Anda di halaman 1dari 7

(SIFAT-SIFAT FISIK BAHAN)

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah (Ilmu Bahan Bangunan)
Yang diampu oleh (Whendy Trissan,ST., Mpd)

DAVID FERNANDO SIBURIAN (223020211006)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yang perlu diketahui dari bahan bangunan adalah sifat kerapatan yaitu
perbandingan antara volume biasa dan volume absolut, bagi setiap bahan bangunan
kerapatannya (densitas) biasanya kurang dari 100%, Proritas yaitu perbandingan volume
pori-pori dan volume total dari bahan bangunan tersebut. Kedua sifat sangat penting
diketahui bagi tiap-tiap bahan bangunan mengingat bahwa angka-angka tersebut bagi
bahan bangunan menunjukan antaralain kekuatan, sifat bahan terhadap air, hantaran
panas.
Dalam hubungan dengan panas maka bahan bangunan juga perlu di ketahui sifat-
sifatnya,misalnya sebuah dinding yang terbuat dari beton mempunyai konduktifitas yang
berbeda dengan bahan bangunan erat sekali hubungannya dengan penggunaan bahan
bangunan seperti:macam,tebal digunakan .Untuk isolasi panas maka digunakan bahan
bangunan yangmempunyai konduktifitas yang rendah.Keawetan adalah suatu sifat bahan
bangunan yang perlu diketahui, Keawetan adalah ketahanan suatu bahan bangunan yang
terhadap gangguan dan pengaruh alam organislainnya

B. Rumusan dan Urgensi Pemabahasan


Dari pembahasan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud membahas
materi yang terangkum dalam rumusan pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana memahami sifat-sifat bahan
2. Faktor apa sajakah yang memperngaruhi sifat-sifat bahan ?
3. Apa sajakah sifat-sifat bahan?

Adapun Tujuan dan Urgensi Pembahasan ini adalah untuk:


1. Memahami sifat-sifat bahan.
2. Mengetahui Faktor apa sajakah yang memperngaruhi sifat-sifat bahan.
3. Mengetahui sifat bahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sifat Fisik
Sifat fisik adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau
susunan dari zat tersebut, contohnya wujud, warna benda, massa jenis, titik leleh, titik
didih atau sifat lainnya. Sifat fisik dapat berupa sifat intensif atau ekstensif. Sifat intensif
tidak tergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif
bergantung pada hal tersebut.

B. Berat Jenis dan Berat Volume


Berat jenis (specific weight) adalah rasio berat suatu benda terhadap volumenya. Satuan
berat jenis adalah N/m^3. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis
sebuahzat dengan massa jenis air murni.Berat jenis suatu zat merupakanperbandingan
berat zat tersebutterhadap volumenya. Satuan sistem internasional untuk berat jenis
adalah N/m3.
Berat volume merupakan petunjuk kepadatan tanah dimana semakin padat suatu tanah,
maka makin tinggi berat volume nya. Berat volume sangat berhubungan dengan berat
jenis partikel, jika berat jenis tanah partikel sangat besar maka berat volume nya juga
besar. Hal ini dikarenakan berat jenis partikel berbanding lurus dengan berat volume,
namun apabila tanah memiliki tingkat kadar air yang tinggi maka berat jenis partikel dan
berat volume akan rendah.Jadi, rumus berat jenis adalah S = w/V, dimana S adalah berat
jenis benda (N/m3), w adalah berat benda (N), dan V adalah volume benda (m3).
C. Desintas dan Porositas
Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya.
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi dari
volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%. Porositas bergantung pada jenis bahan, ukuran bahan,
distribusi pori, sementasi, riwayat diagenetik, dan komposisinya. Porositas bebatuan
umumnya berkurang dengan bertambahnya usia dan kedalaman. Namun hal yang
berlawanan dapat terjadi yang biasanya dikarenakan riwayat temperatur bebatuan.

D. Permeabilitas Air dan Gas


Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan dari poros medium (batuan yang
mengandung pori-pori) untuk mengalirkan fludia. Permeabilitas adalah tanah yang dapat
menunjukan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat
menaikan nilai infiltrasi sehingga menurunkan laju alir larian. Dan permeabilitas gas
adalah kemampuan material penghalang untuk memungkinkan gas (O2, N2, CO2 dll)
untuk menembus melalui dalam waktu tertentu. Permeabilitas gas dapat bervariasi
dengan suhu, kelembaban, tekanan dan ketebalan speicmen.
E. Koefisien Pelunak dan Kapasitas Panas
Koefisien pelunak adalah rasio bahan jenuh dengan kekuatan tekan nya dalam kondisi
kering. Ini sangat penting untuk fondasi atau bahan apapun dengan pontensi penyerap air
yang tinggi
Kapasitas panas yaitu, adalah besaran terukur yang menggambarkan banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat (benda) sebesar jumlah tertentu
(misalnya 10C).
F. Konduktivitas Panas dan Sifat tanah api
Konduksi panas atau konduksi termal adalah penjalaran kalor tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat perantaranya. Penjalaran ini biasanya terjadi pada benda padat. Kalor
mengalir pada konduktor dari sisi yang bersuhu tinggi ke sisi yang bersuhu rendah. Jadi,
pada konduktor, suhu terbagi sepanjang konduktor sehingga membuat semacam lintasan
untuk mengalirkan panas dari tempat dengan jumlah panas lebih banyak (suhu tinggi) ke
tempat dengan jumlah panas lebih sedikit (suhu rendah).
Sifat tahan api dari bahan bangunan umumnya seperti batu bata. Batu bata tidak terkana
dampak serius dari api sampai suhu sangat tinggi 12000C hingga 13000C. Hal ini di
sebabkan fakta bahwa bata adalah konduktor panas yang sangat buruk. Jika jenis mortir
dan kualitas pengerjaan bagus, batu bata umumnya menawarkan ketahanan yang baik
terhadap api.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Isi kesimpulan berbentuk kalimat pendek yang padat, ringkas dan jelas.
2. Isi kesimpulan biasanya berisi tentang poin-poin penting saja dan biasanya tidak
lebih dari satu halaman.
3. Karena tidak lebih dari satu halaman, biasanya membuat simpulan jauh lebih sulit
dibanding menjelaskan sesuatu secara panjang lebar.
4. Karena merupakan hasil ringkasan dan kesimpulan sendiri, maka biasanya sebuah
kesimpulan tidak perlu lagi mencantumkan referee berupa footnote atau innote.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan di
atas adalah:
1. Saran biasanya selalu berkaitan dengan pemabahsan materi yang telah anda bahas
di bagian pembahasan.
2. Saran merupakan murni ide pemikiran penulis sendiri dengan menuliskan kalimat
aktif yang sesuai dengan tata penulisan yang berlaku.
3. Saran biasanya ditujukan untuk berbagi pihak misalnya untuk pembahasan
selanjutnya atau untuk peneliti yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Walaupun di bagian akhir, daftar pustaka memiliki peran yang sangat krusial bagi sebuah
karya tulis ilmiah. Karena daftar pustaka menjelaskan kekayaan intelektual bagi
penulisnya. Oleh karena itu, perhatikan cara-cara menulis daftar pustaka dengan sumber
bacaan yang berbeda. Seperti

TRISSAN, W., & Priyanto, I. S. (2008). Analisis pemilihan moda angkutan sungai di
Kalimantan Tengah (Doctoral dissertation, [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada).
Trissan, W. (2017). IMPLEMENT LEARNING MODEL COOPERATIVE TYPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) IN CONTENT TYPES OF STYLE IN
STRUCTURAL BUILDING CLASS X ENGINEERING CONSTRUCTION
CONCRETE STONE SMKN 1 PALANGKA RAYA 2016/2017. PARENTAS: Jurnal
Mahasiswa Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 3(1), 40-50.
Manalu, S. R. I., & Trissan, W. (2019). WORKSHOP ENTREPRENEURSHIP TRAINING
FOR STUDENTS AT SMK KARSA MULYA PALANGKA RAYA. BALANGA:
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 7(1), 34-38.
Trissan, W., & Pratomo, Y. (2020). THE EFFECT OF COMPARISON OF CONCRETE
USING TANGKILING SAND AND KAPUAS SAND ON THE COMPRESSIVE
STRENGTH OF CONCRETE. BALANGA: Jurnal Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, 8(1), 36-41.

Format AMA Style dalam citasi

Jenis Sumber Citasi dalam Teks/ Foot note


Buku Berupa catatan (footnotes atau endnotes).
12. TRISSAN, W., & Priyanto, I. S. (2008). Analisis
pemilihan moda angkutan sungai di Kalimantan Tengah
(Doctoral dissertation, [Yogyakarta]: Universitas Gadjah
Mada).
Jurnal 11. Trissan, W. (2017). IMPLEMENT LEARNING
MODEL COOPERATIVE TYPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) IN CONTENT TYPES OF STYLE
IN STRUCTURAL BUILDING CLASS X ENGINEERING
CONSTRUCTION CONCRETE STONE SMKN 1
PALANGKA RAYA 2016/2017. PARENTAS: Jurnal
Mahasiswa Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 3(1), 40-
50.
Situs Web Penulis or responsible body. Judul. Name Website. URL.
Published date. Updated date. Accessed date. World
Health Organization. Saving Private Ryan.
Contoh :
13. World Health Organization.
http://www.who.int/features/20 13/child /saving.html.
Dipublikasikan 7 July, 2012. Diakses 2 Juni, 2013
Jurnal Online Penulis. Judul Artikel. Nama Jurnal. Tahun; vol(issue);
pages. URL. Published date. Update date. Penulis. Judul
Artikel. Nama Jurnal. Tahun; vol(issue); pages. URL.
Published date. Update date.Penulis. Judul Artikel. Nama
Jurnal. Tahun; vol(issue); pages. Doi:xxx.xxxx.

Contoh :
1. Manalu, S. R. I., & Trissan, W. (2019). WORKSHOP
ENTREPRENEURSHIP TRAINING FOR STUDENTS AT
SMK KARSA MULYA PALANGKA RAYA. BALANGA:
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 7(1), 34-38.

2. Trissan, W. (2017). IMPLEMENT LEARNING


MODEL COOPERATIVE TYPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) IN CONTENT TYPES OF STYLE
IN STRUCTURAL BUILDING CLASS X ENGINEERING
CONSTRUCTION CONCRETE STONE SMKN 1
PALANGKA RAYA 2016/2017. PARENTAS: Jurnal
Mahasiswa Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 3(1), 40-
50.

Anda mungkin juga menyukai