Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendidikan Dan Kurikulum

1. pengertian sistem pendidikan

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani ”systema” yang berarti


sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan suatu keseluruhan. Sedangkan istilah pendidikan dalam
bahasa Inggris “education” yang berasal dari kata to educate yaitu
mengasuh, mendidik. Jadi pendidikan dapat diartikan sebagai proses
pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan atau Pendidikan
adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk
memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri
yang lebih baik1. Jadi, dapat di simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah
suatu strategi atau cara yang akan di pakai untuk melakukan proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara
aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk
dirinya sendiri dan masyarakat.

2. pengertian kurikulum

Secara etimologis, kurikulum merupakan terjemahan dari kata curriculum


dalam bahasa Inggris yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari kata
“curere” yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, merambat, tergesa-gesa,
menjelajahi, serta menjalani. Istilah ini digunakan untuk sejumlah courses atau mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai gelar sarjana atau mendapatkan
ijazah. Menurut Oemar Hamalik kurikulum pada dasarnya merupakan suatu program
pendidikan yang dikembangkan dan dilaksanakan dalam lingkungan institusi

1
Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 13
pendidikan, dan dalan keseluruhan program itu terkandung isi pelajaran tiap bidang
studi, pengalaman, dan kegiatan belajar mengajar, dan sebagainya.

Sedangkan kata keterpaduan, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia


diartikan sebagai dilebur menjadi satu/ penyatuan/ penyesuaian/ kebulatan pendapat/
kesatuan dalam pikiran. Keterpaduan memiliki arti yang sama dengan integrasi yang
diartikan sebagai enggabungan dari dua objek atau lebih sehingga menjadi suatu
kebulatan atau menjadi utuh.

Kurikulum terpadu merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian


bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Ini berarti organisasi kurikulum
secara terpadu merupakan suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas
antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit
atau keseluruhan (integrated curriculum).

Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang


mempertimbangkan komponen-komponen masukan, proses, dan produk secara
seimbang dan setaraf. Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan pada
mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan
tertentu. Pada komponen proses, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan
konsep berfikir dan cara belajar yang diarahkan kepada pengembangan peta kognitif.
Pada komponen produk, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku
spesifik. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam kurikulum secara terpadu,
sehingga tujuan kurikulum terpadu untuk mengembangkan kemampuan yang
merupakan gejala tingkah laku berkat pengalaman belajar.

Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem keterpaduan


dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut: suasana lapangan (field
setting) yang memungkinkan siswa menampilkan kemampuannya di dalam kelas,
pengembangan diri sendiri (self development), pengembangan potensi yang dimiliki
masing-masing individu (self actualization), proses belajar secara kelompok (social
learning), pengulangan dan penguatan (reinforcement), pemecahan masalah-masalah
(heuristik learning), dan sikap percaya diri sendiri (self confidence).

Ciri-ciri dari kurikulum terpadu antara lain:


1. Merupakan suatu keseluruhan yang bulat (Ditunjang oleh semua mata
pelajaran atau bidang studi yang ada)
2. Menerobos batas-batas mata pelajaran
3. Didasarkan pada kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan
pertumbuhan peserta didik
4. Didasarkan pada pendapat pendapat modern mengenai cara belajar
(menurut teori belajar Gestalt dan field theory)
5. Life-centered (menghubungkan pelajara di sekolah dengan kehidupan
sehari-hari atau dengan pengalaman peserta didik)
6. Menggunakan dorongan-dorongan yang sewajarnya pada peserta didik
7. Memajukan perkembangan sosial peserta didik
8. Direncanakan bersama oleh guru dan peserta didik
9. Peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik, bahkan peran siswa
lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau
fasilitator.
Untuk melaksanakan bentuk organisasi kurikulum terpadu, Fogarty (l991),
memperkenalkan sepuluh model pembelajaran terpadu yang dikelompokan menjadi
tiga tipe. Ketiga tipe tersebut adalah: Pertama, tipe pembelajaran terpadu dalam satu
disiplin ilmu, yakni fragmented, connected dan nested. Kedua, tipe pembelajaran
terpadu antar-disiplin ilmu, yakni squenced, shared, webbed, threaded dan
integrated. Ketiga, tipe pembelajaran terpadu yang mengutamakan keterpaduan
faktor peserta didiknya, yakni immersed dan networked.

Kurikulum terpadu yang paling banyak digunakan di lapangan terdiri dari


Model connected, webbed, dan integrated. Kurikulum ini dipandang sebagai upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan di tingkat dasar, terutama dalam rangka
mengimbangi gejala penjejalan kurikulum yang sering terjadi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran di sekolah.

Model connected atau model keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan


adanya keterkaitan antara konsep, keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu
bidang studi. Dalam model ini siswa tidak terlatih untuk melihat suatu fakta dari
berbagai sudut pandang, karena pada model ini, keterkaitan materi hanya terbatas
pada satu bidang studi saja. Model webbed atau model jaring laba-laba merupakan
model dengan menggunakan pendekatan tematik, baru kemudian dikembangkan sub-
sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi terkait.
Model integrated atau model keterpaduan merupakan model yang menetapkan
prioritas kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling
tumpang tindih dalam beberapa bidang studi, dan model ini sulit dilaksanakan
sepenuhnya mengingat sulitnya menemukan materi dari setiap bidang studi yang
benar-benar tumpang tindih dalam satu semester, serta sangat membutuhkan
keterampilan guru yang cukup handal untuk dapat merencanakan, melaksanakan,
dan menilai pembelajaran.

Adapaun prosedur atau langkah-langkah perencanaan kurikulum pembelajaran


terpadu yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada empat hal yang


perlu diperhatikan, yaitu menentukan tujuan, menentukan materi/media,
menyusun skenario KBM, menentukan evaluasi.
2. Guru dapat memilih tema yang dapat menjadi payung untuk memadukan
beberapa bidang studi serta menyyusun kegiatan belajar berdasarkan
tema tersebut.
3. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan,
kemudian memilih kajian materi, SK, KD dan Indikator. Langkah ini
akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampila dari masing-
masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit
pembelajaran.
4. Mentukan sub keterampilan yang dipadukan. Secara umum, keterampilan
yang harus dikuasai meliputi kemampuan berpikir, keterampilan sosial,
dan keterampilan mngorganisasi.
5. Merumuskan indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi dan
subketerampilan yang telah dirumuskan sebelumnya.
6. Menentukan langkah-langkah pembelajaran.
B. Inovasi Dalam Bidang Sistem Pendidikan Dan Kurikulum Pendidikan
1. ICT Untuk Sistem Pendidikan
a. Pengertian ICT
2
ICT adalah istilah umum yang mengacu pada teknologi yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengedit, mendapatkan informasi dalam
berbagai bentuk (SER, 1977). Personal komputer adalah contoh pengguna
ICT di bidang pendidikan,tapi istilah multimedia juga sering digunakan.
Multimedia dapat diinterprestasikan sebagai kombinasi data-data yang
dibawanya, misal Video, CD-Rom, Floppy Disk, Internet, dan Software
yang memungkinkan mengadakan pendekatan interaktif (Smeets, 1996).
Secara umum,penggunaan ICT dalam pendidikan dideskripsikan sebagai
berikut:

(1) ICT sebagai obyek pembelajaran yang kebanyakan terorganisir dalam


kursus-kursus spesial. Apa yang dipelajari tergantung pada bentuk
pendidikan dan level siswa/mahasiswa. Pendidikan ini mempersiapkan
siswa/mahasiswa untuk menggunakan ICT dalam pendidikan,
keterampilan masa depan dan dalam kehidupan sosial.

(2) ICT adalah sebagai “alat bantu (tool)”, yaitu digunakan sebagai alat,
misalnya ketika membuat tugas-tugas, mengumpulkan data dan
dokumentasi, komunikasi dan melaksanakan penelitian. Umumnya ICT
digunakan dalam pemecahan permasalahan secara independen.

(3) ICT sebagai medium proses pembelajaran, di mana guru dapat


mengajar dan murid dapat belajar. Medium untuk proses pembelajaran
tersebut ada dalam berbagai bentuk,seperti drill (model-model percakapan
dalam bahasa Inggris) dan pelatihan exercise, dalam simulasi dan jaringan
kerja kependidikan. Salah satu sistem pendidikan jarak jauh yang
memberikan harapan kemudahan dengan menggunakan ICT dalam
pembelajaran adalah virtual learning.

2
Nurdin Ibrahim,”ICT untukpendidikan terbuka jarak jauh” N.16/teknodik/juni/2005,hlm.5
b. Pengintegrasian ICT di sekolah
3
Agar siswa dapat berkembang dengan cepat dalam penguasaan
teknologi (ICT) maka perlu pengintegrasian ICT di sekolah. Dengan
adanya ICT di sekolah maka organisasi sekolah tersebut akan terdorong
untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan
bidangnya, diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Keprofesionalan guru/tutor perlu diberi posisi dalam pusat pelatihan


misalnya akting individual.

2) Guru/tutor memerlukan keterampilan edukasional dan didaktikal dalam


pembelajaran (Kementerian OC&W, 1998). Keterampilan guru/tutor
dimaksud misalnya menuntun siswa to cut thezize proses (misal:
memformulasikan tugas-tugas, membuat struktur proses tuntunan,
penilaian dan sebagainya)

3) Guru/tutor diharaokan mengkolaborasi pembelajaran dengan


keterampilan-keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan siswa,
seperti: Kreativitas, fleksibilitas, keterampilan logistik (misal: memberi
tugas kerja,tempat studi, dan membuat kelompok siswa), keterampilan
dalam bekerja pada projek, keterampilan administrasi dan organisasi,
keterampilan kolaborasi.

4) Guru/tutor perlu meningkatkan keterampilan-keterampilan khusus,


seperti membangun kelangsungan jaringan kerja, keterampilan sosial, dan
simpati atas permasalahan yang dihadapi berbagai perusahaan.

c. Kaitan ICT dalam Matematika


Saat  ini  adalah  era  ICT  (Information  and  Communication 
Technology).  Seiring dengan itu saat ini sudah banyak software yang
dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan, termasuk pendidikan

3
Ibid., hlm. 13
matematika sekolah. Geogebra  juga  merupakan  salah  satu  software 
yang dapat membantu dalam pembelajaran matematika, bahkan juga dapat
membantu dalam penulisan bahan ajar dan lebih hebat juga dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan soal. Geogebrasudah
diterjemahkan ke berbagai bahasa(saat inipanduan ditulis sudah 52
bahasa) termasukBahasa Indonesia.
Geogebra  merupakan  software   gratis   yang  dapat  diunduh   di  
situs  resminya. geogebra merupakan aplikasi teknologi matematika yang
berfungsi untuk mengajarkan siswa tentang geometri, aljabar, dan
kalkulus. Manfaat dari geogebra adalah sebagai media pembelejaran
matematika, sebagai alat bantu membuat bahan ajar matematika, dan
menyelesaikan soal matematika.

d. Difusi ICT
a) Proses difusi ICT terdiri dari 4 elemen, yaitu :
(1) Inovasi
Dalam hal ini, inovasinya adalah ICT. Karena bagi orang yang belum
pernah tahu tentang ICT, menganggap ICT sebagai sesuatu yang baru. ICT
diterapkan disemua jenjang pendidikan. Mulai dari SD sampai ke
Universitas. Namun, ICT sangat berguna pada jenjang Universitas.
ICT mempermudah dalam proses pembelajaran, karena merupakan suatu
model pembelajaran yang mempermudah guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar didalam dunia pendidikan
(2) Komunikasi dengan saluran tertentu
Saluran yang digunakan dalam proses komunikasi adalah saluran
media massa yang ada, baik itu televisi, radio, surat kabar, ataupun media
massa yang lain yang mana tujuannya adalah untuk menyampaikan
informasi tentang ICT.
(3) Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Waktu
dalam proses difusi berpengaruh dalam proses keputusan inovasi yaitu
tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia
menerima atau menolak inovasi, keinovatifan individu dan unit adopsi
lain, dan rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak
jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode
waktu tertentu.

(4) Sistem sosial


Masyarakat yang terkait dengan inovasi kurikulum ini adalah masyarakat
sekolah yang meliputi Kepala Sekolah, guru, siswa, komite sekolah dan
wali murid.

e. Proses pembentukan Inovasi


(1) Pengenalan masalah atau kebutuhan
Matematika adalah mata pelajaran yang paling kurang disenangi oleh
siswa, dikarenakan sulitnya memahami rumus-rumus dan pengerjaan soal
matematika tersebut menjadikan matematika salah satu bidang studi yang tidak
disukai. Kebanyakan siswa kurang memahami matematika dikarenakan
terbatasnya teknlogi informasi dan komunikasi tentang matematika, tentunya ini
adalah masalah bagi guru untuk mencari solusi agar pelajaran matematika bisa
disenangi siswa.

(2). Penelitian dasar dan penelitian Terapan

Pada pembelajaran matematika terdapat materi geometri, aljabar, dan


kalkulus. Siswa sering kali sulit dalam memahami materi tersebut dikarenakan
sulitnya mencari sumber yang mudah dipahami oleh para siswa.

Disini penulis memberikan perlakuan kepada siswa dengan menerangkan


materi tersebut dengan bantuan infokus dan aplikasi bernama geogebra dan siswa
pun sangat antusias dalam pembelajaran karena dapat melihat langsung bentuk
gambar dari rumus matematika yang diberikan

(3). Pengembangan
Untuk membuat siswa lebih semangat dan lebih mudah mengerti dalam
pembelajaran matematika khususnya materi geometri, aljabar, dan kalkulus.maka
penulis menggunakan aplikasi geogebra dalam pembelajaran. Dimana biasanya
dalam mencari sumber dalam memahami pelajaran hanya dari buku maka aplikasi
geogebra dapat mempermudah dalam memahami pelajaran matematika khususnya
materi geometri, aljabar, dan kalkulus. Aplikasi geogebra tidak hanya
menampilkan rumus-rumus seperti di sumber buku,tetapi juga pengaplikasian
rumus beserta gambar 2D dan 3D yang membuat siswa lebih paham dari cara
pembelajaran sesungguhnya.

(4.) Komersialisasi

Geogebra akhirnya diproduksi dalam bentuk aplikasi dan disebarkan


melalui playstore sehingga mudah di download oleh siswa.

(5). Difusi dan Adopsi

Aplikasi geogebra kemudian diperkenalkan kepada guru-guru agar


memahami konsep yang diajarkan. Setelah itu guru akan menjadikan aplikasi
tersebut sebagai media dalam pembelajaran geometri, aljabar, dan kalkulus.
Dengan cara itu aplikasi geogebra ini akan diadobsi oleh siswa.

(6). Konsekuensi

Setelah melalui proses pembelajaran menggunakan geogebra tersebut, guru


akan melihat perkembangan pemahaman siswa dari sebelum dan sesudah
terjadinya perlakuan. Maka inovasi ini memiliki konsekuensi dapat diterima atau
ditolak oleh guru dan siswa.

f. Proses Keputusan Inovasi

Setelah diketahui atau diterapkannya aplikasi geogebra ini sebagai media


pembelajaran khususnya geometri, aljabar, dan kalkulus, maka masuk ke proses
keputusan inovasi, yakni ketika hasil dari percobaan sebelumnya meningkatkan
pemahaman siswa dari sebelumnya, maka inovasi kemudian mendapatkan
konsekensi diterima, dan selanjutnya guru akan menerapkan inovasi aplikasi
geogebra tersebut dalam proses pembelajaran khususnya geometri, aljabar, dan
kalkulus.Akan tetapi jika inovasi tersebut sukar untuk dipahami oleh siswa, dan
menghasilkan ketidak sesuaian dengan pemahaman siswa, maka inovasinya
ditolak dan tidak dipraktekkan dalam proses pembelajaran siswa.

g. Sifat inovatif dan kecepatan adopsi


1) Sifat Inovasi
ICT memiliki salah satu sifat inovasi yaitu keuntungan relative, dimana ICT
adalah sebuah inovasi yang dianggap mempermudah dalam proses pembelajaran.
ICT (Information and Communication technology) merupakan model
pembelajaran yang mempermudah siswa dan guru melakukan proses belajar
mengajar dalam dunia pendidikan. Dalam penerapan ICT, guru memiliki efesiensi
waktu dalam proses mengajar. Misalnya dalam penjelasan materi geometri, guru
bisa menggunakan aplikasi geogebra yang dapat membantu menyelesaikan soal-
soal yang berkaitan dengan geometri.
GeoGebra merupakan Aplikasi atau software gratis yang dengan mudah bisa
diperoleh dan sangat mendukung dalam proses pembelajaran matematika.
Software ini dikembangkan untuk proses belajar mengajar matematika di sekolah.
Ada tiga kegunaan yakni; media pembelajaran matematika, alat bantu membuat
bahan ajar matematika, meyelesaikan soal matematika. Program ini dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang telah
dipelajari maupun sebagai sarana untuk mengenalkan atau mengkonstruksi konsep
baru.4
Ada empat alasan-alasan yang berbeda yang mendorong kebijakan terkait
dengan integrasi ICT dan penggunaan komputer dalam pendidikan: (a) ekonomi:
pengembangan keterampilan ICT diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja terampil, sebagai pembelajaran terkait dengan pekerjaan dan karir; (b)
sosial: semua murid harus tahu tentang komputer dan menjadi akrab dengan
komputer agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan baik; (c)
pendidikan: ICT dipandang sebagai alat yang mendukung untuk meningkatkan

4
Isman M. Nur. 2016. Pemanfaatan Program Geogebra Dalam Pembelajaran Matematika Vol. 5,
Jogjakarta : PPPPTK Matematika
pengajaran dan pembelajaran; dan (d) pemikiran katalitik: ICT diharapkan dapat
mempercepat inovasi pendidikan.5
2) Kecepatan Adopsi
Dalam pengadopsian ICT disekolah, maka perlu diadakan pelatihan terhadap
guru/tutor. Guru/tutor memerlukan keterampilan edukasional dan didaktikal
dalam pembelajaran. Dalam pelatihan guru diharapkan mampu mengetahui proses
penerapan ICT dan manfaat dari ICT di sekolah. Sehingga ICT mudah diterima
dalam proses pembelajaran di sekolah. ICT juga memiliki keuntungan relative
yang membuat guru semakin yakin untuk mengadopsi ICT dan menerapkannya
disekolah.
h. Keinofativan dan Kategori Pengguna Inovasi
Salah satu inovasi sarana pembelajaran adalah penggunaan Information
Comunication and Technology (ICT). Dalam konteks pendidikan, penggunaan
alat ini bukan saja mampu membantu tugas-tugas pengurusan dan administrasi,
tetapi juga berpotensi besar sebagai alat untuk memperoleh informasi tentang
pengajaran dan pembelajaran bagi hampir semua mata pelajaran. Melalui
penggunaan alat teknologi ini, suasana belajar mengajar menjadi lebih menarik
dan mempunyai potensi yang baik untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran. Penggunaan multimedia melalui komputer adalah sebagian dari
cabang ICT yang berupaya untuk menggabungkan berbagai media seperti teks,
suara, gambar, animasi dan video dalam suatu alat yang membuatnya sebagai
teknologi media belajar mengajar yang lebih menarik dan praktikal.
Kategori adopter dari inovasi ICT:
1. Innovator
Kepala sekolah yang memiliki perilaku inovatif akan melakukan terobosan
baru dan konsisten dalam memperbaiki pembelajaran di sekolah, salah
satunya dengan menggunakan sarana pembelajaran ICT ini. Melalui
penggunaan alat teknologi ini, suasana belajar mengajar menjadi lebih

5
Tondeur.2007. Curricula and the use of ICT in education: Two worlds apart?. (online),
(http://users.ugent.be/~mvalcke/CV/bjet_680.pdf, British Journal of Educational Technology),
diakses tanggal 11 Mei 2016 hlm. 963
menarik dan mempunyai potensi yang baik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
2. Pengguna Awal
Guru-guru mata pelajaran yang mengetahui adanya ICT menggali informasi
tentang inovasi tersebut guna mencapai adopsi yang dianggap tepat untuk
diterapkan di sekolah. Guru menerapkan ICT dalam proses pembelajaran.
3. Mayoritas Awal
Guru dan pegawai sekolah mengadopsi inovasi ICT yang dilakukan secara
hati-hati dan bahkan melalui proses/ waktu yang lama. Dengan cara menggali
informasi inovasi lebih rinci.
4. Mayoritas Akhir
Guru dan pegawai sekolah mengadopsi ICT setelah melihat keberhasilan dari
guru-guru yang sudah menerapkannya.
5. Tradisional
Guru dan pegawai sekolah yang masih menggunakan system pendidikan
manual/ metode ceramah karena enggan menggunakan hal-hal yang baru.
i. Kepemimpinan dan jaringan difusi
(1) Pemipin opini
Pemipin opini adalah orang yang memimpin dalam mempengaruhi
pendapat orang lain tentang suatu inovasi. Guru/tutor adalah orang yang sangat
berpengaruh dalam inovasi ICT dalam sistem pendidikan. Karena guru/tutor
memiliki pemahaman dan ketrampilan dari pengalaman dan pelatihan serta
memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan khusus nya disekolah.

Guru/tutor sebagai opinion leader aktif karena secara terencana dan aktif
dalam menyampaikan informasi tentang inovasi ICT dalam sistem pendidikan,
yang mana warga sekolah masih asing dengan istilah ICT tersebut.

Guru/tutor adalah pemimpin yang hanya dapat menguasai satu pokok


permasalahan (monomorfik) yaitu permasalahan ICT dalam sistem pendidikan.

Karakteristik opinion leader:

1. Komunikasi eksternal
Seorang OL memiliki eksposur yang lebih besar untuk media
massa daripada pengikutnya. Maksudnya guru/tutor memiliki resiko
yang lebih besar karena perannya yang penting sehingga dapat
memberikan hubungan eksternal melalui saluran media massa.
2. Aksebilitas/ keterhubungan
Seorang OL harus memiliki link jaringan interpersonal yang luas
dengan
pengikutnya serta memiliki partisipasi sosial yang lebih besar.
Guru/tutor dalam menyebarkan informasi suatu inovasi harus
memiliki keterhubungan yaitu melalui tatap muka komunikasi suatu
inovasi pada pertemuan formal maupun informal.
3. Status sosio-ekonomi
OL memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi disbanding
pengikut mereka. Guru/tutor memiliki peranan yang lebih karena
memiliki ketrampilan dan pengaruh yang signifikan dalam keberadaan
suatu inovasi.
4. Variabel keinovatifan
Guru/tutor harus lebih dahulu mengadopsi inovasi ICT dalam sistem
pendidikan sebelum pengikut mereka.
Pada inovasi ICT dalam sistem pendidikan terjadi model jarum
karena arus komunikasi yang disampaikan satu arah dan audiens pasif
terhadap informasi.

(2) Jaringan difusi


Jaringan difusi adalah keterkaitan hubungan dan komunikasi antar
individu dalam masyarakat disebabkan berbagai kepentingan dan
sebab.6 Dilakukannya penyebaran inovasi ICT dalam sistem
pendidikan melalui media interpersonal dalam jaringan sosial sehingga
menjadi efektif
Komunikasi : dilakukannya proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan didalam diri seorang OL dengan
tujuan inovasi ICT dalam sistem pendidikan.
6
Rusmiarti,Dewi Ariningrum. 2015. Analisis difusi inovasi dan pengembangan budaya kerja pada
organisasi Vol. 2, Jawa Barat
Jaringan komunikasi : saluran yang digunakan adalah saluran
media massa yang ada, baik itu sosial media atau lainnya yang dapat
menyampaikan informasi tentang ICT.
Terdapat komunikasi formal dalam inovasi ICT dalam sistem
pendidikan khususnya dalam lembaga formal di Sekolah.

j. Agen pembaharu
2. Agen pembaharuan
3. Agen pembaharuan dalam pendidikan ini melibatkan seorang guru untuk
memperkenalkan dan digunakan kepada pengadopsi atau siswa. 7Peran
guru dalam meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan diharapkan guru
mampu memilih materi pembelajaran yang disesuai dengan kebutuhan
serta kemampuan siswa
4. . Memperkenalkan inovasi itu menyangkut manfaat dan fungsi dari
inovasi geogebra itu sendiri yang kemudian diperkenalkan secara
langsung oleh agen pembaharuan. Agen pengusaha pembaharuan
melalukan tatap muka dengan pengadopsi untuk membujuk agar menerima
produk inovasi geogebra. Dan agen pembaharuan memberikan
pengetahuan tentang manfaat geogebra kepada pengadopsi atau siswa
tersebut. Penyampaian pengetahuan mengenai inovasi geogebra dapat
dilakukan dengan metode pembelajaran berbasis computer,yaitu:latihan
dan praktik, tutorial, dan simulasi. Jika pengadopsi menerima dengan
baik,maka agen pembaharuan memberikan pendamping agar pengadopsi
dapat menggunakan inovasi geobgebra tersebut dengan baik dan sesuai
dengan kebutuhannya. Proses pendampingan dihentikan apabila
pengadopsi tidak lagi membutuhkan pendamping dari agen dengan kata
lain pengadopsi telah mahir dalam menggunakan geogebra tersebut
sehingga inovasi yang diadopsi dapat dijalankan sesuai dengan
kebutuhannya. Disini,agen pembaharuan tidak akan mengakhiri hubungan

7
Endang Supartini,”Peran Guru Dalam Pembaharuan Pendidikan”,Dinamika Pendidikan
No.01,Maret 2003, hlm.68
ketergantungan kepada pengadopsi karena agen pembaharuan selalu
mendampingi pengadopsi dalam menggunakan geogebra tersebut.

Daftar Pustaka

Endang Supartini,”Peran Guru Dalam Pembaharuan Pendidikan”,Dinamika


Pendidikan No.01,Maret 2003
Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 13

Nurdin Ibrahim,”ICT untukpendidikan terbuka jarak jauh”


N.16/teknodik/juni/2005,hlm.5

Rusmiarti,Dewi Ariningrum. 2015. Analisis difusi inovasi dan pengembangan


budaya kerja pada organisasi Vol. 2, Jawa Barat

Tondeur.2007. Curricula and the use of ICT in education: Two worlds apart?.
(online), (http://users.ugent.be/~mvalcke/CV/bjet_680.pdf, British Journal of
Educational Technology), diakses tanggal 11 Mei 2016 hlm. 963

Anda mungkin juga menyukai