Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Disusun oleh :

Kelompok IIC

Cyrilla Naura Haq 23020321140152


Maela Rosinta 23020321130055
Mikael Adi Santoso 23020321140095
Muhammad Hasbitsaany 23020321140107
Nova Indah Larasati 23020321120023
Reyhan Fausta Ardhinsyah 23020321130037

PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA


TANAMAN PANGAN
Kelompok : IIc (DUA)C
Jurusan : PERTANIAN
Program Studi : S1-AGRIBISNIS
Fakultas PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Tanggal Pengesahan : Desember 2022

Mengetahui,

Kordinator Praktikum Teknologi Asisten Pembimbing Praktikum


Produksi Tanaman Pangan Teknologi Produksi Tanaman Pangan

Dosen Pengampu. Asisten


NIP. NIM.

RINGKASAN
Kelompok II. AgrbisnisC. 2022. Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Pangan
(Asisten: Merlys Juana Purba).

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan dilaksanakan pada


tanggal 23 September 2022 hingga 18 November 2022. Praktikum dilaksanakan
di Lahan Agroteknopark dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman,
Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro.
Materi yang digunakan dalam praktikum teknologi Produksi tanaman
pangan terdiri dari alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lain yaitu wadah
plastik, kertas tissue, hand sprayer, penjepit, polybag, tanah, pupuk kandang,
sekam, sekop, tugal kecil. Bahan tanam yang digunakan yaitu bahan yang
digunakan yaitu benih padi, air, pupuk urea, pupuk SP-36, dan pupuk KCl..
Metode yang dilakukan yaitu Metode yang dilakukan yaitu pada acara
perkecambahan biji adalah benih dikecambahkan kemudian menghitung
persentase uji daya kecambah, uji muncul tanah dengan melakukan penanaman
dengan perlakuan perbedaan kedalaman tanam kemudian menghitung persentase
uji muncul tanah, budidaya tanaman Padi (Oryza sativa) dengan melakukan
pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman..
Hasil praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan dengan tanaman
xxxxx yaitu xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Budidaya

Tanaman Pangan tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini bertujuan untuk

memberikan wawasan serta pengetahuan kepada pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Didik Wisnu

Widjajanto, M.Sc., Ph.D, selaku koordinator praktikum dan Merlys Juana Purba

selaku asisten yang telah membimbing membantu pelaksanaan praktikum

Teknologi Produksi Tanaman Pangan serta kepada pihak terkait yang telah

berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini.

Penulis sadar bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna

karena terbatasnya ilmu, wawasan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh sebab itu,

penulis perlu saran dan kritik yang bersifat membangun agar kedepannya dapat

lebih baik. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 30 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR ILUSTRASI viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I.PENDAHULUAN 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1. Tanaman xxxxxxx 2
2.2. Perkecambahan Biji 3
2.3. Uji Muncul Tanah 4
2.4. Budidaya Tanaman xxxxx 5

BAB III. MATERI DAN METODE 12


3.1. Materi 12
3.2. Metode 13
3.2.1.Perkecambahan Biji 13
3.2.2.Uji Muncul Tanah 13
3.2.3.Budidaya Tanaman xxxxxx 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15


4.1. Perkecambahan Biji 15
4.2. Uji Muncul Tanah 16
4.4. Budidaya Tanaman xxxxx 22
4.4.1. Pertumbuhan 22
4.4.2. Produksi 24

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1. Simpulan 33
5.2. Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 35

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

1. Uji Daya Kecambah 24


2. Uji Muncul Tanah 24
3. Pertumbuhan 24
4. Produksi 24
DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi Halaman

1. Uji Daya Kecambah 15


2. Uji Muncul Tanah 28
3. Budidaya Tanaman Pangan 30
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perhitungan Daya Kecambah Benih 41

2. Perhitungan Uji Muncul Tanah 50

3. Data Pertumbuhan 54

4. Perhitungan Kebutuhan Pupuk 62

5. Dokumentasi Kegiatan 63
BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat sekarang ini sektor pertanian Indonesia memegang peranan

penting dalam meningkatkan perekonomian nasional dan internasional. Terdapat

banyak sekali komoditas-komoditas unggulan yang memberikan kontribusi besar

dalam pembangunan di Indonesia salah satunya pada komoditas tanaman pangan

sehingga harus terus dikembangkan. Budidaya tanaman pangan dapat diartikan

sebagai proses budidaya berbagai tanaman yang memiliki peran penting dalam

kehidupan yaitu menjadi kebutuhan pokok dan kebutuhan paling dasar manusia

dalam memenuhi berbagai kebutuhan dalam tubuh yaitu nutrisi seperti

karbohidrat, mineral, protein, vitamin, dan lain-lain.

Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu tanaman

umbi-umbian, tanaman kacang-kacangan, dan tanaman serealia atau biji-bijian.

Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman pangan jenis biji-bijian yang

bahan utama nasi yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Terdapat

faktor-faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan padi seperti cuaca, panas

matahari, dan rata-rata curah hujan. Padi dapat tumbuh dengan baik jika berada

pada daerah tropis dan subtropis dengan rata-rata curah hujan 200 mm/bulan atau

1500-2000 mm/tahun. Salah satu jenis padi yang banyak dikembangkan oleh

petani pada daerah tadah hujan yaitu padi gogo yang memiliki tipe padi dengan

lahan kering dan relatif toleran tanpa ada genangan seperti sawah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sebagai sumber

energi yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Salah satu upaya

peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan mencukupkan kebutuhan

haranya (Supartha, 2012). Padi merupakan komoditas tanaman pangan penghasil

beras yang memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia yaitu

beras sebagai makanan pokok sangat sulit digantikan oleh bahan pokok lainnya.

Padi sebagai tanaman pangan telah dikonsumsi kurang lebih 90% dari

keseluruhan penduduk Indonesia sebagai makanan pokok sehari-hari masyarakat

Indonesia (Donggulo et al., 2017).

Di jaman revolusi hijau, peningkatan produktivitas, terutama padi di

Indonesia dilaksanakan melalui intensifikasi, yang komponen utamanya adalah

penggunaan pupuk (kimia) dan pestisida, serta penggunaan varietas padi

unggul berdaya hasil tinggi. Sayangnya, komponen utama ini telah

menimbulkan berbagai masalah, terutama pencemaran lingkungan dan

eksplosifnya hama dan penyakit tertentu pada padi, seperti hama wereng, yang

dapat menyebabkan gagal total (Wangiyana, 2018). Upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi sawah adalah dengan

menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal untuk setiap fase pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Teknologi yang diterapkan tidaklah hanya berorientasi


pada peningkatan hasil saja, tetapi juga menekankan efisiensi penggunaan sarana

produksi (Lita, 2013).

2.2. Perkecambahan Biji

Perkecambahan biji dapat diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan


embrio yang ditandai dengan munculnya plumula dari dalam biji.Perkecambahan
benih tersebut dapat diindikasikan dengan mulai memanjangnya batang,akar dan
daun yang keluar dari biji sehingga secara visual dan morfologis suatu benih yang
berkecambah ditandai dengan terlihatnya radikula dan plumula yang berasal dari
biji.Perkecambahan artinya proses metabolisme biji sampai bisa membentuk
pertumbuhan yang berasal dari komponen kecambah atau biasa disebut dengan
plumula dan radikula (Marthen et al.,2013). Benih dapat berkecambah jika
tersedia faktor faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan.Setiap
biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu presentase
pertumbuhan kecambahnya sama,karena hal ini ditentukan berbagai macam
macam faktor yang mensugesti perkecambahan.Perkecambahan secara umum
ditandai dengan menggunakan munculnya radikula asal permukaan kulit
biji,sedangkan proses perkecambahan telah dimulai sejak benih melakukan
imbibisi air melalui kulit sampai terjadi pembentukan serta perkembangan sel sel
yang berasal dari embrio. Kecepatan dan ciri perkecambahan biji pada umumnya
sangat berkaitan dengan adanya faktor dormansi,faktor lingkungan dan faktor
genetis (Kende,2019).Fase perkecambahan diawali dengan imbibisi yang
menjadikan kulit biji lunak dan terjadinya peningkatan aktivitas enzimatik.Pada
saat perkecambahan, imbibisi air merangsang aktivitas giberelin yang diperlukan
untuk mengaktivasi enzim αamilase. Enzim ini selanjutnya masuk ke dalam
cadangan makanan dan mengkatalis proses perubahan cadangan makanan, pati
menjadi gula yang kemudian digunakan sebagai sumber energi untuk pembelahan
dan pertumbuhan sel (Amalia,2016)

Perkecambahan biji yang baik pada umumnya dapat ditandai dengan


perkembangan akar dan batang yang baik.Perkecambahan biji dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu endogen dan faktor eksogen.Faktor endogen bisa dipengaruhi
oleh kandungan senyawa kimia seperti lipid,karbohidrat,hormon serta enzim yang
ada pada setiap tanaman.Faktor eksogen dapat diartikan sebagai faktor lingkungan
yang sinkron dengan kondisi tumbuh tanaman.Pada umumnya faktor
endogen,eksogen dan faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses
perkecambahan biji ( Asra,et al.,2020).Perkecambahan benih juga dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari dalam yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya benih seperti
gen dan hormone.Faktor eksternal merupakan dapat diartikan sebagai faktor yang
berasal dari luar yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya benih seperti
cahaya,oksigen,suhu dan kelembaban serta unsur hara.Faktor internal dan faktor
eksternal merupakan faktor yang juga dapat berpengaruh terhadap perkecambahan
benih,di mana hormon dan gen merupakan faktor internal sedangkan
suhu,kelembaban,air,cahaya,dan oksigen dan juga merupakan faktor eksternal
yang memp(Paramita et al.,2018).Kemunculan kecambah juga dapat dipengaruhi
oleh kedalaman suatu lubang tanam.Semakin dalam suatu lubang tanam maka
benih yang akan ditanam akan semakin sulit tumbuh, Sebaliknya apabila benih
ditanam pada kedalaman tanam yang dangkal, benih akan mudah tumbuh.Hal ini
disebabkan oleh kadar oksigen yang terdapat di dalam tanah. Kadar oksigen akan
semakin menurun dengan semakin dalam lapisan tanah. Faktor kedalaman lubang
tanam sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya benih yang berarti
semakin dalam tanah, semakin sedikit oksigen yang tersedia. Hal ini berarti
kecambah yang ditanam terlalu dalam akan mengalami kekurangan oksigen. Bila
kekurangan oksigen maka respirasi akan terhambat yang mengakibatkan
tertekannya pertumbuhan benih terutama dalam hal potensi tumbuh, daya
berkecambah dan kecepaan tumbuh (Imansyah dan Rodhiya,2019). Penentuan
jarak tanam yang tepat sangat penting. Hal ini karena berhubungan erat dengan
populasi tanaman persatuan luas areal. Populasi tanaman yang terlalu rapat dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat antara satu tanaman
dengan tanaman lainnya. Faktor kesuburan dan kelembaban tanah juga akan
menimbulkan persaingan apabila kerapatan tanaman semakin kecil. Jadi agar
tidak terjadi persaingan antara tanaman satu dengan yang lainnya, harus
diusahakan pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman
(Fatchullah,2016).

Biji yang telah masak fisiologis memiliki viabilitas tinggi yang ditandai
dengan kemampuan benih tersebut tumbuh menjadi kecambah normal dalam
kondisi optimum. Proses perkecambahan tersebut dimulai dengan imbibisi air ke
dalam benih untuk mengaktifkan kembali aktivitas pertumbuhan benih dan
menginisiasi pertumbuhan embrio kemudian dilanjutkan dengan kemunculan akar
yang menembus kulit benih (Widajati et al., 2013). Pertumbuhan dan
perkembangan bibit di tingkat nurseri sangat ditentukan oleh keberhasilan biji
atau benih membentuk semai yang diawali dengan perkecambahan benih. Secara
agronomis, perkecambahan suatu biji (benih) diartikan sebagai semai yang telah
atau mulai muncul di permukaan media tanam, sehingga secara teknis agronomis
perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang
mengakibatkan pecahnya kulit biji dan kemudian muncul semai di permukaan
tanahPerkecambahan merupakan suatu proses benih berkembang menjadi
kecambah yang mencapai pada tahapan munculnya bagian dari struktur-struktur
esensial benih. Kecambah tersebut akan menunjukkan kemampuan untuk
berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal dalam kondisi optimal. Proses
perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-
perubahan morfologi, fisologi, dan biokimia. Proses perkecambahan benih tidak
tergantung kepada ketersediaan nutrisi dalam tanah karena adanya
endosperma.Adapun proses perkecambahan biji ini dapat diawali dengan
masuknya air ke dalam biji yang kering. Biji yang kering tersebut akan menyerap
air dari lingkungan sekitarnya (imbibisi).Setelah biji menyerap air, maka ukuran
biji akan mengembang dan membesar sehingga menyebabkan kulit biji kadang
menjadi pecah.Air yang masuk akan memicu aktifnya hormon giberelin pada
embrio. Hormon tersebut kemudian akan memicu sel-sel di lapisan aleuron untuk
memproduksi enzim amilase.Enzim amilase yang telah dihasilkan akan bekerja di
endosperma (cadangan makanan) untuk mengubah pati menjadi gula.Gula yang
telah dihasilkan akan ditransfer kepada embrio sebagai bahan untuk pertumbuhan
embrio (Wardani dan Lathifah,2016)

2.3. Uji Muncul Tanah

Uji muncul tanah merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan tanaman memunculkan bagian pada organnya sebagai indikator

tanaman muncul. Uji muncul tanah bertujuan untuk mengetahui kekuatan tumbuh

benih pada media yang digunakan (Dwipa dan Saswita, 2017). Uji muncul tanah

memanfaatkan media tanam yang berbeda untuk mengetahui kemampuan suatu

varietas tanaman pada kondisi dan jenis tanah tertentu. Uji muncul tanah

menggunakan campuran tanah dan pasir sebagai media untuk menggambarkan

kekuatan tumbuh benih (Khairani et al., 2022).

Penghitungan uji muncul tanam pada tanaman dilakukan ketika tanaman

telah memasuki umur tujuh hari setelah tanam atau lebih. Uji muncul tanah suatu

tanaman biasanya dihitung pada hari ke tujuh setelah tanam (Ningsih et al., 2019).

Uji muncul tanah dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi yaitu kadar air, sifat genetik, dan viabilitas

awal (Paramita et al., 2018). Sedangkan faktor eksternal meliputi penyinaran

cahaya matahari, suhu, air, dan oksigen.

Uji muncul tanah tanaman dipengaruhi juga oleh kedalaman tanam.

Kedalaman tanam dapat mempengaruhi potensi tumbuh, daya berkecambah, dan

kecepatan tumbuh tanaman (Mismawarni, 2014). Varietas yang berbeda dapat

memberikan pengaruh terhadap kemunculan benih. Penggunaan varietas benih

antara unggul dan lokal memberikan perbedaan kemampuan benih untuk muncul
ke permukaan tanah (Dwipa dan Saswita, 2017). Perhitungan uji muncul tanah

memanfaatkan jumlah kecambah normal dibagi dengan jumlah benih

dikecambahkan dalam satuan persen (%).

2.4. Budidaya Tanaman Padi

Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman,


tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang, media tanam juga
digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat
tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi
tanaman. Media tanam yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu seperti
tidak mengandung bibit hama dan penyakit, bebas gulma, mampu menampung
air, tetapi juga mampu membuang atau mengalirkan kelebihan air, remah dan
porous sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang menembus media tanam
dengan mudah dan derajat keasaman (pH) antara 6-6,5 (Bui et al., 2015).
Penggunaan berbagai jenis media tanam dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman padi. Tanaman padi dapat memberikan hasil yang maksimal bila
ditanam pada kondisi lahan yang tidak padat (Magfiroh et al., 2017).
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan pemilihan
terhadap benih dengan cara benih padi direndam dengan air selama 15 menit.
Benih yang digunakan adalah benih yang terbenam atau bernas sedangkan benih
yang terapung dibuang. Penanaman dilakukan dengan sistem tabela (tanam benih
langsung) (Rozen & Kasim, 2018). Benih padi ditanam dengan metode tugal,
karena benih ditanam di dalam tanah sedalam 2-4 cm (cukup dalam untuk
menghindari dari gangguan semut). Setiap lubang diisi dengan tiga benih yang
bertujuan untuk menghemat penggunaan benih dan menghindari kompetisi agar
dapat meningkatkan potensi perkembangan anakan (Ali et al., 2017).
Penjarangan tanaman padi dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang
tumbuh per lubang tanam dan menyisakan satu tanaman. Penjarangan dilakukan
pada saat tanaman padi berumur 14 hari (Siregar et al., 2013). Penyiraman
tanaman padi dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan atau tiga hari sekali bila
tidak turun hujan pada sore hari. Padi membutuhkan air terutama pada awal
perkecambahan dan pertumbuhan benih (Tefa, 2017).
Pemupukan tanaman padi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur
hara tanaman yang diperlukan selama masa produksi. Pemberian pupuk anorganik
dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam (Suparman,
2016). Pemupukan dilakukan dengan pemberian Urea, Sp-36, KCl sesuai dengan
dosis per polybag. Selain itu, pemberian pupuk kandang saat pengolahan tanah
bermanfaat karena memiliki kandungan hara yang cukup untuk perkembangan
dan pertumbuhan tanaman seperti natrium (N), fosfat (P), dan kalium (K)
(Ramadhana et al., 2019).
Panen dilakukan pada saat padi berumur 110 hari dan secara visual
menunjukkan ciri - ciri matang panen. Umur panen optimum sangat menentukan
mutu maupun kehilangan hasil saat panen (Iswari, 2012). Padi yang dipanen
sebelum masak optimal akan menghasilkan kualitas gabah maupun beras yang
kurang baik. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal batang padi dengan
sabit (Lubis et al., 2016).
BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan Tanaman Pangan telah

dilaksanakan pada Jumat, 23 September 2022 hingga xxxxxxxxx di Lahan

Agrotechnopark Universitas Diponegoro, Semarang dan di Laboratorium Ekologi

dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

Diponegoro.

3.1. Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum Teknologi Produksi Tanaman

Pangan terdiri dari alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu wadah plastik,

kertas tissue, hand sprayer, penjepit, polybag, tanah, pupuk kandang, sekam,

sekop, tugal kecil. Adapun bahan yang digunakan yaitu benih padi, air, pupuk

urea, pupuk SP-36, dan pupuk KCl.

3.2. Metode

3.2.1. Uji Daya Kecambah

Metode yang digunakan dalam praktikum Acara Uji Daya Kecambah yaitu

menentukan jenis biji yang akan digunakan: serealia/legum. Menyiapkan wadah

plastik, tisu, air, dan penjepit. Melakukan sebanyak 3 ulangan. Biji diskarifikasi

dengan cara merendamnya di air hangat bersuhu 60 derajat celcius selama 20

menit atau merendamnya pada air biasa selama 1x24 jam. Mengecambahkan biji
minimal 20 biji. Mengamati dan mencatat selama 14 hari. Menghitung persentase

perkecambahan dengan rumus P = T/N x 100% dimana P adalah tingkat

perkecambahan, T adalah jumlah total benih yang berkecambah, dan N adalah

jumlah benih yang berkecambah. Mengkalkulasi persentase perkecambahan biji.

3.2.2. Uji Muncul Tanah

Metode yang dipakai dalam praktikum acara Uji Muncul Tanah adalah

metode skarifikasi benih. Skarifikasi yang digunakan yaitu dengan merendam

benih di air hangat suhu 60 derajat Celcius selama 20 menit atau di air biasa

selama 1x24 jam. Perlakuan dalam penanaman benih padi dengan kedalaman 1,2,

dan 3 cm diulang tiga kali. Kelembaban tanah dijaga agar tidak kering, disiram air

tiap pagi hari secukupnya dan jika terkena air hujan tidak perlu disiram.

Pengamatan dengan tanaman diamati tiap hari selama 14 hari, mencatat tiap hari

hasil tanaman yang muncul dan foto dengan kamera hp. Menghitung persentase

UMT dengan rumus M = K/T x 100% dimana M adalah persentase UMT, K

adalah jumlah benih yang muncul ke permukaan tanah, dan T adalah jumlah benih

yang ditanam.

3.2.3. Budidaya Tanaman Padi

Metode yang digunakan dalam praktikum Acara Budidaya Tanaman Padi

yaitu tanaman dari UMT selesai jangan dibuang. Menyisakan 1 tanaman pada

setiap polybag. Melakukan penjarangan dengan cara memotong tanaman sampai

permukaan tanah. Melakukan pengamatan sampai panen meliputi parameter

pertumbuhan (setiap minggu) dan produksi (saat panen). Membuat laporan.


3.2.4. Pengamatan

Metode yang digunakan adalah tanaman padi yang sudah ditanam pada

polybag diberikan tanda berupa stiker yang sudah diberikan nomor urut 1-10.

Tanaman yang sudah ditandai dihitung panjang pertumbuhan dan jumlah daun

setiap minggu pada hari yang sama. Pengukuran dilakukan dengan mengukur

panjang batang dimulai dari titik tumbuh hingga ujung teratas. Jumlah daun

dihitung setiap minggu. Hasil pengukuran dicatat dan disimpan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Daya Kecambah

Berdasarkan praktikum Budidaya Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Uji Daya Kecambah Benih xxxxxxx


Ulangan Jumlah Benih Yang Jumlah Total Benih Daya Berkecambah
Berkecambah (%)
1
2
3
Rata-rata
Sumber : Data Primer Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan 2022.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4.2. Uji Muncul Tanah

Berdasarkan praktikum Budidaya Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Uji Muncul Tanah Benih Padi


Ulangan Jumlah Benih Yang Jumlah Total Benih Daya Berkecambah
Berkecambah (%)
1 89 90 98.8
2 78 90 86,6
3 72 90 80
Rata-rata 79,6 90 88,4
Sumber : Data Primer Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan 2022
Uji muncul tanah memanfaatkan tanah sebagai media tanam. Hal ini sesuai

pendapat Khairani et al., (2022) bahwa uji muncul tanah menggunakan campuran

tanah sebagai media untuk menggambarkan kekuatan tumbuh benih. Benih padi

yang ditanam pada media tanah diberikan tiga perlakuan yaitu kedalaman tanam 2

cm, 3 cm, dan 4 cm. Masing - masing perlakuan memiliki tiga pengulangan

dengan jumlah benih padi yang sama. Tiap polybag berisi 30 benih padi dengan

10 lubang tanam dan setiap lubang berisi tiga benih padi. Perlakuan kedalaman

tanah ini mempengaruhi uji muncul benih tanaman. Hal ini sesuai dengan

pendapat Mismawarni (2014) bahwa kedalaman tanam dapat mempengaruhi

potensi tumbuh, daya berkecambah, dan kecepatan tumbuh tanaman.

Berdasarkan uji muncul tanah yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa

pada polybag ulangan 1,2, dan 3 untuk kedalaman 2 cm dari total 90 benih yang

ditanam terdapat total 89 benih yang tumbuh. Persentase keberhasilan tumbuh

untuk kedalaman 2 cm yaitu 98,8%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan

kedalaman 2 cm merupakan perlak

4.3. Budidaya Tanaman xxxxxxx

Berdasarkan praktikum Budidaya Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan

diperoleh hasil sebagai berikut :


Penyiapan Media Tanam Penanaman

Penjarangan Pemupukan

Penyiraman Pemanenan
Sumber : Data Primer Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan 2022.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4.3.1. Pertumbuhan Tanaman xxxxxx

4.3.1.1. Tinggi Tanaman xxxxxx


Berdasarkan praktikum Budidaya Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan

diperoleh hasil sebagai berikut :

Ilustrasi x. Tinggi tanaman xxxx

Berdasarkan ilustrasi diatas menunjukkan bahwa ...... xxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4.3.1.2. Jumlah Daun Tanaman xxxxx

4.3.2. Produksi Tanaman xxxxxx


Berdasarkan praktikum Budidaya Tanaman Pangan yang telah dilaksanakan

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel x. Produksi Tanaman xxxxxxx

Perlakuan Ulangan Produksi Jumlah Rata-rata


1 1
2
3
2 1
2
3
3 1
2
3
Sumber : Data Primer Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan 2022.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

5.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., Hosir, A., & Nurlina. (2017). PERBEDAAN JUMLAH BIBIT PER
LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
PADI ( Oryza sativa L .) DENGAN MENGGUNAKAN METODE THE
SYSTEM RICE INTENSIFICATION Difference amount per hole planting
seeds on the growth of plant and rice ( Oryzasativa L .). 3(1), 1–21.
Amalia,S.2016.Pengaruh Air Hujan dan Air Tanah Untuk Memecah Dormansi
Biji Buah Sirsak dan Bukti Kebenarannya di Dalam Al Quran.IAIN Raden
Intan Lampung :(Skripsi)

Arinong, A. Rahman, H. Rukka, dan L. Vibriana. 2008. Pertumbuhan dan


produksi tanaman sawi dengan pemberian bokashi. J. Agrisistem. 4 (1) : 25
– 28.
Bui, F., Afnita, M., & Taolin, R. I. C. O. (2015). Pengaruh Komposisi Media
Tanam dan Ukuran Polybag Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat.
1(2477), 1–7.
Donggulo C.V., I.M. Lapanjang dan U. Made. 2017. Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Padi (Oryza sativa L) Pada Berbagai Pola Jajar Legowo dan Jarak
Tanam. Jurnal Agroland. 24(1) : 27-35.
Dwipa, I., dan W. Saswita. 2017. Pengujian hasil dan mutu benih beberapa
varietas kedelai dengan variasi jumlah satuan panas panen. J. Pros Sem Nas
Masy Biodiv Indon, 3 (1) : 16 - 22.
Fatchullah,D.2016.Pengaruh Jarak Tanam dan Kedalaman Tanam Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)
Generasi Dua Varietas Granola.Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Teknologi Pertanian

Imansyah,A.A.,dan Rodhiya,Z.A.2019.Pengaruh Kedalaman Tanam Terhadap


Pertumbuhan Tanaman Padi Pandan Putri.J.Hort Indonesia,7 (1) : 49-55

Iswari, K. (2012). Kesiapan teknologi panen dan pascapanen padi dalam


menekan kehilangan hasil dan meningkatkan mutu beras. 31(2), 58–67.
Kende,T.2019. Pengaruh Skarifikasi Tehadap Daya Kecambah Benih Saga
(Adenanthera Pavonina L.) Di Persemaian. Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin Makassar : (Skripsi)
Kende,T.2019. Pengaruh Skarifikasi Tehadap Daya Kecambah Benih Saga
(Adenanthera Pavonina L.) Di Persemaian. Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin Makassar : (Skripsi)

Khairani, M., N. Rozea, dan E. Swasti. 2022. Uji daya hantar listrik untuk benih
padi (Oryza sativa L.). J. Pertanian Agros. 24 (1) : 496 - 504.
Lingga, P dan Marsono. 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Lita, T.N, S. Soekartomo dan B. Guritno. 2013. Pengaruh Perbedaan Sistem
Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di
Lahan Sawah. 1(4) : 361-368.
Lubis, A., Dhafir, M., & Hidayat, T. M. R. (2016). Analisis Pemanenan Padi
Menggunakan Sabit terhadap Beban Kerja Fisik Petani. Jurnal Ilmiah
Teknologi Pertanian, 1(1), 1–11.
Magfiroh, N., Lapanjang, I. M., & Made, U. (2017). PENGARUH JARAK
TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI
( Oryza sativa L .) PADA POLA JARAK. 5(April), 212–221.
Marthen,M.,Kaya,E.,dan Rehatta,H.2013.Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan
Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes
falcataria L.).J.Ilmu Budidaya Tanaman,2 (1) : 10-16

Mismawarni, D. 2014. Pengaruh media tanam dan kedalaman tanam terhadap


viabilitas benih lengkeng (Nephelium longan L.). Universitas Teuku Umar :
Aceh Barat.
Ningsih, M. S., I. Suliansyah, A. Anwar, dan Yusniwati. 2019. Pengaruh bahan
pertanaman terhadap kualitas benih yang dihasilkan pada tanaman
bengkuang. J. Applied Agriculture Science and Technology. 3 (1) : 122 -
128.
Paramita K. E., T. K. Suharsi, dan M. Surahman. 2018. Optimasi pengujian daya
berkecambah dan faktor yang mempengaruhi viabilitas dan vigor benih
kelor (Moringa oleifera Lam.) dalam penyimpanan. J. Bul. Agrohorti. 6
(2) : 221 - 230.
Ramadhana, S., Elih, E., & Suryanto, A. (2019). Pengaruh Komposisi Media
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Padi Gogo ( Oryza sativa L
.) Pada Sistem Budidaya Tanaman Di Atas Gedung The Effect Of Planting
Media On Growth And Yield To Three Upland Rice ( Oryza sativa L .)
With Cultivation System On The Roof Top. 7(1), 143–150.
Rozen, N., & Kasim, M. (2018). Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI
( The System of Rice Intensification ).
Suparman. 2016. Pemupukan Padi Sawah. Badan Pelaksana Penyuluhan Petanian
Perikanan Kehutanan dan Ketahanan, Blitar.
Supartha, I, N,Y., G. Wijana dan G.M. Adnyana. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk
Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. 1(2) : 98-106.
Siregar, F. I., Ginting, J., & Irmansyah. (2013). PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI PADI GOGO VARIETAS SITU BAGENDIT PADA JARAK
TANAM YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN KOMPOS JERAMI. 1(2),
98–111.
Tefa, A. (2017). Uji Viabilitas dan Vigor Benih Padi ( Oryza sativa , L .) selama
Penyimpanan pada Tingkat Kadar Air yang Berbeda. 2(2477), 48–50.
Wardhani,F.F dan Latifah,D.2016. Perkecambahan Biji Dictyoneura acuminata
Blume. pada Cahaya Merah dan Merah Jauh.J.Hortikultura Indonesia,7
(1) : 49-55

Wangiyana, W, Z. Laiwan dan Sanisah. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman


Padi Var. Ciherang dengan Teknik Budidaya “SRI (System of Rice
Intensification)” Pada Berbagai Umur dan Jumlah Bibit per Lubang Tanam.
2 (1) : 70-78.
LAMPIRAN
Format Penulisan:
1. A4, Times New Roman, size 12. Margin 4,4,3,3 cm.
2. Setiap awal paragraf dimulai dengan menjorok 1 cm.
3. Spasi bab-subbab adalah 3; Spasi subbab-paragraf adalah 3; Spasi
paragraf- paragraf adalah 2.
4. Judul bab : huruf besar (kapital), font style bold, posisi di tengah.
5. Judul subbab : huruf besar (kapital) pada awal kata, font style bold,
dimulai dari sebelah kiri.
6. Tiap awal paragraf tidak diperbolehkan menggunakan kata preposisi : di,
ke, dari, yang, antara, pada, untuk, tentang, dengan; kata sambung : dan,
atau, sejak, setelah, karena, dalam.
7. Tinjauan Pustaka berasal dari 70 % jurnal dan 30 % sumber lainnya
8. Tahun minimal sitasi/sumber pustaka adalah tahun 2009
9. Ringkasan dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi.
10. Penomoran halaman judul – daftar lampiran menggunakan angka romawi
(i) dan diketik di sebelah bawah tengah.
11. Penomoran halaman pendahuluan – lampiran menggunakan angka arab (1)
dan diketik di sebelah kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan
1,5 cm dari tepi atas.
12. Penomoran tabel berdasarkan kemunculannya dalam naskah. Judul tabel
ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab (1) dan
dimulai dari sebelah kiri.
13. Setiap penulisan nama tanaman pada bab, sub bab diikuti nama latin
14. Penomoran ilustrasi berdasarkan kemunculannya dalam naskah. Judul
ilustrasi ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan
angka arab (1) dan posisi di tengah.
15. Post test dan PJ sebelum UAS.
16. Contoh Penulisan daftar pustaka
Manshuri, A. 2010. Produksi dan pertumbuhan tanaman kedelai. J. Pertanian.
7(2): 23-30.
Mulyani. 2017. Anatomi Kedelai. Penerbit Pustaka. Yogyakarta.

Pretest = 15%
Aktivitas = 15%
Postest = 15%
Laporan = 30%
PJ = 25%

NOTE :
1. 1 paragraf berisi minimal 2 sitasi, lebih dari dua lebih bagus.
2. Tinjauan pustaka minimal 3 paragraf
3. Tidak ada plagiarisme dll. Apabila Ketahuan, nilai laporan akan dikurangi
4. Semua yang ada di tabel, grafik pembahasan harus dibahas satu persatu
5. Laporan bisa mulai didraft berdasarkan apa yang sudah dilakukan, agar
tidak menumpuk di akhir

Anda mungkin juga menyukai