DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
1. IRMA ERFIANA (B1D122112)
2. SUSANTI PRATIWI (B1D122102)
3. MUTMAINNA(B1D122111)
4. ELIYANA (B1D122107)
5. SULPIA(B1D122114)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Makala Bioteknologi ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Bioteknologi” itu sangat penting untuk kami sebagai
mahasiswa alih jenjang dalam bidang kesehatan. Semuanya perlu dibahas untuk dapat menjadi
bahan pembelajaran bagi kami.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Bioteknologi dalam Bidang
Rekayasa Genetika. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menambah
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen mata
kuliah Bioteknologi. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah
ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang
akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah
orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan
sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian
menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai Bapak Genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 di
Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya.
Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di
belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti
kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing - masing. Semenjak saat itu
hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar
prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai
berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai
cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih
dalam tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun
1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika
adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA
pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu
genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Saat ini
sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba, babi dan kera,
didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara itu, pada manusia
telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai proyek genom manusia
(human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada
tahun 2005. Ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada
jadwal yang telah ditentukan rekayasa genetika merupakan salah satu dari sekian banyak
variable sains dan teknologi yang tetap memiliki banyak ambivalensi dalam aplikasinya terhadap
kehidupan manusia. Di satu sisi dia menawarkan kemudahan dan di sisi lain, ia menyimpan
potensi bagi ketimpangan dan kekhawatiran sosial. Absurdnya hukum dan norma, juga potensi
akan nampaknya pelecehan etis dan degradasi moral. Di Bidang Ilmu dan Teknologi Kedokteran,
belakangan ini makin banyak diperkenalkan penemuan baru.
Hal ini layaknya merupakan sesuatu yang cukup menggembirakan, karena merupakan
wujud nyata dari upaya pembangunan kesehatan bagi seluruh umat manusia. Perkembangan
ilmu dan teknologi merupakan konsekuensi dari fitrah manusia sebagai pemburu sesuatu yang
baru. Serta konsekwensi konsep ilmu dalam Al-Qur’an, yang menyatakan bahwa hakekat ilmu
adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat. Namun, di balik itu semua, tanpa
mengurangi arti pentingnya serta fungsi sosial penemuan baru itu bagi dunia kesehatan,
disadari bahwa tidak setiap penemuan baru dapat diterapkan langsung begitu saja tanpa
menimbulkan dampak masalah terhadap bidang kehidupan yang lain. Menangkap sesuatu yang
baru (discovery) dan menemukan sesuatu yang 2 masih gelap dan samar bagi orang lain
(reaching the unknown) merupakan prinsip keilmuan di dalam Al-Qur’an
Berkaitan dengan Kloning, para Ilmuwan dan agamawan juga memiliki sudut pandang
yang berbeda. Di satu pihak para ilmuwan berusaha untuk meneruskan percobaannya,
sementara di lain pihak para agamawan dengan berbagai dalilnya menolak kloning manusia
secara tegas. Sementara dari sudut pandang hukum positif, kloning masih merupakan
kontorversi karena ia dapat mengenai beberapa aspek hukum, mulai pengambilan DNA, apakah
ada perjanjiannya, masalah surrogate mother sampai masalah hukum anak tersebut jika lahir.
Pada tahapan proses kloning sendiri bisa saja berkaiatan dengan masalah tindak pidana
terhadap tubuh yang biasa disebut juga sebagai penganiayaan, karena dalam kloning manusia
terdapat banyak embrio cacat yang akan dibuang. Dalam KUHP itu sendiri telah menjelaskan
dan mengatur tentang macam-macam dari penganiayaan beserta akibat hukum apabila
melakukan pelanggaran tersebut, Pasal yang menjelaskan tentang masalah penganiayaan ini
sebagian besar adalah Pasal 351 sampai dengan Pasal 355,Termasuk Pasal 346-349 KUHP
tentang Pengguguran/ Pembunuhan Kandungan. Juga bertentangan dengan Pasal 1 Tahun 1974
UU perkawinan yang mengatakan bahwa anak yang syah adalah anak yang lahir atau dari dalam
hasil perkawinan yang sah. Memperhatikann pemaparan di atas nampaknya, dari penemuan
baru tentang Kloning Embrio yang terjadi di dunia barat tersebut, minimal ada empat aspek
yang harus dikedepankan, atau berpotensi menjadi permasalahan yang tidak mudah
dipecahakan: pertama, Aspek Medis dan Ilmu Kedokteran; kedua, Aspek Yuridis, terutama
mengenai bagaiaman 11 dasar dan dampak hukumnya; ketiga, Aspek Sosial, yakni mengenai
fenomena-fenomena yang akan manifest dalam masyarakat, dan bagaimana dampaknya bila hal
itu ikut berperan dalam tata kehidupan masyarakat; kemepat, Aspek Agama, yaitu
bagaimanapun agama yang merupakan sumber etika dan norma bagi segala yang terjadi di
dunia ini, menyikapi permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian potensi dampak yang
diungkapkan di atas, maka dalam penelitian ini akan membahas dari yaitu Hukum Islam dan
Hukum positif. Dan permasalahan tersebut akan coba diuji dan dikaji dalam konteks Indonesia,
sikap otorita agama Islam atas kasus tersebut dan bagaimana pandangan hukum positif
Indonesia terhadap penggunaan DNA dalam kloning manusia, walau kloning manusia belum
ada di Indonesia, namun di era globalisasi seperti saat ini, kedepannya fenomena kloning bukan
sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi juga di Indonesia
I.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran di atas, maka masalah yang akan dijawab dalam kajian ini, di
rumuskan dalam empat bentuk pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimana deskripsi tentang Kloning
Embrio dan DNA? 2. Bagaimana proses penggunaan DNA pada Kloning Embrio Manusia beserta
variabelnya? 3. Bagaimana Prinsip Reproduksi dalam hukum Islam dan Hukum Positif? 12 4.
Bagaimana hukum Penggunaan DNA pada proses Kloning Embrio manusia menurut Hukum
Islam dan Hukum Positif? 5. Bagaimana model penggunaan DNA pada kloning yang paling ideal?
I.C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui
Bagaimana deskripsi tentang Kloning Embrio dan DNA. 2. Untuk mengetahui Bagaimana proses
penggunaan DNA pada Kloning Embrio Manusia beserta variabelnya. 3. Untuk mengetahui
prinsip Reproduksi dalam hukum Islam dan Hukum Positif. 4. Mendeskripsikan hukum
Penggunaan DNA pada proses Kloning Embrio manusia menurut Hukum Islam dan Hukum
Positif. 5. Mencari model penggunaan DNA pada kloning yang ideal dan diterima kaidah hukum.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Dan
secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan tentang :
Charles Darwin dengan teori evolusinya menjadi seseorang yang pertama kali
menyinggung variasi genetik di dalam bukunya the origin of species. Tetapi istilah "genetika"
pertama kali diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick yang juga ia gunakan pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun
1906.
Perkembangan genetika terus terjadi baik itu dalam bidang genetika murni ataupun
genetika terapan. Dan perkembangan dilakukan pertama kali oleh Gregor Mendel dengan
menyilangkan tanaman pada 1985 yang biasa dikenal dengan "hukum pewarisan
Mendel". Sebuah hukum yang mengenalkan konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor')
sebagai pembawa sifat. Yang menyatakan bahwa setiap gen memiliki alel yang menjadi ekspresi
alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki
sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari
tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Dan apabila suatu individu
memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila
pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot.
Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe
disebut fenotipe.
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain untuk
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk agar tahan lama dalam penyimpanan
pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu
(serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga
jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan
buah, kualitas aroma dan nutrisi, serta perubahan pigmentasi.
1. Tanaman Transgenik
Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa
sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup
lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman.
Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify
the cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan
perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup).
d. Meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan
kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Tanaman tahan kekeringan memiliki akar yang sanggup menembus tanah kering,
kutikula yang tebal sehingga mengurangi kehilangan air dan kesanggupan menyesuaikan
diri dengan garam di dalam sel. Tanaman toleran terhadap kekeringan
ditransfer dari gen kapang yang mengeluarngkan enzim trehalose. Tembakau
adalah salah satu tanaman yang dapat toleran terhadap suasana
kekeringan.
Gejala yang ditimbulkan dapat diamati pada daun berupa mosaik, nekrosa atau
kombinasi keduanya. Akibat serangan virus ini, kerugian para petani
menjadi sangat tinggi atau bahkan tidak panen sama sekali
a. Kedelai Transgenik
b. Jagung Transgenik
c. Kapas Transgenik
d. Tomat Transgenik
e. Kentang Transgenik
Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari
bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun.Transfer gen ini dapat dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang
diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA
dengan bantuan listrik).
1. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.
3. Metode elektroporasi
Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen
asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas
(sel yang kehilangan dinding sel).Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan
voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga
DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA
kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel
tanaman
Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik meliputi beberapa aspek yaitu:
a. Aspeksosial,meliputi:
Aspek Kesehatan
1. Potensi toksisitas bahan pangan Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh
organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan
pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari
ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.
Aspek lingkungan
II.F Kloning
Transfer Nukleus Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor
dan suatuoosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau
nukleusnya.Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan
untukmenghilangkan informasi genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi
tadikemudian dimasukkan nukleus (donor) dari sel somatik. Penelitian
membuktikanbahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila ianya dalam anfertilisasi, sebab
hal iniakan mempermudah penerimaan nukleus donor seperti dirinya sendiri. Di
dalamtelur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan membelah
sertaberkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya ditransfer ke dalam
uterusinduk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik,
suatureplika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah
terbentukblastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan proses
bayi tabung yangtehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekolog
Yang sering dikloning yaitu domba, tikus, dan manusia
Cloning manusia
Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning,tentu hal ini akan
menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada
manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat.Seperti yang kita ketahui
manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan atau
sebaliknya. Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur
perkawinan yang sah menurut Islam.Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri berdasarkan hukum
(UU),hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam Al-Qur`an,
Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia
berketurunan dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang,terang
hatinya dan cemerlang fikirannya. Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka
ia harus kawin dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri
dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an. “Dan kawinilah orang-orang yang sendirian
diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hambabsahayanya
yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi
maha penyayang.
Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi cloning adalah sebagai berikut:
Antibodi Monoklonal
a. Dengan mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya untuk
monoklonal relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena spesifitasnya
tinggi.
c. Teknologi antibodi monoklonal saat ini digunakan untuk deteksi kehamilan, alat
digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.
• PengeringanKulit
• Perdarahan hebat
•Gangguan jantung
Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh, system
immun ini adalah tentaranya tubuh .Sekali sistem immun mengenali
adanya musuh tubuh, maka ia akan memanggil teman-temannya untuk melawan musuh
ini. Tapi tidak selamanya sistem immun bisa mengenali sel kanker sebagai musuh,
obat-obatan golongan antibodi monoklonal seperti Rituximab bekerja agar sistem
immun lebih kenal dengan sel kanker sehingga sistem pertahanan tubuh bisa bekerja
lebih efektif dalam rangka membunuh sel kanker.
Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor menempel pada sel
kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis,
pertumbuhan sel kanker yang semakin banyak secara otomatis kanker
akan semakin berbahaya. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibodi Monoklonal
seperti Cetuximab bekerja menghambat ikatan antara growth factor
dengan reseptor pada sel kanker.
Kloning merukan salah satu contoh hasil rekayasa genetika yang paling
penomenal.Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan manusia,
terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan, namun di
sisi lain adapula beberapa manfaatnya. Kloning terhadap manusia,walaupun merupakan suatu
kegiatan ilmiah dan juga dapat dikatakan bisa membantu manusia namun dari sekian
banyak pertentangan pendapat yang muncul atas persoalan tersebut dapat
dipastikan lebih banyak ditekankan pada persoalan yang berhubungan dengan etika, moral,
hukum dan agama.Untuk itu perlu disadari bahwa hal-ihwal penciptaan manusia
adalah mutlak kekuasaan Tuhan yang mustahil kiranya untuk dapat ditiru oleh ilmuan
sehebat atau sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia agar lebih arif dan
bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan.