Anda di halaman 1dari 110

Biosafety dan Biosecurity

Budiman Bela
Kondisi laboratorium Kesehatan saat ini dari
perspektif Biorisiko
• Sudah ada pemahaman mengenai risiko biologis dari aspek Biosafety
(Keselamatan Hayati) namun dari aspek Biosecurity (Keamanan Hayati)
masih relatif kurang
• Sebagian besar belum diimplementasikan berdasarkan prinsip manajemen
mutu laboratorium, walaupun K3 dan pengendalian infeksi di laboratorium
mungkin sudah diimplementasikan berdasarkan konsep manajemen mutu,
• Implementasi penilaian serta mitigasi biorisiko belum dilaksanakan di
sebagian besar laboratorium
• Pentingnya posisi Biosafety Officer/Biosafety Professional sudah mulai
dipahami oleh Sebagian laboratorium, namun perannya mungkin belum
dipahami dan dilaksanakan sesuai standar yang berlaku
Kondisi laboratorium Kesehatan saat ini dari
perspektif Biorisiko
• Peran Komite Biorisiko belum dipahami, demikian juga
keberadaannya tidak ditemukan di sebagian besar laboratorium
• Sudah ada skema Sertifikasi Manajemen Biorisiko:
• 1 rumah sakit sudah mengikuti proses sertifikasi (RS Rotinsulu)
• Sebagian besar laboratorium belum memiliki personel yang
professional di bidang Biorisiko (Biosafety Professional):
• Sertifikasi dilakukan oleh IFBA (international federation of biosafety
association) dan ABSA (Association for Biosafety and Biosecurity)
• Indonesia sudah memiliki Skema Sertifikasi Profesional Biorisiko
Kondisi laboratorium Kesehatan saat ini dari
perspektif Biorisiko
• Belum semua laboratorium memahami prinsip transfer materi
biologis dan peraturan di dalam negeri yang berlaku mengenai
transfer materi biologis:
• Kerugian bagi bangsa dan negara akibat pemakaian materi biologis bernilai
(Valuable Biological Material) dari dalam negeri oleh pihak asing tanpa
kontribusi balik kepada bangsa dan negara Indonesia
Biosafety and Biosecurity
Laboratory biosafety –
Prinsip containment, teknologi dan praktek untuk mencegah
pajanan yang tidak diinginkan terhadap suatu patogen dan
toksin atau yang terjadi karena kecelakan.
Laboratory biosecurity
Tindakan pengamanan secara institusi atau personal yang
dibuat untuk mencegah kehilangan, pencurian,penyalahgunaan,
penyelewengan dan pelepasan secara sengaja suatu patogen/
toksin/informasi mengenai riset & bahan biologi
Biosafety Melindungi Orang Dari Bahan Biologi

Biosecurity Melindungi Bahan/Informasi Biologi Dari Orang Yang Bermaksud Jahat


Dasar Biosafety dan Biosecurity

Biosafety

Aroem Naroeni
Biosecurity
Program

Aroem Naroeni
Bahan Biologi Berbahaya

Biohazard : Suatu agent yang sudah diketahui atau diduga


menyebabkan penyakit pada manusia, hewan atau tanaman

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Virus

Mikroorganisme

Bakteri

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

parasit
Mikroorganisme

Jamur

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Yeast
Mikroorganisme

Cacing

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?
Termasuk tempat hidupnya dalam sampel

Tulang

Darah

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Termasuk tempat hidupnya dalam sampel

Kultur sel

Kultur bakteri

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?
Termasuk tempat hidupnya dalam sampel

Hewan coba

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Toksin

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?
Termasuk tempat hidupnya dalam sampel

Tanaman dan
ekstraknya

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Doll’s eye Angel Trumpet Aconitum

Strychine Suicide tree


Oleander

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Rosary Pea Deadly Nightshade

Water Hemlock Castor plant

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?
Termasuk unsur unsurnya

DNA

Protein dan Toksin

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Aroem Naroeni
Apakah Bahaya Biologi ?

Aroem Naroeni
Aroem Naroeni
Science

Science : Risk Assessment (penilaian risiko, Good Laboratory Practice)


Identifikasi Biohazard

Evaluasi aktivitas Lab yang


dapat memodifikasi risiko

Menentukan tingkat
biosafety dan mitigasi
Risk Assessment

Penilaian Pekerja

Review Penilaian Risiko

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

Safety container

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

DO DON’T

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

DON’T

DO

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

Aroem Naroeni
Good
Laboratory
Practice

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

DO

DON’T

Sumber gambar: University of Columbia

Aroem Naroeni
Teknik Untuk Mencuci Tangan

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

Dekontaminasi bahan dan meja kerja

Dekontaminasi meja kerja dan lantai


• Permukaan meja kerja
• Permukaan biosafety cabinet
• Lap lantai bila diperlukan

Aroem Naroeni
Good
Laboratory
Practice

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice

Pembersihan rutin ruangan


• Tempatkan kembali bahan yang
sudah dipakai ke tempat Matikan lampu
penyimpanannya semula Nyalakan UV
- untuk ruangan
• Pengambilan atau pembuangan - untuk BSC
limbah sesuai prosedur, di autoclav
bila perlu
• Tempatkan bangku laboratorium
dengan rapi

✓ Lepaskan pakaian pelindung dan tempatkan


dalam wadah untuk di autoclav atau dibuang
✓ Cuci tangan
✓Tutup pintu laboratorium

Aroem Naroeni
Good Laboratory Practice
Penanganan sampah

--Sampah padat tidak tajam


--Benda tajam
--Sampah patologik
--Sampah cair
--Sampah campuran

Aroem Naroeni
Penanganan sampah

Regulasi
1. Peraturan Pemerintah RI No 85 Tahun 1999
Tentang perubahan PP No 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah B3

dan

2. Pengelolaan Limbah B3 dan Keputusan Menteri


KesehatanRI No 1204/Menkes/SK/XI/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit

Aroem Naroeni
Penanganan sampah

mudah meledak;
pengoksidasi;
sangat mudah sekali menyala;
sangat mudah menyala;
mudah menyala;
amat sangat beracun;
sangat beracun;
beracun;
Kakteristik Limbah B3 berbahaya;
korosif;
bersifat iritasi;
berbahayabagi lingkungan;
karsinogenik;
teratogenik;
mutagenik.

Aroem Naroeni
Engineering

Aroem Naroeni
Engineering

Engineering Control
• Laminar Air Flow
• Biosafety Cabinet
• Centrifuge
• Autoclave
• Biosafety lab

Aroem Naroeni
Engineering

Primary
Containment

Secondary
Containment

Aroem Naroeni
Engineering

Secondary containment

Primary
containment

Aroem Naroeni
Engineering

Tiga tipe aliran udara yang umum

Aroem Naroeni
Engineering

Pemilihan BSC
Lakukan dulu Risk Assessment !

Pemilihan BSC didasarkan pada:


1.Jenis organisme yang akan ditangani
2.Manipulasi yang akan dilakukan (misalnya kultur virus,
isolasi sampel dari manusia terinfeksi)
3.Penggunaan bahan kimia toksik dan radioaktif

Aroem Naroeni
Engineering

Penjelasan Umum Biological Safety Cabinet (BSC)

1.Kelas satu (1)

Aroem Naroeni
Engineering

Penjelasan Umum Biological Safety Cabinet (BSC)


2.Kelas dua

A1 A2

Aroem Naroeni
Engineering

2.Kelas dua

B1 B2

Aroem Naroeni
Engineering

3.Kelas tiga (3)

Aroem Naroeni
Engineering

Biosafety Level-1
• Tipe laboratorium:
• Teaching lab dan riset
• Tatalaksana laboratorium:
• Good Microbiological
Techniques
• APD:
• jas lab, alas kaki tertutup,
sarung tangan, goggle
(jika bekerja dengan
bahan kimia berbahaya)
• Peralatan keselamatan:
tidak ada

Aroem Naroeni
Engineering

Biosafety Level-2
• Tipe laboratorium:
• Diagnostik, riset
• Tatalaksana laboratorium:
• Tatalaksana BSL-1 ditambah
• Penanganan aerosol
• Penanganan benda tajam
• Biohazard sign
• APD:
• jas lab, alas kaki tertutup,sarung tangan, goggle, masker
• Peralatan keselamatan:
• Biosafety Cabinet
• Leak-proof transport container
• Ada autoclave

Aroem Naroeni
Engineering

Biosafety Level-3
• Tipe laboratorium:
• Diagnostik khusus, riset
• Tatalaksana laboratorium:
• Tatalaksana BSL-2 ditambah
• Bekerja di BSC
• Menggunakan bioaerosol container untuk centrifugasi
• APD:
• jas lab solid dibagian depan, alas kaki tertutup dan
shoe cover, sarung tangan dobel, goggle,
masker/respirator, penutup kepala
• Peralatan keselamatan:
• Biosafety Cabinet
• Bioaerosol container

Aroem Naroeni
Engineering

Aroem Naroeni
Fasilitas Lab Menurut WHO Laboratory Biosafety Manual Fourth Edition
Core Facility Heightened Control Maximum Control
Measures Measures
• Cukup ruangan untuk
bekerja, cleaning, • Closing and sealing • Menggunakan BSC kelas
maintenance windows III
• Tempat cuci tangan • Inward airflow into • Positive pressure suits
Hands-free laboratory • PPE khusus
• Lambang Biohazard • Exhaust untuk • Sebelum keluar lab
• Akses terbatas mengurangi harus mandi
• Dinding, peralatan, kemungkinan pajanan • Suplai udara masuk dan
lantai mudah karena udara, difilter keluar harus dimonitor
dibersihkan saat dikeluarkan • Exhaust harus
• Bench tahan air dan • Terdapat prosedur mempunyai 2 lapis
resistant terhadap dekontaminasi sampah HEPA filter sebelum
desinfektan atau tempat khusus dikeluarkan
• Aliran udara aman penyimpanan sampah • Ruangan bertekanan
untuk pekerjaan yang yang aman untuk negative dilengkapi
dilakukan dibawa keluar dan dengan alarm
didekontaminasi
Aroem Naroeni
Aroem Naroeni
Administrative Control

• Sign and label


• Medical Surveillance
• Training
• Inspection
• SOP

Aroem Naroeni
Administrative Control

Simbol-simbol Bahaya

Aroem Naroeni
Administrative Control
Simbol-simbol Bahaya

Aroem Naroeni
Administrative Control

Training

Aroem Naroeni
Administrative Control

Training

Aroem Naroeni
Administrative Control

SOP

Aroem Naroeni
SNI ISO 35001 :2019

Panduan Penerapan Sistem Managemen Biorisiko


Laboratorium (SMBL) dan Organisasi terkait
lainnya

Aroem Naroeni
Latar Belakang

• Saat ini banyak Institusi memproduksi, menangani, menyimpan,


melakukan pengiriman bahan infeksius
• Di masa pandemic CoVid 19 aktifitas tersebut meningkat
• Institusi belum dibekali dengan manajemen biorisiko terhadap
pekerja dan lingkungan

Aroem Naroeni
Tujuan

• Melindungi pekerja, komunitas dan lingkungan


dari risiko yang berkaitan dengan bahan biologi
yang dikerjakan di laboratorium

Aroem Naroeni
Pendahuluan

Aroem Naroeni
Aroem Naroeni
Pendahuluan

Aroem Naroeni
CWA 15793
Laboaratory ISO
Biorisk
Management 35001

SNI 8340:2016
Sistem SNI ISO
Manajemen
Biorisiko 35001
Laboratorium

Aroem Naroeni
Elemen
SNI 8340:2016 SNI ISO 35001 : 2019
1. Sistem Manajemen Biorisiko 1. Sistem Manajemen Biorisiko
2. Penilaian Risiko 2. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
3. Informasi dan Inventarisasi agen biologis dan toksin mitigasi
4. General Safety 3. Peran, tanggung jawab dan wewenang

5. Personalia 4. Kepedulian, Pelatihan dan Kompetensi

6. Good Microbiological Technique 5. Pengendalian Operasional

7. Alat Pelindung diri 6. Tanggap darurat dan rencana


kontingensi
8. Latar Belakan SDM
7. Monitoring dan pengendalian inventaris
9. Program Kesehatan Kerja
8. Kesehatan kerja
10. Tanggap Darurat dan Perencanaan Kontingensi
9. Investigasi kecelakaan dan insiden
11. Persyaratan Fisik
10. Inspeksi dan Audit
12. Peralatan dan Pemeliharaan
11. Review Manajemen Biorisiko
13. Dekontaminasi, Disinfeksi dan Sterilisasi
14, Transportasi agen biologis dan toksin
Aroem Naroeni
16. Investigasi Kecelakaan dan Insiden
Sistem Manajemen Biorisiko
• menetapkan prinsip-prinsip manajemen biorisiko yang
memungkinkan laboratorium dan fasilitas terkait untuk mencapai
tujuannya;
• mendefinisikan komponen penting dari kerangka kerja sistem
manajemen biorisiko untuk diintegrasikan ke dalam laboratorium atau
tata kelola keseluruhan organisasi terkait, strategi dan perencanaan,
manajemen, proses pelaporan, kebijakan, nilai, dan budaya;
• menjelaskan proses manajemen biorisiko komprehensif yang
meminimalkan biorisiko (risiko biosafety dan biosecurity); dan
• memberikan panduan tentang implementasi dan penggunaan
standar, jika perlu.
Dasar SMBL
• pendekatan sistem manajemen, yang memungkinkan organisasi
untuk secara efektif mengidentifikasi, menilai, mengendalikan, dan
mengevaluasi risiko biosafety dan biosecurity yang melekat dalam
kegiatannya.
• Dokumen SMBL menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen
biorisiko yang sesuai dengan sifat dan skala organisasi mana pun.
Dasar SMBL
• Sistem manajemen biorisiko dibangun berdasarkan konsep perbaikan
berkelanjutan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, peninjauan, dan
peningkatan proses dan tindakan yang dilakukan organisasi untuk
memenuhi tujuannya.
• Plan-Do-Check-Act (PDCA)
Sistem Manajemen Biorisiko

Aroem Naroeni
Sistem Manajemen Biorisiko
• Plan : penyusunan tujuan, program dan proses yang
sesuai dengan kebijakan manajemen biorisiko
• Do : Melaksanakan proses sesuai dengan rencana
• Check : Memantau aktifitas dan proses untuk
mencapai tujuan dan pelaporan hasil
• Act : Mengupayakan peningkatan/kemajuan yang
terus berkesinambungan

Aroem Naroeni
Aroem Naroeni
Key Factor
1. Komitmen dari Manajemen Puncak
- Sumberdaya
- Kebijakan
- Pengintegrasian dalam organisasi
- dll
2. Fokus pada peningkatan/perbaikan yang
berkelanjutan

Aroem Naroeni
Cakupan
Laboratorium atau organisasi lain yang bekerja
dengan menyimpan, mengangkut dan/atau
membuang bahan biologis berbahaya

• Standar ini tidak dimaksudkan untuk:


• laboratorium yang menguji keberadaan mikroorganisme dan/atau
racun dalam makanan atau bahan pakan;
• manajemen risiko dari penggunaan tanaman rekayasa genetika
dalam pertanian

Aroem Naroeni
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan pengendalian Risiko

Identifikasi agen:

• Jenis agen misalnya biologik (mikroorganisme, toksin, DNA


rekombinan, materi biologi sintetik), kimia (iritan, explosive,
karsinogenik, toksik, teratogenic, etc), fisik (panas, temperature
sangat rendah, listrik etc)
• Virulensi/pathogenisitas/dosis infeksius
• Kelompok Risiko (untuk agen Biologik)
• Stabilitas agen di lingkungan
• Jalur penyebaran, penularan, paparan
• Kuantitas/konsentrasi/volume agen yang digunakan
• Allergenicity.
• Toksisitas
• Apakah berasosiasi dengan kanker
• Apakah ada tindakan pencegahan dan pengobatan

Aroem Naroeni
Klasifikasi Kelompok Risiko Berdasarkan NIH dan WHO
Risk NIH WHO
Group

Agen yang tidak Tidak ada atau rendahnya risiko agen terhadap
1 menyebabkan penyakit
pada manusia dewasa
individu dan komunitas.

Mikroorganisme tidak menyebabkan penyakit pada


manusia dan hewan

Agen menyebabkan Risiko terhadap individu sedang; terhadap komunitas


2 penyakit pada manusia dan
jarang berakibat fatal.
rendah.
Suatu patogen yang dapat menyebabkan penyakit
Tersedia tindakan preventif pada manusia dan hewan tetapi bukan bahaya yang
dan terapetik untuk serius bagi pekerja lab, komunitas dan stock pangan
penyakit ini. atau lingkungan.
Pajanan di laboratorium dapat menyebabkan infeksi
yang serius tetapi tindakan preventif dan terapetiknya
tersedia dan risiko penyebaran infeksi terbatas. Aroem Naroeni
Klasifikasi Kelompok Risiko Berdasarkan NIH dan WHO
Risk NIH WHO
Group
Agen yang menyebabkan Risiko terhadap individu tinggi dan komunitas rendah
3 penyakit yang serius dan
mematikan pada manusia
Patogen biasanya menyebabkan penyakit yang serius
terhadap manusia dan hewan.
Tindakan preventif dan Penyakit ini biasanya tidak menular dari satu individu ke
terapetik biasanya tidak ada individu yang lain.
Risiko terhadap individu tinggi Tindakan preventif dan terapetik tersedia.
dan komunitas rendah

Agen menyebabkan penyakit Risiko terhadap individu tinggi ; terhadap komunitas tinggi.
4 yang serius pada manusia.
Tindakan preventif dan
Patogen yang biasanya menyebabkan penyakit yang serius
pada hewan dan manusia.
terapetik biasanya tidak Dapat tertular dari satu individu ke individu yang lain.
tersedia.
Risiko terhadap individu tinggi
dan risiko terhadap komunitas
tinggi

Aroem Naroeni
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan pengendalian Risiko

Aplikasi untuk Identifikasi

Aroem Naroeni
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan pengendalian Risiko

Aplikasi untuk Identifikasi

Aroem Naroeni
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan pengendalian Risiko

Penilaian Risiko
Penilaian Risiko adalah suatu proses untuk mengevaluasi risiko
yang disebabkan oleh agen, prosedur dan personil terhadap
kemungkinan dan konsekuensi dari paparan atau pelepasan
bahan bahaya di tempat kerja serta menentukan langkah-
langkah pengendalian risiko yang tepat untuk mengurangi
risiko yang dapat diterima

Aroem Naroeni
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan pengendalian Risiko

Konsekuensi
Frekuensi Sangat Sangat Parah
Ringan Ringan Sedang Parah (5)
(1) (2) (3) (4)
(5) Sangat Sedang (M) Tinggi (H) Tinggi (H) Ekstrim Ekstrim(E)
sering (E)
(4) Sering Rendah (L) Sedang Tinggi (H) Tinggi (H) Ekstrim (E)
(M)
(3) Sedang Rendah (L) Sedang Tinggi (H) Tinggi (H) Tinggi (H)
(M)
(2) Jarang Rendah (L) Rendah Sedang Sedang Tinggi (H)
(L) (M) (M)
(1) Sangat Rendah (L) Rendah Rendah (L) Rendah Sedang (M)
Jarang (L) (L)

Aroem Naroeni
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan pengendalian Risiko

Aroem Naroeni
Kepemimpinan
• Manajemen puncak bertanggung jawab penuh
atas sistem manajemen biorisiko
• Manajemen puncak menetapkan Kebijakan
manajemen biorisiko

Aroem Naroeni
Peran dan Tanggung Jawab
Peran Tugas, Tanggung Jawab, wewenang
Manajemen Puncak • Meliputi pejabat yang berwenang tertinggi di organisasi
tersebut
• Bertanggung jawab penuh untuk sistem manajemen
biorisiko organisasi
Manajemen Senior • Memiliki wewenang operasional, anggaran dan personel
yang signifikan pada tingkat departemen atau yang lebih
tinggi dan mungkin anggota dari manajemen puncak
• Memiliko tanggungjawab operasional mengawasi sistem
manajemen biorisiko
Komisi Biorisiko • Memastikan semua pekerjaan yang menggunakan agen
(Institutional biologi mengikuti kebijakan SMBL di organisasi tersebut
Biosafety • Bertanggungjawab melaksanakan pengawasan untuk
Committee, IBC) semua kegiatan penelitian dan pengajaran yang
melibatkan agen biologik

Aroem Naroeni
Peran dan Tanggung jawab
Peran Tugas, Tanggung Jawab, wewenang

Biosafety Officer • Personel yang kompeten memberikan saran dan


(BSO) atau Penasihat bimbingan mengenai masalah manajemen biorisiko
Manajemen Biorisiko • Berpartisipasi dalam pelaporan, investigasi dan
Tindakan berkelanjutan terkait SMBL

Manajer Ilmiah • Bertanggung jawab untukmengelola program ilmiah


dalam fasilitas setiap harinya, dan untuk melaksanakan
serta mengawasi pengendalian biorisiko yang
berhubungan dengan personel dari fasilitas lainnya

Aroem Naroeni
Support
Kesehatan Kerja

- General Check Up
- Monitoring
- Vaksinasi
- Test COVID 19 secara berkala
- Serum data base

Aroem Naroeni
Support
Kompetensi Personil dan Pelatihan
• Pengenalan umum dan pelatihan pengetahuan
- tata letak laboratorium
- Kode praktik
- panduan keselamatan
- penilaian risiko
- Prosedur tanggap darurat

Aroem Naroeni
Support
Kompetensi Personil dan Pelatihan
• Pelatihan Khusus terkait Pekerjaan
- Praktik dan prosedur mikrobiologik yang baik
• Pelatihan Keselamatan dan keamanan
TERDAPAT PENILAIAN KOMPETENSI YANG DAPAT DILAKUKAN
DAN DIVERIFIKASI

Aroem Naroeni
Support
Biosecurity

Aroem Naroeni
Keamanan Informasi
• Melindungi informasi yang sensitif berkaitan dengan
agen berbahaya supaya tidak didistribusikan kepada
publik
– Informasi yang berpotensi meresahkan masyarakat
– Informasi yang berpotensi disalah-gunakan
• Membatasi metoda komunikasi
• Membatasi pendistribusian

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Praktik dan Prosedur Mikrobiologis yang baik

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Alat Pelindung Diri

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Fasilitas

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Peralatan Laboratorium

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Peralatan Laboratorium
Perlu :

1. Maintenance
2. Kalibrasi
3. Validasi
4. Sertifikasi

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Biological Inventory
• Penerimaan spesimen
• Penyimpanan specimen
• Inaktivasi specimen

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Dekontaminasi dan Pengolahan limbah

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Rencana tanggap darurat

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

Transpor Bahan Infeksius

UN 2814

P620

Aroem Naroeni
OPERASIONAL

UN 3373

P650

Aroem Naroeni
Evaluasi Kinerja
• Monitoring, pengukuran, analisis, evaluasi
• INTERNAL AUDIT
• Tinjauan Manajemen

Aroem Naroeni
Improvement
• Insiden, ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan
• Peningkatan yang berkelanjutan

Aroem Naroeni
Referensi
• International Standard.ISO 35001. 2019. Biorisk Management for
Laboratories and other related organisations .
• CWA (Comité Européen de Normalisation Workshop Agreement ) 15793.
Laboratory Biorisk Management; 2011.
• Badan Standarisasi Nasional (Indonesia Standardization Body). 2016. SNI
8340:2016 Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium
• Badan Standarisasi Nasional (Indonesia Standardization Body). 2017. SNI
8434:2017. Panduan Pelaksanaan Sistem Manajemen Biorisiko
• Badan Standarisasi Nasional. 2020. Pedoman Manajemen Biorisiko
Laboratorium Terkait COVID 19. Penanganan dan Pengelolaan Spesimen
untuk Pengujian Molekuler dan Serologis (Non-propagasi virus)
• Diah Iskandriati. 2018. Risk Assessment. Asosiasi Biorisiko Indonesia.
• WHO 2021.Laboratory Biosafety Manual Fourth Edition

Aroem Naroeni
• https://onehealthlab.net/category/pe
doman-lab/biorisiko/?lang=id
• http://perangkatpenilailab.id/
Aroem Naroeni

Anda mungkin juga menyukai