Anda di halaman 1dari 2

Resume Matkul Filsafat Manusia

Muhammad Habib Saifullah

Aqidah dan Filsafat Islam


Jiwa adalah substansi yang secara zat non material, akan tetapi secara aktivitas
material. Proses kemunculan jiwa dalam diri manusia ada banyak materi salah satunya
ialah teori alam idea menurut plato bahwa jiwa sebelum di alam materi sudah ada di
alam idea atau alam kesempurnaan. Setelah jiwa lepas dari alam idea ia akan bergabung
dengan raga dan hilanglah keempurnaan jiwa tersebut, maka di alam materi merupakan
pengulangan tentang apa apa yangsudah ada di alam idea. Namun pandangan plato tidak
di setujui oleh para filsuf muslim seperti ibn sina dan mulla sadra karena bagaimana
mungkin jiwa yang sempurna turun menjadi tidak sempurna yang seharusnya ia menjadi
lebih sempurna dan penolakan selanjutnya ialah bahwa jika kita meyakini teori plato
maka mau tidak mau kita harus meyakini adanya reinkarnasi, sedangkan muslim
menolak adanya reinkarnasi. alasannya ialah jika jiwa yang sempurna turun ke yang
tidak sempurna maka jiwa akan mencari/berpindah raga yang lebih sempurna lagi.

Teori mulla sadra yaitu kebahruan dalam jasmani dan keabadian sebagai ruhani
yaitu bahwa dalam keberawalan dalam jiwa sudah ada kebersamaan dengan materi
dasar, dalam halini terjadi proses perkembangan materi dasar yang dimana terdapat 2
sisi yaitu sisi material dan forma didalam sisi material berkembang dalam sisi raga dan
didalam konteks forma berkembang menjadi nafs. Setelah itu maka terjadi
perkembangan raga dan nafs, nafs akan berkembang menjadi nafs nabati, hewani, dan
natiqah. Pada saat proses perkembangan tersebut tidak ada nama jeda(tidak ada jiwa)
dalam proses perkembangan tersebut.

Tingkat nafs nabati berfungsi mengembangkan bentuk sebagaimana bentuk


sumber awal, selanjutnya ialah tingkat nafs hewani muncul kemampuan seperti salah
satunya syahwiyah dan di fase setelahnya ialah nafs natiqah yang dimana ini adalah
tingkatan tertinggi yang berkembangnya kemampuan akal.

Sayyidina Ali berkata: “malaikat punya akal tetapi tidak ada dorongan nafsu
sedangkan hewan tidak ada akal tetapi ada dorongan nafsu, sementara manusia
mengumpulkan keduanya”. Mulla sadra juga memisalkan manusia seperti tanah
lempung yang didalamnya terdapat jiwa tumbuhan, hewan, malaikat, setan ,dan
natiqahi.

Daya didalam nafs nabati seperti daya reproduktif yaitu membentuk persis
dengan iduknya, daya nutritif yaitu mengarahkan bentuk sesuai dengan sebagaimana
jenisnya, dan numu’ yaitu daya berkembang sehingga sempurna sebagaimana umumnya
manusia dalam hal ini ialah fisik yang dalam artian manusia tidak dapat melebihi batas
kemanusiaanya contoh manusia tidak dapat setinggi jerapah. Daya di dalam nafs hewani
yaitu daya penggerak, daya penggerak terbagi menjadi 2 yaitu gerakan karena
ketertarikan dan gerakan karena emosional sehingga ia menolak atau menjauhi sesuatu.
Kedua adalah daya persepsi, daya persepsi ada yang indra eksternal( menangkap Sesutu
melalui indra internal( mental) didalam konteks indra internal ialah salah satunya
kemampuan khayali seperti ia dapat mengenali sahabatnya ataupun musuhnya sehingga
hewan dapat mengenali mana spesiesnya dan yang bukan. Di tingkat tertinggi ialah nafs
natiqah memiliki daya berpikir yaitu proses dari ketidaktahuan menuju mengetahui dan
di tingkat ini dapat memisahkan konsep kulli yang satu dangan konsep kulii
lainnya(kategorisasi)

Anda mungkin juga menyukai