0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan kode etik dalam praktik kedokteran sehari-hari untuk menjaga hubungan antara dokter dan pasien serta melindungi hak pasien. Kode etik mencakup prinsip-prinsip seperti otonomi, beneficensi, non-malefikensi, dan keadilan. Dokter juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan pedoman KODEKI.
Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan kode etik dalam praktik kedokteran sehari-hari untuk menjaga hubungan antara dokter dan pasien serta melindungi hak pasien. Kode etik mencakup prinsip-prinsip seperti otonomi, beneficensi, non-malefikensi, dan keadilan. Dokter juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan pedoman KODEKI.
Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan kode etik dalam praktik kedokteran sehari-hari untuk menjaga hubungan antara dokter dan pasien serta melindungi hak pasien. Kode etik mencakup prinsip-prinsip seperti otonomi, beneficensi, non-malefikensi, dan keadilan. Dokter juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan pedoman KODEKI.
Hubungan Dokter dan Pasien • Praktik dokter→ hubungan dokter dan pasien “prinsip kepercayaan” • Tiga tahapan hubungan dokter dan pasien (Szasz & Hollender, 1958): a. Activity-passivity relation (Parent-infant): kondisi pasien berada dalam keadaan pasien tidak sadar atau pada pasien gangguan mental yang gaduh gelisah serta sulit Prinsip Etika Medis: berkomunikasi maka sepenuhnya tergantung pada Autonomi dokter) → motivasi altruistik (mementingkan kepentingan Beneficence pasien) Nonmalficence b. Guidance cooperation relation (Parent-child): hubungan Justice seperti ini banyak ditemukan pada kondisi pasien yang tidak terlalu berat, pasien dapat diajak kerjasama. c. Mutual participation relation (adult-adult): kedua belah pihak memiliki kedudukan yang sama dan seimbang, saling tergantung dan memerlukan satu sama lainnya Hubungan Dokter dan Pasien Model Peran dokter Peran pasien Aplikasi Model klinis prototipe Activity- Melakukan Resipien Koma, Parent – Infant passivity sesuatu untuk delirium, pasien gangguan jiwa berat Guidance Memberitahu Mematuhi Proses infeksi Parent – Child cooperation apa yang akut (adolescent) harus dilakukan pasien Mutual Membantu Partisipan Penyakit Adult – Adult participation pasien untuk dalam kronis, membantu partneship psikoanaliis dirinya sendiri AUTONOMI • Hak pasien untuk menentukan pilihan, menghargai hak pasien untuk menentukan nasib mereka sendiri. Setiap tindakan harus melibatkan pasien dalam membuat keputusan. • Misalnya : menentukan pilihan pengobatan, hak meminta dirahasiakan penyakitnya, hak meminta second opinion BENEFICENCE • Melakukan yang baik dan tidak meragukan orang lain. dokter secara moral berkewajiban membantu dalam melakukan sesuatu yang menguntungkan dan mencegah timbulnya bahaya • Misalnya : memberikan pertolongan pada pasien, melakukan pembedahan pada pasien, meringankan kekhawatiran pasien. NONMALFICENCE • Penghindaran dari bahaya, tugas utama terapis adalah memberikan layanan terbaik tanpa membahayakan pasien dan mengupayakan risiko psikologis, fisik, dan sosial akibat tindakan seminimal mungkin • Misalnya: menolong pasien emergensi JUSTICE • Memberikan perlakuan sama untuk setiap orang. • Misalnya : dalam berpraktek dokter tidak ada diskriminasi terhadap ras, usia, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual Hubungan Dokter dan Pasien • Praktik dokter→ hubungan dokter dan pasien “prinsip kepercayaan” • Tiga tahapan hubungan dokter dan pasien (Szasz & Hollender, 1958): a. Activity-passivity relation (Parent-infant): kondisi pasien berada dalam keadaan pasien tidak sadar atau pada pasien gangguan mental yang gaduh gelisah serta sulit Prinsip Etika Medis: berkomunikasi maka sepenuhnya tergantung pada Autonomi dokter) → motivasi altruistik (mementingkan kepentingan Beneficence pasien) Nonmalficence b. Guidance cooperation relation (Parent-child): hubungan Justice seperti ini banyak ditemukan pada kondisi pasien yang tidak terlalu berat, pasien dapat diajak kerjasama. c. Mutual participation relation (adult-adult): kedua belah pihak memiliki kedudukan yang sama dan seimbang, saling tergantung dan memerlukan satu sama lainnya Kode Etik Kedokteran Indonesia
• Telah ada keputusan IDI SK Nomor
211/PB/A.4/04/2002 tentang penerapan KODEKI sebagai pedoman etik bagi dokter dalam menjalankan profesi kedokteran • KODEKI, berisikan kewajiban: umum (9 pasal), terhadap pasien (4 pasal), teman sejawat (2 pasal) dan diri sendiri (2 pasal). Simpulan • Penerapan kode etik sebagai implementasi layanan kesehatan merupakan hal penting yang bertujuan untuk memberdayakan dokter dalam pengambilan keputusan etik, menjaga hubungan dokter-pasien, dan untuk melindungi hak pasien. • Selain itu juga seorang dokter memiliki kewajiban untuk meningkatkan kompetensi profesionalismenya sesuai dengan yang tercantum di dalam KODEKI TERIMA KASIH
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu