Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI DALAM REKAYASA GENETIK

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH
1. IRMA ERFIANA (B1D122112)
2. SUSANTI PRATIWI (B1D122102)
3. MUTMAINNA(B1D122111)
4. ELIYANA (B1D122107)
5. SULPIA(B1D122114)

UNIVERSITAS MEGARESKI MAKASSAR


PROGRAM STUDI D-4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Makala Bioteknologi ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Bioteknologi” itu sangat penting untuk kami sebagai
mahasiswa alih jenjang dalam bidang kesehatan. Semuanya perlu dibahas untuk dapat menjadi
bahan pembelajaran bagi kami.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Bioteknologi dalam Bidang
Rekayasa Genetika. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menambah
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen mata
kuliah Bioteknologi. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah
ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang
akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah
orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan
sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian
menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai Bapak Genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 di
Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya.
Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di
belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti
kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing - masing. Semenjak saat itu
hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar
prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai
berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai
cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih
dalam tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun
1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika
adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA
pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu
genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Saat ini
sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba, babi dan kera,
didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara itu, pada manusia
telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai proyek genom manusia
(human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada
tahun 2005. Ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada
jadwal yang telah ditentukan rekayasa genetika merupakan salah satu dari sekian banyak
variable sains dan teknologi yang tetap memiliki banyak ambivalensi dalam aplikasinya terhadap
kehidupan manusia. Di satu sisi dia menawarkan kemudahan dan di sisi lain, ia menyimpan
potensi bagi ketimpangan dan kekhawatiran sosial. Absurdnya hukum dan norma, juga potensi
akan nampaknya pelecehan etis dan degradasi moral. Di Bidang Ilmu dan Teknologi Kedokteran,
belakangan ini makin banyak diperkenalkan penemuan baru.
Hal ini layaknya merupakan sesuatu yang cukup menggembirakan, karena merupakan
wujud nyata dari upaya pembangunan kesehatan bagi seluruh umat manusia. Perkembangan
ilmu dan teknologi merupakan konsekuensi dari fitrah manusia sebagai pemburu sesuatu yang
baru. Serta konsekwensi konsep ilmu dalam Al-Qur’an, yang menyatakan bahwa hakekat ilmu
adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat. Namun, di balik itu semua, tanpa
mengurangi arti pentingnya serta fungsi sosial penemuan baru itu bagi dunia kesehatan,
disadari bahwa tidak setiap penemuan baru dapat diterapkan langsung begitu saja tanpa
menimbulkan dampak masalah terhadap bidang kehidupan yang lain. Menangkap sesuatu yang
baru (discovery) dan menemukan sesuatu yang 2 masih gelap dan samar bagi orang lain
(reaching the unknown) merupakan prinsip keilmuan di dalam Al-Qur’an
Berkaitan dengan Kloning, para Ilmuwan dan agamawan juga memiliki sudut pandang
yang berbeda. Di satu pihak para ilmuwan berusaha untuk meneruskan percobaannya,
sementara di lain pihak para agamawan dengan berbagai dalilnya menolak kloning manusia
secara tegas. Sementara dari sudut pandang hukum positif, kloning masih merupakan
kontorversi karena ia dapat mengenai beberapa aspek hukum, mulai pengambilan DNA, apakah
ada perjanjiannya, masalah surrogate mother sampai masalah hukum anak tersebut jika lahir.
Pada tahapan proses kloning sendiri bisa saja berkaiatan dengan masalah tindak pidana
terhadap tubuh yang biasa disebut juga sebagai penganiayaan, karena dalam kloning manusia
terdapat banyak embrio cacat yang akan dibuang. Dalam KUHP itu sendiri telah menjelaskan
dan mengatur tentang macam-macam dari penganiayaan beserta akibat hukum apabila
melakukan pelanggaran tersebut, Pasal yang menjelaskan tentang masalah penganiayaan ini
sebagian besar adalah Pasal 351 sampai dengan Pasal 355,Termasuk Pasal 346-349 KUHP
tentang Pengguguran/ Pembunuhan Kandungan. Juga bertentangan dengan Pasal 1 Tahun 1974
UU perkawinan yang mengatakan bahwa anak yang syah adalah anak yang lahir atau dari dalam
hasil perkawinan yang sah. Memperhatikann pemaparan di atas nampaknya, dari penemuan
baru tentang Kloning Embrio yang terjadi di dunia barat tersebut, minimal ada empat aspek
yang harus dikedepankan, atau berpotensi menjadi permasalahan yang tidak mudah
dipecahakan: pertama, Aspek Medis dan Ilmu Kedokteran; kedua, Aspek Yuridis, terutama
mengenai bagaiaman 11 dasar dan dampak hukumnya; ketiga, Aspek Sosial, yakni mengenai
fenomena-fenomena yang akan manifest dalam masyarakat, dan bagaimana dampaknya bila hal
itu ikut berperan dalam tata kehidupan masyarakat; kemepat, Aspek Agama, yaitu
bagaimanapun agama yang merupakan sumber etika dan norma bagi segala yang terjadi di
dunia ini, menyikapi permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian potensi dampak yang
diungkapkan di atas, maka dalam penelitian ini akan membahas dari yaitu Hukum Islam dan
Hukum positif. Dan permasalahan tersebut akan coba diuji dan dikaji dalam konteks Indonesia,
sikap otorita agama Islam atas kasus tersebut dan bagaimana pandangan hukum positif
Indonesia terhadap penggunaan DNA dalam kloning manusia, walau kloning manusia belum
ada di Indonesia, namun di era globalisasi seperti saat ini, kedepannya fenomena kloning bukan
sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi juga di Indonesia
I.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran di atas, maka masalah yang akan dijawab dalam kajian ini, di
rumuskan dalam empat bentuk pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimana deskripsi tentang Kloning
Embrio dan DNA? 2. Bagaimana proses penggunaan DNA pada Kloning Embrio Manusia beserta
variabelnya? 3. Bagaimana Prinsip Reproduksi dalam hukum Islam dan Hukum Positif? 12 4.
Bagaimana hukum Penggunaan DNA pada proses Kloning Embrio manusia menurut Hukum
Islam dan Hukum Positif? 5. Bagaimana model penggunaan DNA pada kloning yang paling ideal?
I.C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui
Bagaimana deskripsi tentang Kloning Embrio dan DNA. 2. Untuk mengetahui Bagaimana proses
penggunaan DNA pada Kloning Embrio Manusia beserta variabelnya. 3. Untuk mengetahui
prinsip Reproduksi dalam hukum Islam dan Hukum Positif. 4. Mendeskripsikan hukum
Penggunaan DNA pada proses Kloning Embrio manusia menurut Hukum Islam dan Hukum
Positif. 5. Mencari model penggunaan DNA pada kloning yang ideal dan diterima kaidah hukum.

I.D Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara teorititis hasil penelitian ini
diproyeksikan agar, kita mengatahui bagaimana deskripsi tentang Kloning Embrio dan DNA,
kemudian seperti apa pula proses penggunaan DNA pada Kloning 13 Embrio Manusia beserta
variabelnya. Lalu menjelaskan secara teoritis Prinsip Reproduksi dalam hukum Islam dan Hukum
Positif di Indonesia 2. Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan, dapat
memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengambil kebijakan, serta para ahli rekayasa genetik
(kloning), bagaimana pandangan agama yang dianut di Indonesia menyikapai penggunaaan DNA
pada kloning manusia, serta seperti apa dasar hukum dan juga konsekwensi hukumnya, baik
pada prosenya maupun pada hasilnya.
BAB II
PEMBAHASAN
II.A. PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA
Genetika adalah kata yang dipinjam dari bahasa Belanda:genetica, adaptasi dari bahasa
Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti "melahirkan".
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme
maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Maka, dapat juga dikatakan bahwa genetika
adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya.

Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Dan
secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan tentang :

1. material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),


2. bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
3. bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewaris
genetik)
Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi
untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, ataupun
pengalaman dari trial dan error. Dan rekayasa juga mengalami perkembangan
layaknya lomba lari estapet yang meneruskan teknologi generasi sebelumnya. Maka,
Rekayasa genetika dalam arti luas adalah teknologi dalam penerapan genetika untuk
membantu masalah dan kepentingan apapun dari manusia. Dengan segala pengetahuan
dan pengalaman dari trial dan error tersebut manusia dapat mengembangkan produk-produk
yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.

Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didifinisikan


sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke
dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus
rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam
pemuliaan dan seleksi tradisional.

Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan


perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur
DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari
organisme apa saja. Misalnya, gen daribakteri bisa diselipkan di kromosom tanaman,
sebaliknya gen tanaman dapat diselipkan pada kromosom bakteri. Gen serangga dapat
diselipkan pada tanaman    atau gen dari babi dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen
dari manusia dapat diselipkan pada kromosom bakteri.
Produksi insulin untuk pengobatan diabetes, misalnya, diproduksi di dalam sel bakteri
Eschericia coli (E. coli) di mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas manusia yang
kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi insulin
dapat dilakukan dengan cepat, massal, dan murah. Teknologi rekayasa genetika juga
memungkinkan manusia membuat vaksin pada tumbuhan, menghasilkan tanaman transgenik
dengan sifat-sifat baruyang khas

II. B.PENERAPAN GENETIKA

Charles Darwin dengan teori evolusinya menjadi seseorang yang pertama kali
menyinggung variasi genetik di dalam bukunya the origin of species. Tetapi istilah "genetika"
pertama kali diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick yang juga ia gunakan pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun
1906.

Perkembangan genetika terus terjadi baik itu dalam bidang genetika murni ataupun
genetika terapan. Dan perkembangan dilakukan pertama kali oleh Gregor Mendel dengan
menyilangkan tanaman pada 1985 yang biasa dikenal dengan "hukum pewarisan
Mendel". Sebuah hukum yang mengenalkan konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor')
sebagai pembawa sifat. Yang menyatakan bahwa setiap gen memiliki alel yang menjadi ekspresi
alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki
sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari
tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Dan apabila suatu individu
memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila
pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot.
Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe
disebut fenotipe.

Setelah penemuan karya Mendel tersebut, genetika berkembang sangat pesat.


Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengena penggunaan
metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains. Dan perkembangan tersebut terjadi
dalam bidang genetika murni maupun terapan

II.C. TUJUAN REKAYASA GENETIKA

Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain untuk
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk agar tahan lama dalam penyimpanan
pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu
(serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga
jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan
buah, kualitas aroma dan nutrisi, serta perubahan pigmentasi.

Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja


mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan
kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba
prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.
Di negara-negara maju seperti di Amerika, Eropa, Australia, dan Jepang organisme hasil rekayasa
genetika telah banyak beredar di masyarakatnya maupun diekspor ke negara-negara lain
seperti Indonesia.

Organisme hasil rekayasa genetika dapat berupa mikrooraganisme (bakteri, jamur,


ragi, virus), serangga, tanaman, hewan dan ikan. Di AS produk-produk hasil rekayasa genetika
dijual secara bebas di pasaran, sementara di Eropa dan Jepang diwajibkan untuk
memberi label bagi produk-produk tersebut. Cina juga merupakan negara yang telah sangat
maju dalam pengembangan bioteknologi rekayasa genetika.

II.D. HASIL REKAYASA GENETIKA

HASIL Rekayasa Genetika pada :

1. Tanaman Transgenik

          Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa
sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup
lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman.
Transgenik secara definisi adalah    the use of gene manipulation      to      permanently      modify
the      cell      or      germ    cells      of      organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan
perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup).

Tanaman      transgenik      pertama      kalinya      dibuat      tahun      1973      oleh    Herbert


Boyer      dan      Stanley      Cohen.      Pada      tahun      1988      telah      ada      sekitar      23
tanaman transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada tahun 1990 lebih dari 40
tanaman. Secara    sederhana    tanaman transgenik dibuat      dengan cara mengambil gen-gen
tertentu      yang      baik      pada      makhluk      hidup      lain      untuk      disisipkan      pada
tanaman,      penyisipaan      gen      ini      melalui      suatu      vector      (perantara)      yang
biasanya menggukan      bakteri    Agrobacterium      tumefeciens    untuk      tanaman    dikotil
atau partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan pada tanaman target untuk
menghasilkan      tanaman      yang      dikehendaki.      Tujuan      dari      pengembangan tanaman
transgenik ini diantaranya adalah
a. Menghambat pelunakan buah (pada tomat).

b. Tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus.

c. Meningkatkan nilai gizi tanaman, dan

d. Meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan 
kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.

Melihat      potensi      manfaat      yang      disumbangkan,      pendekatan      bioteknologi


dipandang mampu menyelesaikan problematika pangan dunia terutama di negara- negara
yang sedang berkembang seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju (Winarno dan
Agustina,2007) Sifat yang terdapat dari tanaman GMO pada umumnya adalah resisten
terhadap herbisida, pestisida, hama serangga dan penyakit serta untuk meningkatkan nilai gizi.

2. Tanaman Transgenik Tahan Kekeringan

Tanaman tahan kekeringan memiliki akar yang sanggup menembus tanah kering,
kutikula yang tebal sehingga mengurangi kehilangan air dan kesanggupan menyesuaikan
diri      dengan      garam      di      dalam      sel.      Tanaman      toleran      terhadap kekeringan
ditransfer    dari    gen      kapang      yang      mengeluarngkan      enzim    trehalose. Tembakau
adalah      salah      satu      tanaman      yang      dapat      toleran terhadap      suasana
kekeringan.

3. Tanaman Transgenik Resisten Hama

Bacillus      thuringiensis    menghasilkan      protein      toksin      sewaktu      terjadi


sporulasi atau saat bakteri memberntuk spora. Dalam bentuk spora, berat toksin
mencapai 20% dari berat spora. Apabila larva serangga memakan spora, maka di dalam
alat pencernaan      larva      serangga      tersebut,      spora      bakteri      pecah      dan
mengeluarkan toksin. Toksin yang masuk ke dalam membran sel alat pencernaan larva
mengakibatkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik dan pakan tidak      dapat
diserap      sehingga      larva      mati.      Dengan      membiakkan    Bacillus thuringiensis
kemudian      diekstrak      dan      dimurnikan,      makan      akan      diperoleh insektisida
biologis (biopestisida) dalam bentuk kristal. Pada tahun 1985 dimulai rekayasa gen dari
Bacillus thuringiensis dengan kode gen Bt toksin (Winarno dan Agustina ,2007)

Tanaman      tembakau      untuk      pertama    kali      merupakan      tanama transgenic


pertama yang menggunakan gen BT toksin. Jagung juga telah direkayasa dengan
menggunakan      gen      Bt      toksin,      tetapi      diintegrasikan      dengan      plasmid
bakteri Salmonella      parathypi    yang      menghasilkan      gen      yang      menonaktifkan
ampisilin. Pada jagung juga direkayasa adanya resistensi herbisida dan resistensi
insektisida sehingga      tanaman      transgenik      jagung      memiliki      berbagai      jenis
resistensi      hama tanaman. Gen Bt toksin juga direkayasa ke tanaman kapas, bahkan
multiplegene dapat      direkayasa      genetika      pada      tanaman      transgenik.     

Toksin      yang      diproduksi dengan tanaman transgenik    menjadi nonaktif apabila


terkena    sinar    matahahari, khususnya sinar ultraviolet Tanaman Transgenik Resisten
Penyakit Perkembangan      yang      signifikan      juga      terjadi      pada      usaha      untuk
memproduksi      tanaman      transgenik      yang      bebas      dari      serangan      virus.
Dengan memasukkan    gen      penyandi tanaman    terselubung      (coat protein)
Johnson    grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam suatu tanaman, diharapkan tanaman
tersebut menjadi resisten apabila diserang oleh virus yang bersangkutan. Potongan DNA
dari JGMV, misalnya daRi protein terselubung dan protein nuclear inclusion body (Nib)
mampu      diintegrasikan      pada     tanaman      jagung      dan      diharapkan      akan
menghasilkan tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Virus JGMV
menyerang      beberapa      tanaman      yang      tergolong      dalam      famili    Graminae
seperti jagung      dan      sorgum    yang      menimbulkan      kerugian      ekonomi      yang
cukup      besar.

Gejala yang ditimbulkan dapat diamati pada daun berupa mosaik, nekrosa atau
kombinasi      keduanya. Akibat      serangan    virus      ini,    kerugian      para      petani
menjadi sangat tinggi atau bahkan tidak panen sama sekali

Contoh Tanaman yang telah Menggunakan Teknologi Rekayasa Genetika

a. Kedelai Transgenik

b. Jagung Transgenik

c. Kapas Transgenik

d. Tomat Transgenik

e. Kentang Transgenik

Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari
bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun.Transfer gen ini dapat dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang
diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA
dengan bantuan listrik).
1. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.

Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi.Untuk


melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-
proyekti berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman.Mikro-proyektil
tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman.
Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman,
meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan
berlangsung.

2. Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.

Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman


secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA)
untuk menyisipkan gen asing.Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang
menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman
tertentu.Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan
di dalam plasmid Ti. Selanjutnya

3. Metode elektroporasi

Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen
asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas
(sel yang kehilangan dinding sel).Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan
voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga
DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA
kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel
tanaman

II.E Dampak Rekayasa Genetik

Dampak Positif Transgenik

1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber


yang lebihsedikit.2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan
ekstrem sehingga    akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya
kelaparan.3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan

Dampak Negatif Transgenik

Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik meliputi beberapa aspek yaitu:

a. Aspeksosial,meliputi:

Aspek ekonomiBerbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah


memberikan ancaman persaingan serius terhadap komoditas serupa yang
dihasilkan secara konvensional.Penggunaan tebu transgenik mampu
menghasilkan gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi daripada gula
dari tebu atau bibit biasa

Aspek Kesehatan

1. Potensi toksisitas bahan pangan Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh
organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan
pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari
ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.

2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatanWHO pada tahun 1996


menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat
di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan
penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh,
gen ada yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri
penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae

Aspek lingkungan

1.    Potensi erosi plasma nutfahPenggunaan tembakau transgenik telah memupus


kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864.
Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami
ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang
mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat
menyebabkan kematian larva spesies

2. Potensi pergeseran genDaun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap


serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat
mematikan mikroorganismedan organisme tanah, misalnya cacing tanah. 3. Potensi
pergeseran ekologiOrganisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi.
Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam,
serta tidak dapatmemecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi
tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut

II.F Kloning

Kata kloning,    berasal    dari    bahasa        Inggris clone, pertama kali


diusulkanoleh      Herbert      Webber      pada      tahun      1903      untuk      mengistilahkan
sekelompok organisme hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan melalui
reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap anggota dari klon
tersebutmempunyai      susunan      dan      jumlah      gen      yang      sama      dan
kemungkinan      besarfenotipnya juga sama.

Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan


mengadakan      transplantasi      nukleus      ke      dalam      telur      kodok      yang
dienukleasi. Sebagai      donor      digunakan      nukleus      sel      somatik      dari      berbagai
stadium perkembangan. Ternyata donor    nukleus dari sel somatik yang diambil dari
selepitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal.Sejak Wilmut
berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnyadiambil      dari      sel
kelenjar      susu      domba      dewasa,      maka      terbukti      bahwa      padamammalia pun
klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa padamanusia pun secara
teknis klon dapat dibuat.

II.G TEHNIK KLONING

Transfer Nukleus Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor
dan suatuoosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau
nukleusnya.Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan
untukmenghilangkan informasi genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi
tadikemudian dimasukkan nukleus (donor) dari sel somatik. Penelitian
membuktikanbahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila ianya dalam anfertilisasi, sebab
hal iniakan mempermudah penerimaan nukleus donor seperti dirinya sendiri. Di
dalamtelur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan membelah
sertaberkembang    menjadi blastosit.    Blastosit selanjutnya ditransfer    ke dalam
uterusinduk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik,
suatureplika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah
terbentukblastosit      in      vitro,      proses      selanjutnya      sama      dengan      proses
bayi      tabung      yangtehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekolog
Yang sering dikloning yaitu domba, tikus, dan manusia

Cloning manusia

Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning,tentu hal ini akan
menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada
manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat.Seperti yang kita ketahui
manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan atau
sebaliknya. Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur
perkawinan yang sah menurut Islam.Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri berdasarkan hukum
(UU),hukum agama atau adat istiadat yang berlaku seperti firman Allah dalam Al-Qur`an,

Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat


akan kebesaran Allah SWT.”

              Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia
berketurunan dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang,terang
hatinya dan cemerlang fikirannya. Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka
ia harus kawin dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri
dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an. “Dan kawinilah orang-orang yang sendirian
diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hambabsahayanya
yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi
maha penyayang.

Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari


hubungan laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukuman Allah yaitu
adanya akad perkawinan yang di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan
mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda ketika
kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal
hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan
keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki. Dalam Islam kloning
dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini dilakukan terhadap manusia
yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian Dari sudut pertimbangan
moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian hendaknya selalu dikaitkan dengan
Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan
menimbulkan resiko, meskipun manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, namun
dalam mengekpresikan dan mengaktualisasikan kebesaran      kreatifitasnya      tersebut
seyogyanya      tetap      mengacu      pada      pertimbangan moral dalam agama.
Berikut ini beberapa manfaat kloning, khusus dalam bidang medis.

Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi cloning adalah sebagai berikut:

1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk


mendapatkan anak.

2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dapat dimanfaatkan


sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat
meminimalisir resiko penolakan.

3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan


tubuh yang rusak, contohnya urat saraf serta jaringan otot.

4. Teknologi kloninng memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan


mematikan sel-sel, dengan demikian    teknologi dapat digunakan untuk
mengatasi kanker.

5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukannya pengujian dan penyembuhan


penyakit-penyakit keturunan.

Antibodi Monoklonal

                    Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel system


imunitas    yang    membuat      protein      yang      disebut    antibodi.      Sistem
kekebalan      kita tersusun      dari      sejumlah      tipe      sel      yang      bekerja      sama
untuk      melokalisir      dan menghancurkan      substansi      yang      dapat      memasuki
tubuh      kita.      Tipa-tipe      sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut
dapat membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu
dari sel tersebut adalah sel      limfosit      B      yang      mampu      menanggapi
masuknya      substansi      asing      denngan spesivitas yang luar biasa

Manfaat antibodi monoklonal

a. Dengan mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya untuk     

      keperluan    deteksi, kuantitasi dan lokalisasi.

b. Pengukuran dengan pendeteksian dengan menggunakan Teknologi antibodi   

      monoklonal relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena spesifitasnya   

      tinggi.
c. Teknologi antibodi monoklonal saat ini digunakan untuk deteksi kehamilan, alat

      diagnosis berbgai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.

d. Karena spesifitasnya yang tinggi maka Teknologi antibodi monoklonal dapat   

      digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.

e. Selain kegunaannya untuk mendiagnosis penyakit pada manusia, Teknologi

      antibodi monoklonal juga banyak dipakai untuk mendeteksi penyakit-penyakit

      pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan dan polutan lingkungan

Ketika      di      tikus      terbentuk      antibody      yang      beraneka      ragam     


(antibodymultiklonal) dengan maksud tubuh tikus harus dilindungi dari berbagai
organisme patogen /antigen asing misal (antigen HCG) ,maka tikus diharapkan bebas
dari berbagai gangguan penyakit akibat bervariasinya patogen/antigen tersebut

Cara kerja Antibodi Monoklonal pada sel kanker

Antibodi monoklonal dirancang di laboratorium untuk secara spesifik


mengenali penanda protein tertentu di permukaan sel kanker. Antibodi
monoklonal kemudian berikatan dengan protein ini. Hal ini memicu sel untuk
menghancurkan diri sendiri atau memberi tanda pada siinduk kekebalan tubuh untuk
menyerang dan membunuh sel kanker. Hal    ini memicu    sel    untuk menghancurkan
diri sendiri atau    memberi tanda pada siinduk    kekebalan tubuh untuk menyerang dan
membunuh sel kanker.

Sebagai      contoh,      rituximab,      antibodi      monoklonal      yang      dipakai


dalam pengobatan      limfoma      non      Hodgkin,      mengenali      penanda      protein
CD20.      CD20 ditemukan      di      permukaan      Sel      B      abnormal      yang      ditemukan
pada      jenis-jenis limfoma non Hodgkin yang paling umum

EFEK SAMPING ANTIBODI MONOKLONAL

              Penggunaan antibodi monoklonal sebagai terapi kanker mampu menimbulkan


efek      samping,      mulai      efek      samping      yang      ringan      sampai      efek      samping
yang menjadikan pasien dalam kondisi gawat darurat.

Efek Samping Umum.

• Reaksi alergi seperti gatal dan bengkak.

• Gejala seperti flu,padahal bukan flu


• Diare

• PengeringanKulit

Efek Samping yang jarang terjadi,namun berbahaya.

• Perdarahan hebat

•Gangguan jantung

• Reaksi anafilaksis (hipersensitif)

Cara Antibodi Monoklonal bekerja melawan sel Kanker   

1. Membuat sel kanker lebih dikenali oleh sistem immun.

            Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh, system
immun      ini      adalah      tentaranya    tubuh      .Sekali      sistem      immun      mengenali
adanya musuh tubuh, maka ia akan memanggil teman-temannya untuk melawan musuh
ini. Tapi    tidak selamanya    sistem immun    bisa mengenali    sel kanker    sebagai musuh,
obat-obatan golongan antibodi monoklonal seperti Rituximab bekerja agar sistem
immun lebih kenal dengan sel kanker sehingga sistem pertahanan tubuh bisa bekerja
lebih efektif dalam rangka membunuh sel kanker.

2. Menghambat faktor-faktor pertumbuhan sel kanker.

                Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor menempel pada sel
kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis,
pertumbuhan      sel      kanker      yang      semakin      banyak      secara      otomatis      kanker
akan semakin    berbahaya.    Didasarkan fakta    inilah, obat-obatan Antibodi Monoklonal
seperti      Cetuximab      bekerja      menghambat      ikatan      antara      growth      factor
dengan reseptor pada sel kanker.

contoh cloning pada manusia adalah bayi tabung.


KESIMPULAN

Rekayasa      genetika      adalah      upaya      pencangkokan      gen      dengan      Teknik


rekombinan      DNA    pada      mikroorganisme      tertentu.      Dengan      rekayasa      genetika,
manusia dapat membuat organisme yang tidak dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi
mampu menghasilkan bahan tertentu yang dibutuhkan manusia.

Kloning merukan salah satu contoh hasil rekayasa genetika yang paling
penomenal.Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan      manusia,
terutama      dari      sisi      etika      dan      persoalan      keagamaan      serta keyakinan,    namun di
sisi lain adapula beberapa manfaatnya.    Kloning terhadap manusia,walaupun merupakan suatu
kegiatan ilmiah dan juga dapat dikatakan bisa membantu      manusia      namun      dari      sekian
banyak      pertentangan      pendapat      yang muncul    atas      persoalan tersebut    dapat
dipastikan    lebih banyak ditekankan    pada persoalan yang berhubungan dengan etika, moral,
hukum dan agama.Untuk itu perlu      disadari      bahwa      hal-ihwal      penciptaan      manusia
adalah      mutlak      kekuasaan Tuhan yang mustahil kiranya untuk dapat ditiru oleh ilmuan
sehebat atau sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia agar lebih arif dan
bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai