Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Kode Etik pada

Praktik Dokter Sehari-hari

Suponco Eddi Wahyono, dr., SpKJ


Hubungan Dokter dan Pasien
• Praktik dokter→ hubungan dokter dan pasien “prinsip
kepercayaan”
• Tiga tahapan hubungan dokter dan pasien (Szasz &
Hollender, 1958):
a. Activity-passivity relation (Parent-infant): kondisi pasien
berada dalam keadaan pasien tidak sadar atau pada
pasien gangguan mental yang gaduh gelisah serta sulit Prinsip Etika
Medis:
berkomunikasi maka sepenuhnya tergantung pada
Autonomi
dokter) → motivasi altruistik (mementingkan kepentingan Beneficence
pasien) Nonmalficence
b. Guidance cooperation relation (Parent-child): hubungan Justice
seperti ini banyak ditemukan pada kondisi pasien yang
tidak terlalu berat, pasien dapat diajak kerjasama.
c. Mutual participation relation (adult-adult): kedua belah
pihak memiliki kedudukan yang sama dan seimbang,
saling tergantung dan memerlukan satu sama lainnya
Hubungan Dokter dan Pasien
Model Peran dokter Peran pasien Aplikasi Model
klinis prototipe
Activity- Melakukan Resipien Koma, Parent – Infant
passivity sesuatu untuk delirium,
pasien gangguan jiwa
berat
Guidance Memberitahu Mematuhi Proses infeksi Parent – Child
cooperation apa yang akut (adolescent)
harus
dilakukan
pasien
Mutual Membantu Partisipan Penyakit Adult – Adult
participation pasien untuk dalam kronis,
membantu partneship psikoanaliis
dirinya sendiri
AUTONOMI
• Hak pasien untuk menentukan pilihan,
menghargai hak pasien untuk menentukan nasib
mereka sendiri. Setiap tindakan harus
melibatkan pasien dalam membuat keputusan.
• Misalnya : menentukan pilihan pengobatan, hak
meminta dirahasiakan penyakitnya, hak
meminta second opinion
BENEFICENCE
• Melakukan yang baik dan tidak meragukan
orang lain. dokter secara moral berkewajiban
membantu dalam melakukan sesuatu yang
menguntungkan dan mencegah timbulnya
bahaya
• Misalnya : memberikan pertolongan pada
pasien, melakukan pembedahan pada pasien,
meringankan kekhawatiran pasien.
NONMALFICENCE
• Penghindaran dari bahaya, tugas utama terapis
adalah memberikan layanan terbaik tanpa
membahayakan pasien dan mengupayakan
risiko psikologis, fisik, dan sosial akibat tindakan
seminimal mungkin
• Misalnya: menolong pasien emergensi
JUSTICE
• Memberikan perlakuan sama untuk setiap
orang.
• Misalnya : dalam berpraktek dokter tidak ada
diskriminasi terhadap ras, usia, agama, jenis
kelamin, atau orientasi seksual
Hubungan Dokter dan Pasien
• Praktik dokter→ hubungan dokter dan pasien “prinsip
kepercayaan”
• Tiga tahapan hubungan dokter dan pasien (Szasz &
Hollender, 1958):
a. Activity-passivity relation (Parent-infant): kondisi pasien
berada dalam keadaan pasien tidak sadar atau pada
pasien gangguan mental yang gaduh gelisah serta sulit Prinsip Etika
Medis:
berkomunikasi maka sepenuhnya tergantung pada
Autonomi
dokter) → motivasi altruistik (mementingkan kepentingan Beneficence
pasien) Nonmalficence
b. Guidance cooperation relation (Parent-child): hubungan Justice
seperti ini banyak ditemukan pada kondisi pasien yang
tidak terlalu berat, pasien dapat diajak kerjasama.
c. Mutual participation relation (adult-adult): kedua belah
pihak memiliki kedudukan yang sama dan seimbang,
saling tergantung dan memerlukan satu sama lainnya
Kode Etik Kedokteran Indonesia

• Telah ada keputusan IDI SK Nomor


211/PB/A.4/04/2002 tentang penerapan
KODEKI sebagai pedoman etik bagi dokter
dalam menjalankan profesi kedokteran
• KODEKI, berisikan kewajiban: umum (9 pasal),
terhadap pasien (4 pasal), teman sejawat (2
pasal) dan diri sendiri (2 pasal).
Simpulan
• Penerapan kode etik sebagai implementasi
layanan kesehatan merupakan hal penting yang
bertujuan untuk memberdayakan dokter dalam
pengambilan keputusan etik, menjaga hubungan
dokter-pasien, dan untuk melindungi hak pasien.
• Selain itu juga seorang dokter memiliki
kewajiban untuk meningkatkan kompetensi
profesionalismenya sesuai dengan yang
tercantum di dalam KODEKI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai