Sap Imunisasi
Sap Imunisasi
Waktu : 30 menit
Penyuluh/pembicara :
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan
vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung
dari infeksi penyakit-penyakit seperti TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan),
Polio, Campak dan Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-
penyakit, terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar
dari kematian.
B. Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga
tidak mudah tertular penyakit seperti TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio,
campak dan hepatitis.
C. Jenis-jenis Imunisasi Dasar
a.Vaksin BCG untuk melindungi bayi dari penyakit Tuberkulosis.
b.Vaksin Polio untuk melindungi bayi dari penyakit Polio (lumpuh layu).
c.Vaksin Hepatitis B untuk melindungi bayi dari penyakit Hepatitis B.
d. Vaksin DPT untuk melindungi bayi dari penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan),Tetanus.
e. Vaksin Campak untuk melindungi bayi dari penyakit Campak
D. Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi dapat diperoleh di:
a. Posyandu
b. Puskesmas
c. Puskesmas Pembantu
d. Puskesmas Keliling
e. Praktek dokter/Bidan
f. Rumah Sakit
E. Jadwal Pemberian dan Efek Samping Imunisasi
Vaksin Jadwal Waktu Efek Samping
Bengkak, kecil, merah
BCG 1x 0-11 bulan
di daerah penyuntikan
Ringan :
3 x, dengan - Pembengkakan
DPT interval 4 2-11 bulan - Nyeri didaerah F. Keadaan Yang
minggu suntikan Tidak
- Panas Memperbolehkan
4 x, dengan Anak di
minggu 1.BCG
- Panas boleh
4 x dengan diberikan
Hepatitis pada kondisi:
interval 4 0-11 bulan Tidak ada
B a.Seorang
minggu
anak
menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis,
dan sebagainya.
b.Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita
TBC.
2.DPT
Gejala- gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada syaraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak-anak
yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan
DT.
3.Campak
Pemberian imunisasi campak tidak boleh dilakukan pada orang yang mengalami
immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun
karena leukimia, dan limfoma.
4.Hepatitis B
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain,
vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
5. Polio
Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita
defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian
polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan setelah sembuh