id
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ali Zainal Abidin, G0006513, 2010. Pengaruh Paparan Bising Kontinyu Kronik
terhadap CD8+ pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan Penelitian : Bising merupakan stressor yang berdampak pada psikologis
dan fisiologis tubuh. Paparan bising kontinyu kronik akan lebih berefek negatif. Pada
psikoneuroimunologi manusia, akan berlaku perubahan kadar kortisol darah sehingga
terjadi gangguan sistem imunoseluler. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh paparan bising kontinyu kronik terhadap CD8+ pada tikus putih.
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan
rancangan penelitian ‘the post test only control group’ design. 30 ekor tikus putih
(Rattus norvegicus) dipilih secara random dengan kriteria inklusi jantan, galur wistar,
berat badan ± 150-250 gram, dan berumur 2-3 bulan, dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
Kelompok I (kontrol), Kelompok II (paparan intensitas 72 dB), dan Kelompok III
(paparan intensitas 90 dB). Tikus putih diadaptasikan selama 7 hari kemudian
kelompok II dan III diberi paparan bising kontinyu (frekuensi 350 Hz) selama 5
jam/hari (16.00-21.00) untuk 21 hari. Setelah 21 hari, 1cc darah diambil secara
intrakardiak (tiap kelompok 9 ekor). Sampel darah ditambah FITC anti-rat CD8+
antibody sebelum dianalisis menggunakan flowcytometry. Data yang diperoleh diuji
dengan uji statistik One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD.
Hasil Penelitian : Hasil uji One-way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan
bermakna antara ketiga kelompok yaitu p=0,000 (p<0,05). Pada uji LSD juga
didapatkan perbedaan bermakna antara ketiga kelompok.
Simpulan : Paparan bising kontinyu kronik mempunyai pengaruh
terhadap kadar CD8+ pada tikus putih (Rattus norvegicus).
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Ali Zainal Abidin, G0006513, 2010. The Influence of Chronic Continuous Noise
Exposure to CD8+ in Rat (Rattus norvegicus). Faculty of Medicine, Sebelas
Maret University, Surakarta.
Objective : Noise as a stressor, causes physiological and psychological changes
in human. Chronic continuous noise exposure inflicts more serious complications
especially in psychoneurological aspects of human. This is explained by changes in
cortisol level leading to disturbance in immunocellular system. The purpose of this
study is to determine the influence of chronic continuous noise exposure on CD8+
count in rat.
Methods : This experimental research used ‘post-test only control group’
design. 30 male rats (Rattus norvegicus) were selected randomly. Inclusion criteria
are male, Wistar strain, weighing ± 150-250 gram and 2-3 month age. Subjects then
divided into 3 groups: Group I (control), Group II (72 dB of sound intensity) and
Group III (90 dB of sound intensity). Before experiment begins, subjects undergo 7
days adaptation to laboratory environment. Then, Group II and III were exposed
continuously to 350 Hz noise, 5 hours daily within 21 days. On 22nd day, 1 cc blood
was taken intracardially from 9 samples per group. Then, blood samples were added
with FITC anti-rat CD8+ antibody before analyzed using flowcytometry. Data were
analyzed using One-way ANOVA Test and LSD test.
Results : One-way ANOVA analysis showed significant difference among the
three groups at p=0,000 (p<0,05). LSD analysis also showed significant differences
among groups.
Conclusion : Chronic continuous noise exposure can influence the CD8+ count in
rat (Rattus norvegicus).
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat, dan
limpahan kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Paparan Bising Kontinyu Kronik terhadap CD8+ pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H.A.A. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Margono, dr., MKK, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.
4. Dr. Hartono, dr., M.Si, selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.
5. Enny Ratna Setyawati, drg., selaku Penguji Utama yang telah memberikan
nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Yuliana Heri Susilo, dr., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan
nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan baik material maupun spiritual
setiap waktu dan teman-teman atas motivasinya.
8. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
tidak hanya bagi penulis pribadi tetapi juga bagi semua pihak.
Surakarta, September 2010
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. Cara Kerja.............................................................................. 25
I. Identifikasi Variabel Penelitian............................................. 27
J. Definisi Operasional Variabel............................................... 28
K. Teknik Analisis Data ............................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel............................................................ 31
B. Karakteristik Lokasi Penelitian............................................ 32
C. Hasil Penelitian ..................................................................... 33
D. Analisis Data ........................................................................ 34
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 37
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 42
B. Saran ..................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 43
LAMPIRAN
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
pasti mencipta suatu rentetan perubahan yang saling terkait antara satu sama
lain pada implikasi sosial, ekonomi dan ekologikal. Mesin-mesin besar dan
alat-alat hasil modernisasi ini menimbulkan suara. Suara yang dihasilkan oleh
merupakan suara yang disenangi, namun bagi beberapa orang lainnya justru
itu dapat dikatakan sebagai bising (Arifiani, 2004). Dalam definisi yang lebih
tepat, bising adalah apa saja kekuatan bunyi yang bisa memberi dampak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dkk, 1991). Bising yang terjadi dalam jangka waktu yang melampaui batas
adaptasi individu maka berakibat terjadi kondisi stress yang merusak atau
sering disebut distress (Budiman, 2002). Kebisingan yang terus menerus dapat
komunikasi (WHO, 1980). Sumber bising yang dikenal pasti antara lain
bising lalu lintas, pesawat udara, rel kereta api, proyek pembangunan,
industri, bising domestik dan produk konsumer (EPA, 1981). Biaya yang
harus ditanggung oleh kebisingan ini adalah amat besar. Misalnya, apabila
Kebanyakan penelitian dilakukan pada tikus atau mencit karena lebih mudah
sering dipakai buat penelitian karena lebih praktis, mudah dan murah
untuk mencari efek akut dan kronisnya pada respon imunitas seluler dan
limfosit yang signifikan serta peningkatan kadar CD4+. Sementara itu, pada
signifikan. Kadar CD8+ yang diperoleh pada kedua-dua paparan akut dan
penelitian berbeda yang melibatkan perlakuan stres psikologis pada tikus yang
terinfeksi herpes simplex-1 (HSV-1) laten dan efeknya pada sel T CD8+,
ternyata hasil yang didapatkan adalah reaktivasi infeksi herpes simplex dan
reaktivasi HSV-1 tersebut (Michael, 2007). Hasil yang diperoleh terkait CD8+
pada kedua penelitian ini adalah kontradiktif, tidak konsisten dan terbatas
Paparan Bising Kontinyu Kronik terhadap CD8+ pada Tikus Putih (Rattus
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh paparan bising kontinyu kronik dengan kadar CD8+
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui tentang dampak kesehatan akibat bising kontinyu
terutama pengaruhnya terhadap sistem imun tubuh yaitu pada CD8+.
2. Manfaat Aplikatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Bising
a. Bunyi
variasi tekanan gelombang bunyi per detik yang dihitung dalam satuan
Hertz (Hz). Kekuatan bunyi atau intensitas adalah arus energi per
2000). Para ahli bersetuju bahwa paparan secara terus menerus pada
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(Tigor, 2005).
b. Bising
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(Roestam, 2004):
lain-lain.
Bising ini relatif tetap dan hanya pada frekuensi tertentu saja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan lain-lain.
Hz.
c. Bising kontinyu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Intensitas bising
2) Jenis bising
3) Kerentanan individu/sensitivitas
1) Gangguan fisiologis
untuk jangka panjang dan efek untuk jangka pendek. Efek jangka
darah) (Karvanen dan Mikhaev, 1996). Efek jangka masa panjang pula
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
95-120 dB.
2) Gangguan psikologis
3) Gangguan komunikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
kesehatan.
4) Gangguan pendengaran
pulih kembali bila menghindar dari sumber bising. Namun bila terus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
a. Limfosit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
diperankan oleh sel darah putih (leukosit) yang berperan banyak dalam
1996).
pengaruh berbagai faktor asal timus. Sebanyak 90-95% dari semua sel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
2003).
b. Sel T CD8+
permukaan sel ini juga dikenali sebagai T8, Leu2, Lyt2 atau OKT8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Ly2, OX8) atau juga sebagai komplek heterodimer dengan protein lain
yang duduk berdekatan antara satu sama lain. Gen ini berhubungan
CD4 dan sel ini akan meningkatkan kematangan sel T yaitu CD4+,
CD8- atau CD4-, CD8+ . Sel T yang mampu mengenal pasti MHC
sendiri ini akan dipilih untuk proses pematangan yang dikenali sebagai
sel yang lain dengan cara memasukkan perforin ke dalam membran sel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
2002).
kesehatan dan secara tepat mempunyai dampak yang jelas terhadap fungsi
imunitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
dari gen ini dikontrol oleh faktor transkripsi Activator Factor 1 (AP- 1)
adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
(Harrison, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
B. Kerangka Pemikiran
menghambat Hipotalamus
CRH -
Hipofisis anterior
Mekanisme
Feedback Negatif ACTH -
Korteks adrenal
Kortisol -
menghambat
Reseptor
Glukokortikoid
Respon Imun
Seluler ↓
Ekspresi CD8+ ↓
diteliti :
tidak diteliti :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
norvegicus), berumur 2-3 bulan dengan berat badan sekitar 150-250 gram
sebanyak 30 ekor.
D. Teknik Sampling
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
E. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah the post test only control group design
(Taufiqqurrahman, 2003).
F. Kerangka Penelitian
Keterangan :
A : Adapatasi selama tujuh hari di dalam Laboratorium Sentral MIPA UNS.
2007).
24
3. Kandang
4. Timbangan Torbal
5. Spuit
6. Termometer
7. Higrometer
8. Flowcytometry
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
H. Cara Kerja
MIPA Biologi UNS selama tujuh hari dengan pemberian makanan dan
masing tikus (Jann dan Gerald,2003) dan minuman 15-30 ml per hari. Hewan
percobaan ini ditempatkan dalam kandang dimana tiap kandang terdiri atas 10
ekor tikus.
2. Pelaksanaan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
2007).
2007).
3. Pengukuran Hasil
masing tikus dalam tiap kelompok diambil darah sebanyak 1 cc dan dilakukan
sel yang tinggi contoh pada pasien leukemia (EDTA dan heparin adalah
anti-koagulan pilihan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
b. Ambil dan masukkan 100 µl suspensi sel [1 cc darah segar tikus putih] ke
3. Variabel luar:
28
1. Variabel bebas
sumber bunyi yaitu sirine elektrik frekuensi 350Hz (Sarkaki dan Karami,
2004) kemudian intensitasnya diukur dengan Sound Level Meter. Ada tiga
2. Variabel Terikat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
partikel atau sel dengan ukuran diameter berkisar dari 0.5µm hingga 40 µm.
3. Variabel luar
5) Makanan : BR 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
ANOVA. Jika terdapat perbedaan yang bermakna , akan dilanjutkan dengan uji
Post hoc. Alat untuk melakukan analisis Post Hoc untuk uji one-way ANOVA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel
galur Wistar yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 gram
(Lampiran 1).
Tabel 1. Rata-rata berat badan tikus putih sebelum diberi paparan (satuan = gram)
Keterangan : Huruf yang sama (a) pada satu kolom menunjukkan tiada perbedaan
yang bermakna antara masing-masing kelompok pada uji One-way
ANOVA
23,40 gram untuk kelompok I, 185,56 ± 22,97 gram untuk kelompok II, dan
210,33 ± 32,81 gram untuk kelompok III. Setelah diuji dengan menggunakan uji
antara kelompok (p>0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata berat badan
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
tikus putih pada masing-masing kelompok adalah sama dan tidak mempengaruhi
hasil penelitian.
ruangan terpisah dari kelompok II dan III yang diberi paparan tetapi masih berada
Keterangan : Huruf yang sama (a) pada satu kolom menunjukkan tiada perbedaan
yang bermakna antara masing-masing kelompok pada uji One-way
ANOVA
5,21% untuk kelompok I, 68,81 ± 5,21% untuk kelompok II, dan 68,81 ± 5,21%
untuk kelompok III. Setelah diuji dengan menggunakan uji One-way ANOVA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Keterangan : Huruf yang sama (a) pada satu kolom menunjukkan tiada perbedaan
yang bermakna antara masing-masing kelompok pada uji One-way
ANOVA
untuk kelompok I, 27,00 ± 1,390C untuk kelompok II, dan 27,09 ± 1,300C untuk
kelompok III. Setelah diuji dengan menggunakan uji One-way ANOVA (Lampiran
C. Hasil Penelitian
Sirine elektrik (frekuensi 350 Hz) yang digunakan sebagai sumber bising
dan dua masing-masing terdiri dari dua kandang dan diletakkan mengapit sirine
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Keterangan : Huruf yang berbeda pada satu kolom menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara masing-masing kelompok pada uji One-way
ANOVA
3,74 % untuk kelompok I, 35,44 ± 7,67% untuk kelompok II, dan 37,01 ± 1,12%
untuk kelompok III. Setelah diuji dengan menggunakan uji One-way ANOVA
(p<0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata kadar CD8+ tikus putih pada
D. Analisis Data
data secara visual dengan boxplot (Lampiran 6), serta dilakukan uji prasyarat
parametrik One-way ANOVA dengan uji normalitas data (uji Shapiro-Wilk) dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Tabel 5. Hasil uji normalitas data dan homogenitas varians untuk kadar CD8+
distribusi normal karena pada kelompok I, II dan III nilai p>0,05. Manakala nilai
p dari uji Levene sebesar 0,03 menunjukkan bahwa varians antara kelompok
Dari hasil uji prasyarat disimpulkan bahwa data kadar CD8+ tidak dapat
syarat uji parametrik tidak terpenuhi (Lampiran 4). Hasil uji prasyarat yang
1/Square root (CD8+). Hasilnya, data didapati mempunyai distribusi normal dan
Tabel 6. Hasil uji normalitas data dan homogenitas varians untuk kadar CD8+
setelah data ditransformasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
adalah p=0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat
perbedaan kadar CD8+ antara dua kelompok bermakna secara statistik. Hal ini
juga berarti bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis kerja diterima.
(Lampiran 5).
III terdapat perbedaan yang sangat bermakna dengan p=0,01 (p<0,05). Sedangkan
secara statistik (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa paparan bising kontinyu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
tikus putih, yaitu kelompok I (kontrol), kelompok II (paparan bising kontinyu 72 dB,
5 jam paparan, 21 hari), dan kelompok III (paparan bising kontinyu 90 dB, selama 5
jam paparan, 21 hari). Sebelum penelitian dilakukan berat badan tikus ditimbang.
Selain itu diukur pula kelembaban dan suhu ruang. Hasil uji statistik One-way
ANOVA membuktikan bahwa berat badan hewan uji, suhu dan kelembaban ruangan
sebelum perlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hal
ini berarti bahwa faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan dan tidak berpengaruh
dengan FITC anti-rat CD8+antibody . Dari Tabel 4 didapatkan rata-rata kadar CD8+
pada setiap perlakuan untuk kelompok I, kelompok II dan kelompok III. Data
p=0,000 (p<0,05) berarti terdapat perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
yang diuji yaitu kadar CD8+ antara kelompok kontrol dengan kelompok paparan 72
dB dan 90 dB. Hasil ini menunjukkan bahwa paparan bising kontinyu kronik dapat
dengan uji LSD. Hasilnya, terdapat perbedaan bermakna antara kelompok I dengan
kelompok II yaitu p=0,011 (p<0,05) dan antara kelompok I dengan kelompok III
bising, lama paparan dan kerentanan suatu individu (Hartono, 2007; Suma’mur,
1996). Semakin tinggi intensitas suatu bising maka makin berpengaruh pada
kesehatan, begitu juga jenis bising. Bising pada penelitian ini merupakan jenis bising
kontinyu yang ditimbulkan oleh siren elektrik dengan lama paparan 21 hari.
secara bertahap melalui kondisi stres seperti pada konsep Selye yaitu General
Adaptation Syndrome (GAS) yang dibagi menjadi 3: alarm stage, adaptation stage,
dan exhaustion stage (Putra, 2005). Pada alarm stage, tubuh yang mendapat stress
ringan akan memacu imunitas alami dan adaptif sebagai respon awal (McEwen,
2007). Coping mechanism bisa melalui dua cara yang berbeda yaitu, cara aktif
system dengan sekresi hormone katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) dan cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
(HPA) axis dan sekresi glukokortikoid. Jika mekanisme coping bekerja, kondisi yang
Apabila stressor terus dipaparkan dan coping mechanisme gagal, tubuh akan
memasuki fase kedua yaitu fase adaptasi atau resistensi (adaptation stage) (McEwen,
2007). Pada tahap ini tubuh (sistem imun) mulai kelelahan, tetapi belum sampai
timbul imunosupresif. Namun jika stresor tetap diberikan terus dalam jangka waktu
tertentu, maka respon yang diberikan tubuh akan jauh berbeda dibanding sebelumnya
(McEwen, 2007). Tubuh akan memasuki exhaustion stage atau chronic stress. Pada
penelitian ini, stres kronik didapatkan dengan memberi paparan bising kontinyu
selama 21 hari, seperti yang dinyatakan Prasher (2009), stres kronik bisa terjadi jika
katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) pada SAM system yang dilepaskan seketika,
(Romero dan Butler, 2007). Ini menyebabkan kortisol darah meningkat sekaligus
sistem imun dengan cara menghambat sintesa sitokin, menghambat presentasi antigen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
proliferasi sel T, sel B dan makrofag, mengurangi sirkulasi dan kemotaksis limfosit,
menstimulasi atrofi pada timus dan mencetuskan kematian pada sel T dan B imatur
Bersamaan dengan peningkatan kadar kortisol yang kronik akibat dari stres
yang berulang kali, kadar noradrenalin serta efektifitasnya juga didapati meningkat
(Ising, 2000). Menurut Prasher (2009), pada stres kronis yang berlanjutan, sistem
imun tidak lagi sensitif dan merespon pada hormon glukokortikoid.Stres kronik
seterusnya menekan sistem imun. Peningkatan kadar noradrenalin pada stres kronis
ini bukannya sekresi dari medula suprarenal tetapi berasal dari sinap sistem saraf
simpatis yang juga menginervasi organ limfoid yang merupakan tempat limfopoiesis
(Apanius, 1998). Hasil penelitian yang sama didapatkan pada kelompok II dan III
yang mengalami kenaikan kadar yang bermakna jika dibanding dengan kelompok I.
Kelompok II dan III dapat dirumuskan berada dalam fase kelelahan awal (early
exhaustion stage) dari perubahan fisik tikus yang kelihatan lemah dan dari kenaikan
jumlah CD8+. Kenaikan jumlah CD8+ ini menandakan fungsi imun dalam keadaan
stres kronis dan tidak bisa kembali ke tahap normal sebaliknya terjadi kompensasi
dengan memperbanyakkan sel imun (Apanius, 1998). Hal yang sama juga ditemukan
pada penelitian oleh Monjan dan Collector (1977) pada paparan bising intensitas
Perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok II dan kelompok III bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
terjadi karena paparan bising intensitas 72 dB sudah cukup untuk mencetus stres
2000).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah paparan bising kontinyu kronik dapat mempengaruhi kadar CD8+ pada
B. Saran
1. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang bising kontinyu dengan variasi lama
commit42to user