Anda di halaman 1dari 3

Laporan Dicabut, Kasus Dugaan

Pencemaran Nama Baik Pengurus


IPW Berakhir Damai
Rabu, 24 Februari 2021 20:47Reporter : Bachtiarudin Alam

Merdeka.com - Polisi menyatakan kasus pencemaran nama baik yang menyeret


Ketua Bidang Investigasi IPW Joseph Erwiantoro dengan Persatuan Sepak
Bola Seluruh Indonesia (PSSI), berujung damai. Hal itu sebagaimana mediasi yang
telah dilakukan oleh Polda Metro Jaya.
"Kemarin setelah dilakukan mediasi antara karyawan PSSI dengan yang dilaporkan,
pelapor mencabut laporannya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat
konferensi pers, Rabu (24/2).

Argo mengatakan, mediasi tersebut dilakukan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus


Polda Metro Jaya dengan terlebih dahulu mengirimkan surat panggilan terhadap
pelapor dan terlapor yang sudah menjadi tersangka.

"Sehingga, dengan mediasi ini terjadi win win solution. Kalau mediasi berhasil dan
ada cabut laporan kenapa tidak," ujar Argo.

Argo menjelaskan bahwa kasus dugaan pencemaran nama baik melalui media
sosial Facebook itu bermula ketika Joseph Erwiantoro mengomentari perkara laporan
dilayangkan karyawan PSSI ke Polda Metro Jaya pada 10 Juni 2020.
"Melaporkan bahwa ada judul berita banyak semut rangrang karyawan lupa digaji.
Dalam postingan itu juga pelapor difitnah, dengan tuduhan menerima uang sebesar
Rp 700 juta dari Ketua PSSI dan ini pencemaran nama baik melalui media
elektronik," ungkap Argo.Akibat postingan tersebut, lalu penyidik menerima laporan
itu dan melakukan penyelidikan. Dalam proses penyelidikan polisi memeriksa
sejumlah saksi hingga ahli. Sampai pada menaikkan status kasus ke penyidikan
setelah ditemukan adanya unsur pidana. Hingga terakhir menetapkan terlapor yang
tidak disebutkan namanya sebagai tersangka.Akan tetapi kasus ini diupayakan
untuk melakukan mediasi, lantaran terbitnya surat edaran (SE) Kapolri yang
menjelaskan pelanggaran pada UU ITE akan mengedepankan mediasi ketimbang
penindakan. Upaya mediasi berhasil dilakukan hingga pelapor mencabut laporan.

"Itu contoh yang sudah dilakukan Polda Metro Jaya sesuai surat edaran Bapak
Kapolri berkaitan dengan pelaporan di Polda Metro Jaya,"
Polisi Melakukan Mediasi
Sebelumnya, Ketua Bidang Investigasi IPW Joseph Erwiantoro terjerat kasus UU
ITE. Joseph dilaporkan ke Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro
Jaya terkait pencemaran nama baik oleh Agustinus Eko Rahardjo pada November
2020.

Joseph dipolisikan terkait cuitan menyoroti sepak bola dilakukannya. Joseph telah


ditetapkan sebagai tersangka pada 5 Februari lalu dan dijerat pasal 27 UU ITE
setelah memenuhi dua alat bukti.
Kasus itu disoroti ketua Presidium IPW Neta S Pane. Polda Metro Jaya dinilai Neta
membangkang atau tidak mengikuti instruksi Kapolri terkait penanganan kasus UU
ITE setelah memproses rekannya tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, kasus ITE yang
menyeret Joseph dilaporkan sejak jauh hari sebelum surat edaran Kapolri mengenai
penanganan kasus UU ITE terbit. Tepatnya tahun 2020 lalu, atau sebelum Kapolri
Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjabat.

"Jadi ini bukan kasus baru, laporan polisi ini sudah sejak 2020 dan ini sudah berjalan
sampai penyelidikan, penyidikan dan penetapan tersangka ke terlapor," kata Yusri
di Jakarta, Selasa (23/2).
Joseph sedianya diperiksa polisi hari ini. Menurut Yusri panggilan itu sudah
dilayangkan sejak sebelum instruksi Kapolri terkait penanganan ITE dikeluarkan.

"Penyidikan berjalan terakhir penetapan tersangka itu awal Bulan Februari lalu
tanggal 5 kita lakukan pemanggilan hari ini panggilan kedua. Dikaitkan surat edaran
Kapolri kemarin, surat panggilan pemeriksaan tersangka sejak 17 lalu sebelum
adanya surat edaran Kapolri," ujar dia.

Dia menjelaskan, setelah surat edaran pedoman penanganan kasus ITE dikeluarkan
kapolri, pihaknya bakal pakem mengikuti pedoman tersebut. Jika disangkutkan
dengan kasus dimaksud, ia mengaku bakal tetap memanggil terlapor dalam kasus
tersebut namun terlapor itu tidak dilakukan pemeriksaan.

"Apakah pelapornya terima atau tidak, kalau tidak terima hukum tetap berjalan tapi
kita upayakan mediasi dan tidak kita tahan," imbuhnya

Anda mungkin juga menyukai