) :
 Greeds (keserakahan) :
berkaitan dengan keadaan
berkaitan dengan adanya
organisasi atau instansi atau
perilaku serakah yang
masyarakat yang sedemikian
secara potensial ada di rupa, sehingga terbuka

dalam diri setiap orang kesempatan bagi seseorang

untuk melakukan kecurangan

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
• Faktor dari dalam • Faktor dari luar
diri sendiri

a. Faktor internal b. Faktor


eksternal
• Sifat tamak/rakus
manusia.
• Moral yang kurang
kuat
• Penghasilan yang
kurang mencukupi
Aspek • Kebutuhan hidup
perilaku yang mendesak
individu • Gaya hidup yang
konsumtif.
• Malas atau tidak mau
bekerja
• Ajaran agama yang
kurang diterapkan

Aspek sosial
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

FAKTOR EKSTERNAL

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

• Penyebab Intinya…..
utama korupsi
karena ada
godaan dan niat • Ada niat dan ada kesempatan
• Faktor lain yang maka
berperan adalah
karena adanya • terjadilah korupsi
kesempatan
• Tidak ada niat tetapi ada
• Kesempatan
mungkin karena kesempatan
sistem yang
• juga bisa terjadi korupsi jika
mendukung
perilaku korupsi terdapat

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN tekanan dari lingkungan
RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

DAMPAK KORUPSI
(VIII)

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

KORUPSI, perlahan menghancurkan bangsa Indonesia


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

DAMPAK KORUPSI
Dampak ekonomi
Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakat
Dampak birokrasi pemerintahan
Dampak terhadap politik dan demokrasi
Dampak terhadap penegakan hukum
Dampak terhadap pertahanan dan keamanan
Dampak kerusakan lingkungan
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

DAMPAK EKONOMI

Berbagai dampak korupsi terhadap aspek ekonomi, adalah :

Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi

Melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam

program pembangunan yang meningkatkan perekonomian

Meningkatkan hutang Negara

Menurunkan pendapatan Negara

Menurunkan produktivitas
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

DAMPAK KORUPSI
(Survey Persepsi Masyarakat oleh KPK, Tahun 2010, 6 kota, 2.500 responden)
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indonesia adalah negeri yang indah


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indonesia adalah negeri yang indah


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indonesia adalah negeri yang indah


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indonesia adalah negeri yang indah


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indonesia adalah negeri yang indah


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indonesia adalah negeri yang indah


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Indeks Persepsi Korupsi Tahun 2013 (IX)


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

2013
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

• Korupsi juga turut mengurangi anggaran pembiayaan untuk


perawatan fasilitas umum, seperti perbaikan jalan sehingga
menghambat roda perekonomian.
• Pada September 2013 tercatat 21.313 km jalan kabupaten
dan 2.468 jalan provinsi yang rusak dan harus diperbaiki.
Menteri Pekerjaan umum, menyebut, kebutuhan dana
untuk jalan daerah mencapai Rp. 118,073 triliun (KPK,
2013).
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Dampak terhadap Pelayanan Kesehatan


• Dampak korupsi di bidang kesehatan, antara lain :
tingginya biaya kesehatan, tingginya angka kematian
ibu hamil dan ibu menyusui, tingkat kesehatan masih
buruk, dll.
• Angka mortalitas ibu hamil dan melahirkan pada
tahun 2012, ternyata masih tinggi yakni 359 per
100.000 kelahiran. Angka ini meningkat tajam
dibanding tahun 2007, yakni 228 per 100.000
kelahiran hidup. Secara makro, angka kematian ibu
hamil dan melahirkan, merupakan parameter kualitas
kesehatan masyarakat pada suatu Negara
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

MENINGKATNYA KEMISKINAN
• Korupsi akan memperlambat laju pengurangan
kemiskinan bahkan meningkatkan kemiskinan karena
korupsi akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
• Masyarkat yang miskin kesulitan memperoleh makanan
pokok, konsumsi gizi yang sehat terlupakan dan
menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk merupakan masalah
yang tak kunjung usai. Dampak krisis yang ditimbulkan
gizi buruk menyebabkan biaya subsidi kesehatan semakin
meningkat. Gizi buruk juga menyebabkan lebih dari
separo kematian bayi, balita, dan ibu, serta Human
Development Indeks (HDI) menjadi rendah (Suhendar,
2012)
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

TINGGINYA ANGKA
KRIMINALITAS

• Korupsi menyuburkan berbagai jenis


kejahatan yang lain dalam masyarakat
• Angka kriminalitas yang tinggi.
Setidaknya, setiap 91 detik kejahatan
muncul selama tahun 2012. Tindak
kriminalitas sendiri, antara lain dipicu oleh
tingkat kemiskinan yang tinggi (KPK, 2013)
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Dampak Birokrasi Pemerintahan

• Korupsi menghambat peran negara


dalam pengaturan alokasi,
• Korupsi menghambat negara
melakukan pemerataan akses dan
aset,
• Korupsi juga memperlemah peran
pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Dampak Terhadap Politik Dan Demokrasi


Dampak Terhadap Politik Dan Demokrasi
• Korupsi mengganggu kinerja sistem politik
Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang
yang berlaku. Publik cenderung meragukan
citra dan kredibilitas suatu lembaga yang
berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan
diduga terkait dengan tindakan korupsi.
kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait

dengan tindakan korupsi.


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Dampak Terhadap Penegakan Hukum

• Korupsi adalah penyakit moral dan kecenderungan semakin


berkembang dengan penyebab multi faktor, lemahnya
penegakan hukum mendorong masyarakat lebih berani
melakukan tindakan korupsi, sebab hukuman yang diperoleh
lebih ringan dibanding nilai perolehan korupsi.
• Pihak yudikatif, eksekutif dan legislatif, yang seharusnya
banyak berperan dalam mendorong gerakan pemberantasan
korupsi malah banyak terlibat dan ikut berperan dalam KKN,
sebagai dampak dari penegakan hukum yang lemah.

PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN


RI
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Dampak Terhadap Pertahanan Keamanan

• Negara yang korup dapat memiskinkan rakyat, dan rakyat yang


miskin sangat rapuh dan mudah di intervensi oleh pihak-pihak
yang ingin merongrong pemerintahan.
• Korupsi terhadap peluang-peluang penyalahgunaan uang
negara, yang sangat berpengaruh terhadap persepsi
masyarakat terhadap realitas kehidupan, yang ujung-ujungnya
dapat menimbulkan rasa frustasi, iri ,dengki, gampang
menghujat, tidak menerima keadaan dan rapuh, dan pada
ujungnya masyarakat dapat kehilangan arah dan identitas diri
serta menipisnya sikap bela negara dalam pertahanan dan
keamanan.
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

Dampak Terhadap Kerusakan Lingkungan

• Kerusakan lingkungan fisik yakni penyimpangan


terhadap anggaran pembangunan sarana-prasarana
dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi
dan berdampak pada kemiskinan rakyat, begitupun
penyalagunaan pengelolaan hutan lindung yang
membuat ekosistem terganggu, menimbulkan
banjir, longsor, berdampak kerugian materi dan
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
Nilai-nilai Antikorupsi (X)

Kerja keras
Jujur Sederhana
Disiplin Mandiri
Tanggungjawab

Adil Disingkat menjadi:


Berani JuPe ManDi TangKer SeBeDil
Peduli
7
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
Menurut Sugiono (2008) Jujur
diartikan sebagai lurus hati, tidak
bohong, & tidak curang

Tanpa sifat jujur mhs tidak akan


dipercaya dalam kehidupan
sosialnya. (nilai dasar penegakan
integritas)
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 8
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Nilai kejujuran harus dipegang
teguh oleh mahasiswa sejak awal 
untuk memupuk & membentuk
karakter sedini mungkin dalam setiap
pribadi mahasiswa

Kejujuran dalam bekerja akan


membentengi diri
terhadap
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI godaan untuk berbuat
Nilai & Prinsip Anti Korupsi 10
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Permasalahan yg hingga saat ini
masih menjadi fenomena dikalangan
mhs yi: budaya ketidakjujuran
(mencotek, plagiarisme, titip absen)
 fakta menunjukkan bahwa budaya
ketidakjujuran kian menggejala

Perilaku mencontek, plagiarisme &


titip absen
merupakan manifestasi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 11
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Persoalan ketidakjujuran mrpk hal yg
mengkhawatirkan & perlu perhatian
serius

apabila budaya ketidakjujuran mhs


seperti
mencontek, plagiarisme, titip absen
dll tidak
segera diberantas  maka PT 12
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
•Menurut Sugiono (2008) disiplin adalah
ketaatan/ kepatuhan kepada peraturan
•Disiplin adalah kunci keberhasilan. 
ketekunan & konsisten untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat
individu akan mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya
•Individu yang disiplin  tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaanNilaidengan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
cara
& Prinsip Anti Korupsi 13
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
•Nilai kedisiplinan

- Mampu mengatur waktu untuk


menye-
lesaikan tugas dgn baik
- Patuh pada peraturan yang
berlaku
- Mengerjakan tugas tepat waktu
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 14
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin

•Manfaat disiplin:
- Mhs dapat mencapai tujuan
hidup dgn
waktu yg lebih efisien
- Dipercaya
- Diperoleh hasil belajar yg
maksimal
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 15
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Tanggung jawab adalah keadaan
wajib menanggung segala
sesuatunya atau kalau terjadi apa-
apa boleh dituntut, dipersalahkan &
diperkarakan (Sugiono, 2008)

 Pribadi yang utuh & mengenal diri


dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaanya adalah untuk
melakukan perbuatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
baik demi 19
Nilai & Prinsip Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Seseorang yg memiliki kesadaran
bahwa segala tindak tanduk dan
kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME, masyarakat,
negara dan bangsa

org tsb tidak akan tergelincir


dalamRI
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Nilai & Prinsip Anti Korupsi 20
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Nilai tanggung jawab
- Mempunyai prinsip & memikirkan arah
masa depan
- Memiliki sikap yg menonjolkan generasi
penerus
nakes yg berguna dalam mengembangkan
profesinya
- Selalu belajar menjadi generasi muda yang
berguna,
selain memiliki sikap & kepribadian yang
baik
- Mengikuti semua kegiatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI ygAnti
Nilai & Prinsip dijadwalkan
Korupsi 21
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Adil adalah sama berat, tidak
berat sebelah, tidak memihak.
 Keadilan adalah penilaian sesuai
dengan
apa yang menjadi haknya, yakni
dengan
bertindak proporsional dan tidak
melanggar hukum.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 23
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Nilai keadilan
- Memberikan pujian tulus pd yg berprestasi,
memberi saran perbaikan pd yg tdk berprestasi
- Memilih kawan tidak berdasarkan latar
belakang sosial
- Ketika ada teman yg berselisih, dapat bertindak
bijaksana,memihak yg benar secara proporsional
- Memberikan pelayanan perawatan yg sama kepada
semua klien
- Tidak mengurangi dosis obat yg diberikan pd
klien
- Adil terhadap dirinya sendiri seperti belajar
maksimal
- Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan
dengan cara
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI hidup seimbangNilai & Prinsip Anti Korupsi 24
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Pribadi yg adil  akan
menyadari bahwa apa yg dia
terima sesuai dengan jerih
payahnya.

tidak akan menuntut untuk


mendapatkan
lebih dari apa yg ia sudah
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 25
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani Lanjutan ( XI )
 Orang yang memiliki karakter kuat:
 berani menyatakan kebenaran,
mengaku kesalahan, bertanggung
jawab & berani menolak kebatilan.
 tdk akan mentoleransi adanya
penyimpangan & berani menyatakan
penyangkalan dengan tegas

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 27


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega &
teman sejawatnya melakukan
perbuatan yg menyimpang
 Tidak takut dimusuhi & tidak takut
tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal yg
menyimpang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 28
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Nilai keberanian

-- Berani bertanya pada dosen jika tidak


mengerti
- Berani mengemukakan pendapat ketika
berdiskusi/maju
ke depan untuk menyelesaikan tugas yg
diberikan
- Melaporkan temannya yg membuat
tugas/makalah copy paste
- Melaporkan teman yg berbuat curang
ketika ujian seperti: 29
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
- Melaporkan jika dirinya sendiri/teman
mengalami
intimidasi/kekerasan
- Mengakui kesalahan yg dilakukan &
bertanggung jawab
untuk memperbaiki kesalahan serta
berjanji tidak mengulangi
kesalahan yg sama
- Mengajukan saran untuk perbaikan PBM
dengan cara yg santun
- Menulis artikel, pendapat, opini
dimajalah dinding,
jurnal dll
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 30
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
o Peduli adalah mengindahkan,
memperhati-kan, dan
menghiraukan (Sugiono, 2008)
o Pribadi dengan jiwa sosial tinggi
(memiliki sifat kasih sayang) 
tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara
yang tidak benar  justru ia
berupaya untuk menyisihkan 32
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
- Tidak merokok
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menghargai & menghormati teman,
dosen, &
karyawan
- Terlibat aktif dalam kegiatan yg
diselenggarakan
BEM/HIMA
- Tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol/NAPZA
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 34
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Bekerja keras didasari dengan
adanya kemauan.
 Kemauan identik dengan
keteladanan, ketekunan, daya
tahan, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, dan
pantang mundur.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 35
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Nilai Kerja keras
- Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita
- Memanfaatkan waktu luang untuk belajar
- Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada
dosen tentang materi yg belum dipahami
- Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yg
diberikan
- Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan
tugas
- Rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler untuk
meningkatkan prestasi diri
- Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yg
tidak berguna

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Dosen memilikiNilai


peran penting
& Prinsip agar setiap
Anti Korupsi 37
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras

Bekerja keras merupakan hal


yang penting guna tercapainya hasil
yang sesuai dengan target.
Namun, bekerja keras akan
menjadi sia-sia jika tanpa adanya
pengetahuan.

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 38


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana

Pribadi yg berintegritas tinggi adalah


individu yg menyadari kebutuhannya &
berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebihan.
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal
yg penting dalam interaksi dengan
masyarakat disekitarnya

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 39


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Hidup sederhana:
- Membiasakan untuk tidak hidup boros yg tidak
sesuai dengan
kemampuannya
- Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya
- Tidak tergoda untuk hidup dengan gelimang
kemewahan
- Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yg
menjadi modal
kehidupan

Menyadari bahwa mengejar harta tidak akan


ada habisnya
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 40
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Nilai kesederhanaan
- Tawadhu (rendah hati)  mau mengakui
kelebihan orang lain jauh dari sifat gila
hormat, ambisi pangkat/jabatan.
- Berpakaian sopan & sesuai aturan yg
ditetapkan
- Merasa cukup dengan yg ada, bukan
lantaran pasrah, melainkan telah berusaha
menyempurnakan usaha
- Tidak sombong/menonjolkan diri sekalipun
mempunyai kelebihan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 41
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Manfaat hidup sederhana pada mhs:
- Mhs dibina untuk memprioritaskan
kebutuhan diatas
keinginan
- Mengatasi masalah kesenjangan sosial,
iri, dengki,
tamak, egois, & sikap lainnya
- Menghindarkan dari keinginan yg
berlebihan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 43


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Mandiri artinya tidak banyak bergantung
pada orang lain dalam berbagai hal.
 Manfaat kemandirian:
- Membentuk karakter yg kuat pada diri individu untuk
menjadi
tidak tergantung terlalu banyak pd orang lain
- Mengoptimalkan daya pikir guna bekerja secara efektif
- Jejaring sosial yg dimiliki pribadi yg mandiri
dimanfaatkan
untuk menunjang pekerjaannya ((bukan untuk
mengalihkan
tugasnya)
- Tidak
Politeknik Kesehatan Kementerian akanRImenjalin
Kesehatan hubunganNilai
dengan pihak
& Prinsip yg tidak44
Anti Korupsi
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Kondisi mandiri bagi mhs dapat
diartikan sebagai proses
pendewasaan diri, artinya tidak
bergantung pada orang lain dalam
melaksanakan tugas & tanggung
jawabnya

Hal tsb penting untuk masa depan


mhs, 
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 45
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Nilai kemandirian dapat diwujudkan
al:

- Mengerjakan soal ujian sendiri


- Mengerjakan tugas-tugas
akademik secara mandiri
- Menyelenggarakan kegiatan
kemahasiswaan secara swadana

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 47


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Mahasiswa mandiri/dewasa juga harus
memiliki sifat-sifat positif seperti:
- Sense of reality and emotional
stability
- Mampu menghadapi tantangan
dengan baik, walaupun gagal tidak
pernah menyerah
- Mampu bersyukur di masa-masa sulit
- Dapat menentukan keputusan dan
berpikir bijak dalam keadaan terdesak
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 48
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
- Dapat mengontrol amarah serta
memiliki toleransi dan optimisme
tinggi
- Berpikir seribu kali sebelum
melakukan sesuatu dan tidak
gegabah serta berpikir matang
sebelum bertindak
- Memiliki prinsip hidup yang kuat
serta mampu menutupi
kekurangannya dengan kelebihan
yang dimiliki
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nilai & Prinsip Anti Korupsi 49
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI
( XII )

51
Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara


aturan dan pelaksanaan kerja
Prinsip akuntabilitas membutuhkan
perangkat pendukung baik berupa:
- Perundang-undangan (de jure) &
- Komitmen & dukungan masyarakat
(de facto)
baik pada level budaya (individu
54
Bagaimana mengukur akuntabilitas?
1. Akuntabilitas harus dapat
diukur dan
dipertanggungjawabkan
melalui mekanisme pelaporan
dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja
administrasi, proses
pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara 55
• Prinsip akuntabilitas harus mulai
diterapkan oleh mahasiswa dalam
program kegiatan kemahasiswaan


• Dengan harapan bahwa integritas atau
kesesuaian antara aturan dengan
pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa
dapat semakin ditingkatkan
57
Transparansi
Transparansi: prinsip yang mengharuskan
semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.

Transparansi menjadi pintu masuk


sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana,


transparansi mengacu pada keterbukaan
dan kejujuran untuk saling menjunjung
tinggi kepercayaan (trust ) 58
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)

61
Kebijakan Anti korupsi (XIII)

 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi


penyimpangan yang dapat merugikan negara
dan masyarakat.
 Tidak selalu identik dengan undang-undang
(UU) antikorupsi, namun bisa berupa UU
kebebasan mengakses informasi, UU
desentralisasi, UU anti-monopoli, maupun
lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap
kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh
para pejabat negara. 69
4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Antikorupsi

Kultur Pelaksana

70
4 Aspek Kebijakan ….
• Isi kebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif
apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi.
• Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
• Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat
dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
• Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan terkait
dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-
undang antikorupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini
akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan korupsi. 71
• Contoh: sipenmaru di Poltekkes,
kebijakan/aturan penerimaan mahasiswa
baru yang isinya tergambar dalam aturan-
aturan seleksi penerimaan mahasiswa baru
dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman,
dimana pembuat kebijakan penerimaan
mahasiswa baru tersebut adalah Badan
PPSDM Kesehatan, dan apabila
penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang
ditetapkan, hal tersebut akan menjadi
temuan ItJen Kemenkes. Seluruh perangkat
pelaksana sipenmaru di Direktorat
Kontrol Kebijakan (XIV)

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar


kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua
bentuk korupsi.

73
3 Model Kontrol Kebijakan

a si Evolusi
s ip
r ti
Pa

KEBIJAKAN

Reformasi

74
3 Model Kontrol Kebijakan
 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
 Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih
layak.
 Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan
75
KERANGKA BERFIKIR PBAK

Kebiasaan Budaya Kebiasaan

Need
Lingk. &
(Kebutuhan)
Sistem

Niat Kesempatan

79
Sang Fatalis dan Nasibnya: Sebuah Anekdot
yang Dituturkan oleh Prof. Mendonca
di McGill University

Di suatu kampung terjadi banjir besar. Si Fatalis kemudian berdoa semoga ia selamat
dari banjir. Derasnya hujan membuat banjir semakin meluap hingga memasuki
rumah Fatalis. Ia dinasehati oleh tetangganya agar mengungsi secepat-nya. Namun,
ia enggan dan berkata: “Nanti Tuhanlah yang membantuku dan saya tidak
memerlukan bantuan manusia.” Banjir semakin mengganas dan semua penduduk
diperintahkan untuk meninggalkan rumah. Adalah si Fatalis yang tetap tinggal
dengan harapan Tuhan akan menolongnya.
Banjir menaiki rumah si Fatalis sampai di atap. Ia diajak oleh banyak orang agar
segera meninggalkan rumah, tetapi ia enggan. Akhirnya, tim penyelamat dengan
helikopter menawarkan bantuan agar ia naik ke heli karena ia tampak sudah berada
di atap, jangan- jangan ia tidak bisa berenang. Panggilan demi pang-gilan dari heli
tetap diacuhkannya. Iapun tetap berkata: “Nanti Tuhan yang menolong saya”. Karena
banjir semakin meluap dan menggulung, akhirnya si Fatalis tenggelam, lalu
meninggal dunia.
Di pengadilan Akhirat terjadilah dialog dengan Tuhannya. “Mengapa kau tetap tidak
mau menyela-matkan diri?” “Ya, karena menunggu bantuan-Mu”, sahutnya. “Ya,
tetapi saya sudah membuat manusia berteriak memanggilmu, namun tetap kau acuh
saja. Saya kirim tim penyelamat kau juga acuh. Terakhir, saya juga mengirim
helikopter tetapi kau juga acuh.
• KEJUJURAN LANGKA AWAL MENUJU SURGA DUNIA
DAN AKHIRAT ( KLP 1)
• DISIPLIN MERUPAKAN NILAI YG DIMILIKI SESEORANG
UNTUK BERBUAIT KEBAIKAN (KLP 2 )
• KEBERHASILAN SESEORANG SANGAT DIPENGARUHI
OLEH RASA TANGGUNG JAWAB (KLP 3)
• SESEORANG YG MEMPUNYAI RASA KEADILAN
SANGAT MENGHARGAI ATURANG HUKUM (KLP 4)
• SEORANG PEKERJA BERAT DITANDAI DENGAN
KETEKUNAN DALAM DIRINY (KLP 5)
• BERURUT SESUAI DENGAN DAFTAR HADIR
ADA HADIS:

TANAMLAH BIJI POHON


WALAUPUN BESOK SUDAH MAU
KIAMAT

Anda mungkin juga menyukai