Anda di halaman 1dari 56

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT


PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA
DI SMAN 8 SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Rizza Norta Villeny Rosita Dewi


R0106045

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Success is a journey, not a destination


Ben Sweetland

Sometimes the path you’re on is not as important as the direction you’re heading.
~ Kevin Smith

Our talents are the gift that God gives to us… What we make of our talents is our
gift back to God.
~ Leo Buscaglia

To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but
also believe.
~ Anatole France

Optimis adalah sebuah energi positif diri ,sebuah sistem pendukung dalam
pencapaian tujuan yang lebih baik lagi. Selalu optimism aka pikiran kita akan
mencari jalan dari setiap permasalahan.
- Penulis -

i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT, atas Rahmat dari Nya aku bisa berdiri tegak dan mandiri menjalani
kehidupanku.

2. My parent, terimakasih atas doa dan dukungannya,

3. Adek2ku yang lucu, koko & ipah

4. dr. S. Bambang widjokongko dan Ibu mujahidatul musfiroh s.kep. ns yang telah
meluangkan waktu membimbing hingga selesainya kti ini

5. Gank ”BeTe” : ShiNta, Whike, deny, arista, chuwy & darah

Sunyi hidup ini Tanpa kalian, bersama-sama kita melewati kesedihan &
kebahagiaan. LOVE U guys....

6. Thanks to someone special in my life (my Dedy), without u the world not
colorfull.

7. Teman-teman calon bidan yg brani tampil beda yg menamakan dirinya ” D iv


kebidanan fk uns” angkatan 2006.

8. Almamaterku.

ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT


PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA
DI SMAN 8 SURAKARTA

Oleh:
Rizza Norta Villeny Rosita Dewi
R0106045

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Validasi KTI


Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS

Pada Hari , Tanggal Agustus 2010

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

S. Bambang Widjokongko, dr., M. Kes Mujahidatul Musfiroh, S. Kep., Ns


NIP : 19481231 197609 1 001 NIP: 19820821 2005012 001

Penguji Ketua Tim KTI

Jarot Subandono, dr, M. Kes. (Mochammad Arief Tq, dr., MS, PHK)
NIP. 19680704199903 1 002 NIP : 19500913 198003 1 002

Mengesahkan,
Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS

H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K)


NIP. 19510421 198011 1 002
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Rizza Norta Villeny Rosita Dewi. R0106045, 2010, HUBUNGAN


PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN
KEEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS XI SMAN
SURAKARTA.

Masa remaja merupakan fase pertumbuhan perkembangan antara masa


anak dan dewasa. Tahun 2007 jumlah remaja 65 juta jiwa atau 30% dari jumlah
penduduk Indonesia. Orang tua merasa tabu membicarakan masalah seks sehingga
remaja mencari alternatif sumber informasi. Remaja banyak menggunakan media
massa sebagai sumber informasi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan media


massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja kelas XI di SMA
Negeri 8 Surakarta.

Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan


cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling.
Jumlah responden 179 siswa. Uji analisis menggunakan uji korelasi Spearmen
Rank.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa responden dengan penggunaan


media massa tinggi 13 orang (7,26%), sedang 143 orang (79,88%) dan rendah 23
orang (12,84%). Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi 5 orang (2,79%),
sedang 117 orang (65,4%) dan rendah 57 (31,8%). Hasil uji statistik adalah τ =
0,538 masuk dalam kategori sedang (0,40-0,599) dengan signifikansi 0,000 (P <
0,005).

Simpulan hasil adalah terdapat hubungan positif dan signifikan. Terdapat


hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan
reproduksi pada siswa kelas XI SMAN Surakarta. Semakin tinggi penggunaan
media massa maka tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi semakin tinggi pula.

Kata Kunci: Remaja, Penggunaan media massa, Tingkat pengetahuan


kesehatan reproduksi.

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah yang berjudul “Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMAN 8 Surakarta”. Karya tulis

ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Saint Terapan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan

nasihat-nasihat, oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr. Sp.Kj, rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2. Prof. Dr. H. A. A. Subijanto, dr. M.S, dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. dr. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG selaku Ketua Program Studi D IV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. dr. S. Bambang Widjokongko, PHK, M. Pd Ked. selaku Sekretaris Program

Studi D IV Kebidanan dan selaku dosen Pembimbing Utama, terima kasih

untuk meluangkan waktu dan pikiran yang dengan kesabaran dan penuh

tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan.

5. Moch. Arief Tq, dr, MS, PHK selaku ketua tim KTI.

v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Mujahidatul Musfiroh,S.Kep,Ns selaku dosen Pembimbing Pendamping,

yang bersedia mencurahkan waktu dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan dorongan selama penulis menyusun karya tulis ilmiah ini.

7. Jarot Subandono, dr, M.Kes selaku penguji, yang telah banyak memberikan

masukan berharga sehingga mampu membukakan pintu pemahaman saya

dalam penyusunan karya tulis ini.

8. Seluruh dosen dan staf D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada penulis.

9. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si, selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta,

beserta staf yang telah memberikan izin dan membantu proses penelitian.

10. Seluruh siswi SMA Negeri 8 Surakarta atas kerelaan dan partisipasinya

menjadi responden dalam penelitian karya tulis ilmiah ini.

11. Teman-teman Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dan memberi dukungan demi lancarnya penulisan studi kasus ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan semoga bermanfaat bagi kita

semua.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN VALIDASI ................................................................................ iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5

1. Media Massa ........................................................................ 5

a. Pengertian media massa ................................................. 5

b. Jenis-jenis media massa .................................................. 5

c. Macam-macam media massa .......................................... 6

d. Pengaruh media massa .................................................... 9

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Peran media massa .......................................................... 10

2. Pengetahuan ........................................................................ 10

a. Pengertian pengetahuan .................................................. 10

b. Tingkatan pengetahuan ................................................... 11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ............ 12

3. Remaja ................................................................................. 14

a. Pengertian remaja ............................................................ 14

b. Batasan remaja ................................................................ 15

4. Kesehatan Reproduksi ......................................................... 15

a. Pengertian kesehatan reproduksi ..................................... 15

b. Pengertian kesehatan reproduksi remaja ......................... 15

c. Komponen kesehatan reproduksi remaja ........................ 16

5. Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi .................................... 19

B. Kerangka Konsep .................................................................... 21

C. Hipotesis .................................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ...................................................................... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22

C. Populasi Penelitian ................................................................... 22

D. Sampel dan Teknik Sampling ................................................... 22

E. Estimasi Besar Sampel ............................................................. 23

F. Kriteria Restriksi ...................................................................... 24

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 24

H. Definisi Operasional Variabel .................................................. 24

I. Instrumentasi ........................................................................... 25

J. Teknik Analisis Data ............................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Responden Penelitian ............................................... 30

B. Data Variabel Penggunaan Media Massa ................................ 31

C. Data Variabel Tingkat Pengetahuan ........................................ 32

D. Hasil Analisis Data .................................................................. 33

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 37

B. Saran ........................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 21

x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kategori skala penggunaan media massa .................................. 23

Tabel 3.2 Kategori skala tingkat pengetahuan ............................................ 23

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi . 26

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden Kelas XI di SMAN 8

Surakarta Tahun 2010 ................................................................ 30

Tabel 4.2 Distribusi umur responden kelas XI di SMAN 8 Surakarta

Tahun 2010 ................................................................................. 31

Tabel 4.3 Distribusi Penggunaan Media Massa Responden XI di SMAN

8 Surakarta Tahun 2010 ............................................................. 31

Tabel 4.4 Distribusi Jenis-jenis Media Massa yang digunakan Responden

XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010 ....................................... 33

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Responden Kelas XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010 ........... 33

xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

Lampiran 3. Surat Pernyataan Keaslian

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data

Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 8. Kuesioner Penggunaan Media Massa

Lampiran 9. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sebelum

Uji Validitas

Lampiran 10. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Setelah Uji

Validitas

Lampiran 11. Input Data Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 12. Hasil Pengolahan Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Input Data Penelitian

Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Korelasi Spearmen Rank

Lampiran 15. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan

korelasi, nilai p dan arah korelasi

Lampiran 16. Jadwal Penelitian

xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan

antara masa anak dan masa dewasa. Tahun 2007 tercatat jumlah remaja

sebanyak 65 juta jiwa atau 30% dari total jumlah penduduk Indonesia

sebanyak 222 juta. Semakin banyak jumlah remaja, maka semakin banyak

pula permasalahan yang dihadapi (Okanegara, 2007).

Remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar, namun remaja justru

kurang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan informasi dan

pengetahuan yang cukup berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Sebagai

bentuk rasa keingintahuannya, maka remaja mencari informasi sebanyak-

banyaknya (Wibowo, 2004).

Remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan

masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor

keingintahuannya, mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini.

Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan

masalah seks sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi

lain seperti teman atau media massa (Darwisyah, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh FPA ( Forum Perlindungan Anak) tahun

1981 menjelaskan bahwa pada 3917 remaja di Hongkong mengungkapkan

bahwa remaja mencari informasi dari surat kabar atau ceramah-ceramah

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tentang seks sebanyak 89%, sisanya mereka bertanya pada orang tua

(Wirawan, 2002).

Media memegang peran penting dalam penyebarluasan informasi tentang

Kesehatan Reproduksi Remaja. Menurut Survey Kesehatan Reproduksi

Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 remaja Bengkulu mendapat informasi

dari televisi untuk remaja perempuan 92,60% dan remaja laki-laki 72,90%.

Sedang menurut hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

tahun 2007, media informasi tertinggi dari televisi 38,2 %, radio 24,4% dan

koran 20,8% (Moeliono, 2003).

Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007

menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan remaja Bengkulu tahun 2007 tentang

kesehatan reproduksi masih rendah diantaranya remaja yang tidak mengetahui

tentang hari-hari masa subur sebesar 37,9%, remaja yang menyatakan tidak

tahu tentang sekali hubungan seksual dapat hamil sebanyak 49,3%, sedangkan

43,4% tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual. Kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka dapat menjerumuskan remaja

menuju perilaku seks bebas yang dapat menyebabkan penularan penyakit

menular seksual dan HIV/ AIDS (Moeliono, 2003).

Penelitian sejenis dari Winarni (2006) dengan judul Hubungan Sumber-

Sumber Informasi dengan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi

di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan sumber-sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang

kesehatan reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta. Penelitian serupa


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dari Addisi Dyah Prasetyo Nastiti (2009) dengan judul Hubungan Antara

Banyaknya Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Pada kelas X SMU Negeri 5 Madiun didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan banyaknya media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan

reproduksi pada kelas X SMU Negeri 5 Madiun. Berdasarkan penelitian

sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan

penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi

pada remaja SMAN 8 Surakarta karena di SMA tersebut belum memasukkan

pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum sekolahnya sehingga siswa

lebih cenderung mengakses informasi dari media massa. Terdapat perbedaan

KTI ini dengan KTI yang pernah dilakukan sebelumnya, perbedaan tersebut

mengenai waktu, responden, tempat dan variabel penelitian tersebut, sehingga

diharapkan dengan penelitian ini didapatkan hasil yang berbeda dengan

penelitian-penelitian sebelumnya.

B. Perumusan Masalah

“Adakah hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan

kesehatan reproduksi remaja?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penggunaan media massa dengan tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui media massa yang paling banyak digunakan oleh

remaja di SMAN 8 Surakarta.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan

reproduksi remaja di SMAN 8 Surakarta.

c. Untuk menganalisis hubungan penggunaan media massa dengan

tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja di SMAN 8

Surakarta.

D. Manfaat

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang

hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan

kesehatan reproduksi pada remaja.

2. Aplikatif

a. Institusi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam

pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja.

b. Profesi

Sebagai sumbangan aplikatif bagi profesi bidan dalam memberikan

pelayanan dan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja.

c. Remaja dan Masyarakat

Agar remaja dan masyararakat memperoleh informasi kesehatan

reproduksi secara benar.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Media Massa

a. Pengertian Media Massa

Media massa menurut Cangara (2003) adalah alat yang digunakan

dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima)

dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,

film, radio, dan televisi.

b. Jenis-jenis media massa menurut Sutisna (2009) adalah:

1) Media Cetak

Media cetak meliputi koran, majalah, buku, juga leaflet dan

pemflet. Tujuan utama media cetak ini adalah sebagai komunikasi

publik.

2) Media Elektronik

Media elektronik meliputi televisi, radio, Video Compact Disc

(VCD) dan Digital Video Disc (DVD).

3) Media Online

Media online meliputi website internet dan merupakan media

yang paling banyak dipakai remaja untuk memperoleh informasi.

5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Macam-macam media massa.

1) Koran

Koran dapat dikatakan sebagai media massa tertua sebelum

ditemukan film, radio dan televisi. Koran memiliki keterbatasan

karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mengerti huruf,

serta lebih banyak disenangi oleh orang tua daripada kaum remaja

dan anak-anak. Salah satu kelebihan koran ialah mampu memberi

informasi yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana,

terdokumentasi dan mudah diperoleh (Cangara, 2003).

Beberapa tahun lalu, keberadaan koran dianggap segera

berakhir. Apabila bertahan setelah adanya televisi, koran dinilai

tidak akan banyak berpengaruh lagi (Rivers, 2003).

2) Majalah

Majalah juga harus berusaha keras menyesuaikan diri

dengan kondisi-kondisi baru. Sama halnya dengan koran, banyak

majalah raksasa yang sangat tertekan. Tidak sedikit majalah

mingguan atau bulanan yang sudah puluhan tahun dan

berjangkauan luas terpaksa tutup (Rivers, 2003).

3) Radio

Radio semakin terdesak oleh televisi, namun masih

memiliki banyak penggemar. Kecenderungannya adalah jangkauan

siaran radio semakin menyempit sehingga yang paling mampu


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bertahan adalah radio yang hanya melayani suatu wilayah kecil

saja (Rivers, 2003).

Salah satu kelebihan radio dibanding dengan media lainnya,

ialah cepat dan mudah dibawa kemana-mana. Radio bisa dinikmati

sambil mengerjakan pekerjaan lain seperti memasak, menulis,

menjahit dan semacamnya (Cangara, 2003).

4) Televisi

Televisi saat ini merupakan media dominan komunikasi

massa di seluruh dunia, dan sampai sekarang masih terus

berkembang (Rivers, 2003).

Televisi menyita banyak perhatian tanpa mengenal usia,

pekerjaan dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena televisi

memiliki sejumlah kelebihan terutama kemampuannya dalam

menyatukan antara fungsi audio dan visual ditambah dengan

kemampuannya dalam memainkan warna. Penonton leluasa

menentukan saluran mana yang mereka senangi. Selain itu, televisi

juga mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton yang

tinggal di daerah-daerah terpencil dapat menikmati siaran televisi

(Cangara, 2003).

5) Film

Film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam

kajian para ahli komunikasi. Film dengan lebih mudah dapat

menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi (Sobur,

2003).

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar

melalui layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa

juga termasuk yang disiarkan televisi. Memang sejak televisi

menyajikan film-film seperti yang diputar di gedung-gedung

bioskop, terdapat kecenderungan penonton lebih senang menonton

dirumah, karena selain lebih praktis juga tidak perlu membayar.

(Rivers, 2003).

6) Buku-buku

Kontras dengan film, buku terus tubuh pesat, meskipun di

masa sebelumnya bisnis buku tidak pernah populer (Rivers, 2003).

7) Pamflet/ leaflet

Pamflet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari

satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan

lain, dan selesai dalam sekali terbit. Leaflet adalah lembaran kertas

berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan

kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa

(Effendy, 2008).

Pamflet/ leaflet biasanya berisi informasi singkat organisasi

atau lembaga kesehatan, ,mengenai layanan jasa kesehatan, tentang

alat-alat kesehatan, gejala suatu penyakit, obat dan pengobatannya,


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

serta tentang pendidikan maupun pelatihan dalam bidang kesehatan

(Liliweri, 2007).

8) DVD/ VCD

Pada DVD (Digital Video Disc) dapat juga dimuat beberapa

video dengan mutu lebih rendah. DVD adalah sejenis cakram optik

yang dapat digunakan untuk menyimpan data termasuk film

dengan kualitas video dan audio yang lebih baik dari kualitas

VCD. VCD berarti Video Compact Disk yang merupakan format

gambar terkompresi (Fey, 2009).

Penggunaan DVD/ VCD dalam bidang kesehatan antara

lain pesan atau informasi kesehatan, promosi kesehatan, kampanye

kesehatan, hiburan yang mendorong perubahan sikap dalam bidang

kesehatan maupun untuk tutorial dalam mengajar (Liliweri, 2007).

9) Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan

besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer

dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana

didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai

yang statis hingga yang dinamis dan interaktif (Purwanto, 2009).

d. Pengaruh Media Massa Bungin (2001) adalah:

1) Kognitif

Media massa dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

2) Afektif

Media massa dapat mengubah emosi dan perasaan sehingga dapat

membentuk sikap masyarakat.

3) Perilaku

Efek perilaku yang dibentuk oleh media massa adalah hasil

perluasan dari efek kognitif dan afektif.

e. Peran Media Massa menurut Liliweri (2007) adalah:

1) Sebagai institusi sosial yang merupakan seperangkat peran untuk

menyebarluaskan informasi.

2) Sebagai agen sosial merupakan proses pembentukan diri berkaitan

dengan dunia sosial yang luas.

2. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaan what. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran

tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek

tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara

sistematis dan diakui secara umum, maka terbentuklah disiplin ilmu

(Notoatmojo, 2002).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

b. Tingkatan pengetahuan

1) Tahu (Know)

Kemampuan mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima (Notoatmojo, 2003).

2) Memahami (Comprehention)

Kemampuan untuk memperjelas objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

(Notoatmojo, 2003).

3) Aplikasi

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi yang sebenarnya (Notoatmojo, 2003).

4) Analisis

Kemampuan manjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi

tersebut (Notoatmojo, 2003).

5) Sintesis

Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-

formulasi (Notoatmojo, 2003).

6) Evaluasi

Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu objek atau materi berdasarkan pada suatu kriteria yang


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada

(Notoatmojo, 2003).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Pro-health

(2009).

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.

2) Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

3. Remaja

a. Pengertian remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere

yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Menurut Piaget,

secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi

merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada

di tingkatan yang sama (Hurlock, 2004).

Pada tahun 1974 World Health Organization (WHO)

memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual

yaitu biologik, psikologik dan sosial ekonomi. Secara lengkap definisi

tersebut adalah:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan

seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola

identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Wirawan, 2002).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

b. Batasan Remaja

Hurlock berpendapat bahwa remaja terbagi atas dua masa yaitu

remaja awal adalah individu yang berusia 13 atau 14-17 tahun dan

remaja akhir adalah individu yang berusia 17-21 tahun (Hurlock,

2004).

Yusuf menyebutkan bahwa batasan remaja dibagi menjadi tiga

yaitu remaja awal, madya dan akhir. Remaja awal adalah individu

yang berusia 12-15 tahun. Remaja madya adalah individu yang berusia

15-18 tahun. Remaja akhir adalah individu yang berusia 19-22 dan

sesudahnya (Yusuf, 2002).

4. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan

sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran

dan sistem reproduksi (Rostina, 2008).

b. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh

remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas

penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental

serta sosial kultural (Rostina, 2008).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

c. Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja

1) Organ Reproduksi

Organ reproduksi adalah bagian tubuh yang berfungsi untuk

melanjutkan keturunan. Organ reproduksi pada wanita meliputi

indung telur (ovarium), umbai-umbai (fimbrae), saluran telur (tuba

falopi), rahim (uterus), leher rahim (serviks), liang kemaluan

(vagina), bibir kelamin (labia). Organ reproduksi pada laki-laki

meliputi batang zakar (penis), saluran kencing (uretra), kantong

pelir (skrotum), epididimis, saluran sperma dan kelenjar prostat

(Moeliono, 2003).

2) Menstruasi atau Haid

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya cairan bercampur

darah dari vagina perempuan. Cairan ini berasal dari dinding rahim

perempuan yang luruh. Menstruasi kadang-kadang disertai rasa

sakit/ mules, bau badan, emosi, dll. Pada waktu haid, pakailah

pembalut, yang harus sering diganti (sekitar 4 jam sekali) & cuci

vagina dengan bersih (Moeliono, 2003).

3) Mimpi basah

Testis yang terletak dalam buah pelir/ zakar laki-laki

menghasilkan sperma. Sperma berenang melalui saluran sperma

yang mengeluarkan cairan khusus semacam lendir. Campuran

sperma dan lendir ini disebut air mani. Pada masa pubertas,

produksi air mani bisa sangat cepat sehingga dalam 2 hari saja
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

sudah terkumpul air mani yang banyak. Air mani yang sudah

banyak ini kadang-kadang keluar secara spontan (tanpa disadari)

pada saat tidur. Keluarnya air mani disebut ejakulasi. Karena sering

terjadi pada waktu tidur inilah, maka keluarnya air mani disebut

sebagai mimpi basah (Moeliono, 2003).

4) Kehamilan pada remaja

Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan

yang tak diharapkan dan atau penyakit. Kehamilan bisa terjadi

karena organ reproduksi sudah matang, tetapi tidak berarti remaja

siap secara fisik, mental dan sosial untuk mengandung, melahirkan,

dan mengasuh bayi. Akan banyak persoalan muncul (Moeliono,

2003).

Kehamilan pada remaja atau kehamilan dini dapat

menyebabkan beberapa resiko terutama pada bayi yang dilahirkan

karena organ reproduksi remaja belum berkembang secara

maksimal (Martadisobrata, 2005).

Masri (2009) berpendapat bahwa akibat kehamilan remaja

adalah dikucilkan masyarakat, putus sekolah, menimbulkan aib

bagi keluarga, aborsi, kelahiran anak yang tidak diinginkan, bayi

lahir cacat, dan berat bayi lahir rendah.

5) Onani atau Masturbasi

Onani adalah aktivitas menyentuh atau meraba bagian tubuh

dengan tujuan untuk merangsang secara seksual dirinya sendiri.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Aktivitas ini dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Menurut

pertimbangan medis onani tidak membahayakan kesehatan selama

tidak merusak bagian tubuh. Mitos yang mengatakan bahwa onani

dapat menyebabkan kabutaan, kerusakan syaraf dan kemandulan

adalah tidak benar. Secara psikologis onani banyak menimbulkan

dampak antara lain ketagihan, pikiran terus mengarah pada masalah

seks sehingga konsentrasi menurun, dapat mengganggu aktivitas

belajar, membuat orang cepat lelah dan menurunkan produktivitas

karena onani menghabiskan energi (Moeliono, 2003).

6) Penyakit Menular Seksual

Hubungan seks satu kali saja juga bisa menularkan penyakit

bila dilakukan dengan orang yang sudah tertular salah satu

penyakit. Ada banyak sekali jenis penyakit menular seksual dari

yang paling ringan sampai yang paling berbahaya sehingga perlu

penanganan oleh dokter. Macam-macam penyakit menular seksual

antara lain adalah syphillis (raja singa), gonorre, herpes genitalis,

dan lain-lain (Burns, 2000).

Akibat penyakit menular seksual adalah infeksi saluran

reproduksi, kemandulan, keguguran kandungan, kanker mulut

rahim, dan cacat janin. Cara pencegahannya dengan tidak

melakukan hubungan seks pada usia remaja dan tidak berganti-

ganti pasangan seks (Masri, 2009).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

7) HIV/ AIDS

Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual

adalah HIV/AIDS (Human Immunodefficiency Virus/ Acquired

Immune Defficiency Syndrome). HIV adalah virus yang merusak

kekebalan tubuh. AIDS kumpulan gejala penyakit karena infeksi

yang memperlemah sistem kekebalan tubuh. Karena sistem

kekebalan tubuh rusak maka tubuh tidak dapat menolak berbagai

penyakit yang datang dan akhirnya tubuh diserang berbagai

penyakit yang biasanya bisa dilawan tubuh (diare, tbc, dll). HIV

ditularkan hanya melalui cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi:

cairan dari vagina/ sperma dan cairan darah (transfusi, jarum

suntik). HIV tidak ditularkan melalui cara lain (ciuman, wc

bersama, alat makan yang sama, nyamuk, berpelukan, dll). Virus

HIV hanya bisa diketahui melalui test darah . Penularannya cukup

lama yaitu 5 - 10 tahun. Selama itu penderita tidak terlihat sakit,

tapi setelah itu bisa sakit parah dan meninggal (Moeliono, 2003).

5. Hubungan penggunaan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Memberikan berbagai informasi penting dan benar menyangkut

kesehatan reproduksinya, anak akan lebih memahami perkembangan dan

perubahan yang akan dialaminya dan karenanya siap menghadapinya

remaja berhak memperoleh informasi yang benar, objektif, akurat, jujur

mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas (Moeliono, 2003).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Teori Piaget menyebutkan bahwa remaja cenderung untuk

membangun pengetahuannya dari informasi yang mereka dapat entah itu

dari media massa, teman, maupun orangtua. Remaja menggabungkan

pengalaman dan pengamatan mereka untuk membentuk pengetahuan

mereka dan menyertakan pemikiran-pemikiran baru yang mereka dapatkan

dari sumber informasi karena tambahan informasi akan mengembangkan

pemahaman mereka tentang suatu pengetahuan (Santrock, 2003).

Bungin (2001) berpendapat bahwa pengaruh dari media massa yang

merupakan bagian dari media informasi salah satunya adalah dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sehingga makin banyak informasi

yang didapat dari media massa tingkat pengetahuan seseorang akan

semakin tinggi. Teori yang disebutkan oleh Piaget maupun dari Bungin

dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan penggunaan media massa

dengan tingkat pengetahuan yang diperoleh seseorang.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

B. Kerangka Konsep
Variabel bebas

Media Massa
- Koran
- Majalah
Variabel terikat
- Radio
- Televisi
- Film
Pengetahuan
- Buku-buku
Kesehatan Reproduksi
- Leaflet/pamflet
- Organ reproduksi
- VCD/DVD
- Menstruasi
- Internet
- Mimpi basah
- Onani
- Kehamilan remaja
Remaja - Penyakit Menular
Seksual
- HIV/AIDS
Variabel perancu
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
- Pendidikan
- Pengalaman
- Usia
- Lingkungan
- Sosial Budaya dan ekonomi

Keterangan:
= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tinjauan pustaka dan

kerangka konsep maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu ”Terdapat

Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan

Reproduksi Pada Remaja”.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan

kesehatan reproduksi pada remaja. Rancangan cross sectional adalah suatu

rancangan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan yang paling sering

digunakan karena secara metodologik paling mudah dilakukan (Arief, 2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 8 Surakarta

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target : Seluruh siswa-siswi SMA kelas XI.

2. Populasi Aktual : Seluruh siswa- siswi kelas XI SMAN 8 Surakarta

sejumlah 324 siswa.

D. Sampel dan Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara random dengan

cara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara acak

22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Hidayat,

2009). Ditindak lanjuti dengan accidental sampling. Sampel yang digunakan

diambil acak dari populasi aktual yaitu siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta.

E. Estimasi Besar Sampel

Prinsip umum yang berlaku dalam penelitian adalah digunakannya

jumlah sampel sebanyak mungkin. Makin kecil jumlah populasi, persentasi

sampel harus semakin besar. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya

kurang dari 1000 maka penulis menggunakan rumus :

n=

keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (p)

(Nursalam, 2003)

Estimasi besar sampel pada penelitian ini dengan jumlah populasi

sebanyak 324 siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta, yaitu sebanyak 179 siswa

yang terbagi dalam 5 kelas (XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPS 1, XI IPS

2).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

F. Kriteria Restriksi

Kriteria restriksi terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Remaja kelas XI SMAN 8 Surakarta.

b. Remaja usia 15-18 tahun.

c. Bersedia menjadi responden.

d. Hadir pada saat pengumpulan data.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Bukan remaja kelas XI SMAN 8 Surakarta.

b. Remaja dengan umur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 18 tahun.

c. Tidak hadir saat pengumpulan data.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Penggunaan media massa.

2. Variabel Terikat : Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

pada remaja.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas : Penggunaan media massa.

Definisi Operasional : adalah jumlah alat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari sumber kepada

masyarakat dengan menggunakan alat

komunikasi mekanis. Jenis media massa yang

dimaksud adalah koran, majalah, buku, televisi,


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

radio, film, pamflet/ leaflet, VCD/ DVD dan

internet.

Skala : Ordinal

Tabel 3.1 Kategori skala penggunaan media massa.


No Skala Nilai
1 Tinggi 9 jenis media massa
2 Sedang 5-8 jenis media massa
3 Rendah 1-4 jenis media massa

2. Variabel Terikat : Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada

remaja

Definisi Operasional : adalah hal-hal yang diketahui remaja meliputi organ

reproduksi, mentruasi, mimpi basah, kehamilan

pada remaja, onani /masturbasi, penyakit menular

seksual dan HIV/AIDS.

Skala : Ordinal

Tabel 3.2 Kategori skala tingkat pengetahuan


No Skala % Nilai
1 Tinggi 76-100
2 Sedang 56-75
3 Rendah Kurang dari 55

I. Instrumentasi

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

I untuk mengukur jumlah media massa yang digunakan, kuesioner II untuk

mengukur tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.

a. Penggunaan media massa untuk mencari informasi tentang kesehatan

reproduksi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Penilaian penggunaan media massa untuk mencari informasi

kesehatan reproduksi diukur dengan menghitung berapa banyak media

massa yang mereka gunakan. Dikatakan Tinggi bila responden menjawab

Ya 9 jenis media massa, sedang bila responden menjawab Ya 5- 8 jenis

media massa dan sedikit bila responden menjawab Ya 1-4 jenis media

massa.

b. Pengetahuan

Penilaian pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi diuji

dengan pertanyaan berjumlah 30 item, berupa pertanyaan positif

(favorable) dan pertanyaan negatif (unfavorable). Disusun dengan

menggunakan bentuk pertanyaan tertutup dengan dua alternatif jawaban,

kemudian responden diminta untuk memilih salah satu dari dua alternatif

jawaban tersebut yaitu : B (Benar) dan S (Salah).

Skor yang diberikan untuk pertanyaan positif (favorable) yaitu 1

untuk jawaban (Benar) dan 0 untuk jawaban (Salah), sedangkan untuk

pertanyaan negatif (unfavorable) 0 untuk jawaban (Benar) dan 1 untuk

jawaban (Salah).

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi


No Item
Variabel Indikator Jumlah
Positif Negatif
Tingkat Organ Reproduksi 2,3,4,6,7 1,5,8 8
Pengetahuan Menstruasi 9,10, 11,12 4
Kesehatan Mimpi basah 13 1
Reproduksi Onani/ masturbasi 15,17 14,16 4
Kehamilan remaja 19,20,21 18 4
Penyakit Menular Seksual 22,23,25,26 24 5
HIV/ AIDS 29,30 27,28 4
Jumlah Soal 30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Sebelum digunakan, kuesioner harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba

angket dilakukan kepada responden yang memiliki karakteristik yang

sama dengan sampel penelitian. Uji coba kuesioner ini menggunakan 20

siswa kelas XI SMK 1 Cokroaminoto. Hal ini sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2005) yaitu agar diperoleh distribusi nilai hasil yang

mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba

paling sedikit 20 orang.

1) Uji Validitas

Validitas diukur dengan menggunakan korelasi product moment

dari Pearson sebagai berikut:

N XY   XY 
R
NX 2

 X  NY 2  Y 
2 2

Keterangan:

N : jumlah responden

X : pertanyaan nomor ke-x

Y : skor total

XY : skor pertanyaan nomor ke-x dikali skor total.

Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total

diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik.

Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu

pertanyaan tersebut berada diatas nilai tabel kritik, maka pertanyaan

tersebut signifikan (Suhermin, 2008).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

2) Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabelitas,

untuk dengan menggunakan rumus Spearman Brown , dengan rumus:

2.rb
r11 =
1+rb
Keterangan :

r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item.

rb : korelasi product moment antara belahan.

Apabila r11 lebih dari r tabel, maka reliable. Jika nilai r11 kurang dari r

tabel, maka tidak reliabel ( Hidayat, 2009).

J. Teknik Analisis Data

Penulis akan menggunakan uji statistik korelasi ranking Spearman. Koefisien

korelasi peringkat Spearman, rs, adalah ukuran erat-tidaknya kaitan antara dua

variabel ordinal, artinya, rs , merupakan ukuran atas kadar atau derajat

hubungan antara data yang telah disusun menurut peringkat (ranked data)

(Supranto, 2001).

Besarnya koefisien korelasi rangking (rs) dapat dihitung dengan

menggunakan formula:

rs = 1 -

Keterangan:

rs : koefisien korelasi rangking Spearman

n : banyaknya pasangan data


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

Σ : notasi jumlah

d : perbedaan rangking antara pasangan data (Algifari, 2003).

Dalam penelitian ini taraf kemaknaan 5%, maka interval kepercayaan sebesar

95%. Untuk mempermudah hitungan maka digunakan program komputer

SPSS versi 17.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi ini dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 8

Surakarta. Penggunaan media massa yang diteliti disini dititikberatkan pada

pengaksesan tentang kesehatan reproduksi oleh remaja. Responden yang diambil

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPS 1,

XI IPS 2.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 dan 8 Juni 2010, selama 2 hari

dengan kegiatan pada hari pertama penelitian pada siswa kelas XI dengan jumlah

responden sebanyak 107 siswa dan penelitian pada hari kedua dilakukan pada

siswa kelas XI dengan jumlah responden sebanyak 72 siswa. Responden mengisi

kuesioner yang telah tersedia kemudian diolah dan didapat hasil sebagai berikut:

A. Deskripsi Responden Penelitian

1. Jenis kelamin responden

Karakteristik jenis kelamin dari hasil penelitian diperoleh dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Distribusi Jenis Kelamin Responden Kelas XI di SMAN 8


Surakarta Tahun 2010
NO JENIS KELAMIN JUMLAH %
1. Laki-laki 85 47,49
2. Perempuan 94 52,51
Jumlah 179 100
Sumber: Data Primer, 2010

Dari jumlah responden sebanyak 179 orang siswa, diperoleh responden

laki-laki sebanyak 85 orang dan perempuan sebanyak 94 orang.

30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

2. Umur responden

Karakteristik umur responden dari hasil penelitian diperoleh dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi umur responden kelas XI di SMAN 8 Surakarta


Tahun 2010
NO UMUR JENIS KELAMIN JUMLAH %
L P
1. 16 tahun 60 74 134 74,86
2. 17 tahun 8 16 24 13,41
3. 18 tahun 10 11 21 11,73
JUMLAH 78 101 179 100
Sumber: Data Primer, 2010

Responden sebagian besar berumur 16 tahun sebanyak 134 orang

(74,86%), dan sebagian kecil berada pada kelompok umur 18 tahun

sebanyak 21 orang (11,73%). Hasil tersebut sesuai dengan kriteria inklusi

penelitian yaitu usia remaja antara 15-18 tahun.

B. Data variabel penggunaan media massa

Hasil distribusi penggunaan media massa pada responden dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Penggunaan Media Massa Responden XI di SMAN 8


Surakarta Tahun 2010
Kategori Jenis Kelamin Jumlah %
Penggunaan L P
Media Massa
Tinggi 8 5 13 7,26
Sedang 79 64 143 79,89
Rendah 9 14 23 12,85
Jumlah 96 83 179 100
Sumber: Data Primer, 2010

Variabel penggunaan media massa menggunakan tiga kategori yaitu kategori

rendah dengan skor 1-4, kategori sedang dengan skor 5-8, dan kategori tinggi

dengan 9.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar remaja yang

menggunakan media massa untuk materi kesehatan reproduksi masuk

kategori sedang (79.89%).

Tabel 4.4 Distribusi Jenis-jenis Media Massa yang digunakan Responden


XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010
No Jenis Media Massa Jumlah Frekuensi (%)
1 Koran 111 62
2 Majalah 145 81
3 Buku-buku 148 82,68
4 Pamflet/leaflet 69 38,54
5 Televisi 155 86,59
6 Radio 108 60,33
7 Film 122 68,15
8 DVD/VCD 98 54,74
9 Internet 156 87,15
Sumber: Data primer,2010

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa media massa yang banyak

digunakan remaja untuk materi kesehatan reproduksi adalah internet,

sebanyak 156 siswa (87,15%).

C. Data variabel tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja

Hasil distribusi tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada responden

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi


Responden Kelas XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010
Kategori Jenis Kelamin Jumlah %
Tingkat L P
Pengetahuan
Tinggi 4 1 5 2,79
Sedang 57 60 117 65,36
Rendah 30 27 57 31,85
Jumlah 91 88 179 100
Sumber: Data Primer 2010
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Variabel tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dibagi dalam tiga kategori

yaitu kategori tinggi dengan skor 76-100%, kategori sedang dengan 56-75%,

dan kategori rendah < 55%.

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi responden (65,36%) masuk dalam kategori

sedang.

D. Hasil analisis data

Data tersebut diolah kemudian dilakukan pengujian data dengan

menggunakan korelasi spearman. Hasil uji korelasi spearman dengan tingkat

kepercayaan 95% atau α = 0,05, setelah dilakukan pengolahan data

didapatkan nilai korelasi spearman sebesar 0,538 berdasarkan rentang korelasi

maka korelasi yang didapat termasuk dalam berkorelasi sedang. Nilai

signifikansi yang didapat adalah 0,000 yang lebih kecil daripada 0,05 maka

hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan penggunaan media massa dengan tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja di SMAN 8 Surakarta.

Semakin tinggi penggunaan media massa maka tingkat pengetahuan kesehatan

reproduksi semakin tinggi pula.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 dan 8 Juni 2010 di SMAN 8

Surakarta dengan jumlah responden 179 orang. Responden dalam penelitian ini

adalah remaja karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh pengguna media

massa adalah remaja usia 15-18 tahun.

Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat

dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang

lebih tua melainkan berada di tingkatan yang sama. Remaja madya adalah

individu yang berusia 15-18 tahun (Hurlock, 2004)

Hasil penelitian didapat bahwa penggunaan media massa untuk mengakses

materi kesehatan reproduksi masuk ke dalam kategori sedang yaitu sebesar 143

siswa (79,89%). Media massa adalah salah satu alat komunikasi yang

memungkinkan penyampaian pesan maupun informasi dari sumber kepada

masyarakat (Cangara, 2003). Penggunaan media massa masuk dalam kategori

sedang yaitu responden menggunakan 4-8 jenis media massa.

Media massa yang paling banyak digunakan untuk mengakses materi

tentang kesehatan reproduksi adalah internet yaitu sebanyak 156 siswa (87,15%).

Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Sutisna (2009) bahwa sebagian besar

remaja menggunakan internet atau media online untuk mendapatkan informasi.

Jenis media massa yang dimaksud adalah koran, majalah, buku, televisi, radio,

film, pamflet/ leaflet, VCD/ DVD dan internet.

34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

Internet dapat digunakan untuk mengirim surat elektronik (email),

bercakap-cakap (chatting), mendengarkan radio (streaming) ,video (streaming)

dan mencari informasi (browsing) dengan siapapun, darimanapun dan kemanapun

dengan biaya yang murah. Tidak seluruh isi di internet dapat bermanfaat

(Iswahyudi, 2010).

Perkembangan internet mulai merambah dan menempatkan posisi kuat

dideretan media massa yang lebih dahulu ada, selain itu sambutan masyarakat

terhadap media ini amat antusias terutama oleh remaja (Bungin, 2008).

Hasil penelitian yang didapat untuk variabel tingkat pengetahuan

kesehatan reproduksi adalah sebagian besar responden memiliki tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi yang sedang sebesar 117 siswa (65,36%).

Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi masuk dalam kategori sedang apabila

memiliki nilai 56-75%. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pro-

health (2009) menyatakan bahwa terdapat enam hal yang paling penting dalam

pembentukan pengetahuan dalam masa remaja yaitu pendidikan, media massa,

sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia.

Perhitungan korelasi rangking spearman yang dilakukan pada penelitian

ini mendapatkan hasil bahwa antara penggunaan media massa dengan tingkat

pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja memiliki nilai korelasi yang

sedang (0,538). Kekuatan korelasi dikatakan sedang apabila nilainya berkisar

antara 0,40-0,599 (Dahlan, 2008). Berdasarkan hasil analisis kedua variabel maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan penggunaan media massa dengan

tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

Teori Piaget menyebutkan bahwa remaja cenderung untuk membangun

pengetahuannya dari informasi yang mereka dapat yaitu dari media massa, teman,

maupun orangtua. Remaja menggabungkan pengalaman dan pengamatan mereka

untuk membentuk pengetahuan mereka dan menyertakan pemikiran-pemikiran

baru yang mereka dapatkan dari sumber informasi karena tambahan informasi

akan mengembangkan pemahaman mereka tentang suatu pengetahuan (Santrock,

2003).

Sutopo dalam Muktiyo (2009) berpendapat bahwa di dalam proses

perubahan sosial, dapat dikatakan bahwa media massa memiliki peran yang

strategis dalam menyebarluaskan pesan serta informasi. Komunikasi sebagai satu

proses transfer informasi, pesan, pengetahuan dan teknologi memiliki peran yang

sangat besar di dalam membawa perubahan pikiran, sikap maupun perilaku

masyarakat.

Potter (2001) dalam Muktiyo (2009) berpendapat bahwa struktur

pengetahuan di bangun dari keahlian yang dimiliki dan informasi yang diterima

baik dari media maupun dari lingkungan (dunia) nyata.

Media massa walaupun memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas

media berdasarkan subyektivitas media, namun kehadiran media massa dalam

kehidupan seseorang merupakan sumber pengetahuan tanpa batas (Bungin, 2008).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Winarni tahun 2006 Hubungan

Sumber-Sumber Informasi dengan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan

Reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa Semakin


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

banyak informasi yang diperoleh remaja tentang kesehatan reproduksi maka

semakin baik tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan

penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi

pada remaja maka diambil simpulan sebagai berikut:

Ada hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan

kesehatan reproduksi pada responden ditunjukkan dengan nilai korelasi

spearman sebesar 0,538 berdasarkan rentang korelasi maka korelasi yang

didapat termasuk dalam berkorelasi sedang. Semakin tinggi penggunaan media

massa maka tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi semakin tinggi pula.

B. Saran

1. Institusi sekolah

Diharapkan institusi sekolah dapat memasukkan materi pendidikan

kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum atau mengadakan penyuluhan

tentang pendidikan kesehatan reproduksi secara berkala agar siswa tidak

mendapatkan informasi yang salah.

2. Remaja

Diharapkan bagi remaja untuk mencari informasi yang benar tentang

pengetahuan kesehatan reproduksi tidak hanya lewat media massa tetapi

juga lewat sumber-sumber informasi yang lain agar remaja tidak

38
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

terjerumus kepada perilaku yang menyimpang dan diharapkan adanya

komunikasi yang baik antara remaja dan orang tua.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.

Arief, Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu


Kesehatan. Surakarta: UNS PRESS.

Bungin, Burhan. 2001. Erotica Media Massa. Surakarta: Muhammadiyah


University Press

______________. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Burns, August. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan.


Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Darwisyah, S. Rokhmawati. 2008. Seksualitas Remaja Indonesia.


http://www.kesrepro.info/?q=node/366. 06 Februari 2010

Efendy, U. Onong. 2008. Selebaran atau Leaflet.


http://inoz3ro.blogspot.com/2008/09/selebaran-atau-leaflet-adalah-
lembaran.html 09 februari 2010

Fey. 2009. Label Multimedia.


http://feyleo83.blogspot.com/search/label/Multimedia. 10 Februari 2010

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, Elizabeth. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Iswahyudi, Catur. 2009. Remaja dan Internet.


http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/03/30/remaja-dan-internet. 20 Juni
2010

Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Martaadisoebrata, Djamhoer. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi


Sosial. Jakarta: YBPSP
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Masri. 2009. Remaja dan Seks Pra Nikah. www.depkes.go.id. 16 Februari 2010

McQuail, Denis. 2000. Mass Communication Theories. London: Sage Publication

Moeliono, Laurike. 2003. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja.


BKKBN

Muktiyo, Widodo. 2009. Anomi Media Massa. Solo: Katta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

___________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Okanegara. 2007. Kondisi Remaja Indonesia Saat ini.


http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi-remaja-
indonesia-saat-ini.html. 08 februari 2010

Pro-health, 2009. Pengetahuan dan Faktor-faktor yang Menpengaruhi.


http://for better health.wordpress.com/. 08 februari 2010

Purwanto, Effy.2009. Pengantar World Wide Web.


http://www.litbang.depkes.go.id/tik/media/Pengantar_WWW.doc. 06
februari 2010

Rivers, William L. 2003. Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada
Media

Rostina. 2008. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja.


http://www.kesrepro.info/?q=node/380. 06 februari 2010

Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhermin. 2008. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. http://blog.its.ac.id/suhermin


statistikaitsacid/files/2008/09/validitas-reliabilitas.pdf. Tanggal diakses :
28 Februari 2010.

Supranto. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sutisna, Senjaya. 2009. Pendidikan Media Massa.


www.sutisna.com/pendidikan/media-massa-3. 12 februari 2010

Wibowo, Muladi. 2004. Remaja dan Pendidik Sebaya. Surakarta: UNIBA Press

Wirawan, Sarlito. 2001 . Psikologi Remaja . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Winarni. 2006. Hubungan Sumber-Sumber Informasi dengan Pengetahuan


Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul
Yogyakarta, Naskah Publikasi, DIV Kebidanan UGM, Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai