LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Page 1
B. Rumusan masalah :
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek
tersebut (Azwar, 2002). Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi (Sudjiono, 2001). Menurut Azwar (2002), struktur sikap
terdiri atas 3 komponen, yaitu :
a) Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
b) Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap, secara umum komponen ini disamakan dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
c) Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapi.
Interaksi antara ketiga komponen sikap yang telah tersebut di atas, adalah
selaras dan konsisten dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap
yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang
seragam. Apabila salah satu diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten
dengan yang lain maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan
timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsisten itu
terjadi kembali.
Page 3
inkonsistensi diantara komponen-komponen sikap seseorang. Dalam hal ini
yang semula negatif berangsur-angsur menjadi netral dan kemudian sangat
mungkin menjadi positif (Azwar, 2002).
2. Pengertian Keterampilan
3. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, dan rasa.
Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan
Page 4
lebih langgeng daripada perilaku ynag tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan seorang remaja di peroleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagi media masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, orang
tua, internet, media poster, teman dekat, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).
Tingkatan Pengetahuan
1. Tahu (Know). Mengingat suatu materi atau objek yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain : menyebutkan, menguikan, mendefinisikan, menyatakan.
2. Memahami (Comprehension). Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut.
3. Aplikasi (Aplication). Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada kondisi yang riil.
4. Analisis (Analysis). Suatu kemampuan menyebarkan materi ke dalm suatu
komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi yang ada
kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang lama.
6. Evaluasi (Evaluation). Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek penelitian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada. (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan
Page 5
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan dirinya untuk memiliki karakter spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdaasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
dirinya, masyarakat dan Negara (Depkes, 2003).
4. Pengertian Pembelajaran
5. Pengertian Berbicara
Page 6
berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar dan yang
kelihatan yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia untuk
maksud dan tujuan gagasan atau ide yan dikombinasi.
6. Pengertian Karakter
Menurut Doni Kusuma, karakter adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat
diri dari seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungannya.
Menurut Gulo. W, Karakter adalah keperibadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan
sifat-sifat yang relatiif tetap.[2]
Karakter adalah watak atau sifat, fitrah yang ada pada diri manusia yang
perlu kita bentuk, kita tumbuh kembangkan dan kita bangun. Pendidikan
karakter yang diberikan kepada siswa dapat membentuk prilaku positif,
interaksi yang baik dengan gurunya, kemampuan mengelola emosi, percaya
diri, kemampuan berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk kemampuan
akademik.
Page 7
B. Metode Pembelajaran Berbicara Berbasis Karakter
1. penguasaan materi,
Page 8
3. mempunyai pengalaman dengan berbagai ragam metode atau teknik
pembelajaran,
4. mahir berbicara.
1. Memerikan
2. Menjawab Pertanyaan
Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat dipancing untuk berbicara
dengan menjawab pertanyaan mengenai dirinya, misalnya mengenai nama,
usia, tempat tinggal, pekerjaaan orang tua, dan sebagainya.
3. Bertanya
Page 9
pertanyaan yang sistematis siswa dapat menemukan sesuatu yang
diinginkannya.
4. Melanjutkan Cerita
Dalam pembelajaran ini guru menyiapkan cerita yang belum selesai. Para siswa
disuruh melanjutkan cerita yang tidak selesai seorang demi seorang paling
banyak lima orang. Pada bagian akhir kegiatan memeriksa jalan cerita apakah
sistematis, logis, atau padu.
5. Menceritakan Kembali
6. Percakapan
7. Parafrase
8. Bertelepon
Menurut Tarigan (1987: 124) telepon sebagai alat komunikasi yang sudah
meluas sekali pemakaianya. Keterampilan menggunakan telepon bisnis,
menyampaikan berita atau pesan. Penggunaan telepon menuntut syarat-syarat
Page
10
tertentu antara lain: berbicara dengan bahasa yang jelas, singkat dan lugas.
Metode bertelepon dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara.
Melalui metode bertelepon diharapkan siswa didik berbicara jelas, singkat dan
lugas. Siswa harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin.
9. Wawancara
10. Diskusi
Kelebihan berbicara :
a)Diskusi lebih banyak melatih siswa berpikir secara logis karena dalam diskusi
ada roses adu argumentasi
c)Peserta yang pasif dapat dirangsang supaya alktif berbicara oleh moderator
atau peserta yang lain.
Page
11
Metode ini adalah kelanjutan dari kegiatan bermain peran yang dilengkapi
dengan tema, seting, perwatakan, seting dan naskah drama yang ditampilkan
secara utuh. Kegiatan ini penuh dengan kegiatan berbicara sesuai
dengantuntunan naskah yang runtut.
2. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya diri yang
tinggi. Rasa percaya ini akan menghilangkan keraguan, sehingga pembicara
akan merasa yakin dengan apa yang disampaikannya.
Page
12
Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu
sistem kerja sama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.
Jadi, keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh
kemampuan individu secara utuh melainkan perolehan itu akan baik jika dilakukan
secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
b) social skill, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial, dan mendidik
siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi
kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar
memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab,
menghormati hak orang lain, dan membentuk kesadaran sosial;
Page
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya kita harus memahami pengajaran
keterampilan berbahasa berbasis karakter termasuk di dalamnya yaitu sikap dan
mental dalam berbicara, berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, model
dan metode pembelajaran yang digunakan
Page
14
DAFTAR PUSTAKA
Page
15