Anda di halaman 1dari 5

RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD KOTA SERANG
Jln. Kp. Baru 1/5
Penancangan-Cipocok
Jaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSUD Kota Serang
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Teja Ratri, MM.Kes


NIP 19690120 200212 2 004
PENGERTIAN 1. Resusitasi jantung paru suatu sistem/metode untuk
mengatasi henti jantung dan/atau henti nafas.
2. Henti jantung adalah berhentinya kontraksi jantung yang
ditandai tak terabanya denyut jantung, denyut nadi
dan/atau denyut arteri karotis.
3. Henti nafas adalah berhentinya gerakan pernafasan dan
ditandai dengan tak terasanya hembusan nafas dari
kedua lubang hidung
TUJUAN Agar nyawa penderita henti jantung dan/atau henti paru
segera bisa diselamatkan dan tidak memberikan gejala sisa
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Periksa respon:


a. Petugas IGD Rumah Sakit Kasih Bunda Jaya segera
memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan ada
respon atau tidak.
b. Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil
atau tanya.
c. Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak
boleh digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan.

2. Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada:


Bila terjadi di luar Rumah Sakit Kasih Bunda Jaya :
a. panggil bantuan,
b. sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,
c. lokasi korban,
d. nomor telpon yang digunakan,
e. apa yang terjadi,
f. jumlah orang yang memerlukan pertolongan
g. kondisi korban, dan informasi lainnya.
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD KOTA SERANG
Jln. Kp. Baru 2/5
Penancangan-Cipocok
Jaya
PROSEDUR 3. AIRWAY (Jalan nafas):
Bila korban tak memberikan respon:
a. Petugas IGD Rumah Sakit Kasih Bunda Jaya harus
menentukan apakah korban tersebut bernafas secara
adekuat.
b. Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan
nafas terbuka.
c. Posisi korban:
i. Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada
tempat yang keras dan datar.
ii. Bila korban telungkup, balikkan korban dalam
satu kesatuan sehingga kepala, bahu dan badan
bergerak serentak hingga tak ada yang terputar.
Kepala dan leher harus berada pada satu bidang,
lengan berada di samping badan.
d. Posisi petugas/penolong:
Penolong harus berada pada sisi korban sehingga
memungkinkan melakukan bantuan nafas dan
kompresi dada.
Buka jalan nafas:
i) Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan
manuver ”head tilt-chin lift” untuk membuka
jalan nafas, dengan syarat pasien tak ada
bukti trauma kepala atau leher.
ii) Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan
manuver ”jaw-thrust”.
iii) Bila ada benda asing yang terlihat atau
muntahan, segera keluarkan dari dalam mulut
dengan jari tangan yang memakai sarung
tangan. Benda yang keras dapat dikeluarkan
dengan jari telunjuk, sementara tangan yang
lain tetap mempertahankan lidah dan rahang.

4) Manuver ”head tilt-chin lift”:


Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan
telapak tangan hingga kepala menjungkit ke belakang.
Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di bawah
tulang rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan
dagu ke depan.
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD KOTA SERANG
Jln. Kp. Baru 3/5
Penancangan-Cipocok
Jaya
PROSEDUR Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan
jangan menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu.
Buka mulut sehingga memungkinkan pernafasan
spontan dan memungkinkan bantuan nafas dari mulut
ke mulut. Bila gigi korban goyah atau ada gigi palsu,
maka gigi tsb harus lepaskan

5) Manuver ”jaw-thrust”:
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi
kepala korban, letakkan siku penolong pada bidang
dimana korban berbaring. Raih sudut rahang bawah
korban dan angkat dengan ke dua tangan. Bila bibir
korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari ke
dua tangan.

6) BREATHING (Pernafasan):
a) Periksa ada tidaknya nafas:
• Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan
hidung korban sambil tetap membuka jalan nafas.
Sambil memperhatikan dada korban lakukan:
• Look: lihat ada tidaknya pergerakan
dada;
• Listen: dengar ada tidaknya hembusan
nafas;
• Feel: rasakan adanya hembusan
• Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10
detik

b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya


pernafasan.

i) Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas


normal, tak ada cedera tulang belakang, posisikan
penderita pada posisi mantap, jaga jalan nafas
terbuka
ii) Bila korban tak berespon dan tak bernafas,
lakukan bantuan nafas 2 kali. Bila tak dapat
dilakukan pemberian bantuan nafas awal, atur
ulang posisi kepala dan ulang lagi usaha ventilasi.
iii) Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi hingga
dada mengembang, tenaga terlatih harus
melakukan manuver untuk mengatasi sumbatan
jalan karena benda asing (Heimlich manuver atau
abdominal thrust/back thrust)
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD KOTA SERANG
Jln. Kp. Baru 4/5
Penancangan-Cipocok
Jaya
PROSEDUR iv) Pastikan dada korban turun naik pada tiap
bantuan nafas yang diberikan.
v) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi.

7) CIRCULATION (Sirkulasi)
a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa
adanya pernafasan normal, batuk atau gerakan
dari korban sebagai respon terhadap bantuan
nafas yang diberikan. Sekaligus periksa ada
tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10 detik.
ii) Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan
mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan
satu tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari
tangan yang lain, geser jari-jari tersebut ke lateral
sisi penolong hingga celah antara trakhea dan
otot.
iii) Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak
menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak
teraba lakukan kompresi dada.
b) Kompresi dada:
i) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
ii) Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah
sternum.
iii) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian
separuh bawah sternum, dan taruh tangan yang
satu lagi di atas punggungn tangan yang pertama,
sehingga tangan dalam keadaan paralel. Pastikan
sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum
iv) Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling
mengunci satu sama lain tetapi jangan menekan
dada
v) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di
sternum dengan cara meletakkan pangkal tangan
penolong diantara ke dua papilla mammae
vi) Lakukan kompresi yang efektif dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak
lurus dengan dada korban.
(2) Tekan di tengah sternum.
(3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke
posisi normal agar darah masuk ke dada dan
jantung, posisi tangan tetap menempel di
sternum.
RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUD KOTA SERANG
Jln. Kp. Baru 5/5
Penancangan-Cipocok
Jaya
PROSEDUR (4) Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan dada
kembali ke posisi semula diantara dua
kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan
lagi 2 kali bantuan nafas, masing- masing 1
detik. Bila sudah dilakukan intubasi kompresi
dada dan ventilasi dapat dilakukan kontinyu
dan tidak perlu sinkron.

9) REASSESSMENT:
b) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda
sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi
dada. Bila tanda- tada sirkulasi sudah tampak, periksa
pernafasan.
c) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan
awasi nafas dan sirkulasi.
d) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi,
berikan bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi
adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit.
e) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada
dan ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
h) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya
pernafasan spontan tiap menit.
i) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.
j) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan
adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas
tetap terbuka dan posisikan dalam posisi mantap;
dengan cara:
i) Satu lutut difleksikan.
ii) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah
pantat, lengan yang lain difleksikan didepan dada.
iii) Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak
dengan lutut yang fleksi.
iv) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan
dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar
tidak terguling ke depan )
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit Kamar Bedah

Anda mungkin juga menyukai