Spo RJP Rsud Kota Serang
Spo RJP Rsud Kota Serang
5) Manuver ”jaw-thrust”:
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi
kepala korban, letakkan siku penolong pada bidang
dimana korban berbaring. Raih sudut rahang bawah
korban dan angkat dengan ke dua tangan. Bila bibir
korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari ke
dua tangan.
6) BREATHING (Pernafasan):
a) Periksa ada tidaknya nafas:
• Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan
hidung korban sambil tetap membuka jalan nafas.
Sambil memperhatikan dada korban lakukan:
• Look: lihat ada tidaknya pergerakan
dada;
• Listen: dengar ada tidaknya hembusan
nafas;
• Feel: rasakan adanya hembusan
• Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10
detik
7) CIRCULATION (Sirkulasi)
a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa
adanya pernafasan normal, batuk atau gerakan
dari korban sebagai respon terhadap bantuan
nafas yang diberikan. Sekaligus periksa ada
tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10 detik.
ii) Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan
mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan
satu tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari
tangan yang lain, geser jari-jari tersebut ke lateral
sisi penolong hingga celah antara trakhea dan
otot.
iii) Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak
menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak
teraba lakukan kompresi dada.
b) Kompresi dada:
i) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
ii) Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah
sternum.
iii) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian
separuh bawah sternum, dan taruh tangan yang
satu lagi di atas punggungn tangan yang pertama,
sehingga tangan dalam keadaan paralel. Pastikan
sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum
iv) Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling
mengunci satu sama lain tetapi jangan menekan
dada
v) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di
sternum dengan cara meletakkan pangkal tangan
penolong diantara ke dua papilla mammae
vi) Lakukan kompresi yang efektif dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak
lurus dengan dada korban.
(2) Tekan di tengah sternum.
(3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke
posisi normal agar darah masuk ke dada dan
jantung, posisi tangan tetap menempel di
sternum.
RESUSITASI JANTUNG PARU
9) REASSESSMENT:
b) Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda
sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi
dada. Bila tanda- tada sirkulasi sudah tampak, periksa
pernafasan.
c) Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan
awasi nafas dan sirkulasi.
d) Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tnda sirkulasi,
berikan bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi
adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit.
e) Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada
dan ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
h) Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya
pernafasan spontan tiap menit.
i) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.
j) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan
adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas
tetap terbuka dan posisikan dalam posisi mantap;
dengan cara:
i) Satu lutut difleksikan.
ii) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah
pantat, lengan yang lain difleksikan didepan dada.
iii) Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak
dengan lutut yang fleksi.
iv) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan
dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar
tidak terguling ke depan )
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit Kamar Bedah