Anda di halaman 1dari 2

Sahabat Kecilku

Semilir Angin malam mengingatkanku sosok anak kecil yang selalu membelaku, Ketika itu
aku sedang mengelamun dan membayangkan sosok si kecil itu di benaku, lalu Hanphone
berbunyi dan bergetar tersentak mataku tertuju dengan layar Handphone berlayar 5 inchi itu,
tetapi aneh saja rasanya hatiku deg deg ser tidak seperti biasanya aku sigap mengambilnya.
Kupandangi terus dari Kejauhan dengan ekspresi aneh aku masih saja berfikir malam-malam
gini ada saja yang sms dari siapakah sms itu? Ah paling saja dari operator biasalah.

Terus ku melamun dan melamun tapi aneh dalam fikirku hanya ada sosok anak kecil seusia
11 tahun yang bernama Rendy Izhar Saputra, aku selalu mengingatnya Sosok kecil yang
selalu membelaku kini tiada kabar, Fikirku semakin menjadi anganku semakin terlukis jelas
gambar wajahnya, sosok anak kecil yang lucu, riang, gembira, perhatian, dan bertanggung
Jawab. Dalam Hatiku berkata “Ya Tuhan apa kabarnya dia sekarang?”

Handphoneku kembali bergetar dan berbunyi aku terkejut dan seketika itu angan akan lukis
wajahnya hilang begitu saja. “Ah sial menggangu saja, siapa sih dia” ucapku. Lalu kubuka
layar handphoneku dengan muka sebal dan mata setengah ikhlas. Seketika itu aku terkejut
girang mataku melebar bagai matahari bersinar di pagi hari “Ya tuhan ternyata engkau dari
tadi membaca fikiranku dan mendengarkan celoteh hatiku” gumanku dalam hati.

Kubuka pesan itu dan kubaca “Kak Sob sob apa kabar?, Besok malem main yuk” Ajakan
dalam pesan singkatnya, dengan ekspresi senang yang tak bisa dijelaskan kubalas pesan
singkat itu “Allkhamdulillah baik, iya boleh tapi Rendy Izin dulu sama Ayah dan Ibu”, “Oke
Kak sob sob sampai jumpa besok I Miss You” balasnya.

Keesokan harinya.

Adzan Maghrib berkukandang tak lupa aku melaksanakan kewajibanku sebagai orang
muslim melaksanakan shalat. Setelah itu Handphoneku berbunyi dan bergetar dalam pikirku
“Pasti dari Rendy” dengan senyum gembira ku membukanya ternyata benar tetapi dalam
pesan singkatnya tertulis “Ka Maaf Hari ini nggak jadi ketemu karena tidak dibolehin sama
Ayah” Seketila itu pula aku lemas dan tertidur sampai pagi, aku cek kembali Handphoneku
ternyata ada pesan masuk dari Pak Riyadi Pembina SD “Mas nanti bisa bantu saya nggak
thesis materi di SD Tunas Bangsa, boleh ngajak temen anak ISC tapi jangan banyak-banyak”,
“Iya pak” balasku.
Sore itu aku keluar rumah dan menuju SD menggunalan kuda besiku dengan fikiran bingung
mau ngajak siapa, kebetulan rumah Rendy di pinggir jalan satu arah ke SD, tetapi aku masih
ragu untuk mengajaknya, ya sudahlah nggak usah difikirkan.

“Kak sob sob” teriaknya!! sepertinya aku mengenali suara itu. Lalu aku berhenti dan menoleh
ke belakang ternyata benar itu suara Rendy, dia menghampiriku dan bersalaman denganku.
“Kak mau kemana” Tanyanya “Ke SD, mau ikut” Jawabku, “Iya Kak”.

Sampailah di SD disana aku membantu pak Riyadi menyelesaikan thesis materi sampai
selesai. Aneh kenapa tak ada rasa lelah sedikitpun ketika berada di dekatnya, kulihat waktu
sudah menunjukan 21.30 WIB Artinya kami harus pulang.

Semilir angin malam di pertengah perjalanan. Kini hatiku tersentak ketika sepuluh jemari
kecil memegang erat tubuhku, seketika itu dinginnya malam menjadi kehangatan bagiku.
Kuberitahu dia “Ren Pegangan yang erat ya kakak mau ngebut”, “Iya Kak Sob Sob hati-hati
ya”, Ya tuhan perasaanku semakin membara bukan karena membara api emosi tetapi
membara karena tingkahnya, Lalu kumenoleh ke belakang dan kupandangi Mata yang
berbinar bagai Safir Hatiku semakin rapuh dibuatnya ternyata suara lirih dan tangan
jemarinya telah berhasil membungkus relung hatiku. Kini aku semakin sadar dan yakin
ternyata dia benar-benar sahabat kecilku dan sang pembela. Tetapi akankah selamanya kita
Bersua?

Anda mungkin juga menyukai