Anda di halaman 1dari 2

Benar Salah

1. Apabila upaya keberatan tidak dipertimbangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak karena telah
melebihi batas waktu penyampaian keberatan, maka apabila Wajib Pajak masih ingin
menyengketakan materi Surat Ketetapan dapat mengajukan upaya hukum pasal 36 ayat
(1b).
2. Pengajuan keberatan paling lambat dilakukan 3 bulan sejak tanggal diterbitkannya Surat
Ketetapan.
3. Pengajuan permohonan pengurangan atau pembatalan sanksi administrasi yang tidak benar
dapat dilakukan bahkan setelah melebihi 3 bulan sejak dikrimkannya surat ketetapan.
4. Permohonan Pasal 36 ayat (1d) dapat dilakukan apabila pemeriksaan dilakukan tanpa ada
SPHP dan pembahasan akhir.
5. Apabila semua materi surat ketetapan sudah benar dan tidak ada sengketa, namun wajib
pajak merasa sanksi terbit karena kekhilafan yang dilakukan, maka Wajib Pajak dapat
melakukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan yang tidak benar,
sebagaimana dimaksud di dalam pasal 36 ayat (1a).
6. Hasil Surat Keputusan Keberatan yang menolak keberatan Wajib Pajak, dapat diajukan
gugatan oleh Wajib Pajak.
7. Wajib Pajak yang mengajukan Banding atas Surat Keputusan Keberatan, harus mengajukan
surat banding paling lambat 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan dikirimkan.
8. Nilai Surat Ketetapan Pajak yang disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir, harus sudah
dibayar oleh Wajib Pajak sebelum Surat Keberatan disampaikan.
9. Nilai SKPKB sebesar Rp. 300.000.000,-, Wajib Pajak setuju dalam pembahasan akhir sebesar
Rp. 100.000.000,-. Wajib Pajak telah membayar nilai SKPKB yang disetujui sebelum Surat
Keberatan diajukan. Pada tanggal 22 Desember 2021 terbit Surat Keputusan Keberatan yang
menolak permohonan Wajib Pajak, atas hal tersebut Wajib Pajak akan dikenakan sanksi
denda sebesar Rp. 90.000.000,-.
10. Apabila Wajib Pajak mengajukan permohonan banding atas kondisi diatas, maka sanksi
denda pasal 25 ayat 9 tidak diterbitkan.
11. Upaya gugatan diantaranya dapat dilakukan terhadap pelaksanaan Surat Paksa, Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang.
12. Negara memiliki hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik Wajib Pajak.
13. Apabila diketahui Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
atau berniat untuk itu maka upaya penagihan seketika sekaligus dapat dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
14. Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.
15. Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila diterbitkan surat paksa.
16. Tujuan Pemeriksaan adalah menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, dan
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
17. Saat dimulainya pemeriksaan adalah Surat Pemberitahuan Pemeriksaan disampaikan atau
sejak Wajib Pajak datang memenuhi memenuhi panggilan.
18. Jangka waktu pengujian pemeriksaan berakhir pada saat pembahasan akhir dilakukan.
19. Setelah menerima SPHP Wajib Pajak berhak memberikan tanggapan tertulis paling lama 7
hari ditambah 3 hari sejak SPHP diterima.
20. Wajib Pajak berhak untuk meminta pemeriksa menunjukkan tanda pengenal pemeriksa
pajak dan surat perintah pemeriksaan.
21. Apabila Wajib Pajak mengajukan restitusi atas kelebihan pembayaran pajak tanpa
mencentang proses pengembalian pendahuluan di dalam permohonan restitusinya, maka
proses resitusi akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan pasal 17A.
22. Bagi Wajib Pajak yang mengajukan pengembalian pendahuluan berdasar pasal 17D, namun
pada saat penelitian terdapat data yang membuat permohonan pengembalian pendahuluan
tidak dapat diproses, maka restitusi akan dilanjutkan dengan proses pemeriksaan pasal 17A.
23. Wajib Pajak yang memenuhi kriteria risiko rendah sebagaimana dimaksu dalam pasal 9 ayat
(4c) UU PPN dapat mengajukan permohonan pengembalian pendahuluan di setiap masa
pajak terjadinya kelebihan pajak.
24. Yang termasuk PKP risiko rendah adalah PKP yang melakukan penyerahan yang dibebaskan
PPN, serta tidak terutang PPN.
25. Satu surat keberatan dapat diajukan untuk beberapa surat ketetapan.
26. Dalam proses penagihan, surat paksa diterbitkan 21 hari setelah diterbitkan surat teguran
dan WP/PP belum melunasi hutang pajak.
27. Apabila Wajib Pajak mengajukan permohoan pembetulan atas Surat Ketetapan yang
terdapat kesalahan penulisan, Direktorat Jenderal Pajak wajib menerbitkan SK Pembetulan 6
bulan sejak surat permohonan diterima.
28. Apabila setelah 12 bulan pengajuan surat keberatan diterima oleh DJP, namun belum
diterbitkan SK Keberatan, maka permohoanan Wajib Pajak dianggap dikabulkan seluruhnya.’
29. Surat Ketetapan Pajak tetap dapat diterbitkan walaupun melebihi 5 tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak.
30. Atas pengenaan surat tagihan pajak yang tidak benar Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan pasal 36 ayat (1c).

Anda mungkin juga menyukai