Anda di halaman 1dari 19

DENTAL SIDE TEACHING

PROBLEM SOLVING

Oleh:
Bintang Wirya Putri
1411412022

Pembimbing:
Drg. Murniwati , MPPM

ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
A. TEORI PROBLEM SOLVING
Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan atau adanya
perbedaan antara target dan realisasi. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan
dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian
dari proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur
terkait, termasuk masyarakat.
Perencanaan kesehatan adalah susunan kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang
akan datang untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja. Tahap
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) :
1. Tahap persiapan
a. Kepala puskesmas membentuk tim perencanaan dengan pembagian tugas yang
jelas
b. Kepala puskesmas menjelaskan pedoman PTP kepada tim
c. Mahasiswa memperlajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh
Dinkes Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat
2. Tahap analisis situasi
a. Pengumpulan data dasar bisa diambil dari laporan tahunan, sistem informasi
manajemen puskesmas (SIMPUS), system pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP) dan profil puskesmas. Data tersebut antara lain
- Data umum :
i. Peta wilayah kerja
ii. Data sumber daya (obat, ketenagaan, peralatan, sumber pembiayaan,
saranan dan prasarana kesehatan)
iii. Data peran serta masyarakat
iv. Data penduduk dan sasaran program
v. Data sekolah
vi. Data kesehatan lingkungan
- Data khusus
i. Data pola penyakit terbanyak
ii. Data kejadian luar biasa
iii. Data kunjungan pasien
iv. Data pencapaian program
v. Hasil survey (bila ada)
3. Tahap penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
1
a. Analisa masalah dan analisa pemecahan masalah dengan melakukan identifikasi
masalah
b. Menentukan urutan prioritas masalah menggunakan nilai yang terdiri dari Urgensi
(1= tidak penting, 2= penting, 3= sangat penting), solusi (1= tidak mudah, 2=
mudah, 3= sangat mudah), kemampuan anggota merubah (1= tidak mudah, 2=
mudah, 3= sangat mudah)dan biaya (1= tidak mahal, 2= mahal, 3= sangat mahal),
c. Merumuskan masalah (5W + 1H)
d. Mencari penyebab masalah dengan metode Ichikawa / fishbone atau dengan
pohon masalah
e. Menentukan alternative pemecahan dari tiap penyebab masalah
f. Menentukan prioritas alternatif pemecahan dari tiap penyebab masalah
g. Penyusunan RUK meliputi kegiatan tahun yang akan dating, kebutuhan SDM,
rekapitulasi
4. Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).

2
B. Profil Kesehatan Puskesmas Banguntapan III Tahun 2017

1. Keadaan geografi
Puskesmas Banguntapan III mempunyai wilayah kerja di sebagian Kecamatan
Banguntapan yang membawahi satu desa yaitu Desa Banguntapan dengan luas wilayah
819,333 Ha dan mencakup 11 dusun. Kondisi geografis berupa dataran rendah dengan
ketinggian 100 m dari permukaan laut dan suhu 23 – 31°C yang merupakan tanah
persawahan, tegalan dan pekarangan sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan mobil
atau pun motor sampai ke dusun.
Secara geografis Puskesmas Banguntapan III (gedung puskesmas induk dan pustu
Karangbendo) mempunyai letak pada lokasi yang kurang strategis, yaitu tersembunyi di
belakang rumah penduduk dengan akses jalan yang kurang memadai, sedangkan untuk
lokasi Pustu Ketandan sangat strategis yang terletak pada jalur utama dan dekat dengan
perempatan Ringroad jalan Wonosari.
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan III

Batas wilayah:
Sebelah Utara : Kecamatan Caturtunggal Kabupaten Sleman,
Sebelah Selatan : Dusun Karangsari Wetan Desa Kotagede, Kodya Yogyakarta,
Sebelah Timur : Desa Baturetno (wilayah Puskesmas Banguntapan I),
Sebelah Barat : Desa Gedongkuning Kodya Yogyakarta
Luas gedung puskesmas induk sebesar 429 m2 pada lahan seluas 835 m2, pada tahun
2009 luas bangunan bertambah 100 m2 dari dana APBD, luas lahan pustu Ketandan
sebesar 597,8 m2 dengan kondisi bangunan baik karena selesai diperbaharui pada bulan
Februari 2012 dan luas gedung Pustu Karangbendo sebesar 56 m2 pada lahan seluas 196
m2 juga dengan kondisi yang kurang baik. Keterbatasan ruangan yang terdapat pada
3
gedung puskesmas induk menyebabkan beberapa kegiatan pelayanan masih belum dapat
dilakukan secara optimal.

2. Demografi
Jumlah penduduk dari data Dinas Kependudukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak
37.726 jiwa (Laki-laki 18.882 jiwa atau 50,05 % dan perempuan 18.844 jiwa atau 49,95
%) dengan jumlah kepala keluarga 12.240 KK (KK laki-laki : 9.934 KK dan KK
perempuan : 2.306 KK).
Gambar 2. Grafik Piramida Penduduk Desa Banguntapan Tahun 2016.

3. Ketenagaan
Tabel 1. Jenis Ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III Tahun 2012 – 2016.

Ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III selama 3 tahun terakhir terus tidak mengalami
perubahan jumlah pegawai.

4
4. Pembiayaan Kesehatan
Gambar 3. Pembiayaan Kesehatan Puskesmas Banguntapan III Menurut Sumber Dana
Tahun 2016.

Tahun 2016 dilaporkan Puskesmas Banguntapan III mempunyai alokasi dana anggaran
sebesar Rp 1.184.8175,00. Sumber anggaran terbesar berasal dari dana kapitasi BPJS
sebesar 63,34% total anggaran. Tahun 2016 dilaporkan puskesmas mendapat dana
bantuan operasional kesehatan (BOK) sebesar Rp 249.000.000,00 yang digunakan untuk
kegiatan promotif maupun preventif guna tercapainya target SPM (Standar Pelayanan
Minimal) di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III dan dana UKM(Upaya Kesehatan
Masyarakat) yang berasal dari dana APBD II sebesar Rp40.000.000,00.

5. Kunjungan Pasien Puskesmas Banguntapan III


Kunjungan Puskesmas Banguntapan III tahun 2016 mengalami penurunan dibanding
tahun 2015.
Gambar 4. Grafik Kecenderungan Kunjungan Pasien Puskesmas Banguntapan III Tahun
2016.

5
Tahun 2016 kunjungan penduduk ke Puskesmas sebesar 23.093 kunjungan dari total
jumlah penduduk sebesar 37.726 jiwa. Jika dihitung cakupannya sebesar 61,21% atau
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2015. Tidak semua penduduk
berkunjung ke Puskemas karena di wilayah Banguntapan banyak sarana kesehatan lain.

6. Jenis pelayanan puskesmas


a. Puskesmas Banguntapan III merupakan puskesmas rawat jalan atau Non TT yang
jenis pelayanannya meliputi Poli Umum, Poli Gigi, KIA, Laboratorium, Farmasi dan
Gizi.
b. Program/ Kegiatan Pelayanan Kesehatan:
i. Upaya Kesehatan Wajib
 Upaya Promosi Kesehatan
 Upaya Kesehatan Lingkungan
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Upaya Pengobatan
ii. Upaya Kesehatan Pengembangan
 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
 Upaya Kesehatan Olahraga
 Upaya Kesehatan Masyarakat
 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut)
 Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
 Upaya Kesehatan Mata
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta Upaya
Pencatatan dan Pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.
Disamping laborat dan pencatatan & pelaporan, pelayanan penunjang yang lain adalah :

6
Bagian Umum dan Kepegawaian, Kearsipan, SIK dan SP2TP, Inventarisasi Barang,
Keuangan, Laboratorium dan Farmasi.

7. Pencapaian derajat kesehatan yang memiliki kesenjangan


a. Kasus DBD
Gambar 5. Grafik Kasus DBD di Desa Banguntapan Tahun 2008-2016.

Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue Tahun 2016 dilaporkan menurun dari
tahun 2015 ada 108 kasus menjadi 94 kasus. Angka Kesakitan DBD Tahun 2016
adalah 2,49 per 1.000 penduduk.
b. Tuberculosis (TB)
Keberhasilan Program TB ditunjukkan dengan angka kesembuhan TB, setelah
penderita diobati, kesembuhan penderita baru dapat diketahui pada tahun berikutnya.
Keberhasilan pengobatan TB pada tahun ini dapat dilihat dari angka kesembuhan TB
pada tahun sebelumnya. Tahun 2016 dilaporkan ditemukan 11 kasus TB positif(+)
baru).
Gambar 6. Grafik Angka Kesembuhan TB Di Desa Banguntapan Tahun 2007 – 2015.

7
c. Diare
Gambar 7. Grafik Persentase Angka Kesakitan Diare di Desa Banguntapan Tahun
2008 – 2016.

Tahun 2016 dilaporkan terjadi 419 kasus diare. Angka Kesakitan Diare tahun 2016
mengalami kenaikan dari 7,61 % menjadi 11,11 %.
d. Status Gizi Balita
Gambar 8. Grafik Persentase Angka Gizi Buruk Balita Di Desa Banguntapan Tahun
2008 – 2016.

Hasil pemantauan gizi balita di Desa Banguntapan pada tahun 2016 dilaporkan
terdapat 0,3% mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

8
e. Sepuluh Besar Penyakit
Tabel 2. Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan Kunjungan di Puskesmas Banguntapan
III Tahun 2016.

Dari tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa kasus tertinggi adalah Hipertensi
essensial (primer). Salah satu dari 10 penyakit dengan jumlah kasus tertinggi adalah
penyakit gigi dan mulut.
f. Kegiatan DB4MK Plus
DB4MK (Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan Plus penemuan penderita TB) kegiatan
yang dicanangkan dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten
Bantul sejak tahun 2007. Bebas 4 Masalah Kesehatan tersebut adalah bebas
kematian bayi dan balita, bebas kematian ibu hamil, bebas balita gizi buruk, bebas
kasus DBD, penemuan penderita TB positif (+).

9
Tabel 3. Hasil Kegiatan (DB4MK) Plus di Puskesmas Banguntapan III Tahun 2016.

Tahun 2016 Desa Banguntapan belum bisa mencapai Dusun bebas 4 masalah
kesehatan.

8. Upaya kesehatan yang memiliki kesenjangan


a. Kesehatan Ibu
Cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun 2016 dilaporkan sebesar 100%
sehingga sudah mencapai target K1 100%. Cakupan pemeriksaan Ibu Hamil tahun
2016 dilaporkan sebesar 86,95% mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya tetapi
belum mencapai target K4 95%.
Gambar 9. Grafik Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1dan K4 di Puskesmas
Banguntapan III Tahun 2009 – 2016.

10
Dalam rangka pencegahan anemia pada ibu hamil, di Kabupaten Bantul dilaksanakan
program pemberian Tablet Fe kepada Ibu Hamil sebanyak tiga kali selama
kehamilannya, tak terkecuali di Desa Banguntapan. Ibu hamil mendapatkan tablet besi
(Fe3) di Desa Banguntapan tahun 2016, dilaporkan sebagai berikut : Fe1 sebanyak
81,83 % dan Fe3 sebanyak 72,31 %.
Gambar 10. Grafik Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Ibu Hamil di Puskesmas
Banguntapan III Tahun 2009 – 2016.

b. Kesehatan Anak
Gambar 11. Grafik Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap di Puskesmas
Banguntapan III Tahun 2009-2016.

Balita di Desa Banguntapan tahun 2016 dilaporkan terdapat 2.217 balita dan 71,08 %
ditimbang. Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) di Desa Banguntapan pada
tahun 2016 dilaporkan mencapai 90,21 %, mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya.
11
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Tahun 2016 dilaporkan terdapat 6.600 orang usia lanjut (diatas 60 tahun). Jumlah
Lansia yang diperiksa kesehatannya sebanyak 1.673 jiwa (25,1%).
Tabel 4. Lansia Dibina Di Puskesmas Banguntapan III Tahun 2016.

1.673

d. Kejadian luar biasa : Leptospirosis dan Campak. Semuanya sudah ditangani sesuai
dengan prosedur penanganan KLb kurang dari 24 jam.

9. Promosi kesehatan yang memiliki kesenjangan


a. PHBS
Tabel 5. Cakupan PHBS Rumah Tangga di Desa Banguntapan Tahun 2013 – 2016.

Pada tahun 2016 dilakukan pemantauan terhadap rumah tangga di wilayah Desa
Banguntapan hasilnya ditemukan rumah tangga ber-PHBS 46,34%. Hasil capaian
Institusi pendidikan di wilayah Puskesmas Banguntapan 3 yang ber-PBHS sebanyak
22 institusi atau sekitar 70,96% dan sebanyak 9 institusi pendidikan yang tidak ber
PHBS atau sekitar 29,04%.
Tempat kerja di wilayah Puskesmas Banguntapan 3 yang ber-PBHS sebanyak 15
tempat kerja atau sekitar 30% dan sebanyak 35 tempat kerja yang tidak ber-PHBS
atau sekitar 70%. Indikator yang paling banyak tidak terpenuhi yaitu melakukan
olahraga secara teratur / aktivitas fisik dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai jenis pekerjaan.

12
Tempat Umum di wilayah Puskesmas Banguntapan 3 yang ber- PBHS sebanyak 45
tempat umum atau sekitar 77,58% dan sebanyak 13 tempat umum yang tidak ber-
PHBS atau sekitar 22,42%. Indikator yang paling banyak tidak terpenuhi yaitu
membuang sampah pada tempatnya.
b. Posyandu Lansia
Wilayah Puskesmas Banguntapan 3 memiliki 16 Posyandu Lansia dengan Strata
Pratama berjumlah 4 Posyandu, Strata Madya berjumlah 7 Posyandu dan Strata
Purnama berjumlah 5.
Gambar 12. Diagram Lingkaran Proporsi Posyandu Lansia menurut Strata di Desa
Banguntapan Tahun 2016

Masih banyak posyandu dengan strata pratama sehingga perlu dilakukan pembinaan
terhadap posyandu lansia yang ada. Target yang ingin dicapai adalah bahwa semua
posyandu nantinya akan berstatus Mandiri dengan meningkatkan peran serta
masyarakat
c. Kesehatan lingkungan
Dalam rangka upaya pencegahan penyakit yang dibawa nyamuk di Desa Banguntapan
dilakukan Gerakan Serentak PSN. Hasil pemeriksaan adalah sebanyak 84,85 % rumah
atau bangunan bebas dari jentik nyamuk.

13
Tabel 6. Distribusi ABJ per Dusun Di Puskesmas Banguntapan III Tahun 2016.

Belum ada dusun yang bisa memenuhi target ABJ yaitu 95%. Artinya belum ada yang
mampu memenuhi target nasional, Propinsi dan kabupaten yaitu Angka Bebas Jentik
(ABJ) yang ditetapkan adalah 95%.
Gambar 12. ABJ (Angka Bebas Jentik) di Desa Banguntapan Tahun 2016.

Terjadi kenaikan ABJ pada Tahun 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan
belum bisa mencapai target 95% sesuai target nasional.
d. Pengelolaan Makanan
Untuk TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) menurut status higiene sanitasi dari 246
memenuhi syarat 6 jasa boga, 10 rumah makan, 9 depot air minum (DAM) dan 98
makanan jajanan sehingga diperoleh 132 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi
(53,60%)

14
C Problem Solving Puskesmas Banguntapan III Tahun 2017
1. Skoring masalah
No. Masalah Urgensi Solusi Biaya Kemampuan Total
merubah
1. Kasus TB 3 2 1 2 8
2. Kasus diare 2 2 3 2 9
3. Gizi Balita 2 2 2 2 8
4. Sepuluh Besar Penyakit 2 2 1 1 6
5. DB4MK plus 3 2 2 2 9
6. Kunjungan K4 2 2 3 2 9
7. Tablet Fe3 2 2 2 2 8
8. Kunjungan Neonatus Lengkap 2 2 3 2 9
9. Posyandu lansia 2 3 2 2 9
10. PHBS 3 3 3 3 12
11. Pengelolaan Makanan 2 2 3 2 9
Matriks penilaian:
Urgensi (1= tidak penting, 2= penting, 3= sangat penting), solusi (1= tidak mudah, 2=
mudah, 3= sangat mudah), kemampuan anggota merubah (1= tidak mudah, 2= mudah, 3=
sangat mudah)dan biaya (1= sangat mahal, 2= mahal, 3= tidak mahal)

2. Rumusan masalah
Tempat kerja yang tidak ber – PHBS sebanyak 70 % dengan indikator yang paling
banyak tidak terpenuhi yaitu melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik dan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

15
3. Metode Ichikawa/Fish bone

Dana Manusia

Tidak ada dana untuk Tidak olahraga , tidak


pergi ke gym memakai APD sesuai
pekerjaan

Merasa tidak penting

Kurangnya edukasi

Petugas kurang
menjelaskan aspek PHBS

Edukasi PHBS tidak Kurang penyediaan APD


maksimal di lokasi kerja

Metode Lingkungan

4. Alternatif pemecahan masalah:


a. Manusia:
 Mempromosikan pentingnya olah raga untuk kesehatan
 Mempromosikan pentingnya APD untuk keselamatan kerja
b. Lingkungan
 Lokasi kerja menyediakan APD sesuai jumlah tenaga kerja
 Mengadakan senam pagi rutin
c. Metode
 Menambah wawasan petugas kesehatan tentang penyampaian informasi yang
efektif

16
Kemampuan
No. Alternatif Pemecahan Masalah Urgensi Solusi Biaya Total
merubah
Mempromosikan pentingnya
1. 2 3 3 3 11
olah raga untuk kesehatan
Mempromosikan pentingnya
2. 3 2 2 2 9
APD untuk keselamatan kerja
Lokasi kerja menyediakan APD
3. 3 2 2 2 9
sesuai jumlah tenaga kerja
Lokasi kerja mengadakan senam
4. 2 3 3 2 10
pagi rutin bagi tenaga kerja
Menambah wawasan petugas
5 kesehatan tentang penyampaian 2 2 2 2 8
informasi yang efektif
Matriks penilaian:
Urgensi (1= tidak penting, 2= penting, 3= sangat penting), solusi (1= tidak mudah, 2=
mudah, 3= sangat mudah), kemampuan anggota merubah (1= tidak mudah, 2= mudah, 3=
sangat mudah)dan biaya (1= sangat mahal, 2= mahal, 3= tidak mahal)

5. Prioritas pemecahan masalah:


1. Mempromosikan pentingnya olah raga untuk kesehatan
2. Mengadakan senam pagi rutin bagi tenaga kerja

6. Rencana Usulan Kegiatan


No. Kegiatan RUK Target Volume Sasaran Tujuan Lokasi
pokok
1. Penyuluhan -Pembagian 85% tenaga 11x per Tenaga - Balai
tentang panitia kerja dari 50 tahun kerja Meningkatkan pertemuan
pentingnya -Penentuan tempat kerja kesadara akan setiap
olah raga narasumber di pentingnya dusun
untuk dan persiapan Banguntapan olahraga
kesehatan materi 3 - Memberi
-penentuan informasi
susunan acara tentang resiko

17
-Penentuan tidak olahraga
lokasi, pada
tanggal, lokasi kesehatan
-Perkiraan
anggaran
-Pelatihan u/
tenaga
kesehatan
-Peminjaman
Gedung di
lokasi pilihan
-
Pemberitahuan
adanya
promkes
melalui surat
edaran
-Undangan
untuk kepala
desa, dan
orang yang
dihormati
2. Senam pagi -Penentuan 85% tenaga 44x per Tenaga - Lapangan
rutin instruktur kerja dari 50 tahun kerja Meningkatkan
senam tempat kerja kesehatan
-Penentuan di jasmani
hari, lokasi Banguntapan
dan durasi 3
-Perkiraan
anggaran

18

Anda mungkin juga menyukai