Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL GLOBAL EDITION

ANALISIS JURNAL GLOBAL EDITION

JURNAL 6.
1. Judul : Delivering Value
2. Penulis : Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Alexander Chernev
3. Nama Jurnal : Marketing Management 16 Global Edition
4. Tahun : 2021
5. Penerbit : Pearson
6. Pendahuluan :
Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Setiap bisnis
diciptakan untuk menyampaikan nilai kepada konsumen (customer value delivery) secara
menguntungkan. Dalam kondisi persaingan yang semakin kompetitif dan konsumen
dihadapkan dengan banyaknya pilihan, hanya perusahaan yang mampu menggabungkan
value-based activities guna menciptakan, menjaga, dan memperbaruhi nilai kepada pelanggan
(value to customer) dan memberikan nilai paling menguntungkan bagi pelanggan (superior
value) yang dapat memenangkan persaingan (Kotler & Keller, 2009). Kotler dan Keller
(2009) membagi aktivitas dalam value delivery process menjadi 3 aktivitas utama yakni:

1. Choosing the value (value exploration) adalah aktivitas yang dilakukan sebelum produk
dibuat. Aktivitas meliputi penentuan segmen konsumen (segmentation), pemilihan
sasaran konsumen yang tepat (targeting), dan pemilihan nilai/ manfaat yang ingin
ditawarkan (offering’s value positioning).
2. Providing the value (value creation) adalah aktivitas pengembangan produk, penentuan
fitur produk dan harga
3. Providing the value (value delivery) adalah aktivitas menyampaikan nilai kepada
konsumen melalui tenaga penjualan (sales force), promosi penjualan (sales promo), iklan
(advertising) dan alat komunikasi lainnya untuk mempromosikan dan menyampaikan
produk sampai ke tangan konsumen.

Perusahaan yang memiliki salah satu atau lebih distinctive capabilities di atas dibandingkan
pesaingnya akan mempengaruhi competitive advantage-nya. Salah satunya bila perusahaan
dapat memaksimalkan kemampuan dan infrastruktur yang dimiliki untuk menyampaikan nilai
(value delivery) kepada konsumen secara lebih efisien akan dapat mengungguli para
pesaingnya dengan kondisi tipe produk, harga, pelayanan yang ditawarkan sama.
Keberhasilan value creation membutuhkan keberhasilan value delivery.

7. Landasan teori
E-HRM pertama kali digunakan pada 1990-an ketika e-commerce mulai mendominasi
dunia bisnis (Kovach et al., 2002; Martinsons, 1997).
Perilaku menyimpang di tempat kerja didefinisikan sebagai perilaku sukarela yang
melanggar norma organisasi dan membahayakan kesejahteraan organisasi atau anggotanya
atau keduanya (Robinson dan Bennett, 1995, hlm. 557). Misalnya pulang kerja lebih awal,
istirahat berlebihan dan sengaja bekerja lambat (Tuna et al., 2016).
Sebagai strategi EHRM (Lengnick-Hall dan Mortiz, 2003), para peneliti telah mengakui
integrasi situs jejaring sosial (SNS) platform publik (misalnya Myspace, Facebook, Twitter)
serta situs jaringan organisasi atau jaringan sosial perusahaan (ESNs) (misalnya Yammer
oleh Microsoft, Obrolan oleh tenaga penjualan, Slack, Microsoft Teams) dalam organisasi
(Baccarella et al., 2018)
Jaringan sosial perusahaan (ESN), dikenal sebagai layanan jaringan sosial internal
organisasi, yang merupakan bagian dari sistem jaringan online yang lebih komprehensif
yang menyediakan banyak peluang untuk bertukar ide, informasi, dan pengetahuan. ESN
disebut sebagai: "Web".
8. Metodologi :
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan
untuk memahami perilaku jaringan sosial individu di tempat kerja dan mengeksplorasi dan
memahami persepsi manajer SDM tersebut secara lebih rinci,
a. Sampel
26 praktisi HR (yang juga bertanggung jawab atas kebijakan media sosial organisasi
mereka) dari organisasi IT dan ITES India.
b. Pengumpulan Data
wawancara
9. Hasil
kami menemukan bukti untuk perilaku menyimpang di tempat kerja berikut: wasting time
on SNSs, sharing confidential information, bullying, harassment, discrimination, offensive
comments against the supervisor and breaching privacy principles.
10. Kesimpulan
Teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet telah mengubah pekerjaan secara
drastis karena kita dapat melakukan lebih nyaman dan efektif. Namun, ironisnya juga
memunculkan beberapa perilaku salah di tempat kerja. Penelitian ini memberikan informasi
yang konstruktif bagi organisasi untuk memahami konsekuensi negatif dari e-HRM, seperti
perilaku tempat kerja yang menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai