Anda di halaman 1dari 15

KASUS AUDIT INTERNAL

Pedagang Pasar Bogor Ditahan Karena Tolak Pungli Dan Mengadu


Kepada Jokowi

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan Internal


Dosen Pengampu : Vinny Stephanie Hidayat, S.E., M.Ak., Ak.

Disusun oleh :
Kelompok 5
Taufiqurrahman 1651125
Muhammad Rizki Nursoleh 1851063
Paula Liugita 1951068

FAKULTAS BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2022
BERITA

Polda Jabar Ungkap Hasil Audit Kasus Pedagang yang Diadukan ke Jokowi
CNN Indonesia, Minggu 24 April 2022 (04.57 WIB)

Bandung, CNN Indonesia -- Polda Jawa Barat (Jabar) mengeluarkan hasil audit investigasi
proses sidik yang telah dilakukan penyidik dan polsek setelah pedagang di Pasar Bogor
mengadukan apa yang dialami keluarganya itu ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara
langsung.

Sebagai informasi, pada Kamis (21/4), pedagang di Pasar Bogor meminta bantuan kepada
Jokowi yang berkunjung ke sana agar membantu membebaskan anggota keluarga mereka
yang dipenjara karena melawan preman yang melakukan pungutan liar (pungli).

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, tim secara maraton langsung
melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap anggota dan juga prosedur penyidikan kasus
tersebut. Bahkan, dan hingga tadi malam diadakan gelar perkara mengenai kasus tersebut.
"Berdasarkan hasil investigasi, proses kasus tersebut tidak ditemukan adanya penyimpangan
prosedural, normatif, serta netral dan berjalan sesuai dengan aturan-aturan," kata Ibrahim,
Bandung, Sabtu (23/4).

"Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pelanggaran kode etik, disiplin, prosedural,
normatif, objektif serta netral yang ada di dalam pemeriksaan tersebut," ujar imbuhnya.
Ibrahim mengaku atensi dari Jokowi terhadap aduan warga tersebut, langsung disikapi secara
serius dan pihaknya segera melakukan investigasi ke Polresta Bogor Kota terkait penanganan
kasus pengeroyokan yang dilakukan Ujang Sarjana.

"Sejak permasalahan ini bergulir, Polda Jabar sangat respon dengan kondisi tersebut. Hal ini
ditunjukan oleh atensi Kapolda Jabar untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan
terhadap kasus posisinya, dari sisi objektif, normatif serta prosedur-prosedur hukumnya,"
cetusnya.

Adapun audit investigasi dilakukan sejak Jumat (22/4) hingga Sabtu (23/4) di Mako Polresta
Bogor Kota.
"Kita berharap tidak kecolongan dari sisi prosedur dan normatif untuk menjaga apakah
netralitas dan keberpihakan anggota dalam hal mengerjakan kasus ini cukup objektif," ucap
Ibrahim.

la menambahkan, dalam investigasi menggunakan tolak ukur KUHAP dan Peraturan Kapolri
(Perkap) Nomor 6 Tahun 2019 tentang manajemen penyidikan.

Kemudian juga menjaga untuk tidak melanggar disiplin dengan menggunakan tolak ukur
Perkap Nomor 2 tahun 2016, lalu Perkap No 14 tahun 2011 tentang kode etik, dan Perkap
Nomor 2 tahun 2022 mengenai pengawasan melekat.
Perihal sebutan adanya pungutan liar atau pungli, Ibrahim menyampaikan, penyelidikan
tersebut akan ditindaklanjuti.

"Spirit dalam kasus penanganan ini kita cukup support kepada kedua belah pihak agar
mendapatkan rasa keadilan. Sejak dari awal kasus ini sudah diupayakan untuk restorative
justice namun belum ada titik temu dari kedua belah pihak sehingga akhirnya dilakukan
penegakan hukum," ujarnya.

"Penegakan hukum sendiri itu dilakukan itu untuk menegakan hak hukum dari pada
korbannya. Jadi, kita tetap netral dan support terhadap kedua belah pihak untuk mendapat
rasa keadilan," imbuh Ibrahim.

Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Gatot Repli
Handoko mengatakan pedagang yang diadukan kepada Presiden bernama Ujang Sarjana.
Namun, polisi menduga bahwa pelapor bernama Andriansyah bukan melakukan kegiatan
pungli.

Dari hasil pemeriksaan, kasus itu diduga berkaitan dengan perebutan lapak jualan di wilayah
pasar tersebut.

Kasus itu pun dilaporkan ke polisi dan diusut hingga akhirnya Ujang ditetapkan sebagai
tersangka. Polisi telah merampungkan dan mengirim berkas perkara ke Kejaksaan pada 17
Februari.
Tersangka dan barang bukti kemudian dilimpahkan ke Jaksa untuk dilakukan penyusunan
surat dakwaan pada 18 Maret 2022.

Dalam kasus ini, proses penetapan tersangka sempat digugat praperadilan dengan nomor
perkara: 02/Pid.Pra/2022/PN.Bg. Namun, sidang praperadilan memutuskan bahwa
penangkapan yang dilakukan oleh Polsek Bogor Tengah Sah Secara Hukum.

Sebelumnya, beredar video di media sosial tentang seorang ibu yang menangis di hadapan
Jokowi. Dia bercerita pamannya ditangkap polisi.

Dalam video itu, perempuan itu terlihat menangis dan berteriak meminta pertolongan Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun datang menghampiri.

"Bapak Jokowi, Bapak, tolong kami. Om Kami menolak pungli, ditangkap polisi," ucap
perempuan itu.

"Tenang, tenang, tenang," ucap Jokowi.

Jokowi pun mendengarkan curhatan perempuan tersebut. Kemudian, ia meminta Pramono


untuk mengecek kasus tersebut.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220423234002-12-788828/polda-
jabar-ungkap-hasil-audit-kasus-pedagang-yang-diadukan-ke-jokowi/amp 
5 Fakta Pedagang Pasar Bogor Mengadu ke Jokowi, Kerabatnya Ditahan Karena
Tolak Pungli
Liputan 6 / Oleh Devira Prastiwi pada 23 Apr 2022, 17:41 WIB

Pada Kamis 21 April 2022, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima aduan secara
langsung dari salah satu pedagang buah di Pasar Bogor Jawa Barat soal pungutan liar
(pungli).

Melalui unggahan Instagram @warungjurnalis, Jokowi yang sedang berjalan di pasar tiba-
tiba dikagetkan dengan teriakan histeris dari dua orang pedagang buah. Keduanya histeris
meminta tolong kepada Jokowi karena salah satu saudaranya ditangkap karena menolak
pungli.

"Pak, tolong kami, ditangkap polisi Om kami. Om kami menolak pungli ditangkap polisi,"
kata pedagang itu kepada Jokowi, dilihat dari unggahan instagram, Jumat 22 April 2022.

Melihat itu, Jokowi pun berhenti dan meminta para pedagang itu tenang. Namun, tetap saja
dua pedagang buah itu histeris dan meminta tolong kepada Jokowi.

"Om kami ditangkap polisi, Bapak. Kami bingung," ujar pedagang itu.

"Tenang, tenang," ucap Jokowi.

Pedagang itu menyampaikan bahwa saudaranya yang bernama Ujang itu sudah tiga bulan
mendekam di penjara. Jokowi lalu meminta Sekretariat Kabinet Pramono Anung untuk
mencatatnya.

"Sudah 3 bulan lebih di penjara Bapak, mana mau lebaran, anaknya empat, Pak. Mohon
Bapak, hanya Bapak yang bisa menolong kami," jelas pedagang itu kepada Jokowi.

Mengetahui hal tersebut, Jokowi pun meminta Kapolda Jawa Barat untuk menindaklanjuti
keluhan pedagang buah Pasar Bogor itu.
"Kemarin, Presiden langsung meminta Sekretaris Kabinet yang memang tengah
mendampingi untuk mencatat hal yang disampaikan warga dan juga meminta Kapolda Jawa
Barat untuk mencari kejelasan dari kasus tersebut," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan
Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Berikut 5 fakta terkait pedagang Pasar Bogor yang mengadu ke Presiden Jokowi soal
kerabatnya yang ditahan polisi lantaran menolak pungli dihimpun
1. Kronologi Aduan Pedangang Pasar Bogor
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima aduan secara langsung dari salah satu
pedagang buah di Pasar Bogor Jawa Barat soal pungutan liar (pungli). Kejadian itu
terjadi saat Jokowi mengunjungi Pasar Bogor pada Kamis, 21 April 2022.

Berdasarkan unggahan di Instagram @warungjurnalis, Jokowi yang sedang berjalan


di pasar tiba-tiba dikagetkan dengan teriakan histeris dari dua orang pedagang buah.
Keduanya histeris meminta tolong kepada Jokowi karena salah satu saudaranya
ditangkap karena menolak pungli.

"Pak, tolong kami, ditangkap polisi Om kami. Om kami menolak pungli ditangkap
polisi," kata pedagang itu kepada Jokowi, dilihat dari unggahan instagram, Jumat 22
April 2022.

Melihat itu, Jokowi pun berhenti dan meminta para pedagang itu tenang. Namun,
tetap saja dua pedagang buah itu histeris dan meminta tolong kepada Jokowi.

"Om kami ditangkap polisi, Bapak. Kami bingung," ujar pedagang itu.

"Tenang, tenang," ucap Jokowi.

Pedagang itu menyampaikan bahwa saudaranya yang bernama Ujang itu sudah tiga
bulan mendekam di penjara. Jokowi lalu meminta Sekretariat Kabinet Pramono
Anung untuk mencatatnya.
"Sudah 3 bulan lebih di penjara Bapak, mana mau lebaran, anaknya empat, Pak.
Mohon Bapak, hanya Bapak yang bisa menolong kami," jelas pedagang itu kepada
Jokowi.

Pedagang itu mengaku memiliki bukti-bukti terkait kasus yang menjerat saudaranya
itu. Keluhan pedagang itu pun dicatat oleh Pramono Anung.

"Karena menolak pungli aja, Bapak. Kita punya bukti-bukti semua Bapak," tandas
pedangang.

"Terima kasih Bapak," tutur pedagang.

Kejadian ini dibenarkan oleh tim pendamping hukum Ujang, Ahmad Hidayat. Ahmad
menyebut kedua pedagang itu merupakan keponakan Ujang yang ditangkap polisi
akibat pungli.

"Benar kejadiannya di Bogor. Yang mengadu ke Pak Jokowi itu keponakannya Pak
Ujang," pungkas Ahmad kepada wartawan, Jumat.

2. Jokowi Minta Kapolda Jabar Cari Tahu Kejelasan Kasus Pedagang


Kemudian Jokowi telah meminta Kapolda Jawa Barat untuk menindaklanjuti keluhan
pedagang buah Pasar Bogor yang mengadu kerbatnya ditahan polisi karena menolak
pungutan liar (pungli). Keluhan itu disampaikan langsung saat Jokowi mengunjungi
Pasar Bogor Jawa Barat, Kamis 21 April 2022.

"Kemarin, Presiden langsung meminta Sekretaris Kabinet yang memang tengah


mendampingi untuk mencatat hal yang disampaikan warga dan juga meminta Kapolda
Jawa Barat untuk mencari kejelasan dari kasus tersebut," kata Deputi Bidang
Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jumat 22 April
2022.

"Kemarin juga pihak Kepolisian sudah menjelaskan kepada media hal yang diadukan
warga tersebut," sambungnya.
Menurut dia, Presiden Jokowi kerap menerima aduan langsung dari masyarakat saat
berkunjung ke pasar, kampung nelayan, maupun kunjungan kerja ke daerah. Bey
menuturkan Jokowi selalu berusaha merespons dengan cepat hal yang disampaikan
masyarakat kepada dirinya.

"Misalnya saat meninjau lahan jeruk di Sumatera Utara, Presiden menelpon langsung
Menteri Pertanian karena masalah yang disampaikan berkaitan dengan pertanian,"
jelas Bey.

3. Penjelasan Kapolres Bogor


Seorang pedagang buah di Pasar Bogor menangis histeris mengadu ke Presiden Joko
Widodo karena pamannya ditangkap polisi. Wanita bernama Kurniali itu
mengungkapkan pamannya bernama Ujang Sarjana ditangkap karena melawan
preman usai menolak pungutan liar (pungli).

Terkait aduan tersebut, Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro
mengungkapkan peristiwa yang diadukan oleh pedagang itu sudah ditangani oleh
kepolisian pada Januari 2022. Menurutnya, perkara tersebut sebenarnya merupakan
kasus pengeroyokan sesama pedagang, bukan masalah pungli.

"Tanggal 26 November 2021 sekitar pukul 21.30 WIB, korban yang sedang berjualan
ditegur oleh tersangka Ujang Sarjana. Karena tak terima, Ujang melakukan
pengeroyokan ke Andriansyah dan Komeng," ungkap Susatyo, Jumat 22 April 2022.

Kedua korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bogor Tengah dan
perkara tersebut lalu ditindaklanjuti sesuai prosedur dengan mempertimbangkan aspek
keadilan bagi semua pihak.

"Sejauh ini sudah ada 4 orang saksi dan memberikan ruang melalui mekanisme pra
peradilan. Artinya telah diuji penetapan tersangkanya pada 9 Maret 2022," ujarnya.

Kasus pengeroyokan tersebut juga telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bogor dan
kini sedang dalam proses persidangan. Ujang Sarjana didakwa atas kasus dugaan
pengeroyokan.
"Kami melaksanakan penyidikan berdasarkan fakta dan laporan. Tidak ada
kriminalisasi karena ada korbannya," kata dia.
4. Kejadian Versi Pengacara Tersangka
Pengacara Ujang Sarjana, Emiral Rangga Tranggono, menyatakan, peristiwa yang
dialami kliennya itu bermula pada 26 November 2021 sekitar pukul 02.30 WIB.

Saat itu, Ujang Sarjana didatangi sejumlah orang yang diduga preman yang memaksa
para pedagang membeli air minum kemasan yang dijual orang tersebut.

Berdasarkan kesaksian pedagang lainnya, sekelompok orang itu melakukan


pemaksaan bahkan terkadang sambil membawa senjata tajam.

Hal itu ditolak Ujang Sarjana dan juga banyak pedagang lainnya yang berujung pada
percekcokan mulut. Akan tetapi, Emiral menegaskan bahwa pada saat itu tidak terjadi
pemukulan atau pengeroyokan.

Namun anehnya, dua bulan berselang, tepatnya pada 2 Desember 2021, ada laporan
ke Polsek Bogor Tengah terhadap Ujang Sarjana.

Dalam laporan itu, Ujang Sarjana dituding melakukan pengeroyokan terhadap dua
orang, yakni Ade Agus Susanto alias Komeng dan Ardiansyah.

5. Lakukan Perlawanan
Sementara itu, Kurniali bersama adiknya Abdul Rahman mengungkapkan pada saat
itu Ujang Sarjana menolak tindakan yang dilakukan Ardiansyah dan Komeng yang
kerap memaksa pedagang pasar untuk membeli air mineral dan kantong plastik.

"Tiap hari mereka (Komeng) naruh kantong plastik dan minuman di lapak untuk
dibeli para pedagang," kata Rahman.

Jika ada pedagang yang menolak membeli plastik dan air mineral dari mereka, kedua
orang itu mengancamnya.

"Jika pedagang yang menolak jualan mereka akan marah bahkan mengacak-acak
dagangan di lapak dan mengancam pedagang menggunakan senjata tajam," kata dia.
Karena tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan Ardiansyah dan Komeng,
Ujang pun melakukan perlawanan dan berujung perkelahian.

"Om saya bersama beberapa orang temannya tegur mereka, akhirnya cekcok,"
ujarnya.

Setelah kejadian tersebut, Ardiansah membuat laporan ke Polsek Bogor Tengah dan
mengaku menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh Ujang dan temannya.

"Om saya (Ujang) akhirnya dijadikan sebagai tersangka dan sudah tiga bulan
ditahan," jelas dia.

Sumber
https://www.liputan6.com/news/read/4946690/5-fakta-pedagang-pasar-bogor-mengadu-ke-
jokowi-kerabatnya-ditahan-karena-tolak-pungli 
Polda Jawa Barat Akan Tindaklanjuti Dugaan Pungli di Pasar Baru Bogor
Tempo.Co,  Minggu, 24 April 2022 (06:58 WIB)

Kepolisian Daerah Jawa Barat akan menindaklanjuti dugaan pungutan liar (pungli) di Pasar
Baru Bogor. Penyelidikan berlanjut, setelah ada aduan masyarakat kepada Presiden Jokowi
pada Kamis 21 April 2022.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Komisaris Bear Ibrahim Tompo saat jumpa pers di
Mako Polresta Bogor Kota, Jalan Kapten
Muslihat, Kelurahan Paledang, Kecamatan
Bogor Tengah, mengatakan kepolisian berkomitmen menindak pungli dan premanisme untuk
tidak akan diberikan ruang.

"Mungkin jika ada penyelidikan terkait kondisi tersebut kami akan tindaklanjuti," katanya,
Sabtu 23 April 2022.

Ibrahim menjelaskan pada saat pemeriksaan audit investigasi terhadap kasus pengeroyokan
yang melatarbelakangi Ujang Sarjana ditahan Polresta Bogor Kota hingga kini tengah
berjalan dalam proses persidangan, Polda Jabar muni kepada proses penanganan kasusnya.

Sementara, menurut aduan kerabat Ujang kepada Presiden Jokowi sudah ditahan selama tiga
bulan karena menolak pungli malah jadi tersangka.

"Pada saat pemeriksaan audit investigasi ini lebih natural kepada proses penanganan kasus
penganiayaan yang ada. Jadi tidak termasuk dari sebab musabab permasalahan yang ada di
sana dulu," ujarnya pula.

Namun, kata Ibrahim, apabila ada tambahan soal pungli tersebut, ini kewenangan tim saber
pungli yang dijalankan Irwasda Polda Jabar, Kombes Pol Nurcholis sebagai ketua pelaksana
harian.

"Ini seluruh stakeholder di Jawa Barat akan melaksanakan saber pungli tersebut. Ini bagian
dari langkah-langkah untuk melakukan penataan terkait permasalahan-permasalahan sosial
dan menjadi sarana kita untuk memberantas pungli yang ada di lapangan," katanya.
Kasus ini mencuat ke publik setelah video viral di media sosial tampak dua orang pedagang
yakni ibu-ibu dan saudara prianya berteriak ke arah Presiden Jokowi dan Sekretaris Kabinet
Pramono Anung di Pasar Bogor.

Mereka meminta Presiden Jokowi untuk membantu membebaskan pamannya yang bernama
Ujang Sarjana yang ditahan karena menolak pungli.

Namun Polresta Bogor Kota segera mengadakan jumpa pers untuk menjelaskan duduk
perkara yang sebenarnya menjerat Ujang Sarjana, yakni pengeroyokan terhadap dua
pedagang air mineral dan rokok bernama Andriansyah dan Agus Susanto pada Jumat 26
November 2021 pada pukul 02.30 WIB.

Sebelumnya, Kasatpol PP Kota Bogor Agustian Syach menyebut ibu-ibu yang mengaku
kerabat Ujang Sarjana yang ditahan kepolisian karena menolak pungutan liar dan
mengadukannya kepada Presiden Jokowi, telah mengutarakan kebohongan.

Dia mengatakan ibu-ibu tersebut seringkali menjadi juru bicara Ujang Sarjana saat penertiban
oleh Satpol PP Kota Bogor.

Agustian Syach pun berkomitmen akan bertindak tegas terhadap anggotanya yang berani
melakukan pungli. "Kalau ada anggota saya yang bermain pungli, saya bilang saya akan
pecat. Apakah dia ASN atau dia PKWT. Ada lima anggota saya yang saya pecat tahun ini.
Tiga (diantaranya) PKWT dan satu PNS," ujarnya pula.

Agus menyebut mereka yang dipecat karena satu orang melakukan pungli, dan empat orang
karena persoalan dinas.

"Saya tidak main-main soal Pungli ini, '


ujarnya.

Sumber:
https://nasional-tempo.co.cdn.ampproject.org/v/s/nasional.tempo.co/amp/1585256/polda-
jawa-barat-akan-tindaklanjuti-dugaan-pungli-di-pasar-baru-bogor?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16651296809547&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fnasional.tempo.co%2Fread
%2F1585256%2Fpolda-jawa-barat-akan-tindaklanjuti-dugaan-pungli-di-pasar-baru-bogor 
ANALISA

Step 1 (Selection of the auditee)


Pada kasus Pungli Pasar Bogor, Presiden Jokowi meminta Kapolda Jawa Barat untuk
menindaklanjuti keluhan pedagang buah Pasar Bogor yang mengadu kerabatnya ditahan
polisi karena menolak pungutan liar (pungli). Keluhan itu disampaikan langsung saat Jokowi
mengunjungi Pasar Bogor Jawa Barat, Kamis 21 April 2022.

Dan Presiden langsung meminta Sekretaris Kabinet yang memang tengah mendampingi
untuk mencatat hal yang disampaikan warga dan juga meminta Kapolda Jawa Barat untuk
mencari kejelasan dari kasus tersebut, kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media
Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jumat 22 April 2022.

Step 2 (Audit Planning)


Sejak permasalahan ini bergulir, Polda Jabar sangat respon dengan kondisi tersebut. Hal ini
ditunjukan oleh atensi Kapolda Jabar untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan
terhadap kasus posisinya, dari sisi objektif, normatif serta prosedur-prosedur hukumnya,"
cetusnya.

Dalam kasus ini pedagang di Pasar Bogor meminta bantuan kepada Jokowi yang berkunjung
ke sana agar membantu membebaskan anggota keluarga mereka yang dipenjara karena
melawan preman yang melakukan pungutan liar (pungli).

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengaku atensi dari Jokowi terhadap
aduan warga tersebut, langsung disikapi secara serius dan pihaknya segera melakukan
investigasi ke Polresta Bogor Kota terkait penanganan kasus pengeroyokan yang dilakukan
Ujang Sarjana.

Step 3 (Preliminary Survey)


Dalam kasus ini, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, tim secara
maraton langsung melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap anggota dan juga prosedur
penyidikan kasus tersebut. Bahkan, dan hingga tadi malam diadakan gelar perkara mengenai
kasus tersebut. Berdasarkan hasil investigasi, proses kasus tersebut tidak ditemukan adanya
penyimpangan prosedural, normatif, serta netral dan berjalan sesuai dengan aturan-aturan,"
kata Ibrahim, Bandung, Sabtu (23/4).

"Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pelanggaran kode etik, disiplin, prosedural,
normatif, objektif serta netral yang ada di dalam pemeriksaan tersebut," ujar imbuhnya.

Anda mungkin juga menyukai