Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lexa Maulvi Yonan

NIM : I0220055
Kelas : Filsafat Pegetahuan - D
Dosen Pembimbing : Dr. Yosafat Winarto, ST, MT

Menuju Netralitas Emisi Karbon dengan Aturan Energi Bangunan


• Perubahan iklim yang terjadi di dunia akibat gas rumah kaca
• Perjanjian paris 2015 dalam upaya mengurangi pemanasan global
• Membangun bangunan baru yang selaras dalam merealisasikan pembatasan pemanasan
global
• Dekarboisasi stok bangunan dengan cara membuat tata aturan bangunan
• Aturan energi bangunan yang berfungsi mengefisiensikan dan mengurangi kebutuhan energi
• Desin ramah lingkungan dan energi terbarukan
Emisi Karbon
• Alam menjaga CO2 agar tetap seimbang dengan caranya sendiri
• CO2 merupakan gas yang menyerap radiasi dan mencegah panas keluar dari atmosfer
• Panas berlebih mengganggu pola cuaca dan suhu rata-rata global
• Manusia sangat bergantung pada bahan bakar fosil dan juga merusak alam
• Manusia menghasilkan banyak CO2 tambahan yang pada akhirnya menyebabkan panas
berlebih dan terjebak di atmosfer
Bisakah Kita Menghentikan Pemanasan Global
• Manusia terus menghasilkan gas rumah kaca
• Ratusan negara membuat kesepakatan untuk mengurangi gas rumah kaca melalui perjanjian
Paris 2015
• Indonesia mempunyai komitmen untuk mengurangi gas rumah kaca melalui beberapa aturan
terbaru
• Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan global dan mengurangi penggunaan
gas rumah kaca dan komitmen bersama
Pembangunan Rendah Karbon Indonesia
• Aktivitas Manusia yang merusak alam dan penggunaan energi fosil menjadi penyebab
kenaikan suhu bumi hingga 1,1 derajat celcius
• Perjanjian paris 2015 untuk menekan upaya kenaikan suhu bumin dibawah 1,5 derajat celcius
• Menggunakan energi terbarukan, menegaskan penegakan hukum, carbon pricing, pemulihan
hutan, menjaga SDA, meningkatkan produktivitas lahan. Efisiensi energi

Pembahasan
Dunia sedang menghadapi pemanasan global yang akan sangat berpengaruh terhadung
keberlangsungan kehidupan di bumi. Hal ini terjadi akibat adanya kenaikan gas rumah kaca seperti
CO2 yang dilepaskan ke atmosfer bumi. CO2 di atmosfer dalam batas aman memiliki manfaat sebagai
gas yang menyerap radiasi dan mencegah panas keluar dari atmosfer. Namun, di masa sekarang
jumlah CO2 yang dilepaskan sudah naik drastis sehingga panas yang ada di atmosfer semakin tinggi
dan terperangkap.
CO2 sendiri berasal dari aktivitas lingkungan dan manusia. Pada dasarnya CO2 dibutuhkan oleh
tanaman untuk berfotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi mereka. Sedangkan manusia
sediri pada dasarnya menghasilkan CO2 dari hasil proses bernafas dan aktivitas lainnya. Seiring
perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi, CO2 pun semakin meningkat akibat pembakaran
bahan bakar mesin yang digunakan oleh manusia itu sendiri. Salah satu aktivitas manusia yang
mengeluarkan gas rumah kaca tertinggi adalah bidang konstruksi. Pembangunan yang merusak dan
tidak berkelanjutan menjadi penyebab utama meningkatnya kerusakan alam dan pemanasan global.
Semakin canggihnya teknologi yang diciptakan tidak sejalan dengan manfaat yang diberikan untuk
lingkungan. Manusia cenderung menggunakan teknologi untuk merusak alam dan juga menggunakan
sumber daya alam secara tak terkendali. Hal ini lah yang menyebabkan pemanasan global yang
berpengaruh pada perubahan suhu dan iklim di bumi. Saat ini suhu dibumi sudah naik 1,1 derajat
celcius yang mengakibatkan kekeringan dan perubahan suhu ekstrim di berbagai belahan bumi.
Bahkan menurut perkiraan peniliti, suhu bumi akan naik 2 derajat di tahun 2030.
Untuk itu, Pada tahun 2015 di Paris para pemimpin negara mengadakan dan menyepakati sebuah
perjanjian mengenai isu pencegahan pemanasan global. Para pemimpin negara bersepakat untuk
mencegah kenaikan bumi dibawah 1,5 derajat ceclcius di tahun 2030. Langkah ini juga didukung
dengan beberapa kebijakan di masing-masing negara sebagai tindak lanjut. Beberapa langkah yang
dapat dilakukan seperti Menggunakan energi terbarukan, menegaskan penegakan hukum, carbon
pricing, pemulihan hutan, menjaga SDA, meningkatkan produktivitas lahan. Efisiensi energi.
Indonesia berkomintmen untuk mengurangi gas rumah kaca melalui moratorium aturan
penggunaan lahan gambut hingga pembangunan yang efektif dan berkelanjutan. Hal yang menjadi
pusat fokus utama salah satunya adalah terkait dengan aktivitas pembangunan di bidang konstruksi
yang memang pada realitanya Indonesia belum mempunyai kebijakan yang pro terhadap lingkungan
dan lama sekitar. Untuk itu, pemerintah mulai menyiapkan aturan-aturan dibidang konstruksi yang
dapat membantu para arsitek dan kontraktor untuk mewujudkan pembangunan yang sustainable dan
ramah lingkungan.
Sebagai seorang arsitek, seharusnya memiliki kontribusi dan peran yang sangat tinggi untuk
mampu mewujudkan perjanjian paris 2015 untuk menekan pemanasan global dibawah 1,5 derajat
celcius. Sebagai penyumbang utama gas rumah kaca, seharusnya arsitek mampu mengarahkan dan
menciptakan pembangunan yang mampu memahami dan merespon lingkungan sekitar agar terwujud
sebuah bangunan yang sustainable dan eco-friendly yang tentunya akan sangat membantu
mewujudkan perjanjian paris 2015 terkait isu pemanasan global.

Keterkaitan terhadap sudut pandang pengetahuan, ilmu, dan filsafat (ontologis, epistemologis dan
aksiologis)
Dari 4 sumber diatas dapat kita lihat bersama bahwasannya dengan judul berbeda menghasilkan
hasil pembahasan yang hampir sama dan saling berkaitan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
mampu berfikir secara logis dalam menerangkan dan memberi solusi terhadap suatu isu.
Jika dilihat dari sudut pandang pengetahuan, ilmu, dan filsafat (ontologis, epistemologis dan
aksiologis). 4 permasalahan diatas menjelaskan solusi dengan penyelesaian yang sama. Hal ini mampu
mengajak pembaca untuk menyimpulkan secara nyata mengenai pembahasan yang dibahas. Pada
hakekatnya manusia selalu membutuhkan suatu pedoman dalam menciptakan sebuah keputusan
yang dianggap benar. Melalui 4 sumber bacaan diatas menunjukkan bahwa beberapa poin-poin yang
bisa dijadikan sebagai patokan dan pernyataan pembenaran (pedoman) yang diambil berdasarkan
riset dan pembahasan secara nyata oleh berbagai pihak sehingga mampu dijadikan sebuah pedoman
bagi para pembaca untuk menyimpulkan terkait isu pemanasan bumi.

Anda mungkin juga menyukai