Anda di halaman 1dari 11

Selamat Baku Dapa !

Pusat Informasi dan Pelayanan


Remaja Kawanua
Managed by PKBI Sulut – since 2000
0431-862481, 844770 (Konseling)
INS/06/01/03
ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH
UNFPA - BKKBN – PKBI
RESIKO
PERGAULAN BEBAS DAN KEHAMILAN
REMAJA

Oleh
Michael Kaligis
IEC Division Coord.
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMOTIVASI
REMAJA MELAKUKAN HUS SEBELUM NIKAH

• MENYALURKAN DORONGAN SEKSUAL


• KESENANGAN
• MEMBUKTIKAN “KEJANTANAN”
• “UPAYA PENYERAHAN DIRI” PADA PASANGAN

• NAMUN, REMAJA SERINGKALI LUPA BAHWA HUBUNGAN


YANG “MENYENANGKAN” SANGAT TIDAK BERARTI JIKA
DIBANDINGKAN RESIKONYA.
SERINGKALI KARENA TERLENA,YANG
BERMAIN LEBIH DOMINAN UNSUR “INGIN
KENIKMATAN” TAPI PERTIMBANGAN AKAL
SEHAT DAN NILAI-NILAI SUDAH JAUH-JAUH
DITINGGALKAN
Resiko ber-HUS sebelum
menikah
• Hilangnya • PMS & HIV/AIDS.
keperawanan dan • ISR.
keperjakaan.
• Gangguan fungsi
• Ketagihan. seksual.
• Hubungan cinta tak • Perasaan malu,
lagi mulus dan tulus. bersalah, berdosa.
• Hamil. • Perasaan tak
• Aborsi dengan segala berharga.
resikonya.
Banyak faktor yang menyebabkan
KEHAMILAN remaja yang tidak diinginkan:

• Usia menstruasi yang semakin dini disertai usia kawin yang


semakin tinggi menyebabkan “masa-masa rawan” yaitu
kecenderungan perilaku seksual aktif semakin panjang.
• Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang
perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan.
• Tidak menggunakan alat kontrasepsi.
• Kegagalan alat kontrasepsi akibat remaja menggunakan
alat kontrasepsi tanpa disertai pengetahuan yang cukup
tentang metoda kontrasepsi yang benar.
• Kehamilan akibat pemerkosaan, diantaranya pemerkosaan
oleh teman kencannya (date rape).
Remaja belum siap hamil:
• Rahim belum siap mendukung kehamilan.

• Sistem hormonal belum terkoordinasi


lancar.

• Belum matang secara psikologis untuk


menghadapi trauma persalinan dan
mengasuh/memelihara anak.
KTD dapat memicu terjadinya
pengguguran kandungan atau
Aborsi.
• Aborsi adalah berakhirnya/gugurnya kehamilan sebelum
kandungan mencapai usia 20 minggu.
• Ada 2 jenis Aborsi dapat dibedakan dalam :
• A. Abortus Spontaneus (yang tidak disengaja).
• B. Abortus Provocatus (buatan): therapeuticus, yaitu:
jika terdapat indikasi bahwa kehamilan dapat
membahayakan atau mengancam nyawa ibu apabila
kehamilan berlanjut. Criminalis, ialah pengguguran
yang dilakukan dengan sengaja tanpa mempunyai
alasan kesehatan (medis).
Tindakan aborsi mengandung resiko yang cukup
tinggi, apalagi bila dilakukan tidak sesuai standar
profesi medis(unsafe abortion), misalnya dengan
cara :
• Penggunaan ramuan
peluruh rahim.

• Manipulasi fisik, seperti


dengan melakukan pijatan
pada rahim agar janin
dapat terlepas dari rahim.

• Menggunakan alat bantu


yang tidak steril.
Resiko melakukan aborsi pada
remaja, antara lain:
MEDIS : PSIKOSOSIAL DAN HUKUM:
• Infeksi alat • KETEGANGAN MENTAL.
reproduksi__Kemandulan. • PERASAAN BERSALAH.
• Pendarahan dan gangguan • DEPRESI.
neurologis/syaraf.
• KEBINGUNGAN AKAN
• Tingginya resiko kematian PERAN SOSIAL YANG
ibu dan anak atau kedua- TIBA-TIBA BERUBAH.
duanya.
• ANCAMAN PIDANA (KUHP
• Ruptur Uterus. dan Undang-undang
• Kematian. Kesehatan No.23 Thn’92).
• Nilai-nilai sosial: tindakan
yang dikecam, terkucil di
dalam masyarakat.
PASAL 346 KUHP :

“SEORANG PEREMPUAN YANG


SENGAJA MENGGUGURKAN ATAU
MEMATIKAN KANDUNGANNYA ATAU
MENYURUH ORANG LAIN, UNTUK ITU
DIANCAM DENGAN PIDANA PENJARA
SEBERAT-BERATNYA SELAMA EMPAT
TAHUN ”

Anda mungkin juga menyukai