Anda di halaman 1dari 5

YULITA AMANDASARI_34_XI MIPA 2

GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN MAKANAN

Tubuh manusia dijalankan dengan berbagai sistem. Salah satunya sistem pencernaan. Sistem
pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sistem organ pencernaan untuk mengolah makanan
agar dapat diserap nutrisinya dan diubah menjadi energi. Sistem organ pencernaan pun terdiri dari
organ-organ yang memiliki peranannya masing-masing dalam mengolah makanan.
Sistem pencernaan adalah salah satu bagian tubuh yang memiliki peran sangat penting.
Apabila organ pencernaan mengalami masalah, tentu saja hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap kesehatan tubuh. Maka dari itu, penting bagi Anda mewaspadai macam-macam
gangguan pencernaan yang bisa menyerang. Sistem pencernaan manusia cukup kompleks
dan melibatkan banyak organ-organ penting. Gangguan pada sistem pencernaan ada
banyak jenisnya, bisa terjadi pada siapa saja, dan semuanya dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman.
Gangguan pencernaan adalah gangguan pada saluran pencernaan atau disebut juga saluran
gastrointestinal. Saluran tersebut termasuk kerongkongan, hati, lambung, usus halus, usus
besar, kantong empedu, dan pankreas. Beberapa jenis gangguan pencernaan dapat
berlangsung singkat dan sembuh dengan perawatan rumahan, sementara kondisi lainnya
dapat berlangsung lama dan mungkin membutuhkan bantuan dokter untuk mengatasinya.
Adapun macam-macam gangguan pencernaan yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

1.) Gastritis
Gastritis adalah peradangan atau pembengkakan pada mukosa lambung. Gastritis dapat
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola makan
misalnya seperti makan terlambat atau makan terlalu banyak dan memakan makanan yang banyak
mengandung bumbu pedas. Faktor tersebut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan zat-zat yang
di hasilkan oleh lambung. Seperti yang kita ketahui lambung adalah salah satu organ pencernaan
dalam tubuh manusia yang berfungsi menyimpan makanan, mencerna makanan, dan kemudian
mengalirkan ke usus kecil. Di dalam lambung terdapat beberapa enzim-enzim pencernaan
misalanya seperti pepsin asam lambung, dan mukus untuk melindungi dinding lambung. Apabila
terjadi ketidakseimbangan di antara faktor-faktor tersebut misalnya asam yang berlebihan atau
mukus yang berkurang dapat mengakibatkan iritasi pada dinding lambung sehingga bisa terjadi
peradangan atau gastritis. Penyakit gastritis dapat menimbulkan berbagai gejala. Pada kusut akut,
gejala yang sering muncul biasanya adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah, tidak nafsu makan,
kembung, penurunan berat badan dan perih atau sakit seperti terbakar pada bagian perut bagian
atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika saat makan.
Pengobatan gastritis pada dasarnya tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, gastritis
yang disebabkan oleh bakteri, bisa diobati dengan obat-obatan antibiotic. Sementara, radang
dinding lambung ini bisa dicegah dengan menjauhi berbagai faktor penyebab penyakit ini, seperti
menjaga pola makan yang sehat dan seimbang serta menjauhi alkohol.

2.) Tukak Lambung (Ulkus)


Tukak lambung biasanya di tandai dengan adanya luka-luka pada bagian permukaan lambung.
Biasanya penyakit gestritis yang tidak segera di tangani akan mengakibatkan tukak lambung.
Sebagian besar tukak lambung di sebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Penyakit ini
biasanya hidup berkoloni dan menginfeksi pada bagian lapisan mukosa lambung sehingga
mengganggu fungsinya sebagai pelindung. Akibatnya akan terjadi peradangan hebat pada
lambung yang yang kadang-kadang di sertai dengan perdarahan.
Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna gelap,
penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya nafsu
makan. Untuk melakukan diagnosis tukak lambung lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan
esofagogastroduodenoskopi.

3.) Sembelit
Sembelit adalah kondisi yang ditandai dengan BAB yang lambat. Keadaan ini terjadi karena usus
besar menyerap air secara berlebihan sehingga feses menjadi kering dan keras.

Berikut ini beberapa penyebab sembelit yang bisa terjadi:


 Kurang minum
 Kurang makan makanan mengandung serat
 Tidak membiasakan diri BAB setiap hari
 Faktor usia
 Kekurangan aktivitas fisik
 Kehamilan
 Stres

Cara mengobati sembelit:


Untuk membantu meringankan sembelit, banyak minum air putuh dan makan makanan yang
mengandung banyak serar adalah solusinya. Jika pergi ke dokter, dokter mungkin akan
memberikan obat mineral oil atau docusate sodium yang berfungsi untuk melunakkan kotoran,
sehingga pembuangan feses lebih mudah

4.) Diare
Melansir Health Line, diare adalah keadaan buang air besar (BAB) yang terjadi terlalu sering
dengan feses yang encer atau banyak mengandung air. Diare memang biasanya berlangsung
beberapa hari dan seringkali menghilang tanpa perawatan. Namun, diare bisa bisa terjadi secara
akut atau kronis. Diare akut terjadi ketika kondisinya berlangsung selama satu hingga dua hari.
Jika mengalami kondisi ini, seseorang mungkin mengalami diare akibat infeksi virus atau bakteri,
termasuk karena keracunan makanan. Sedangkan, diare kronis mengacu pada diare yang
berlangsung selama setidaknya empat minggu. Ini biasanya akibat dari penyakit usus atau
kelainan, seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn.

Berikut ini beberap penyebab diare secara umum:


Intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa
 Alergi makanan
 Reaksi yang merugikan terhadap obat
 Infeksi virus
 Infeksi bakteri
 Penyakit usus
 Infeksi parasit
 Operasi kandung empedu atau perut
Sementara, rotavirus adalah penyebab umum diare pada masa kanak-kanak. Diare juga kerap
diakibatkan oleh infeksi bakteri Salmonella atau E. coli

Cara mengobati diare:


Perawatan untuk diare biasanya membutuhkan penggantian cairan yang hilang. Dengan
demikian, Anda berarti perlu minum lebih banyak air atau minuman pengganti elektrolit. Dalam
kasus diare yang lebih serius, Anda mungkin perlu mendapatkan cairan infus di rumah sakit. Jika
infeksi bakteri adalah penyebab diare Anda, dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik.
Dokter Anda akan memutuskan perawatan Anda berdasarkan:
 Keparahan diare dan kondisi terkait
 Frekuensi diare dan kondisi terkait
 Tingkat status dehidrasi
 Riwayat kesehatan
 Usia
 Kemampuan Anda untuk mentoleransi berbagai prosedur atau pengobatan

5.) GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam terjadi ketika asam lambung atau
empedu mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan mulas dan gejala tidak nyaman
lainnya. Kebanyakan orang mengalami refluks asam dari waktu ke waktu, terutama setelah makan
makanan pedas atau makanan berat. Namun, ketika refluks asam terjadi lebih dari dua kali
seminggu, kondisi ini dianggap sebagai penyakit GERD. Penyakit GERD sendiri memiliki
potensi untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Berikut ini beberapa gejala-gejala penyakit GERD:


 Sensasi terbakar di dada (mulas) yang kadang-kadang bergerak ke tenggorokan
 Rasa asam di bagian belakang mulut
 Kesulitan menelan
 Batuk kering
 Tenggorokan sakit
 Mual
 Bersendawa
 Memuntahkan makanan atau cairan asam
 Merasakan benjolan di tenggorokan

Cara mengobati GERD:


Untuk mengatasi gejala GERD, Anda mungkin akan disarankan dokter untuk mengonsumsi obat-
obatan golongan berikut :
 Antasida
 H-2 receptor blockers, seperti cimetidine, famotidine, dan ranitidine
 Proton pump inhibitors (PPIs), seperti lansoprazole dan omeprazole
Untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut, Anda perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.
Selain mengonsumsi beberapa obat di atas, Anda perlu juga melakukan perubahan gaya hidup
agar GERD tak kambuh lagi. Ini yang dianjurkan untuk mencegah penyakit GERD:
 Menjaga berat badan ideal
 Tidak merokok
 Tidak berbaring atau tidur setidaknya dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah makan
 Mengurangi makanan atau minuman yang memicu asam lambung naik, seperti susu,
makanan pedas dan berlemak, cokelat, mint, kopi, dan alkohol
6.) Usus Buntu
Radang usus buntu terjadi akibat adanya infeksi yang terjadi di organ usus buntu. Gejala penyakit
ini pada umumnya, yakni sakit perut bagian bawah sebelah kanan. Radang usus buntu terjadi jika
lubang yang menghubungkan usus buntu dengan usus besar tersumbat. Penyumbatan ini bisa
terjadi karena beberapa hal, seperti adanya lendir yang menebal atau masuknya benda keras.
Setelah itu, bakteri yang secara alami berada dalam usus buntu menginfeksi dinding usus buntu
dan terjadilan radang usus buntu.

Cara mengobati usus buntu:


Penanganan radang usus buntu pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Operasi dilakukan
untuk memotong usus buntu dan menutup lubang bekas pemotong usus buntu.

7.) Hemoroid atau Wasir


Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam gangguan pencernaan yang lebih
sering dialami oleh orang di atas usia 50 tahun. Ini merupakan contoh gangguan pencernaan yang
terasa menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran anus mengalami pembengkakan.
Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada anus serta keluarnya darah saat
BAB, bahkan kadang juga bisa membuat penderitanya sulit duduk. Penyebab utama wasir yaitu
sembelit kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB, duduk di toilet dalam waktu lama,
dan diare kronis merupakan kemungkinan penyebab lainnya.

Cara mengatasi wasir untuk derajat awal bisa dengan perubahan gaya hidup seperti
mengonsumsi banyak cairan dan makanan berserat serta obat-obatan. Namun, jika sudah
memasuki stadium lanjut, maka dibutuhkan tindakan operasi.

8.) Batu Empedu


Batu empedu adalah potongan padat cairan pencernaan yang dapat terbentuk di kantong empedu.
Batu empedu bisa muncul sekecil sebutir pasir atau sebesar bola golf. Orang mungkin memiliki
satu batu empedu atau beberapa batu empedu secara bersamaan. Ada dua jenis utama batu
empedu yang mungkin terjadi, yakni batu empedu kolesterol dan batu empedu bilirubin. Batu
empedu kolesterol berwarna kuning dan sebagian besar terbuat dari kolesterol. Sedangkan, batu
empedu bilirubin berwarna coklat gelap atau hitam dan mengandung bilirubin. Bilirubin adalah
bahan kimia yang dibuat tubuh saat memecah sel darah merah. Batu empedu kecil mungkin tidak
menimbulkan gejala apa pun. Namun, batu empedu yang lebih besar sering menyebabkan gejala.

Gejala-gejala ini mungkin termasuk:


 Rasa sakit di bagian kanan atas perut yang menjalar ke bahu kanan atau tulang belikat rona
kuning di kulit atau bagian putih mata (jaundice)
 Demam
 Mual
 Muntah
 Kotoran berwarna tanah liat

Cara mengobati batu empedu:


Beberapa orang tidak memerlukan perawatan apa pun untuk batu empedu mereka, sementara
yang lain mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat kantong empedu mereka.

9.) Irritable Bowel Syndrome (IBS)


IBS adalah kumpulan gejala yang memengaruhi usus besar, menyebabkan ketidaknyamanan dan
rasa sakit perut yang ekstrem. Ini adalah kondisi kronis yang harus dikelola dengan perawatan
jangka panjang.

Gejala-gejala IBS yang umum terjadi, meliputi:


 Sakit perut atau kram
 Kembung
 Gas
 Diare
 Sembelit
 Lendir di tinja.

Cara mengobati IBS:


Kebanyakan orang dengan IBS dapat mengendalikan gejala mereka dengan memodifikasi diet
mereka dan mengubah kebiasaan gaya hidup mereka. Namun, beberapa orang mungkin
mengalami gejala yang parah dan memerlukan pengobatan dan konseling dengan dokter. Jika
gejala IBS sangat mengganggu atau sering kambuh, dokter sangat mungkin akan memberikan
obat-obatan tertentu. Dokter misalnya dapat memberikan obat antidiare, pencahar, antinyeri,
hingga antidepresan dan suplemen tambahan untuk meringankan gejala.

10.) Penyakit Divertikular


Penyakit ini termasuk divertikulosis atau terbentuknya kantong kecil di dinding usus besar dan
divertikulitis atau ketika kantong tersebut mengalami peradangan. Anda mungkin akan merasakan
kembung, mencret, atau nyeri di perut bagian bawah.
Penyebab gangguan pencernaan ini masih belum diketahui secara pasti, namun diduga hal itu
berkaitan dengan gen. Faktor lainnya meliputi kurangnya aktivitas fisik, penggunaan NSAID dan
steroid,serta memiliki kondisi yang melibatkan dengan sistem imun.

11.) IBD
Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang berlangsung lama di
saluran pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitisulseratif.
Jenis gangguan pencernaan berikut dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit
perut, kehilangan nafsu makan, demam, serta penurunan berat badan.
Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons sistem kekebalan
yang tidak biasa diduga menjadi pemicunya. Selain itu, respons virus, bakteri, dan alergi
kemungkinan juga memicu terjadinya peradangan. IBD dapat didiagnosis melalui pemeriksaan
kolonoskopi & pemeriksaan laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada
penyebabnya. Perawatan khusus seperti obat-obatan diperlukan untuk:
 Mengurangi peradangan
 Memblokir respons kekebalan
 Mengobati atau mencegah infeksi
 Mengobati diare parah
 Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)

Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengikuti diet rendah serat bila Anda rentan
terhadap diare, atau menghindari produk susu jika Anda memiliki intoleran terhadap laktosa.
Namun, adakalanya pembedahan juga diperlukan untuk mengobati komplikasi
seperti obstruksi usus atau abses.

Anda mungkin juga menyukai