Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN 

DAMPAK ADANYA INDUSTRI ALKOHOL DI DUSUN SENTUL, DESA BEKONANG, KECAMATAN


MOJOLABAN, KABUPATEN SUKOHARJO 

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 8

1. REISYA RAHMANIA ANDARI (K3322085)

2. RIMA MAULANA (K3322087)

3. RIZKY SUCI NOVRIYANTI (K3322089)

4. ROSHINTA SINAR N. (K3322090)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

OKTOBER 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak Adanya
Industri Alkohol di Desa Bekonang”.

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas observasi mata kuliah Ilmu Lingkungan, Prodi
Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,  Universitas Sebelas Maret yang
dibimbing oleh Ibu Dosen Dr.paed. Nurma Yunita Indriyanti, M.Si.,M.Sc. Penulis menyadari
terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr.paed. Nurma Yunita Indriyanti, M.Si.,M.Sc. selaku dosen mata kuliah ilmu lingkungan
yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.

2. Bapak Sabar selaku pemilik home industri alkohol di Desa Bekonang yang telah memberikan
izin dan penjelasan dalam rangka melakukan observasi dan wawancara.

3. Bapak Sarno selaku ketua RT 3 Dusun Sentul, Desa Bekonang yang telah bersedia untuk
diwawancara sebagai tokoh masyarakat.

4. Ibu Sepsiana selaku masyarakat sekitar industri yang terdampak dari adanya industri
tersebut. 

5. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini
bermanfaat.

Surakarta, 5 Oktober 2022

Penulis 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

RINGKASAN

BAB I  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Manfaat Kegiatan

D. Metode 

BAB II HASIL PEMBAHASAN


A. Sejarah Industri Alkohol di Desa Bekonang

B. Proses Pembuatan Alkohol

C. Dampak Adanya Industri Alkohol

D. Penanganan Limbah

BAB III PENUTUP

A. Temuan dan Rekomendasi

B. Tindak Lanjut

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RINGKASAN

Home industry berkembang sangat pesat akhir-akhir ini sehingga mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat. Berkembangnya industri baik kecil maupun besar ini tentu saja memberi
dampak bagi lingkungan. Salah satunya adalah adanya industri alkohol di Desa Bekonang, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Adanya industri ini menimbulkan permasalahan di beberapa
aspek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari adanya industri alkohol ini khususnya
di bidang lingkungan dan masyarakat.

Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode observasi dan wawancara
langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan tersebut. Tujuannya agar kami bisa
mengetahui dampak adanya industri ini dari berbagai sudut pandang, seperti sudut pandang dari
pemilik industri, sudut pandang dari masyarakat sekitar yang terdampak, serta sudut pandang dari
tokoh masyarakat di daerah tersebut. 

Hasil dari observasi yang kami lakukan ini menunjukkan bahwa pemilik industri sudah melakukan
pengolahan dan mempunyai tempat pembuangan limbah sendiri untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan. Di samping itu warga masyarakat juga sudah berdamai dan juga
terbiasa untuk tinggal di kawasan seperti itu dikarenakan kebanyakan merupakan penduduk asli
yang sejak lahir sudah tinggal di wilayah tersebut. Dan tokoh masyarakat di wilayah tersebut turut
mendukung demi kehidupan masyarakat yang terus meningkat dan lebih baik.
BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten
Kudus. Di Kabupaten Sukoharjo, sudah berkembang berbagai industri  baik industri manufaktur, jasa,
ataupun industri pengolahan. Industri merupakan bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
baku dan memanfaatkan sumber daya industri Salah satu industri besar yang dapat membuka
lapangan pekerjaan baru yaitu adanya industri pembuatan alkohol. Industri ini terdapat di
Kabupaten Sukoharjo tepatnya di Dusun Sentul,  Desa Bekonang. Awalnya, industri yang khas serta
terkenal ada di Desa Bekonang adalah pembuatan ciu. Pembuatan ciu tersebut sudah ada ketika
masa penjajahan Belanda dan Jepang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada tahun 2012,
Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha kecil, dan Menengah mengeluarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sukoharjo No. 7 Tahun 2012 tentang Pengawasan, Pengendalian Peredaran dan
Penjualan Minuman Beralkohol. Oleh karena itu, Pemerintah Sukoharjo mendapat tuntutan untuk
mengalihkan produksi ciu menjadi produksi alkohol.  Berkembangnya sektor industri pembuatan
alkohol di Desa Bekonang tentu saja diiringi dengan berbagai permasalahan. Salah satu dari
munculnya permasalahan yaitu adanya pengaruh terhadap lingkungan dan pengaruh yang dirasakan
oleh masyarakat. Selain itu, dengan berkembangnya industri dapat meningkatkan pendapatan,
membuka tenaga kerja, serta meningkatkan nilai produksi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai dampak adanya industri alkohol di Dusun Sentul, Desa Bekonang,
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.  

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah industri alkohol di Desa Bekonang?

2. Bagaimana proses pembuatan alkohol?

3. Bagaimana dampak adanya industri alkohol?

4. Bagaimana penanganan limbah dari industri alkohol?

C. Manfaat Kegiatan

1. Untuk mengetahui sejarah industri alkohol di Desa Bekonang

2. Untuk mengetahui proses pembuatan alkohol

3. Untuk mengetahui dampak adanya industri alkohol


4. Untuk mengetahui penanganan limbah industri alkohol

D. Metode

Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini dengan observasi langsung ke tempat
produksi dan wawancara langsung bersama dengan pemilik industri. Selain itu kami juga melakukan
wawancara dengan tokoh masyarakat yaitu bapak RT serta masyarakat sekitar yang terdampak.

BAB II 

HASIL PEMBAHASAN

A. Sejarah Industri Alkohol di Desa Bekonang

Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo merupakan desa yang  dikenal sebagai
penghasil alkohol, terutama ciu. Industri ciu di Desa Bekonang merupakan usaha turun-temurun
yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1920-an. Pada saat itu pengolahan
alkohol dilakukan secara diam-diam di tempat yang tersembunyi misalnya hutan. Setelah Indonesia
terbebas dari penjajahan masyarakat mulai memproduksi alkohol secara individu. Masyarakat di
Desa Bekonang lebih memilih untuk memproduksi ciu karena proses pengolahan ciu lebih cepat dan
lebih banyak digunakan oleh masyarakat sekitar, tetapi setelah adanya larangan pemasaran ciu dari
pemerintah, masyarakat mengolah lagi untuk dihasilkan sebagai alkohol. Alkohol di Desa Bekonang
mayoritas dibuat untuk keperluan kesehatan dan dipasarkan di berbagai daerah.

B. Proses Pembuatan Alkohol

Alkohol merupakan cairan transparan yang diperoleh dari fermentasi tetes tebu, H2O, dan
mikroorganisme dan sisa proses masi bisa digunakan. Proses pembuatan alkohol dilakukan dengan
memilih tetes tebu yang dipilih berdasarkan kualitas yang baik dengan cara sulfitasi. Sulfitasi
dilakukan dengan cara menambahkan susu kapur yang berlebihan ke dalam nira sampai pHnya 9.
Kelebihan susu kapur dapat dinetralkan dengan menggunakan gas SO 2, dan asam sulfit (H2SO3) dan
pada akhirnya akan membentuk endapan  CaSO3 . Asam sulfit (H2SO3) akan terionisasi dalam dua
langkah yaitu (Latief, 2015):

H2SO3 ⇌ H+ + HSO3-

HSO3- ⇌  H+ + SO32- 

Menurut reaksi di atas, setelah asam sulfit (H 2SO3) maka pengendapan kelebihan kapur menjadi
CaSO3 dengan reaksi:

Ca2+ + SO32- ⇌ CaSO3  

Bahan baku tetes tebu dipasok dari pabrik gula. Pabrik gula di Jawa ada  55 pabrik gula, yang berada
di daerah Sidoharjo, Malang, Madiun, Semarang,, karesidenan Surakarta, seperti Colomadu dan
Tasikmadu. Bahan baku ini merupakan sisa produksi gula, yang merupakan limbah hasil
pengkristalan yang berbentuk kental manis, dan berwarna coklat kehitaman. Para perajin
memperoleh bahan baku ini dengan mendapat setoran tetap dari distributor yang bergerak di
bawah pengawasan ketua paguyuban, yaitu Bapak Sabaryono. 

Proses dari pembuatan alkohol sendiri, pertama-tama adalah fermentasi yang terdiri dari tetes tebu,
H2O, dan sisa proses, peragian atau menanamkan bakteri. Fermentasi ditempatkan di tong, setiap 1
tong terdiri 50 liter tetes tebu, 70 liter sisa proses, air, dan bakteri. Bakteri menanamkan benih-
benih, di mana bakteri tersebut memakan sisa sisa gula yang ada di dalam fermentasi. Fermentasi
membutuhkan waktu selama 5-6 hari. 

Setelah fermentasi selesai, hasil fermentasi di tempatkan pada wadah penampungan, yang
kemudian dialirkan menggunakan pompa air melalui selang menuju tong besi besar yang berfungsi
menampung fermentasi saat dipanaskan. Tong besar dari besi didesain dengan dihubungkan oleh
selang yang dililit dengan bambu pada bagian atas dan selang itu juga terhubung dengan tong lain
yang ada di seberangnya. Kemudian, menyusun kayu dan ditaruh dibagian bawah tong besi besar
sebagai bahan bakar. Setelah api sudah cukup panas, maka fermentasi tersebut akan mengalir
sedikit demi sedikit dari tong besi besar ke tong kedua yang di seberang, api dijaga kurang lebih
delapan jam untuk menyuling fermentasi.
Setelah menunggu selama kurang lebih delapan jam, maka tong kedua akan terisi hasil penyulingan
dari fermentasi tersebut. Setelah dingin, maka jadilah hasil penyulingan fermentasi, hasil tersebut
memiliki kadar 30 persen, alkohol inilah yang dinamakan “ciu bekonang” oleh masyarakat. Kadar
alkohol tersebut belum memenuhi kadar untuk  industri, yang menuntut kadar hingga 90 persen.
Untuk mencapai standar industri, maka harus melakukan proses yang sama sebanyak dua atau tiga
kali, hingga kadarnya mencapai 90 persen. Menentukan kadar alkohol dapat menggunakan alat,
yaitu alkohol meter. (Sabaryono (80), 2022).

C. Dampak Adanya Industri Alkohol 

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan pengaruh kuat yang
mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif).  Adanya industri alkohol ini tentunya memiliki
dampak untuk lingkungan masyarakat sekitar diantaranya yaitu :

1. Dampak terhadap perubahan suhu

Proses produksi dari alkohol pasti menghasilkan limbah, salah satunya yaitu limbah gas (asap).
Limbah asap merupakan hasil pembakaran dari setiap proses penyulingan alkohol. Proses
penyulingan ini dilakukan sebanyak tiga kali, limbah asap yang ditimbulkan masih dalam batas
normal. Namun, karena biasanya penyulingan ini dilakukan di siang hari suhu udara di sekitar
industri menjadi sangat panas jika dibandingkan dari daerah lain (Sepsiana(35), 2022).

2. Dampak terhadap kualitas air sumur

Dahulu limbah dari proses produksi alkohol tidak diolah hanya dibuang dengan  dialirkan ke selokan-
selokan warga dan dibuang langsung di tanah sehingga menyebabkan air sumur terkontaminasi
serta berbau. Air sumur yang terkontaminasi tersebut tidak layak konsumsi karena benar-benar
kotor, berwarna, dan berbau tidak sedap sehingga tidak bisa digunakan untuk kegiatan apapun,
untuk mandi gatal dan untuk mencuci berbau, apalagi untuk dikonsumsi. Akibat dari masalah
tersebut para pembuat alkohol membuat tempat pembuangan limbah (limbah alkohol : badrek)
berupa kotak seperti kolam yang diberi atap di belakang rumah produksi masing-masing. Dengan
dibuatnya tempat pembuangan limbah tersebut saat ini kualitas air sudah jauh lebih baik
dibandingkan dahulu (Sepsiana(35), 2022).

3. Dampak terhadap tanah lahan pertanian

Lokasi produksi alkohol di Desa Bekonang ini berada di samping lahan pertanian warga, tentunya
limbah dari produksi ini akan berpengaruh terhadap hasil panen. Berdasarkan informasi yang kami
dapatkan, apabila limbah sisa produksi ini dibuang atau dialirkan ke sawah maka limbah ini akan
menjadi pupuk. Limbah ini akan membuat tanah menjadi subur sehingga bisa meningkatkan hasil
panen para petani. Namun apabila terlalu banyak atau berlebihan juga menimbulkan masalah yang
tidak baik. Beberapa masalah yang ditimbulkan yaitu padi menjadi layu, membuat padi mekar lebih
cepat padahal tubuh padi masih berukuran kecil, sehingga menyebabkan padi mudah roboh, dan
yang terakhir membuat tanah sangat gembur dan sangat basah sehingga padi tidak dapat ditanam
kembali (Sarno (59), 2022). 

4. Dampak terhadap perekonomian warga 

Selain dampak terhadap lingkungan ada juga dampak terhadap perekonomian warga. Mungkin
dampak perekonomian ini merupakan satu-satunya dampak positif yang timbul dari adanya industri
alkohol. Menurut Bapak Sarno selaku ketua RT adanya industri alkohol ini benar-benar
meningkatkan taraf ekonomi warga. Hal ini terlihat jelas mulai mulai dari rumah-rumah warga yang
direnovasi menjadi semakin bagus, kendaraan warga yang semakin modern, serta taraf pendidikan
masyarakat yang terus mengalami track record naik. Hal ini dikarenakan kondisi industri alkohol yang
semakin stabil. Adanya pandemi selama dua tahun terakhir juga menjadi alasan stabilnya industri
alkohol ini, dikarenakan pada saat pandemi alkohol sangat dibutuhkan khususnya untuk hand
sanitizer (Sarno (59), 2022)

D. Penanganan Limbah

Menurut WHO limbah merupakan sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Limbah dari industri alkohol di Desa Bekonang ini bisa dikatakan belum diolah dengan baik sehingga
masih mencemari lingkungan. Dahulu limbah hasil produksi hanya dibuang dengan dialirkan melalui
selokan-selokan di depan rumah warga, hal ini tentu menyebabkan konflik karena selain baunya
yang tidak sedap juga mengkontaminasi air sumur warga menjadi tidak layak konsumsi. Maka dari
itu dibuatlah sebuah kolam besar di belakang setiap rumah industri untuk membuang limbah.
Limbah sisa produksi ditampung disitu selanjutnya ada yang disuling kembali ada juga yang dibuat
pupuk. Pupuk yang dibuat bernama pupuk ciunik, pupuk ini berasal dari limbah ciu. Pupuk ciunik
pada 2015 berhasil meningkatkan produktivitas padi hampir dua kali lipat di Kabupaten Sukoharjo.
Namun program ini tidak berjalan dengan lancar karena adanya beberapa masalah internal.
Selanjutnya limbah ini juga pernah dicoba untuk dibuat bioetanol yang berfungsi sebagai pengganti
BBM disaat Indonesia nanti krisis BBM. Produksi ini sudah sempat berjalan namun belum sampai
dirasakan oleh warga masyarakat sudah tutup terlebih dahulu. Gagalnya bioetanol ini disebabkan
karena ketidakcakapan pengelola dalam menjalankan produksi, padahal bioetanol ini sudah
didukung dengan mesin-mesin yang modern. Disamping itu juga disebabkan karena mahalnya biaya
produksi untuk pembuatan bioetanol. Untuk saat ini limbah sisa produksi dari alkohol masih
ditampung dalam kolam besar untuk disuling kembali dan sisanya akan diambil oleh truk-truk untuk
dibuang ke sungai yang besar.  

BAB III 

PENUTUP

A. Temuan dan Rekomendasi

Setelah dilakukannya site visit ke salah satu industri alkohol di desa Bekonang kami menemukan
bahwa limbah industri belum diolah dengan baik, walaupun sebagian sudah pernah diolah menjadi
pupuk tapi sayangnya masyarakat sekitar belum menggunakan secara maksimal dalam artian masih
banyak limbah pabrik yang hanya ditampung di IPAL atau bahkan masih ada yang membuangnya di
sungai sekitar sehingga menyebabkan air sungai tercemar. Selain itu ada juga asap yang dihasilkan
menyebabkan atap dan tembok rumah masyarakat yang berdempetan dengan home industry
tersebut berubah warna menjadi kehitaman.

Maka dari itu kami merekomendasikan agar limbah yang dihasilkan bukan sekedar ditampung di
IPAL tapi juga diolah sebagai pupuk ataupun bioetanol dan hasilnya bisa dipasarkan ke luar daerah
sehingga pendapatan perekonomian masyarakat bisa naik.

B. Tindak Lanjut 

Mayoritas masyarakat Desa Bekonang merupakan pengrajin industri alkohol. Oleh karena itu,
dihasilkan beberapa dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitar dan juga masyarakat. Setelah
melakukan site visit dengan mengamati secara langsung dampak yang terjadi, kami menyimpulkan
bahwa perlu adanya kesadaran dari pengrajin alkohol supaya tidak ada lagi yang membuang sisa
limbah di sungai. Limbah yang dihasilkan dari produksi alkohol dapat diolah kembali menjadi pupuk
yang dapat memberikan manfaat bagi petani sekitar. Selain itu, dapat juga diolah menjadi bioetanol
yang dapat digunakan sebagai pengganti BBM saat negara mengalami krisis. 

DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, d. u. (2022, Juni 2). Persepsi Masyarakat Terhadap Aktivitas Produksi Alkohol Desa
Bekonang Berdasarkan Latar Belakang Sosio-Kultural. Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora, 8(2),
175-172.
Pratiwi,Y. (2011) Pengaruh Keberadaan Industri Alkohol di Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban,
Kabupaten Sukoharjo terhadap Lingkungan,Ekonomi, dan Sosial. Surakarta: Digital Library UNS

Anam, M. K. (2021, Agustus). Tinjauan Fatwa MUI Terhadap Penggunaan Hasil Produksi Alkohol di
Sentra Industri Alkohol Bekonang. Rechtenstudent journal, 2(2), 211.

Latief, d. s. (2015). Pengembangan Pembuatan Gula Tumbu Mutu Melalui Metode Fosfatasi Dalam
Skala Usaha Mikro. Jurnal Teknis, 10(2), 71.

LAMPIRAN

Foto bersama ibunya ibu Sepsiana Foto bersama bapak Sarno usia 

usia 67 tahun selaku masyarakat sekitar 59 tahun selaku ketua RT


Foto bersama Bapak Sabar usia Foto bersama Bapak Sabar usia 

80 tahun selaku pemilik industri usia 80 tahun selaku pemilik industri

          Tetes tebu bahan utama Tahap penyulingan 

          pembuatan alkohol
        Surat perjanjian mengolah limbah       Pengemasan alkohol saat dipasarkan

Anda mungkin juga menyukai