617.6
CLA
a
Skripsi
Diajukan Oleh:
CLARA RIJANI
P07125216 005
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan gigi dan Mulut Keluarga dengan Status
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan bukanlah
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik dari pihak lain.
Adapun karya atau pendapat pihak yang dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah
penulisan yang berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat dengan rasa
dengan aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui pernyataan ini
tidak benar.
Yang Menyatakan
Clara Rijani
iv
Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan
indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya
hidup justru akan terasa, apabila semuanya berlalu dengan baik, meski harus
cita. Dikelilingi padang ilalang dan pematang sawah. Ku ikatkan tekat pada
serumpun rundukan padi. Ku simpan buhul-buhul asa yang kelak akan ku raih.
Kata terima kasih saja tak cukup untuk ku ucapkan atas jasa yang telah
diberikan. Hanya doa yang bisa kupanjatkan kepada yang maha kuasa atas segala
nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan kepada ku sejak lahir sampai detik
ini.
Teruntuk ayah dan mamak, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang tak
terhingga yang selalu ada disetiap suka maupun duka, yang senantiasa selalu
mendoakan disetiap detik waktu yang berjalan. Sehingga sampai pada titik ini.
ketika lelah menyelimuti.Terima kasih juga ku ucapkan kepada semua yang telah
berbaik hati dan ikhlas dalam menyemangati, membantu, menolong tanpa pamrih.
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menimba ilmu hingga menyelesaikan skripsi ini.
Salawat beserta salam kepada Rasulullah SWA yang mana oleh beliau telah
membawa kita dari alam jahiliyah ke alam islamiyah seperti yang kita rasakan
pada saat ini.
Skripsi ini berjudul Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Keluarga
dengan Status Karies pada Keluarga disusun dan diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV Jurusan Keperawatan gigi.
Skripsi ini disusun bertitik tolak dari keinginan penulis untuk memberi konstribusi
yang nyata dalam usaha meningkatkan kualitas fisik didalam kehidupan sehari-
hari. Penyusunan skripsi ini juga didasarkan atas keinginan penulis yang begitu
besar dalam pengembangan ilmu keperawatan gigi.
Skripsi ini dibuat berdasarkan referensi-referensi yang akurat dari berbagai
sumber penelitian. Akhirnya pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ampera Miko, DNCom, MM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh
2. Nurdin, S.Si.T selaku ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh dan sekaligus dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan mendorong semangat penulis dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini.
3. Andriani, SKM, M.Kes selaku ketua prodi D-IV keperawatan gigi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Aceh.
4. dr. drg. Cut Aja Nuraskin, M.Pd selaku penguji I yang telah memberikan
arahan dan masukan dalam menyempurnakan proposal skripsi ini.
5. Reca, S.ST, M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam menyempurnakan proposal skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar prodi D-IV Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh yang telah memberi ilmu sehingga penulis dapat menulis
skripsi ini
7. Kepada Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga tersayang yang telah memberi
dorongan kepada penulis.
8. Teman – teman yang telah banyak membantu penulis sehingga dapat
terselesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penyajian, bahasa, maupun
dari segi materi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
memgharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
sehingga akan memberikan suatu informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis
vii
ABSTRAK
Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Keluarga dengan Status Karies pada
Keluarga
Clara Rijani
Mahasiswi Prodi D-IV Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang dapat menyerang semua
orang dan dapat timbul pada satu atau lebih permukaan gigi. karies gigi diawali
dari rusaknya permukaan gigi seperti pit, fissures, dan daerah inter dental yang
kemudian dapat meluas kebagian yang lebih dalam seperti dentin, dan pulpa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan gigi dan
mulut keluarga dengan status karies keluarga. Metode yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan studi
literatur. Hasil dari penelitian ini adalah keluarga yang dengan asuhan dan
perilaku keluarga yang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut keluarganya
tingkat kariesnya rendah dan sebaliknya. Kesimpulan dan saran berdasarkan
penelitian yang dilakukan, keluarga yang dengan asuhan dan perilaku keluarga
yang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut keluarganya tingkat kariesnya
rendah dan keluarga yang kurang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut
keluarganya tingkat kariesnya masih tinggi. Diharapkan peran orang tua dalam
meningkatkan pengetahuan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan
cara menyikat dengan teknik yang tepat dan tepat waktu, memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut dengan teratur setiap 6 bulan sekali ke tempat pelayanan kesehatan.
Orang tua harus membimbing anak dalam melakukan sikat gigi dan dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut keluarganya agar dapat mempraktekkan
perilaku hidup sehat dibidang kesehatan gigi dan mulut di rumah.
viii
ABSTRACT
Family Dental and Oral Nursing Care with Caries Status in The Family
Caries are dental hard tissue diseases that can attack everyone and can arise on
one or more surfaces of teeth. This research aims to describe the care of nursing
teeth and family mouths with the status of family caries. The method used in the
preparation of skripsi is descriptive research with the design of literature studies.
The result of this study was that families with foster care and family behaviors
who cared about the health of their teeth and mouths had low caries and vice
versa. Conclusions and suggestions based on research conducted, families with
foster care and family behaviors who care about the health of their family's teeth
and mouth rates are low and families who are less concerned about the health of
their teeth and mouths are still high. Dexpect the role of parents in improving the
knowledge and maintenance of dental and oral health by brushing with
appropriate and timely techniques, checking dental and oral health regularly every
6 months to the health service. Parents should guide the child in doing
toothbrushes and in the maintenance of their family's dental and oral health agar
can practice healthy livingbehaviors in the field of dental and oral health at home.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
A. Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Keluarga ....................................... 5
B. Karies ...................................................................................................... 11
C. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Asuhan Keperawatan Gigi dan
Mulut Keluarga dengan Status Karies....................................................... 16
BAB III METODE DAN PELAKSANAAN ........................................................ 18
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 18
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 18
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya yang telah
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan jasmani yang
tidak bisa dipisahkan satu dan yang lainnya. Kesehatan gigi dan mulut yang
perawat gigi yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi serta
untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Peran keluarga dalam
2010).
1
2
semua orang dan dapat timbul pada satu atau lebih permukaan gigi. karies
gigi diawali dari rusaknya permukaan gigi seperti pit, fissures, dan daerah
inter dental yang kemudian dapat meluas kebagian yang lebih dalam seperti
mulut sebesar 30,5% dan yang mengalami karies gigi aktif 1,4%.
DMF-T siswa.
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut orang tua
murid masih belum baik, hal tersebut menyebabkan orang tua kurang
dokter gigi dan mendapatkan perawatan gigi. Jarak tempuh menuju fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas mempunyai jarak tempuh yang cukup jauh yaitu ±
Hasil penelitian Rham Hakim Sulthan et al., (2019) dengan subjek dalam
penelitian ini adalah satu keluarga dengan tahap perkembangan keluarga anak
konsumsi glukosa merupakan faktor risiko kejadian karies gigi pada orang
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
kesehatan gigi serta untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut.
kegiatan dalam praktik keperawatan gigi dan mulut yang diberikan kepada
5
6
mengolah saran - saran dari orang lain yang mengarah pada tanggung jawab
diberikan.
yang optimal, diawali dari diri individu itu sendiri. Setiap orang hendaknya
orang lain, baik dalam keluarga maupun masyarakat dalam kesehatan gigi
dan mulut.
7
merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan gigi dan mulut, yang
tertentu, konsep tertentu, teori atau filsafah. Dalam proses keperawatan gigi
dan mulut keluarga juga dibagi dalam lima tahap yang terdiri dari:
a. Tahap Pengkajian
Data yang dikumpulkan terdiri dari data subjektif dan data objektif.
sakit kepala dan hal-hal lain yang membuat pasien tidak nyaman
darah, penyakit degenerasi atau penyakit lain termasuk alergi obat dan
extra oral (di luar mulut) dan intra oral (di dalam mulut)
9
b. Tahap diagnose
klinis klien yang dianalisa dan ditandai oleh suatu pernyataan diagnosa.
sebagai analisis dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan situasi
c. Tahap perencanaan
pasien.
d. Tahap Implementasi
dilaksanakan perawat gigi atau pihak lain dalam rangka mencapai tujuan
record).
11
e. Tahap evaluasi
proses asuhan keperawatan gigi dan mulut yang telah dilakukan untuk
B. Karies
1. Definisi Karies
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan karies yang ditandai dengan
semua orang dan dapat timbul pada satu atau lebih permukaan gigi. karies
gigi diawali dari rusaknya permukaan gigi seperti pit, fissures, dan daerah
inter dental yang kemudian dapat meluas kebagian yang lebih dalam seperti
2. Etiologi Karies
Secara garis besar karies gigi disebabkan karena tingginya kadar asam
a. Host
Host adalah organ tubuh manusia (gigi dan saliva), bentuk anatomi
terjadinya karies gigi. Bentuk morfologi seperti bentuk pit dan fisur
pada gigi, lapisan terluar gigi atau enamel adalah lapisan lebih keras
dan lebih padat, sehingga lapisan enamel ini lebih tahan karies
2011).
13
dan air. Tidak sedikit ditemukan kasus pada enamel terdapat karies gigi
yang kecil, tetapi setelah di cek oleh dokter gigi kariesnya sudah meluas
Saliva atau air liur adalah host yang bertugas sebagai pertahanan
utama dari karies gigi dengan cara memineralisasi karies gigi yang
masih dini melalui komponen ion fosfat dan fluor. Saliva juga terdapat
b. Mikroorganisme
1) Plak adalah suatu deposit lunak yang tidak berwarna dan terdiri
2007).
14
c. Substrat
untuk memproduksi asam dan bahan yang aktif dalam timbulnya karies.
d. Waktu
yang lama. Waktu untuk terjadinya karies ini bervariasai, dari hitungan
terjadi, dan hal ini akan semakin parah apabila seseorang memakan
2013).
adanya plak pada permukaan gigi. Plak dapat digambarkan sebagai lapisan
Plak ini sangat tipis dan baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan.
Plak dihasilkan dari sukrosa (gula) atau sisa makanan yang menempel
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan karies yang ditandai dengan
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi baik buruknya
status kesehatan gigi sehingga akan mempengaruhi juga angka karies yang
terjadi.
Menurut Jiao, dkk (2012) salah satu masalah gigi pada anak adalah karies
gigi atau gigi berlubang. Penyebab karies gigi atau gigi berlubang adalah
17
Prevalensi karies gigi pada anak perempuan lebih tinggi daripada anak
laki-laki karena masa pubertas perempuan biasanya lebih cepat daripada laki -
Hamada, T., 2008). Selain itu waktu erupsi gigi anak perempuan biasanya
kronologis yang sama (Subedi, B., Shakya, P., Jnawali, M., 2011).
faktor peningkatan karies yang tinggi pada anak perempuan (Mangkey, 2015)
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN
A. Rancangan Penelitian
B. Pelaksanaan Penelitian
mulut keluarga.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan gigi dan mulut keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
dalam praktik keperawatan gigi dan mulut yang diberikan kepada klien sebagai
Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan karies yang ditandai dengan
rusaknya email dan dentin yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme bakteri
(Ramayanti, 2013)
Perilaku orang tua yang baik terhadap kesehatan gigi akan menghasilkan
keadaan kesehatan gigi yang baik pada anak. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
perilaku orang tua dalam keluarga terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat
berupa: memotivasi anak untuk menyikat gigi dengan teratur dan tepat waktu, dan
membimbing anak sewaktu menyikat gigi. Mendorong kerjasama yang lebih erat
antara anak dengan ibunya sebagai pembimbing dalam menggosok gigi akan
keperawatan gigi keluarga dengan uji wilcoxon ada perbedaan nilai PHP, decay
dan filing pada kelompok perlakuan diperoleh nilai signifikansi (<0,05). Pada uji
19
20
Mann-Whitney perbedaan nilai PHP, decay dan filing nilai signifikansi lebih kecil
dari nilai alpha (<0,05) pada kedua kelompok. Kesimpulan terdapat perbedaan
nilai PHP, decay dan filing pada kedua kelompok dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari nilai alpha (000<0,05) artinya ada perbedaan atau pengaruh home visit
keperawatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan kepada individu,
meningkatkan mutu, cakupan, efisiensi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
rangka tercapainya kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut,
serta status kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Secara khusus tujuan
melaksanakan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut, mampu
siswa sekolah dasar yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Upaya-upaya
21
dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yakni penyuluhan. Penyuluhan
masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat
Perilaku orang tua yang baik terhadap kesehatan gigi akan menghasilkan
keadaan kesehatan gigi yang baik pada anak. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
perilaku orang tua dalam keluarga terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat
berupa: memotivasi anak untuk menyikat gigi dengan teratur dan tepat waktu, dan
membimbing anak sewaktu menyikat gigi. Mendorong kerjasama yang lebih erat
antara anak dengan ibunya sebagai pembimbing dalam menggosok gigi akan
dengan diawasi orang tua terbukti lebih baik dari pada yang tidak diawasi oleh
orang tuanya dalam menyikat gigi (Axelsoon Dkk, 2003). Mengajak orang tua
agar memperhatikan dan mengontrol anak untuk menyikat gigi dengan benar dan
tepat waktu, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan. Peran serta orang
tua dalam mengontrol waktu sikat gigi anak dapat mempengaruhi nilai kebersihan
Berdasarkan uji beda Mann-Witney Test pada decay dan filing diperoleh hasil
(,000<0,05) menunjukkan arti bahwa ada perbedaan nilai decay dan filing pada
kedua kelompok. Dalam home visit perawat gigi memberikan motivasi bahwa gigi
yang berlubang agar mendapat perawatan, dan menjelaskan bahaya dari lubang
gigi, sehingga anak dan orang tua mengerti, dan timbul motivasi bersedia untuk
melakukan perawatan. Hal ini sesusai dengan penelitian yang dilakukan pada anak
remaja Turki yang frekuensi mengunjungi dokter gigi rendah diberi motivasi dan
pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut, dan memberikan penjelasan akan
Melalui home visit perawat gigi bertujuan untuk melakukan pendekatan dengan
keluarga. Peran perawat gigi terbukti dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi
memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut lebih baik
dari SD UKGS. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara
yang dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap
gigi dan mulut. Perilaku adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu
dalam bentuk nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
terhadap status kesehatan gigi dan mulut. Semakin baik perilaku seseorang maka
semakin tinggi tingkat kebersihan giginya dan semakin rendah pula status karies
giginya. Hal tersebut dilihat dari apa yang telah dilakukan sesuai dengan tingkatan
pelayan kesehatan gigi yang didapat. Sebaliknya, jika perilaku yang tidak baik
24
akan semakin rendah tingkat kebersihan gigi dan mulutnya serta semakin tinggi
memberikan pengaruh terhadap status DMF-T siswa dengan nilai p=0,003 dengan
memperoleh pelayanan kesehatan gigi secara menyeluruh, antara lain: sikat gigi
masal yang dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali, kumur-kumur
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nur Amaniah (2009)
status DMF-T siswa baik. Hal ini disebabkan tersedianya sarana/prasarana yang
baik dan frekuensi kunjungan petugas kesehatan gigi dan mulut baik. Program
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD terus dilaksanakan
ditingkatkan lagi. Dengan adanya program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
jenis kelamin menunjukan bahwa pada anak perempuan memiliki indeks yang
perempuan lebih tinggi dibandingkan pada anak laki-laki. Hasil penelitian ini
ditunjang dengan penelitian yang diakukan pada anak sekolah dasar di Kelurahan
25
indeks DMF-T lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
Prevalensi karies gigi pada anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-
laki karena masa pubertas perempuan biasanya lebih cepat daripada laki-laki.
Selain itu waktu erupsi gigi anak perempuan biasanya dapat lebih cepat 1 hingga 6
daripada laki-laki pada usia kronologis yang sama (Subedi Dkk, 2011). Selain itu
peningkatan, sedangkan nilai indeks def-t mengalami penurunan. Hal ini dapat
terjadi karena tingkat prevalensi karies gigi juga akan meningkat seiring
bertambahnya usia (Pintauli Dkk, 2008). Anak usia sekolah dasar memiliki
pengalaman karies yang tinggi. Hal ini disebabkan, pada geligi usia tersebut
mengalami fase pergantian gigi, dari gigi sulung ke fase gigi dewasa.
Gigi yang sedang erupsi memiliki kerentanan terhadap karies, kerentanan itu
sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi
26
Indeks DMF-T yang diperoleh pada usia 12 tahun termasuk kedalam kategori
tinggi. Usia 12 tahun merupakan usia pantauan global atau dijadikan indikator
usia oleh WHO. Usia 12 tahun ini dianggap semua gigi permanen telah erupsi
kecuali molar ke tiga dan pada usia ini juga dianggap anak sudah dapat
berkomunikasi. Indeks DMF-T yang diperoleh pada usia 6 tahun yaitu termasuk
kedalam kategori tinggi, begitu juga dengan indeks def-t termasuk ke dalam
dijadikan dasar pengalaman karies dan juga sebagai acuan untuk melihat
pengalaman karies yang terjadi pada gigi sulung . Hasil penelitian pada usia 12
tahun bila dibandingkan dengan salah satu tujuan Oral Health 2020 untuk anak
yaitu Indeks DMF-T < 1 tidak sesuai dan masih sangat jauh untuk menurunkan
angka kejadian karies pada anak di SDN Mekarjaya menjadi < 1 (Puspita Dkk,
2017).
keperawatan gigi dan mulut status kariesnya rendah dan yang tidak mendapatkan
asuhan keperawatan gigi dan mulut status kariesnya tinggi. Begitu pula dengan
perilaku orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut kelurganya. Peneliti
merupakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bidang promotif, preventif,
dan kuratif sederhana yang dijutukan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi
27
dan mulut keluarga. Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai
dengan rusaknya lapisan email dan dentin yang diakibatkan karena proses
kesehatan gigi dan mulut yang baik akan memberikan dampak yang baik pula
terhadap anak, orangtua yang mengerti dan peduli terhadap kesehatan gigi dan
mulut anaknya tingkat kariesnya lebih tinggi, begitu juga sebaliknya orangtua
yang kurang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya tingkat kariesnya
cenderung lebih tinggi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa indeks karies lebih
tinggi terjadi pada wanita dibandingkan pria, hal tersebut bisa diakibatkan karena
wanita lebih cepat mengalami erupsi 1 sampai 6 bulan dibandingkan pria, dan
implementasi dan evaluasi. Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan karies yang
ditandai dengan rusaknya email dan dentin yang disebabkan oleh aktivitas
asuhan dan perilaku keluarga yang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut
keluarganya tingkat kariesnya rendah dan keluarga yang kurang peduli terhadap
kesehatan gigi dan mulut keluarganya tingkat kariesnya masih tinggi. Diharapkan
gigi dan mulut dengan cara menyikat dengan teknik yang tepat dan tepat waktu,
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut dengan teratur setiap 6 bulan sekali ke
tempat pelayanan kesehatan. Orang tua harus membimbing anak dalam melakukan
sikat gigi dan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut keluarganya agar
dapat mempraktekkan perilaku hidup sehat dibidang kesehatan gigi dan mulut di
rumah.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Bebe, Z. A., Susanto, H. S., & Martini, M. (2018). Faktor Risiko Kejadian
Karies Gigi Pada Orang Dewasa Usia 20-39 Tahun Di Kelurahan Dadapsari,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 6(1), 365-374.
2. Chemiawan, E., M. Gartika, dan R. Indriyanti. 2014.Perbedaan Prevalensi
Karies Pada Anak SD Dengan Program UKGS dan Tanpa UKGS.
Lembaga Penelitian FKG UNPAD. Bandung
3. Dewi, P. K., Aripin, D., & Suwargiani, A. A. (2017). Indeks DMF-T dan def-t
pada anak di Sekolah Dasar Negeri. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 1(2), 122-126.
4. Eliza, H., P.M. Hiranya, N. Neneng. 2011.Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. EGC. Jakarta.
5. Friedman, M., Bowden, R.V., Jones, G.E. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,
Teori & Praktik edisi 5.Jakarta : EGC. 2010
6. Gurenlian, J.R. 2007. The Role of Dental Plaque Biofilm in Oral
Health.Journal of Dental Hygiene81(5): 1-11.
7. Hiremath S. Textbook of preventive and community dentistry. 2 nd ed. India:
Reed Elsevier India Private Limited. 2011. h. 211-5.
8. Jiao j, Moudon AV, Hurvitsz PM, Drewnoski A. (2012). How to identify food
desert: measuring physical and economic :acces to supermakers in king
county, woshington. Am J Public Health
9. Mangkey E. Posangi J, Lemana MA. Gambaran status karies pada siswa SMP
Negeri 1 Tomohon. J e-Gigi (eG). 2015;3(1):185-7.
10. Marimbun, B. E., Christy N. M., Damajanty H. C. P., 2016. Hubungan Tingkat
Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Status Karies. Jurnal
e-Gigi (Eg), volume 4, Nomor 2, Hlm. 178
11. Sirait, N. M. Hubungan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Terhadap Status Dmf-T Siswa Sd Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Selatantahun 2011.
12. Kementerian Kesehatan RI, (1), 2. Retrieved from
http://gajiroum.kemkes.go.id/gajiroum/data/UU_NO_36_2014.pdf
13. Kennedy. 2002. Konservasi Gigi Anak (Pediatric Operative Dentistry). EGC.
Jakarta.
14. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi & mulut sehat pencegahan dan
pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008. h. 4-18.
15. Ramayanti, S., dan I, Purnakarya. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian
Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat 7(2):89-93.
16. Rham Hakim Sulthan, R. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Tahap Perkembangan Keluarga Anak Usia Prasekolah (Doctoral dissertation,
STIKes Kusuma Husada Surakarta).
17. Subedi B, Shakya P, Jnawali M, Paudyal B, Acharya A. Prevalence of dental
caries in 5–6 years and 12–13 years age grup of school children of kathmandu
valley. J Nepal Med Assoc. Oct-Dec 2011;51(184):176-81.
18. Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta. 2004
29
19. Suryani, L. (2018). Pengaruh Home Visit Asuhan Keperawatan Gigi Keluarga
Terhadap Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Balita Di Desa Lambhuk
Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Hidup, 3(1), 69-
79.
20. Tarigan, R. 2014. Karies gigi.Edisi 2. EGC.Jakarta.
21. Taylor Steven J. 1993 Kualitatif : Dasar - Dasar Penelitian. Surabaya: Usaha
Nasional
22. http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-studi-pustaka/ diakses
pada tanggal 29 april 2020
30