Anda di halaman 1dari 3

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman baru yang dipelajari dari

Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Perkenalkan, nama saya Muhammad Fajri, S.Pd.I. Saya calon guru penggerak angkatan 7
dari SMPS Islam Al FAlah Kabupaten Aceh Besar. Saya akan menyampaikan kesimpulan dan
refleksi terhadap materi modul 1.1 tentang pemikiran Filososfi Ki Hajar Dewantara.
Indonesia patut bersyukur memiliki seorang anak bangsa yang brilian dalam
memerdekakan pemikiran pendidikan yang ada pada sosok seorang Ki Hajar Dewantara yang
bernama asli Suwardi Suryaningrat. Pikiran-pikiran bernas, amal usaha dan perjuangannya
mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu meraih kemerdekaannya dengan
bekal dan modal belajar merdeka tidak saja bermodalkan kekuatan otot dan senjata. Sejatinya
perjuangan terhormat adalah perjuangan dengan basis pendidikan, karena derajat yang tinggi
hanya dapat diperoleh dengan pendidikan.
Itulah sekelumit kiprah utama Ki Hajar Dewantara dalam upaya memerdekakan
manusia Indonesia berupa memerdekakan pendidikannya yang menurut KHD pendidikan itu
didefinisikan sebagai menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota masyarakat (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan).
Menuntun oleh KHD kemudian kejawantahkan dalam tiga pilar utama pengajaran KHD
sebagai berikut: melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung
tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut
wuri handayani). Dengan tiga pilar utama tersebutlah tonggak pendidikan yang dibangun Ki
Hajar mampu mengangkat harkat martabat pendidikan Bangsa Indonesia hingga mampu
mendorong manusia Indonesia yang merdeka, yakni manusia yang hidupnya lahir atau batin
tidak bergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar akan kekuatan diri sendiri.
Selain ketiga pilar tersebut di atas, KHD juga meletakkan dasar-dasar system pendidikan
lainnya yang dikenal dengan sebutan Trikon (Kontinyu, konvergen, konsentris). Kontinyu:
berkesinambungan dengan masa lalu, Konvergen: bertemu secara terbuka dengan
perkembangan alam dan zaman. Dan Konsentris: menyatu dengan nilai-nilai kemanusiaan,
dunia.
Keberadaan asas-asas pendidikan yang telah ditanamkan dan diperjuangkan oleh KHD
tersebut menjadi sangat vital dan mutlak untuk terus dipertahankan dan menjadi modal
penting bagi pendidikan bangsa Indonesia di masa kini. Karena secara universal, nilai-nilai yang
sudah ditawarkan oleh KHD adalah nilai-nilai yang teruji yang mana nilai-nilai tersebut dapat
berlaku di mana saja dan tak akan lekang oleh zaman. Sudah ideal pula pilar dan nilai yang
sudah dikembangkan KHD menjadi modal utama setiap sekolah di Indonesia.
Di sekolah tempat saya mengajar, setiap tata nilai yang ditanamkan oleh KHD
diterjemahkan menjadi apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, apa yang kamu rasa adalah
pendidikan. Pendidikan harus bersifat universal dan holistic.
Berangkat dari pengajaran KHD, saya selaku penerus pejuangan KHD sebagai pengajar
dan pendidik, saya sudah melakukan dan menerapkan tata nilai dari ajaran KHD dalam proses
pengajaran dan pendidikan sehari-hari di lingkup sekolah maupun komunitas belajar yang saya
terlibat di dalamnya.
Selanjutnya, saya akan merefleksikan diri terkait dengan telaah modul 1.1. PGP
angkatan 7 melalui 3 pertanyaan pemantik berikut:

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari modul 1.1?
Sebelum saya mempelajari modul 1.1. ini saya mempunyai keyakinan bahwa:
o Pembelajaran cenderung berpusat pada guru ketimbang murid. Gurulah yang
punya peranan dominan dalam proses PBM.
o Sajian pelajaran yang disajikan dengan hanya satu pendekatan dan dengan satu
gaya dapat diterima oleh seluruh peserta didik
o Guru dapat memaksakan kehendaknya pada peserta didik
o Peserta didik harus memiliki nilai cemerlang pada setiap mata pelajaran yang
dipelajari

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul
ini?
Setelah saya mempelajari modul 1.1. ini saya tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar
Dewantara banyak hal dan pemahaman yang saya dapatkan. Pemikiran KHD
membuka cakrawala saya dalam memaknai keberagaman peserta didik yang harus
diajarkan sesuai dengan karakter dan gaya belajar masing-masing, yang mana belum
terlalu optimal saya praktikkan di ruang kelas. Selain itu, bahwa, pembelajaran yang
ideal adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru harus berperan
sebagai fasilitator atau pada istilah KHD disebut sebagai penuntun atau pamong. Ini
menjadi tantangan bagi saya, bagaimana upaya saya di masa depan untuk
menciptakan kondisi kelas yang lebih memberdayakan peserta didik, pembelajaran
yang terpusat pada peserta didik dan memberdayakan pula kodrat gaya belajar yang
telah ada pada mereka dengan tanpa memaksa kehendak saya pribadi sebagai guru.
Di samping itu, saya juga menyadari dengan adanya masing-masing karakter
(kodrat) pada masing-masing peserta didik, maka kodrat inilah yang harusnya
diasah dan dipoles oleh para guru agar berkembang dengan baik dan selaras tanpa
harus memaksa keinginan guru yang cenderung tidak sepenuhnya memahami
kodrat dan bakat minat peserta didik. Dan terkait ini pula, tidak ada keharusan pada
peserta didik untuk cemerlang pada semua mata pelajaran.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan
pemikiran KHD?

Hal-hal yang ingin saya rubah dari kelas saya agar mencerminkan pemikiran KHD
adalah saya akan mendorong peserta didik di kelas saya untuk bertumbuh dengan
kodratnya (bakat minat mereka). Terkait ini, tentu saya harus melakukan assesmen
diagnostic agar lebih mengenal dana mengetahui modal para peserta didik ini
supaya tuntunan yang akan saya berikan pada mereka tepat guna.
Selain itu, saya akan berusaha untuk menyajikan pelajaran saya dengan pendekatan
yang menghargai pola belajar peserta didik yang terdifferensiasi. Tiga pola belajar
(audio, visual dan kinestetik) ini perlu menjadi perhatian utama saya dalam
menyajikan pelajaran agar pelajaran saya dapat menjangkau semua peserta didik
dan dapat diterima dengan baik pula oleh seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai