Anda di halaman 1dari 5

1.

TARIAN JAIPONG

Membangun dan melestarikan Kesenian Daerah terutama Seni Tari Tradisional Jaipong
sebagai seni pertunjukan yang merupakan bagian dari kesenian Sunda yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat termasuk di wilayah Kabupaten Subang.

Untuk menumbuhkembangkan kearifan lokal pada generasi muda sebagai generasi penerus
lewat pengenalan dan keterlibatan mereka dalam kreatifitas Seni pertunjukan

Mengangkat dan mengembalikan eksistensi peranan seni pertunjukan sebagai media yang
efektif bagi masyarakat baik sebagai media sosial maupun hiburan dan tontonan yang
memiliki nilai-nilai karakter bangsa
2. SISINGAAN

Kesenian gotong singa yang oleh masyarakat setempat disebut “sisingaan” adalah kesenian
khas masyarakat Kabupaten Subang. Pengertian gotong singa pasti sudah langsung
dimengerti yaitu mengandung arti kata kerja gotong (usung) dengan benda yang digotongnya
berupa binatang singa. Adapun sisingaan adalah suatu kata yang mengandung arti
menyerupai binatang singa (patung) yang diusung oleh para pemain dengan melakukan
gerakan2 yang atraktif. Nama sisingaan sekarang sudah banyak sebutannya seperti Singa
ungkleuk, Ondong-ondong dan Singa depok . Walaupun tidak diketahui pasti tetapi banyak
para tokoh yang meyakini bahwa asal-usul permainan sisingaan ini bermula dari daerah
Ciherang sekitar 5 km dari Kota Subang.
3. TARIAN MERAK

Tarian ini adalah kesenian yang berasal dari daerah Bandung. Tarian ini terinspirasi dari
burung merak yang mempunyai bulu yang indah yang digambarkan lewat kostum yang
dipakai oleh para penarinya.

Bukan penggambaran Merak betina, Tari Merak ini justru merupakan penggambaran tingkah
laku burung merak jantan yang memiliki keindahan bulu ekor yang memikat perhatian.

Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, Tari Merak diciptakan oleh Rd. Tjetje Somantri pada
tahun 1955. Gerakan tarian ini merupakan pengembangan dari gaya tari Sunda yang dikuasai
oleh Tjetje. Mulanya, penciptaan tarian ini ditujukan untuk menghibur para delegasi
Konferensi Asia Afrika dalam acara resepsi di Bandung tahun 1955.

Sejak diciptakan, Tari Merak Sunda karya Tjetje hanya dipertunjukkan empat kali, yaitu
dalam rangkaian kegiatan KAA di halaman belakang Gedung Pakuan pada tahun 1955; tahun
1955 di Hotel Orient, Bandung; tahun 1957 dalam rangka menyambut kehadiran Voroshilof,
Presiden USSR (Rusia) di Gedung Pakuan; dan tahun 1958 dalam pertunjukan tari di YPK.

Sepeninggal Rd. Tjetje Somantri pada Tahun 1963, Irawati Durban sebagai muridnya
menyempurnakan tatanan Tari Merak ciptaan Rd. Tjetje Somantri dengan mengolah kembali
struktur koreografi tariannya.

Kemudian pengembangan terhadap Tari Merak Sunda ini pertama kali digagas oleh Irawati
Durban ketika Grup Viatikara diberi tugas oleh Presiden Soekarno untuk mempersiapkan
rombongan kesenian ke New York Fair 1965.
4. TARI TOPENG

Tarian khas Jawa Barat asli dari daerah Cirebon, termasuk Indramayu. Disebut tari topeng,
karena saat menari penarinya menggunakan topeng. Tarian ini telah mengalami
perkembangan dalam gerakan maupun cerita. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru
penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah Tari Topeng Kelana Kencana Wungu yang
merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana Wungu
yang dikejar-kejar oleh Prabu Menak Jingga yang tergila-tergila kepadanya. Pada dasarnya
masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan
manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun
anggun. Menak Jingga (disebut juga Kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter
yang berangasan, temperamental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.

Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang
dan rebab, merupakan ciri khas lain dari tari topeng.

Hingga kini, sanggar-sanggar tari masih banyak yang mengajarkan Tari Topeng. Salah satu
sanggar tari topeng yang ada di Indramayu adalah danggar tari topeng Mimi Rasinah, yang
terletak di Desa pekandangan, Indramayu. Mimi Rasinah adalah salah satu maestro tari
topeng yang walaupun mengalami kelumpuhan sejak 2006 ia masih aktif menari dan
mengajarkan kesenian tari topeng. Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010.
4. Tari Sintren

Tarian khas Jawa Barat yang lainnya yang berasal dari Cirebon yakni Tari Sintren. Tarian ini
disebut mengandung unsur magis sehingga tidak boleh untuk dibuat mainan. Tari sintren ini
biasanya dibawakan oleh seorang wanita yang mengenakan kostum khusus dan berkacamata
hitam, sebelum melakukan tarian ini biasanya sang penari akan masuk ke dalam sebuah
kurungan yang ditutup oleh kain.

Nama sintren yang ada pada tarian ini ternyata merupakan gabungan dari dua kata yakni si
dan tren yang mana dalam bahasa Jawa kata si merupakan sebuah ungkapan panggilan yang
memiliki arti ia atau dia, sedangkan kata tren berasal dari kata tri atau putri sehingga sintren
memiliki arti si putri atau sang penari.

Kesenian tari sintren pada mulanya dipentaskan pada waktu yang sunyi di saat malam bulan
purnama karena kesenian tari ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam sang
penari, namun kini pementasan tari sintren tidak lagi dilakukan pada malam bulan purnama
melainkan dapat juga dipentaskan pada siang hari dan bertujuan untuk menghibur wisatawan
serta memeriahkan acara hajatan.

Anda mungkin juga menyukai