Al-Imam Ibnu Jazari dalam An-Nasyr (II / 213) mengatakan bahwa mayoritas ulama berpendapat
melafazhkan Isti’adzah adalah sunnah, baik dalam shalat maupun di luar shalat.
Lafazh ini diriwayatkan oleh Al-Hâfizh Ad-Dâniy dalam Al-Jâmi’ (II/ 342-343). Beliau mengatakan
bahwa lafazh ini digunakan secara umum oleh para ulama qirâât di Dua Tanah Haram (Makkah dan
Madinah), Dua Irak (Kûfah dan Bashrah), dan Syam.
Lafazh ini juga diriwayatkan oleh Al-Hâfizh Ad-Dâniy dalam Al-Jâmi’ (II/ 343). Beliau mengatakan
bahwa lafazh ini digunakan secara umum oleh para ulama qirâât di Mesir dan Maghrib.
Lafazh ini diriwayatkan oleh Al-Ahwâziy dari Abî ‘Amr. Ibnul Jazariy (II/ 814) mengatakan: “Dan aku
membacanya dalam Qirâât Al-A’masy. Namun sesungguhnya aku dalam riwayat Asy-Syanabûdziy, darinya
mengidghâmkan huruf Ha ke dalam huruf Ha kedua.” Kemudian Al-Imâm Ibnul Jazariy menyebutkan
beberapa lafazh yang lain, yaitu:
Cara membaca Isti’adzah & Basmalah dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:
1) Qath’ul Jami’ (memutuskan semuanya). Yaitu memisahkan isti’adzah, basmalah dan awal surah.
2) Washluts Tsani (menyambung yang kedua). Yaitu memisahkan isti’adzah dari basmalah, dan
menyambung basmalah dengan awal surah.
3) Washlul Awwalin (menyambung yang pertama). Yaitu menyambung isti’adzah dan basmalah, lalu
berhenti sebelum memulai awal surah.
4) Washlutsnani (menyambung keduanya) / Washlul Jami’ (menyambung seluruhnya). Yaitu menyambung
isti’adzah, basmalah, dan awal surah sekaligus.
Cara membaca Isti’adzah sebelum Surah Bara`ah dapat dilakukan dengan beberapa wajah, yakni:
1) Memisahkan Isti’adzah dengan awal Surah Bara`ah, tanpa diselingi basmalah (Al-Qoth’)
2) Menyambung Isti’adzah dengan awal Surah Bara`ah (Al-Washl)
Cara yang dibolehkan dalam membaca Al-Basmalah di antara dua surah, yakni:
1) Qath’ul Jami’ (memutuskan seluruhnya). Yaitu memisahkan akhir surah yang pertama, basmalah, dan
surah berikutnya.
2) Washluts Tsani (menyambung yang kedua). Yaitu berhenti pada akhir surah, kemudian menyambung
basmalah dengan surah berikutnya.
3) Washlul Jami’ (menyambung keseluruhnya). Yaitu menyambung akhir surah yang pertama, basmalah,
dan awal surah yang selanjutnya, tanpa jeda.
Adapun cara yang dilarang adalah washlu awwalin, menyambung akhir surah dengan basmalah kemudian
berhenti. Setelah itu baru memulai awal surah, cara ini tidak diperbolehkan agar tidak ada kesan bahwasanya
“basmalah” seolah-olah merupakan bagian dari akhir surah.
Cara membaca akhir Surah Al-Anfal dengan awal Surah Bara`ah, yakni:
1) Al-Washl. Yaitu menyambung akhir Surah Al-Anfal dengan awal Surah Bara`ah.
2) As-Sakt. Yaitu berhenti dengan saktah (berhenti sejenak tanpa bernafas) di awal Surah Bara`ah.
3) Al-Waqf. Yaitu berhenti di akhir Surah Al-Anfal dan memulai Surah Bara`ah tanpa basmalah.