Anda di halaman 1dari 3

JARAK BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA

By: Nofriana Na’u


Kelas: X1 Bahasa 1
Hari itu langit begitu cerah dan bersahabat’ ia sungguh milikku. Sepertinya
surya paham situasi hatiku yangt sedang berbunga-bunga di siram hangat dan
indahnya cinta.

Semalaman aku sudah janjian untuk pergi kepantai Cepi Watu dengan sang
pujaan hati. Damar, makhluk Tuhan paling sempurna yang aku sayangi.
Hatiku sangat ber bunga-bunga bagaikan bunga yang sedang mekar di taman.
Karena, bisa berjalan dengan orang yang paling aku cintai.
Sungguh, perjalanan yang tidak bisa kulupakan dalam hidup-ku. Sepeda
motorlah yang membawa kami menuju pantai Cepi Watu. Pantai itulah yang
menjadi saksi bisu kemesrahan yang kami rajut saat itu.
Terdengar suara ombak yang begitu deras sehngga memecahkan keheningan
diantara kami.

‘’De Nof,Sejak awal kita berjumpa aku langsung suka, dan hari ini aku katakan
pada-mu aku suka kamu. Dan adakah tempat di hatimu untuk rasaku ini?”.
Katnya dengan suara pelan dan penuh pengharapan.
“Ka,kubiarkan rasamu menumpang di hatiku. Ku buka ia bagi cintamu
seluasnya.Dan bersamamu ,aku akan coba berjalan merendah hari”. Kataku
dengan suara pelan dan ragu-ragu. Waktupun berjalan sangat cepat. Tak terasa
sinar surya perlahan mulai tenggelam.

Kamipun beranjak dari tempat duduk dandan bergegas pulang . Sepeda


motorlah yang setia menghantar kami pulang.

Hari demi hari, hubungan kamipun berjalan lancar –lancar saja ,bahkan
setiap saat aku selalu membayangkan wajahnya yang begitu ganteng dan
kenangan – kenangan yang telah kami lewati berdua.

Minggu, 20-06-2012

Pagi itu Hpku berdering,aku lihat pujaan hati memanggil. Dengan hati
yang senang aku tekan tombol OK. “Hallo honey, sapaku dengan lembut.”
Honey aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu. Tapi, aku sangat berat untuk
mengatakannya lewat telepon; aku ingin kita bertemu di tempat biasa kita
bertemu.” Katanya dengan singkat. “Ok honey, aku akan segera pergi
menemukanmu disana.” Kataku dengan hati yang berbunga-bunga.

Beberapa menit kemudian aku pun memakai jaket dan pergi meninggalkan
rumah. Akupun menunggunya di bawah pohon ketapang dekat pertigaan. Dua
jam kemudian diapun tak kunjung datang , sampai-sampai akun tak sabar
menantinya dan ku coba pencet Hp untuk mengontaknya. “Nomor yang anda
tujuh sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan cobalah beberapa saat
lagi” itulah yang selalu ku dengar setiap kali aku menghubunginya.

Sorepun tiba dia juga tak kunjung datang. Akupun mulai langkah dari
tempat yang kami janjikan tadi dan menuju rumah dengan hati yang sangat
sedih. Sesampai di rumah, air mata jatuh berlinang dipipih karena tak mampu
menahan pedih yangku rasakan saat itu.

Keesokannya, hari terasa tanpa makna. Apakah salahku sehingga dia tegah
mengecewakan aku??? Pikiran dalam hati mengawali hari. “Sungguh aku
menyesal mengenal dia dan aku kecewa telah menyayangi dia”. Terdengar
suara panggilan masuk, yang ku buka menemani hati yang sedih penuh duka
selama tiga hari penuh. Segera aku gapai Hp dan terlihat my honey memanggil.
Htiku sangat senang dan jiwa yang lemah mendadak puli, walaupun tak tahu
apa yang terjadi, dan sekejap aku tekan tombol Ok. “De sebelumnya aku minta
maaf atas kejadian kemarin, kalau boleh kita bisa bertemu di tempat biasa
sebentar”; katanya dengan nada pelan. “Okey, tapi jangan lama-lama”. Singkat
ku.

Lima menit kemudian, aku bergegas menuju tempat yang biasa kami
berjumpa dan tenyata dia sudah lama menungguku di sana. Kamipun duduk di
bawah pohon ketapang, dekat pertigaan. Diapun mulai pembicaraan “De,
sebelumnya aku minta ma’af agu ite, mungkin tegi daku membuat ite sedih, dan
besok aku akan berangat ke Bali untuk melanjutkan studi di sana. Aku berharap
one nai dite tak ada orang lain selain diriku. Walapun jarak memisahkan kita,
tapi hati kita berdua selalu bersama”. Tak terasa air mataku menetes di pipih
dan aku tak mampu mengucapkan satu katapun, dan ia pun kembali bertanya
padaku: “Ade, apa kamu setuju??? Air mata selalu saja menemaniku dan aku
tak bisa mengatakan satu kata pun. Beberapa menit terjadi kebisuan diantara
kami berdua. Dia kembali bertanya padaku, “Enu apa kamu setuju, jika aku
pergi?? Tapi tolong kamu jangan berpikir bahwa aku pergi untuk
meninggalkanmu. Dengan hati yang sangat sedih akupun menjawabnya: “Oke
Ka aku setujuh, mungkin itu adalah jalan yang terbaik buat ite. Walapun berat
aku jauh dari ite, tapi tak apa-apa semua ini pasti akan indah pada saatnya..

Anda mungkin juga menyukai