Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMIKIRAN BAHMANYAR TENTANG FILSAFAT ISLAM

SADRA
Disusun Oleh:
Vaza DIva Fadhilah Akbar
Dosen Pengampu:
Ust. Abdullah Beik M.A

“Makalah ini ditulis dalam rangka


memenuhi tugas mata kuliah
Studi Filsafat Islam”

AQIDAH & FILSAFAT ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SADRA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pemilik alam semesta. Berkat pertolongan-Nya


makalah dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Studi Filsafat Islam” dapat
kami selesaikan dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
atas Nabi Muhammad beserta keluarga sucinya dari ahlul bait beliu.
Hadirnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas atas salah satu mata
kuliah, “Studi Filsafat Islam”. Khususnya dalam makalah ini, Studi atas Filsafat Islam,
hanya menyoroti pemikiran filsafat Bahmaniar. Tentunya bukanlah hal yang mudah
untuk dapat menelaah pemikiran filsafat Bahmaniar, namun, dikarenakan tuntutan
akademis dan dengan fakta bahwa penelusuran dan penelaahan ini hanya
memfokuskan pada struktur dan karakteristik pemikiran Bahmaniar dalam
kerangkanya yang umum maka, dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang
terdapat di dalamnya, makalah ini pun siap untuk dipresentasikan.
Ucapan terima kasih kepada Ust. Abdullah Beik M.A selaku dosen
pembimbing mata kuliah ini. Untuk mengakhiri pengantar ini, tak lupa kami
sampaikan bahwa kritikan dan masukan dari pembaca sangatlah berguna bagi
kesempurnaan pengetahuan kami.

Jakarta, Senin 16 Mei 2022


Penulis

Vaza Diva Fadhilah


Akbar
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…….

A. Kata Pengantar…….
B. Daftar Isi………..
C. Latar Belakang…….
D. Rumusan Masalah…..
E. Tujuan……

BAB II PEMBAHASAN……..

A. Biografi Bahmanyar……….……
B. Bahasan Buku……

BAB III PENUTUP…………

KESIMPULAN…………..

DAFTAR PUSTAKA……….
LATAR BELAKANG

Terlepas dari latar belakang sebagai mahasiswa filsafat. Ataukah tuntutan


akademis. Filsafat pada dirinya sendiri memanglah penting. Nilai filsafat terletak
pada selain kedudukanya sebagai “the mother of science” karena basis penalaranya
yang berpijak pada metode demonstrasional. Sehingga mampu memberikan
landasan dan membuktikan prinsip-prinsip bagi ilmu lain. Filsafat sesungguhnya
merupakan bagian integral dari manusia dikarenakan keberadaanya sebagai entitas
yang berpikir. Karena keberpikiran itu menjadi esensi manusia dan merupakan
miliknya yang paling otentik maka, filsafat, karena penyelidikannya yang
sepenuhnya bergantung pada nilai akal dengan prinsip-prinsipnya yang aksiomatis
maka, manusia pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Manusia adalah
makhluk yang berfilsafat itu sendiri. Pasalnya, tidak ada satupun aktivitas manusia
yang tidak didasarkan atas pengetahuan dan melalui proses berpikir.
Namun, pertanyaanya adalah pengetahuan dan bentuk berpikir seperti
apakah yang dapat dikatakan sebagai yang filosofis. Apakah setiap pengetahuan
dan bentuk penalaran manusia. Ataukah tidak semuanya. Yakni hanya pengetahuan
dan metode penalaran tertentu yang sesuai dan termasuk dalam pengetahuan dan
penalaran filosofis. Jawaban dari pertanyaan ini dapat kita temukan di dalam
pembahasan epistemologi, yang membahas ihwal nilai dan standar objektivitas
pengetahuan manusia. Di atas segalanya, setelah mengetahui relasi manusia dan
filsafat, adalah penting untuk mengetahui sumbangsi filsafat terhadap manusia.
Maksudnya adalah filsafat sedemikian dipandang penting apakah hanya sebuah
klaim ataukah manfaatnya benar-benar terealisasi dan dirasakan bagi setiap yang
mengindahkannya. Mengenai manfaat filsafat terhadap manusia dapat ditinjau dari
banyak perspektif. Namun yang paling substansial adalah dengan filsafat manusia
mampu mengenal jati dirinya. Di samping itu, filsafat memberikan landasan dan
justifikasi rasional atas keyakinan keberagamaan kita.
Bagaimana kita membayangkan suatu keyakinan yang kosong dari
pengetahuan. Yang ada hanyalah doktrinasi dan bentuk praktik keberagamaan yang
buas. Kafir, sesat, bid'ah dan semisalnya adalah kata-kata yang sering dilontarkan
orang-orang seperti ini. Saya sangat heran dan agak pusing melihat orang seperti
ini. Bayangkan, hanya dengan bersandar pada dalil “perbedaan” mereka dengan
begitu mudah menyesatkan orang lain. Apakah mereka tidak menyadari bahwa
mereka sesungguhnya juga berbeda dengan yang lainnya. Jika bersandar pada dalil
diatas maka, orang pertama yang mesti mereka sesatkan sebelum yang lainnya
adalah diri mereka sendiri. Dan lebih jauh lagi mereka adalah orang-orang yang
malas membaca buku. Namun ironisnya semua persoalan keagamaan bagi mereka
sangat mereka ketahui.

RUMUSAN MASALAH

A. Mengetahui kitab At - Tashil karya Bahmanyar


B. Mengetahui pemikiran Bahmanyar di dalam kitab Al-Tashil, hal ini melingkupi:
1. Konsep Al-Tashil
2. Tujuan Penulisan Kitab Al-Tashil

TUJUAN MASALAH

A. Agar mengetahui kitab At - Tashil karya Bahmanyar


B. Agar mengetahui pemikiran Bahmanyar di dalam kitab At - Tashil
BAB 2

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG BAHMANYAR

Perlu kita ketahui bahwa Bahmanyar adalah salah satu murid dari Ibnu Sina, gelar Abu
Hasan Ibnu Marzuban dikatakan zoroaster penyembah api. Lahir di Ajerbaizan. Ayah nya
pangeran Persia, ayahnya seorang yang cerdas begitupun Bahmanyar. Pertemuan
Bahmanyar dengan Ibnu Sina ketika Bham masih kecil kerja di kedai roti, suatu ketika
pemilik kedai roti berkata ” bahmanyar bawa lah api ” lalu bahmanyar membawa api dengan
pasir. Lalu ibnu sina memperhatikan betapa cerdasnya bahmanyar. Ibnu sina mendatangi
ibunya bahmanyar, meminta bahmanyar untuk dididik. Di akhir hayat bahmanyar masuk
Islam. Barangsiapa yang kehilangan satu indera, maka dia akan kehilangan ilmu
pengetahuan.

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Bahmanyar. Dia kemungkinan besar memulai
studinya dalam filsafat bersama dengan Abu al-Qasim al-Kirmani di kota Buyid Ray di Iran
utara. Di sana mereka berdua terlibat dalam administrasi, sambil membaca karya-karya
Avicenna. Bahmanyar kemungkinan merupakan bagian dari istana Buyid di Ray melalui
ikatan keluarga dengan putri Bavandid Sayyida Shirin, suaminya Fakhr al-Dawla
(memerintah 984–997) dan putra Majd al-Dawla (memerintah 997–1029), keduanya
penguasa Buyid dari Ray.

Bahmanyar akhirnya mulai berinteraksi dengan Avicenna, yang kemudian menghasilkan-

Mubāḥathāt ("Diskusi"), yang sebagian besar merupakan jawaban atas pertanyaan yang
dibuat oleh Bahmanyar. Karya tersebut disusun sekitar tahun 1024–1037, selama Avicenna
tinggal di Isfahan, ibukota penguasa Kakuyo Muhammad ibn Rustam Dushman Ziyar
(memerintah 1008–1041). Dalam karya tersebut, Bahmanyar disebut sebagai al-Syekh al-
fāḍil ("pria bangsawan"). Bahmanyar dan Avicenna mungkin bertemu satu sama lain di Ray,
ketika yang terakhir bekerja untuk Sayyida Shirin dan Majd al-Dawla.
Karya utama Bahmanyar, Kitāb al-taḥṣīl ("Penjumlahan"), yang merangkum logika, fisika,
dan metafisika Avicenna ditulis antara 1024 dan 1037 dan didedikasikan untuk paman
Zoroasternya, Abu Mansur Bahram ibn Khurshid ibn Yazdyar, yang kemungkinan adalah
putranya. bendahara kaisar Buyid Adud al-Dawla (memerintah 949–983). Abu'l-Hasan
Bayhaqi menulis bahwa Bahmanyar juga menulis sebuah buku tentang logika dan satu buku
tentang musik dan karya-karya lain diatributkan kepadanya.

Beberapa sumber mengklaim bahwa dia masuk Islam di kemudian hari, namun, sumber
paling awal tentang dia tidak mengomentari hal ini. Karya utamanya Kitāb al-taḥṣīl tidak
jelas tentang keyakinannya. Sementara pengantar dan penutup buku dibuat dengan cara
dan karakter Muslim, tidak diketahui apakah ini adalah bagian dari versi asli buku atau
kemudian ditambahkan oleh penulis lain. Namun, masih masuk akal bahwa ia masuk Islam,
karena cara berpikirnya tentang pertanyaan tentang keesaan ilahi dan perjuangan antara
yang baik dan yang jahat, yang Bahmanyar tempatkan di dalam tatanan ciptaan,
bertentangan dengan kepercayaan Zoroaster yang mengaitkannya dengan ketuhanan.
esensi. Lebih jauh lagi, kunya Abu al-Husain-nya mungkin merupakan tanda masuk Islam
Syiah.

Zoroastrianisme atau Mazdayasna adalah sebuah agama yang berasal dari Iran Raya dan
merupakan salah satu agama terorganisir tertua yang masih terus dianut hingga sekarang,
yang didasarkan pada ajaran seorang Nabi berbahasa Iran yakni Zoroaster (juga dikenal
sebagai Zaraθuštra dalam Bahasa Avesta atau sebagai Zartosht dalam Bahasa
Persia).Penganutnya disebut juga sebagai Zoroastrian. Agama ini memiliki kosmologi
dualistik yang memisahkan antara kebaikan dan kejahatan, dan eskatologi yang
meramalkan akan terjadinya penaklukan pamungkas terhadap kejahatan oleh
kebaikan.Zoroastrianisme menganggap Ahura Mazda ('Tuhan Bijaksana') sebagai Tuhan
yang tidak berawal lagi maha bijaksana.[4] Secara historis, fitur-fitur unik dari
Zoroastrianisme, seperti monoteisme,mesianisme, kepercayaan akan kehendak bebas,
penilaian oleh Tuhan setelah kematian, konsep surga, neraka, malaikat, dan setan bisa jadi
telah mempengaruhi sistem dari agama-agama dan filosofis-filosofis lain, termasuk Agama-
Agama Samawi dan Gnostisisme,Buddhisme Utara,dan filsafat Yunani.
Dengan kemungkinan berakar dari milenia ke-2 SM, Zoroastrianisme memasuki sejarah
tertulis semenjak abad ke-5 SM.Agama ini berfungsi sebagai agama negara di Kerajaan-
Kerajaan Iran Kuno selama lebih dari satu milenium, dari sekitar 600 SM hingga 650 M,
tetapi menurun dari abad ke-7 M dan seterusnya sebagai akibat langsung dari penaklukan
Muslim terhadap Persia (633-654 M) yang mengarah pada penganiayaan dalam skala besar
terhadap orang-orang Zoroastrianisme.Estimasi tertinggi jumlah penganut Zoroastrianisme
saat ini adalah 110.000-120.000 orang, dengan mayoritasnya tinggal di India, Iran, dan
Amerika Utara; jumlah mereka dianggap mengalami penurunan.
Teks-Teks terpenting bagi Zoroastrianisme ialah apa yang terkandung dalam Avesta,
terutama yang mencakup tulisan dari Zoroaster, yang dikenal sebagai Gatha, serta puisi-
puisi di dalam Yasna yang mendefinisikan ajaran Zoroaster, yang berfungsi sebagai basis
dalam melaksanakan ibadah. Filosofi agama Zoroaster memisahkan Tuhan-Tuhan dari
tradisi Iran awal menjadi Ahura dan Daeva,yang mana Daeva dianggap tidak layak
disembah. Zoroaster menyatakan bahwa Ahura Mazda ialah pencipta tertinggi, sang kreatif
dan energi penopang dari alam semesta melalui Asha,dan bahwa umat manusia diberikan
pilihan untuk memilih berada pada pihak Ahura Mazda atau tidak, membuat umat manusia
bertanggung jawab atas pilihan yang diambilnya. Meskipun tidak ada yang dapat melawan
Ahura Mazda dalam segi kekuatan, Angra Mainyu (roh perusak), yang mana terlahir dari
Aka Manah (pikiran jahat), dianggap merupakan sebagai entitas musuh utama dalam
agama, berdiri melawan Spenta Mainyu (roh kreatif).Literatur Persia Tengah kemudian
mengembangkan karakter Angra Mainyu lebih lanjut menjadi Ahriman, meningkatkannya
menjadi penentang utama Ahura Mazda.
Selain itu, energi kehidupan yang berasal dari Ahura Mazda, yang dikenal sebagai Asha
(kebenaran, tatanan kosmik) berdiri sebagai lawan dari Druj (kebohongan, tipu daya).Ahura
Mazda dianggap sebagai Tuhan yang Maha Baik dengan tanpa ada sedikitpun kebencian
ataupun kejahatan berasal dari dirinya.Ahura Mazda bertempat di Gētīg (alam material yang
terlihat) dan Mēnōg (alam mental dan spiritual yang tidak terlihat) melalui tujuh (enam bila
tanpa Spenta Mainyu) Amesha Spentas (emanasi langsung dari Ahura Mazda).
Zoroastrianisme tidak sepenuhnya seragam dalam pemikiran teologis dan filosofis, terutama
dengan pengaruh sejarah dan modern yang memiliki dampak signifikan pada kepercayaan,
praktik, kosa kata, serta nilai-nilai dari segi individu dan lokal, yang terkadang menyatu
dengan tradisi dan dalam kasus-kasus lain menggantikannya. Tujuan utama dalam
kehidupan seorang penganut Zoroastrianisme ialah menjadi seorang Ashavan (ahli
mengenai Asha) dan membawa kebahagiaan ke dunia, yang berkontribusi pada
pertempuran kosmik melawan kejahatan.

B. Bahasan buku

Menyiapkan teks yang benar dari teks-teks lama dan menerbitkannya secara kritis
dengan metode ilmiah dan teknis umum zaman ini adalah langkah pertama yang harus
diambil dalam kemajuan penelitian di masa lalu sains dan budaya negeri ini, karena selama
itu teks bebas dari salah dan dapat dipercaya.Jika peneliti tidak ditempatkan, banyak dari
upaya mereka akan sia-sia, dan mungkin cetakan mereka yang dianggap buruk dan salah
dalam penelitian mereka akan salah tempat. Menarik. Tugas mengoreksi dan mencetak
teks-teks lama secara kritis, terutama jika teks-teks itu adalah teks filosofis atau ilmiah yang
akurat, bukanlah tugas yang mudah, juga bukan pekerjaan yang menggairahkan, itu adalah
tugas yang melelahkan dan mahal yang tidak dapat diukur dengan kriteria ekonomi, dan
oleh karena itu di Semua negara yang telah mengambil langkah-langkah kokoh ke arah ilmu
pengetahuan dan penelitian telah dikeluarkan dari ruang lingkup pekerjaan lembaga yang
pekerjaannya didasarkan pada peraturan komersial dan tanggung jawab universitas dan
lembaga ilmiah dan penelitian yang tujuannya adalah untuk mempublikasikan penting karya
ilmiah dan sastra.Pandangan manfaat materi dan bahasa mereka terkenal. Salah satu
tujuan Fakultas Teologi dan Studi Islam adalah untuk memperkenalkan para ulama masa
lalu di negeri ini, terutama mereka yang telah menciptakan karya-karya rasa dan pemikiran
mereka dalam bahasa Arab dan dalam bidang-bidang yang berkaitan erat dengan karya
pendidikan dan penelitian ini. Membuat karya-karya mereka tersedia bagi para sarjana dan
peneliti dengan cara yang benar dan dapat diandalkan. Bahmanyar, seorang tokoh
terkemuka Ibnu Sina, adalah salah seorang ulama yang belum dikenal sebagaimana
mestinya dan bukunya yang terkenal berjudul Al-Tashil juga merupakan salah satu buku
filosofis penting yang belum diterbitkan dan tersedia karena layak menjadi buku yang begitu
berharga. Koreksi dan pencetakan buku ini, selain pengenalan topik-topik filsafat dan
metode ilmiah pengoreksian teks, ada kebutuhan mendesak untuk mengenal karya-karya
Syekh Raees Abu Ali Sina, Profesor Bahmanyar, karena orang ini cerdas dalam menulis
buku ini dari kata-kata dan tulisan gurunya Telah digunakan sedemikian rupa sehingga
tanpa mengenal buku-buku Syekh, tidak mungkin untuk memahami konten yang benar dan
memperbaikinya dengan cara yang menyenangkan para sarjana dan peneliti, seperti halnya
buku ini tidak akan tidak efektif dalam mengoreksi dan menjelaskan beberapa karya Syekh.
Oleh karena itu, koreksi dan penerbitan buku ini dipercayakan Fakultas Teologi kepada
Bapak Morteza Muthahhari, yang mengenal sepenuhnya karya-karya Syekh dan
mengajarkan beberapa karya filosofisnya di fakultas yang sama. Seharusnya buku ini
sudah dipersiapkan untuk diterbitkan lebih awal dari ini karena sudah lama sekali terbitnya.
Keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan ini, walaupun sebagian terkait dengan
sulitnya pekerjaan, namun sebagian besar terkait dengan faktor lain yang memiliki aspek
keuangan dan administrasi. Penerbitan buku ini dan beberapa buku lainnya dimaksudkan
untuk dilakukan dari bantuan keuangan organisasi program sesuai dengan rencana yang
telah disiapkan untuk itu, dan atas dasar yang sama pekerjaan mereka dimulai, tetapi
karena rencana itu pencetakan dari buku ini dan beberapa Buku lainnya belum selesai dan
ditutup sampai ditemukan tempat untuk mendukung mereka. Dan karena penutupan karya-
karya tersebut, yang seharusnya benar-benar diprioritaskan, tidak tepat, maka dalam
program studi baru fakultas yang lebih memperhatikan aspek profesional dan penelitiannya,
dan untuk itu dikembangkan program-program khusus. , penyelesaian pekerjaan yang
sebelumnya belum selesai, yang harus dilakukan dengan bantuan lembaga lain yang tidak
berkelanjutan, dimasukkan dalam program penelitian fakultas dan pekerjaan yang ditutup
dilanjutkan, dan menyebabkan kebahagiaan.

Logika benar dikatakan bahwa ia adalah bagian dari pengetahuan mutlak, yang
merupakan pencarian yang tidak diketahui, dan benar dikatakan bahwa ia adalah mesin,
meskipun digunakan selain logika, mengandung makna yang lebih umum dari itu. dari
binatang, sehingga dikatakan bahwa manusia adalah binatang, jadi pemisahan dirinya
sebagai bagian dan menjadi mesin adalah pemisahan dua mata, yang satu lebih khusus dan
yang lain lebih umum. dalam beberapa cara material jika persyaratannya logis. Jadi jika kita
mengatakan bahwa setiap tubuh yang bergerak adalah tubuh dan jiwa bukanlah tubuh,
maka jiwa tidak bergerak, maka tidak ada substansi logis dalam hal ini sama sekali, dan
bantuan logika di tempat ini adalah membiarkan kita Ketahuilah bahwa komposisi ini
produktif, jadi manfaat logika dalam hal ini adalah ukuran. Jika saya mengatakan bahwa
bentuk ini produktif, maka saya menggunakan logika sebagai substansi di tempat ini, dan
saya tahu bahwa “pernyataan yang tidak diketahui dapat menjadi sesuatu yang dinyalakan,
diketahui, dan mungkin menjadi cara peringatan dan pengingat, dan bagian pertama dapat
dikoordinasikan sehingga tidak ada kesalahan di dalamnya, seperti pengetahuan angka, dan
mungkin terjadi kesalahan di dalamnya, seperti IPA dan pengajaran logika, beberapa di
antaranya sebagai pengingat, dan sebagiannya sebagai peringatan, sebagian lagi
berdasarkan ilmu tashriq yang tidak terjerumus kedalam kesesatan, dan sebagian lagi
dengan cara menyusun maknanya. bertentangan dengan yang lain, apakah mereka akan
menyetujui premis yang sama ketika mereka bertengkar.

BAB 3

PENUTUP
KESIMPULAN

Tujuan dari buku ini adalah untuk Fakultas Teologi dan Studi Islam adalah untuk
memperkenalkan para ulama masa lalu di negeri ini, terutama mereka yang telah
menciptakan karya-karya rasa dan pemikiran mereka dalam bahasa Arab dan dalam
bidang-bidang yang berkaitan erat dengan karya pendidikan dan penelitian ini. Membuat
karya-karya mereka tersedia bagi para sarjana dan peneliti dengan cara yang benar dan
dapat diandalkan.

Daftar Pustaka
Wikipedia.com
kitab At - Tahsil karya Bahmanyar

Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai