Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Asuransi Islam”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Ekonomi Islam
(Dosen Pengampu : Abd Latif, SH., ME)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12

Erra fazira 2021612010

Andi Nurmaya 2021612018

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuransi Islam” tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya patut untuk diteladani dan seluruh
ucapannya adalah kebenaran.

Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Ekonomi
Syariah, Program Studi Hukum Ekonomi Islam Universitas Al AIslam Mandar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat hambatan dan
kesulitan yang dihadapi penulis, tetapi dengan semangat, kegigihan dan arahan dari berbagai
pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik serta saran pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan tugas ini.

Polewali, 12 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengertian Asuransi Menurut Islam...........................................................................................4
B. Landasan Hukum Asuransi Islam..............................................................................................5
C. Prinsip-Prinsip Asuransi Islam..................................................................................................6
D. Manfaat Asuransi.......................................................................................................................7
E. Tujuan Akuntansi Asuransi Keuangan Islam.............................................................................7
F. Sistem-Sistem Asuransi.............................................................................................................8
G. Produk-produk Asuransi Islam (Takaful Keluarga)...................................................................9
H. Sistem Pengelolaan Dana Asuransi Islam................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi Islam merupakan salah satu bisnis yang tidak terlepas dari persaingan.
Persaingan ketat yang dihadapi oleh masing-masing lembaga memaksa pihak
manajeman untuk merancang strategi agar nasabah tetap loyal. Karena itu pada
asuransi Islam diperlukan adanya kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi
kepuasan dan loyalitas para pemegang polis. Kondisi seperti ini dapat dimaknai bahwa
asuransi Islam tidak dapat hanya bertahan dan menggunakan pendekatan serta
mempertahankan nasabah yang ada dengan memanfaatkan sentimen emosional saja
karena alasan agama. Asuransi Islam harus dapat mencari solusi tepat dalam bertahan
dan menarik pelanggan. (Sula, dalam Wuryanti Koentjoro. Kualitas Pelayanan dan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Yang Syar’i Pemegang Polis Asuransi
Islam. Ekobis, Jurnal Ekonomi Vol.10, No.2, 375-385, 2009)
Kegiatan perusahaan asuransi, diarahkan untuk memproteksi keadaan dimasa
datang yang belum pasti terjadi atas sebuah risiko yang berkaitan dengan nilai aktivitas
ekonomi seseorang. Apalagi masa yang akan dating adalah sebuah masa yang penuh
dengan ketidakpastian (uncertainty). Dalam hal ini manusia hanya dapat merencanakan
dan memprediksikan kejadian dimasa datang, sedang kepastian (certainty) hanya ada
pada Allah SWT.
Kesadaran masyarakat tentang asuransi dalam kehidupannya, sudah mulai
meningkat, dibandingkan pada masa 10 tahun yang lalu. Bahkan, dewasa ini
pertumbuhan asuransi Islam sangat tinggi karena banyak orang yang sadar akan
pentingnya mempunyai asuransi. Asuransi Islam juga mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan asuransi nonIslam. Bagi masyarakat muslim, menghindari hal-hal
yang bersifat riba itu wajib sehingga mendorong pertumbuhan berbagai macam produk
keuangan Islam termasuk asuransi Islam.
Perusahaan asuransi Islam sudah berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu
banyak yang dikenal seperti perbankan Islam. Perbedaan dari asuransi Islam dan
asuransi konvensional mungkin tidak terlalu terlihat tetapi pada dasarnya perbedaan
tersebut terletak pada perjanjian transaksinya. Terdapat perbedaan antara asuransi
Islam dengan asuransi konvensional dari operasionalnya. Dalam asuransi Islam, peserta

1
akan mengikatkan diri dalam suatu komunitas dan mereka akan saling menanggung
apabila terdapat musibah. Sementara itu, asuransi konvensional, nasabah membeli
perlindungan dari perusahaan asuransi untuk mendapat perlindungan apabila musibah
terjadi. Produk keuangan yang menjadi tren kedepan adalah produk Islam sehingga
banyak pemilik modal yang berinfestasi pada produk keuangan ini. Di Indonesia
produk Islam sudah menjamur karena masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim
berminat memiliki produk keuangan Islam. (Novi Puspitasari. 2015: viii)
Keberadaan asuransi Islam selain karena tuntutan pasar juga karena kebutuhan
suatu produk yang komitmen terhadap prinsip-prinsip Islam. Kondisi ini menunjukkan
bahwa selain karena orientasi bisnis, asuransi Islam juga berorientasi pada syi’ar Islam.
Hal inilah yang menjadikan asuransi Islam dituntut lebih efektif dan inovatif terhadap
berbagai perkembangan di dalam kehidupan masyarakat.
Bagi perusahaan yang bergerak pada bidang jasa seperti asuransi, pengelolaan Sumber
Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu hal yang penting. Hal ini disebabkan
karena Sumber Daya Manusia merupakan tulang punggung dalam menggerakkan
operasional perusahaan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2009: 10), Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Ketersediaan SDM haruslah disiapkan sebaik mungkin, sehingga mereka
mampu menjalankan setiap transaksi perusahaan dengan baik. Hal ini penting
mengingat faktor pelayanan yang diberikan oleh para karyawan merupakan salah satu
faktor penentu kesuksesan suatu perusahaan jasa.
Faktor pelayanan nasabah memang salah satu ujung tombak perusahaan dalam
menjual produknya. Banyak tidaknya jumlah nasabah serta volume pembelian nasabah
sangat besar pengaruhnya dari cara melayani nasabah tersebut, sekalipun perusahaan
telah melakukan promosi besar-besaran atau telah melakukan peningkatan kualitas
produk yang ditawarkan, namun tanpa didukung oleh pelayanan yang baik, jangan
harap dapat memperoleh hasil yang diinginkan dan tepat sasaran.
Berkaitan dengan ini, Tomas Waston, SR dari IBM (International Business Machine)
menjel askan bahwa ujung tombak sebuah perusahaan itu berada pada tenaga kerja
(SDM), dan dia mengungkapkan “you can confiscate the factories, and burn the
buildings, but leave me the eployess and i will rebuild my empire” yang berarti pabrik
boleh disita, gedung-gedung boleh terbakar, selagi ada tenaga kerja, kerajaan bisnis
bisa didirikan kembali. (Tomas Waston, SR).
2
Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian nasabah terhadap tingkat
pelayanan yang diterima dengan tingkat pelayanan yang diharapkan. Kepuasan
pelanggan dalam bidang jasa merupakan elemen penting dalam menumbuhkan
perusahaan agar tetap eksis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas adapaun Rumusan Masalah:
a. Apa Pengertian Asuransi Islam?
b. Bagaimana Prinsip-Prinsip Asuransi Islam?
c. Bagaimana landasan hokum Asuransi Islam
d. Apa Manfaat dan Tujuan Sistem Asuransi Islam?
e. Bagaiman Sistem-Sistem Asuransi Islam?
f. Bagaimanan Produk-produk Asuransi Islam (Takaful Keluarga) ?
g. Bagaimana Sistem Pengelolaan dana asuransi Islam ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep-konsep akuntansi asuransi Islam
b. Untuk mengetahui perbedaan akuntansi asuransi Islam dan asuransi konvensional
c. Untuk mengetahui implementasi akuntansi islam pada asuransi Islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Menurut Islam


Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin,
sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. At-ta’min memiliki arti
member perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut. Men-ta’min-kan
sesuatu, artinya adalah seseorang membayar atau menyerahkan uang cicilan untuk agar ia
atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau
untuk mendapatkan ganti terhadap harta yang hilang, dikatakan ‘seseorang
mempertanggungkan atau mengasurasnsikan hidupnya, rumahnya atau mobilnya’.
Ada tujuan dalam Islam yang menjadi kebutuhan mendasar, yaitu al-kifayah
‘kecukupan’ dan al-amnu ‘keamanan’. Sebagaimana firma Allah swt, “Dialaha Allah
yang mengamankan mereka dari ketakutan’’, sehingga sebagaian masyarakat menilai
bahwa bebas dari lapar merupakan bentuk keamanan. Mereka menyebutnya dengan al-
amnu al-qidza i aman konsumnsi. Dari prinsip tersebut, Islam mengarahkan kepada
umatnya untuk mencari rasa aman baik untuk dirinya sendiri dimasa mendatang maupun
untuk keluarganya sebagai nasihat Raul kepada Sa’ad bin Abi Waqqash agar
mensedekahkan sepertiga hartanya saja. Selebihnya ditinggalkan untuk keluarganya agar
mereka tidak menjadi beban masyarakat. Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang
didalamnya terdapat lima aspek yaitu aspek ekonomi, hokum, social, bisnis, dan aspek
matematika.
Asuransi Islam (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan /
atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan Islam. Akad yang sesuai dengan Islam
adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
Menurut Husain Hamid Hisan, mengatakan bahwa asuransi adalah sikap ta’awun
yang telah diatur dengan system yang sangat rapih, antara sejumlah besar manusia.
Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiawa. Jika sebagian mereka mengalami
peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut
dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan

4
pemberian (derma) tersebut, mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh
peserta yang tertimpa musibah.
Dewan Islam Nasional Majelis Ulama Indonesi (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang
pedoman umum asuransi Islam, memberikan definisi tentang asuransi. Menurutnya,
Asuransi Islam (Ta’min, Tafakul, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong
menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan
atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan Islam. Dari definisi di tersebut tampak
bahwa asuransi Islam bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang disebut
dengan ta’awun. Yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling tolong menolong atas
dasar ukhuwal Islamiyah antara sesame anggota perserta Asuransi Islam dalam
menghadapi malapetaka (risiko).

B. Landasan Hukum Asuransi Islam


Hukum-hukum muamalah adalah bersifat terbuka artinya Allah SWT dalam Al-Quran
hanya memberikan aturan yang bersifat garis besarnya saja. Selebihnya adalah terbuka
bagi mujahit untuk mengembangkan melalui pemikirannya selama tidak bertentangan
dengan Al-Qur’an dan hadist . Al-Qur’an maupun hadist tidak menyebutkan secara nyata
apa dan bagaimana berasuransi. Namun bukan berarti bahwa asuransi hukumnya adalah
haram karena ternyata dalam hokum Islam memuat substansi perasuransian secara
Islami. Hakikat asuransi secara Islami adalah saling bertanggung jawab, saling
bekerjasama, saling tolong menolong, dan saling melindungi penderitaan satu sama lain.
Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syaria’h, karena prinsip-prinsip dasar
syariat mengajak kepada setiap sesuatu yang berakibat kerataan jalinan sesama manusia
dan kepada sesuatu yang meringankan bencana mereka sebagaimana firman Allah Taala
dalam Al-Quran surah al-Maidah ayat 2 yang artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu
dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.”
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa melakukan
persiapan untuk menghadapi hari esok. Allah berfirman dalam surat al Hasyr ayat 18:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan
bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan

5
[al Hasyr: 18] . Ayat ini dikaitkan oleh sebagian umat Islam dengan aktivitas menabung
atau berasuransi. Menabung adalah upaya mengumpulkan dana untuk kepentingan
mendesak atau kepentingan yang lebih besar di masa depan, sedangkan asuransi adalah
upaya berjaga-jaga jika suatu musibah datang menimpa, di mana hal ini membutuhkan
perencanaan dan kecermatan.
Dari segi hokum positif, hingga saat ini asuransi Islam masih mendasarkan
legalitasnya pada UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang sebenarnya
kurang mengakomodasi asuransi Islam di Indonesia karena tidak mengatur mengenai
keberadaan asuransi berdasarkan prinsip Islam. Dengan kata lain, UU No. 2 Tahun 1992,
tidak dapat dijadikan landasan hokum yang kuat bagi asuransi Islam. Adapun peraturan
perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan asuransi Islam
yaitu :

a) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang


perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
b) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
c) Keputusan Direktur Jendral Lemabga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang
Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi dengan system Islam.

C. Prinsip-Prinsip Asuransi Islam


Prinsip utama dalam asuransi syaraiah adalah ta’awanu ‘ala al birr wa al-taqwa
(tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al-ta’min (rasa
aman). Para pakar ekonomi Islam mengemukakan bahwa asuransi Islam atau asuransi
tafakul ditegakan atas tiga prinsip utama, yaitu :

a. Saling bekerja sama atau Bantu-membantu.


Seorang muslim bagian dari sistem kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
seorang muslim dituntut mampu merasakan dan memikirkan saudaranya yang
akan menimbulkan sikap saling membutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
“Dan tolong menolonglah kamu (dalam mengerjakan)kebaikan dan taqwa. Dan
jangan tolong,menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”(QS.Al
Maidah[5];2)

6
b. Saling melindungi dari berbagai kesusahan dan penderitaan satu sama lain.
Hubungan sesama muslim ibarat suatu badan yang apabila satu anggota badan
terganggu atau kesakitan maka seluruh badan akan ikut merasakan. Maka saling
membantu dan tolong-menolong menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
sistem kehidupan masyarakat.
“Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
Dan terhadap orang yang meminta-minta maka, janganlah kamu
menghardiknya”’.(Adh.Duiha [93]9-10)
c. Sesama muslim saling bertanggungjawab
Kesulitan seorang muslim dalam kehidupan menjadi tanggung jawab sesama
muslim. Sebagaimana dalam firman Allah swt surat Ali Imran93) ayat 103.
“Dan peganglah kamu kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepamu ketika dahulu (masa Jahilliyah)
bermusuh-musuhan, maka, Allah merpersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu
karena nikmat Allah orang-orang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

D. Manfaat Asuransi
Menurut Soemitra (255: 2010), Asuransi pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi
para peserta asuransi antara lain sebagai berikut:
1) Rasa aman dan perlindungan.
2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
3) Berfungsi sebagai tabungan.
4) Alat penyebaran risiko. Dalam asuransi Islam risiko dibagi bersama para peserta
sebagai bentuk saling tolong menolong dan membantu diantara mereka.
5) Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan melakukan
investasi sesuai dengan Islam atas suatu bidang usaha tertentu.

E. Tujuan Akuntansi Asuransi Keuangan Islam


Akuntansi keuangan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan
tingkat kebutuhan perusahaan untuk menetapkan hak dan kewajiban keuangan, hasil
operasi dan untuk memberikan imformasi mengenai posisi keuangan pada waktu tertentu.

7
Suatu transaksi dikatakan sesuai dengan prinsip Islam apabila telah memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
 Transaksin tidak mengandung unsur kezaliman
 Transaksi tidak mengandung unsur riba
 Transaksi tidak mengandung unsur judi
 Transaksi tidak mengandung unsur penipuan
 Transaksi tidak mengandung material yang diharamkan
 Transaksi tkidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain

Adapun tujuan dari Akuntansi Keuangan Islam baik pada asuransi Islam maupun pada
lembaga keuangan Islam lainnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait termasuk hak dengan kewajiban yang
berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai
dengan prinsip Islam yang berdasarkan pada konsep  kejujuran, keadilan,  kebajikan
dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis Islam.
b. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk
mengambil keputusan.
c. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip Islam dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.

F. Sistem-Sistem Asuransi
Menurut Syahatah (2006: 4) Sistem asuransi yang paling banyak berkembang dan
beredar dewasa ini antara lain sebagai berikut:
1) Perusahaan jasa asuransi niaga

Asuransi niaga terkait erat dengan bahaya-bahaya atau risiko-risiko yang muncul
akibat menjalankan aktivitas perdagangan, terutama angkutan barang dan sejenisnya
dari satu tempat ke tempat lain, meliputi: Asuransi laut, asuransi darat, Asuransi
udara.

2) Sistem asuransi jiwa

Asuransi ini berkaitan dengan marabahaya dan risiko yang dapat menimpa seseorang,
seperti luka-luka akibat kecelakaan, sakit, meninggal, atau pension. Dan diantara
model asuransi jiwa yang paling penting adalah sebagai berikut:

8
 Asuransi hidup
 Asuransi Kecelakaan
 Asuransi Sosial
 Asuransi Sakit

3) Sistem asuransi dari marabahaya yang menimpa harta benda

Model asuransi ini yang paling populer antara lain sebagai berikut.
 Asuransi dari kebakaran, pencurian, dan pengrusakan/ pemusnahan.
 Jaminan asuransi dari tanggung jawab sipil, pekerjaan, dan kecelakaan kerja.
 Jaminan asuransi dari kemacetan pembayaran.

4) Sistem asuransi investasi

Asuransi ini berlandaskan pada sistem pemberian sejumlah dana untuk investasi
bersama sejumlah orang atau perusahaaan, kemudian sebagian modal dan labanya
diberikan kepada pihak yang mengalami kerugian, sementara sisanya dikembalikan
pada mereka ketika telah mencapai jangka waktu tertentu. Dengan demikian, ini
menggabungkan antara sistem investasi dan asuransi.

G. Produk-produk Asuransi Islam (Takaful Keluarga)


Asuransi syari‟ah yang sebenarnya terjadi adalah saling bertanggung jawab, bantu-
membantu dan melindungi para peserta sendiri. Perusahaan asuransi takaful diberi
kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi para peserta,
mengembangkan dengan jalan halal, memberikan santunan kepada yang mengalami
musibah sesuai isi akta perjanjian Muhammad dalam Hilaliyah (2008:41).
Takaful keluarga sendiri adalah bentuk takaful yang memberikan perlindungan dalam
menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta takaful dalam musibah
kematian yang akan menerima santunan sesuai perjanjian adalah keluarga/ahli warisnya,
atau orang yang ditunjuk, dalam hal tidak ada ahli waris. Dalam musibah kecelakaan
yang tidak mengakibatkan kematian, santunan akan diterima oleh peserta yang
mengalami musibah. Menurut Muhammad dalam Hilaliyah (2008:42), Jenis takaful
keluarga meliputi:
1. Produk takaful individu dengan unsur tabungan, meliputi:
a. Takaful berencana/dana investasi
b. Takaful dana haji

9
c. Takaful pendidikan/dana siswa
d. Takaful dana jabatan
e. Takaful hasanah

2. Produk takaful individu tanpa unsur tabungan, meliputi:


a. Takaful kesehatan individu
b. Takaful kecelakaan diri individu
c. Takaful Al-Khairat individu

3. Produk takaful kumpulan


a. Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan
b. Takaful Majelis ta‟lim
c. Takaful Al-Khairat
d. Takaful Al-Khairat+Tabungan Haji (Takaful Iuran Haji)
e. Takaful Pembiayaan
f. Takaful Kecelakaan Siswa
g. Takaful Wisata dan Perjalanan
h. Takaful Medicare
i. Takaful perjalanan haji dan umrah

H. Sistem Pengelolaan Dana Asuransi Islam


Informasi tentang pengelolaan dana asuransi Islam ini juga diberikan oleh perusahaan
asuransi pertama yang memperkenalkan asuransi Islam sebagai sejarah terbentuknya
asuransi Islam di dunia. Dalam hal keuntungan yang di dapat oleh perusahaan
asuransi atas pengembangan dana asuransi Islam dari setiap nasabah asuransi Islam ini di
bagi secara merata dan seimbang. Ini sesuai dengan prinsip asuransi Islam “mudharabah”
atau biasa disebuat dengan prinsip bagi hasil. Dan besarnya pembagian hasil dari
keuntungan tersebut, ini tergantung pada kesepakatan antara peserta asuransi Islam di
mana nasabah asuransi Islam ini menjadi pemilik modal dengan perusahaan asuransi yang
berfungsi sebagai media untuk mengembangakan dan menjalankan modal tersebut pada
saat akad perjanjian dilaksanakan. Dalam pengelolaan dana asuransi Islam dari para
nasabah, perusahaan asuransi dalam hal ini asuransi Islam mempunyai mekanisme atau
cara kerja yang terbagi menjadi 2 cara dalam mengelola dana asuransi Islam, adalah
sebagai berikut :

10
1. Sistem pengelolaan dana yang mengandung unsur tabungan

Menjadi nasabah asuransi, baik produk asuransi konvensional maupun asuransi


Islam yang berbasiskan Islam sebagai landasan hukum semua nasabah asuransi harus
memberikan atau membayar iuran yang jumlah telah ditentukan kepada perusahaan
asuransi secara rutin. Atau dalam dunia asuransi, iuran tersebut disebut dengan premi
asuransi. Tetapi khusus untuk asuransi Islam ini, besar premi asuransi yang akan
dibayarkan itu sesuai dengan kemampuan para masing-masing nasabah asuransi dan
sesuai dengan kesepakatan pada saat akad perjanjian dilakukan.
Untuk pembayaran iuran atau premi asuransi Islam, para nasabah bisa memilih
cara pembayarannya baik dengan transfer atau bayar langsung. Dan waktu
pembayaran premi asuransi ini juga bisa di pilih langsung oleh setiap nasabah
asuransi, bisa dengan melakukan pembayaran setiap bulan, 3 bulan sekali, per 6
bulan, bahkan sampai 1 tahun sekali pembayarannya. Untuk setiap dana premi
asuransi Islam yang dikeluarkan oleh tiap nasabah asuransi Islam yang berhubungan
dengan tabungan, ini akan langsung dipisahkan oleh perusahaan asuransi ke dalam
dua rekening yang berbeda.
Rekening Tabungan, yaitu kumpulan premi dana asuransi Islam dari setiap peserta
asuransi Islam yang merupakan milik peserta sekaligus sebagai simpanan. Dana premi
asuransi tersebut secara otomatis menjadi hak dari nasabah asuransi Islam dan akan
dikembalikan bila :
 Perjanjian asuransi Islam ini telah berakhir
 Nasabah asuransi Islam tersebut mengundurkan diri
 Nasabah asuransi Islam tersebut meninggal dunia. Dan dana asuransi Islam
tersebut diberikan kepada ahli waris atau keluarganya.

2. Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan.

Khusus untuk produk asuransi Islam, premi asuransi Islam akan harus dibayarkan
oleh setiap nasabah asuransi Islam ini akan dipisahkan langsung oleh perusahaan
asuransi. Pemisahan dana asuransi Islam tersebut, salah satunya untuk sumbangan
yang digunakan untuk membantu sesama nasabah asuransi Islam dan juga untuk
sesama umat muslim.
Rekening Tabarru, yaitu kumpulan dana premi asuransi yang diberikan oleh setiap
nasabah asuransi Islam sebagai iuran atau sumbangan untuk kebaikan dengan

11
tujuannya untuk saling tolong-menolong dan saling membantu sesama umat muslim
dan nasabah asuransi Islam. Untuk dana yang berupa premi asuransi Islam tersebut
akan dibayarkan apabila :
 Nasabah asuransi Islam tersebut meninggal dunia. Dan dana asuransi Islam
tersebut diberikan kepada ahli waris atau keluarganya.
 Perjanjian asuransi Islam telah berakhir. Untuk dana premi asuransi Islam ini akan
di berikan jika ada surplus dana yang diterima oleh perusahaan asuransi.
Semua sistem dan cara pengelolaan dana asuransi Islam yang telah dihimpun dan
dikelola oleh perusahaan asuransi ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam
demi untuk mendapatkan keuntungan. Nah, setiap keuntungan yang didapat dari hasil
investasi tersebut, akan dibagikan secara merata dengan jumlah yang adil antara
nasabah asuransi Islam dengan perusahaan asuransi. Pembagian keuntungan dari
investasi ini, tentunya setelah dikurangi beban asuransi, yaitu klaim dan premi
asuransi. Pembagian keuntungan ini juga akan dilakukan dengan mengedepankan atau
menggunakan prinsip Al-Mudharabah dan sesuai dengan perjanjian atau pada saat
akad asuransi Islam dilakukan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
 Asuransi merupakan sebuah lembaga keuangan Non-bank yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.
 Asuransi Syariah, merupakan sebuah sistem dimana para peserta menginfaqkan atau
menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar
klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Peranan perusahaan
disini hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan investasi dari dana-dana atau
kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.
 Prinsip-prinsip yang dijalankan oleh asuransi syariah dalam mengoprasikan
kegiatannya antara lain Saling bekerja sama atau bantu-membantu, Saling melindungi
dari berbagai kesusahan dan penderitaan satu sama lain, saling bertanggung jawab, dan
menghindari unsur-unsur yang mengandung gharar, maysir dan riba.

B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
 Asuransi syariah bisa menjadi salah satu alternative bagi masyarakat muslim yang
ingin membantu sesamanya
 Perlu diadakannya sosialisasi mengenai produk-produk dari asuransi syariah ini
kepada masyarakat agar masyarakat tidak tabu dengan informasi mengenai produk-
produk yang ditawarkan.
 Sebaiknya diadakan penyuluhan mengenai pentingnya asuransi syariah itu sendiri
guna menumbuhkembangkan minat masyarakat terutama masyarakat yang muslim
untuk menginvestasikan sebagian hartanya agar dapat menolong sesame.
 Pemerintah sebaiknya mendukung dan membantu program-program yang dilakukan
oleh asuransi syariah, agar tujuan untuk memakmurkan perekonomian Negara ini
dapat tercapai dengan baik. 

13
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008.Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 111
http://innazeyina.blogspot.co.id/2014/06/contoh-makalah-asuransi-syariah.html

https://sitisarahadi.wordpress.com/2013/06/22/tugas-makalah-akuntansi-asuransi-syariah/

Skripsi Evaluasi Mekanisme Pengelolaan Dana Dengan Sistem Mudharabah Pada Asuransi
Syariah (Studi Kasus Pada Pt. Asuransi Takaful Keluarga Cab. Makassar). 2014 :
Andi Sriwahyuni.
SULA, Muhammad Syakir,2004,Asuransi syariah (life and general) : konsep dan sistem
operasional,Jakarta,Gema Insani Press
Ismanto, Kuat, 2009,Asuransi Syariah (Tinjauan asas-asas hukum Islam),Yogyakarta,Pustaka
Pelajar
http://kumpulan-makalahkita.blogspot.com/2012/05/mekanisme-kerja-asuransi-syariah.html

http://asuransisyariah.net/

14

Anda mungkin juga menyukai