Anda di halaman 1dari 29

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN


PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
bpkp Jalan Pramuka Nomor 33, Jakarta 13120, Telepon: (021) 85910031 (Hunting)
Faksimile: (021) 85910302, E-mail: deputippkd@bpkp.go.id, Website: www.bpkp.go.id

Nomor S-361/D3/04/2021 28 Mei 2021


Lampiran Satu Berkas
Hal Panduan Program Kerja Audit Kinerja Tematik
Pembangunan Destinasi Pariwisata

Yth. Para Kepala Perwakilan BPKP


di Seluruh Indonesia

Merujuk Surat Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan


Daerah Nomor:S-324/D3/04/2021 tanggal 18 Mei 2021 hal kebijakan pelaksanaan KF-
1 ABT, dengan ini kami sampaikan panduan program kerja audit kinerja tematik
pembangunan destinasi pariwisata sebagai acuan bagi Perwakilan BPKP dan APIP
Daerah dalam melaksanakan audit kinerja tematik tersebut. Pemilihan lingkup audit
terhadap program pembangunan destinasi pariwisata dimaksudkan untuk mendorong
APIP memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Panduan ini memuat/mencakup langkah/prosedur minimal yang harus
terpenuhi dalam melaksanakan audit kinerja. APIP Daerah dapat mengembangkan
program kerja audit yang ada disesuaikan dengan kondisi lingkungan organisasi dan
penugasan di lapangan sehingga menjadi lebih komprehensif.
Demikian kami sampaikan, atas kerja sama yang baik, kami ucapkan terima

kasih.
Ditandatangani secara elektronik oleh
Deputi Kepala BPKP,
Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001

Tembusan:
1. Yth. Kepala BPKP (sebagai laporan)
2. Sekretaris Utama dan Para Deputi Kepala BPKP sebagai Pembina.

Dokumen ini lelah dtandelenganl becaraelekrun ng u nne n uku hukum yeng aah"
b k a l akuoA yang aer alkan Bart Seunhed
dakur
Panduan Program Kerja Audit
Kinerja Tematik Pembangunan
Destinasi Pariwisata

NOMOR S-361/D3/04/2021
TANGGAL 28 MEI 2021

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH

2021
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Panduan Program Kerja Audit................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup Panduan Program Kerja Audit ................................................................... 3
E. Sistematika Panduan Program Kerja Audit ......................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA ....................... 4
A. Gambaran Umum ................................................................................................................. 4
B. Arah Kebijakan dan Strategi ................................................................................................ 5
C. Stakeholders Terkait ............................................................................................................ 5
D. Peraturan/Regulasi Terkait Pembangunan Pariwisata ......................................................... 6
BAB 3 PROGRAM KERJA AUDIT .............................................................................................. 7
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22
PENYUSUN ................................................................................................................................. 24

i
Daftar Tabel
Tabel
3.1 Faktor Risiko 8
3.2 Gradasi Capaian Kinerja 13
3.3 Penilaian dan Penyimpulan Skor Capaian Kinerja 19

ii
Daftar Gambar
Gambar
3.1 Faktor Risiko 9

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah, pariwisata dapat dianggap sebagai aset strategis untuk mendorong
pembangunan di daerah yang mempunyai potensi wisata. Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan meliputi empat
aspek yaitu industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan
kepariwisataan. Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS) dan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun salah satu sasaran
pembangunan kepariwisataan adalah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
dan wisatawan nusantara. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, salah satu yang perlu
mendapat perhatian adalah aspek pembangunan destinasi pariwisata baik secara kuantitas
maupun kualitasnya.

Berdasarkan laporan The Travel and Tourism Competitiveness Report yang dirilis World
Economic Forum Tahun 2019, indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di peringkat 40
dari 140 negara di seluruh dunia, sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara Indonesia berada di
peringkat 4. Hal tersebut menunjukkan potensi pariwisata Indonesia perlu dikembangkan dalam
rangka meningkatkan kunjungan wisatawan. Indonesia memiliki potensi destinasi pariwisata
yang tersebar di seluruh nusantara. Namun demikian, sampai dengan saat ini kunjungan
wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara masih didominasi oleh destinasi unggulan seperti
Bali. Hal ini antara lain disebabkan karena masih belum optimalnya pembangunan destinasi
pariwisata di daerah lain. Pembangunan destinasi pariwisata merupakan program yang bersifat
lintas sektoral dengan melibatkan banyak stakeholders terkait. Oleh karena itulah, perlunya
koordinasi dan sinergi para stakeholders yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata.

Tahun 2020 seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, ketercapaian sasaran pembangunan
kepariwisataan sangatlah berat dikarenakan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang
paling terdampak. Berbagai upaya dalam pemulihan sektor pariwisata dilakukan baik di tingkat
pusat maupun daerah. Sejalan dengan upaya tersebut, pemulihan sektor pariwisata dan
pembangunan kepariwisataan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dilakukan melalui

1
pembangunan destinasi pariwisata sebagaimana tertuang di dalam aturan yang berlaku mengenai
pembangunan kepariwisataan.

Sesuai dengan Perpres Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, BPKP selaku Pembina APIP mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah. Pembinaan kapabilitas APIP
dilaksanakan melalui pembuatan Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko
Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata yang memuat substansi-substansi minimal yang
harus terpenuhi dalam melaksanakan audit kinerja. APIP daerah dapat mengembangkan program
kerja tersebut agar lebih komprehensif sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi dan
penugasan di lapangan. Sehingga, diharapkan APIP daerah dapat memberikan value kepada
organisasi melalui rekomendasi-rekomendasi strategis yang dapat meningkatkan pembangunan
destinasi pariwisata dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam penyusunan Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko Tematik
Pembangunan Destinasi Pariwisata oleh APIP Daerah adalah:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Pasal 11 terkait peran APIP yang efektif;
2) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024;
3) Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Pasal 3 butir (j) menyatakan BPKP menyelenggarakan fungsi pembinaan
kapabililitas pengawasan intern pemerintah;
4) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian
Intern dan Keandalan Penyelenggaran Fungsi Pengawasan Intern dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat poin kedua yang menginstruksikan pimpinan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk mengintensifkan peran APIP dalam rangka
meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan
korupsi;
5) Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara;

2
C. Tujuan Panduan Program Kerja Audit
Penyusunan Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko Tematik Pembangunan
Destinasi Pariwisata bertujuan untuk memberikan acuan dan panduan langkah kerja minimal
yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP dan APIP Daerah dalam melaksanakan audit
kinerja tematik pembangunan destinasi pariwisata yang bersumber dari APBD.

D. Ruang Lingkup Panduan Program Kerja Audit


1) Gambaran Umum Pembangunan Destinasi Pariwisata
2) Program Kerja Audit Kinerja Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata

E. Sistematika Panduan Program Kerja Audit


Panduan Program Kerja Audit disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, dasar hukum, tujuan penyusunan PKA, ruang
lingkup PKA, dan sistematika PKA.
Bab II Gambaran Umum Proses Bisnis Pariwisata
Bab ini secara umum menguraikan pembangunan destinasi pariwisata yang
mencakup pengertian pembangunan destinasi pariwisata, sasaran strategis, arah
kebijakan, strategi, stakeholders dan regulasi terkait.
Bab III Program Kerja Audit
Bab ini menguraikan prosedur dan langkah kerja dalam melaksanakan audit
kinerja tematik pembangunan destinasi pariwisata yang bersumber dari dana
APBD
Bab IV Penutup

3
BAB II GAMBARAN UMUM PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
A. Gambaran Umum
Sektor pariwisata merupakan urusan sektor pilihan di dalam Pemerintah Daerah, namun
terdapat Pemerintah Daerah yang memang mempunyai potensi pariwisata sehingga menjadikan
sektor pariwisata menjadi prioritas. Hal tersebut dikarenakan sektor pariwisata dapat
mempengaruhi/menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sehingga kemandirian
fiskal daerah dapat tercapai. Pengertian prioritas pembangunan daerah berdasarkan
Permendagri 86 Tahun 2017 adalah fokus penyelenggaraan pemerintah daerah yang
dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai sasaran RPJMD. Tidak semua program prioritas
dapat menjadi prioritas pembangunan daerah sehingga, yang dapat menjadi prioritas adalah
program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan
daerah, tingkat kemendesakan dan daya ungkit bagi peningkatan kinerja pembangunan daerah.

Secara umum, tujuan pembangunan kepariwisataan dalam aspek pembangunan destinasi


pariwisata yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang mencakup
destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan meningkatkan
pendapatan nasional dan masyarakat. Sehingga sasaran strategis peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara dan wisatawan nusatara dapat tercapai yang diharapkan dapat terjadi
multiplier effect terhadap perekonomian suatu daerah. Arah pembangunan destinasi pariwisata
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS meliputi:
1) Prinsip pembangunan dan pengembangan berkelanjutan
2) Orientasi pada upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan
kemiskinan, dan pelestarian lingkungan
3) Dilaksanakan dengan tata kelola yang baik
4) Dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektoral/lintas pelaku yang terlibat
5) Dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat
Sedangkan pembangunan destinasi pariwisata meliputi:
1) Perwilayahan Destinasi Pariwisata
2) Pembangunan Daya Tarik Wisata
3) Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata
4) Pembangunan prasarana umum dan fasilitas
5) Pemberdayaan masyarakat

4
6) Pengembangan investasi di bidang pariwisata

B. Arah Kebijakan dan Strategi


Arah kebijakan dan strategi terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata daerah dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata meliputi:
1) Perencanaan pembangunan destinasi pariwisata dengan strategi menyusun rencana induk dan
menyusun rencana detail pembangunan destinasi pariwisata
2) Pengendalian implementasi pembangunan destinasi pariwisata dengan strategi melakukan
koordinasi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha dan
masyarakat
Arah kebijakan dan strategi tersebut disesuaikan dengan kebijakan dan kondisi di daerah
masing-masing.

C. Stakeholders Terkait
Dalam rangka pembangunan destinasi pariwisata di daerah yang bersumber dana APBD tidak
dapat dilakukan oleh satu perangkat daerah saja melainkan memerlukan dukungan dan
koordinasi dari perangkat daerah lain dalam membangun pariwisata. Oleh karena itu,
diperlukan pembangunan destinasi pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan yang bersifat lintas
sektoral yang seharusnya terdapat penetapan kebijakan/keputusan dari kepala daerah mengenai
peran dan fungsi dari perangkat daerah yang terlibat dalam pembangunan pariwisata di daerah
guna menunjang perekonomian daerah. Adapun contoh dari pembangunan pariwisata lintas
sektoral yang melibatkan perangkat daerah lainnya sebagai berikut:
1) Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata telah menetapkan kebijakan, strategi,
arahan terkait pembangunan kepariwisataan termasuk aspek pembangunan destinasi
pariwisata
2) Dinas Pariwisata
Dinas Pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan destinasi pariwisata
3) Perangkat Daerah Lainnya
a) Bappeda meliputi perencanaan pembangunan daerah
b) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang/Wilayah meliputi penataan wilayah detinasi
pariwisata, pembangunan sarana dan aksesibilitas destinasi pariwisata
c) Dinas Perhubungan meliputi aksesibilitas destinasi pariwisata

5
d) Dinas Komunikasi dan Informasi meliputi penyediaan informasi terkait destinasi
pariwisata
e) Dinas Penanaman Modal dan PTSP meliputi investasi terkait dengan pembangunan
destinasi pariwisata
f) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meliputi pengembangan dan pelatihan SDM yang
terlibat dalam destinasi pariwisata
g) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa meliputi pemberdayaan masyarakat sekitar
terkait pembangunan destinasi pariwisata
h) Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah meliputi pemberdayaan UMKM di sekitar
pembangunan destinasi pariwisata

D. Peraturan/Regulasi Terkait Pembangunan Pariwisata


1) Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
2) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025
3) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015 – 2019
4) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020 – 2024
5) Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Koordinasi Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan
6) Peraturan Menteri Pariswisata Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota
7) Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor
KEP.183/M.PPN/HK/01/2019 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Program
Pembangunan Pariwisata yang Terintegrasi dan Berkelanjutan
8) Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang RIPPARDA Provinsi/Kabupaten/Kota
9) Keputusan Gubernur Tentang Kelompok Kerja Koordinasi Program Pengembangan
Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan
10) SK Gubernur/Walikota/Bupati tentang Koordinasi Lintas Sektor Pariwisata

6
BAB 3 PROGRAM KERJA AUDIT
Panduan Program Kerja Audit Kinerja Berbasis Risiko Tematik Pembangunan Destinasi
Pariwisata yang bersumber dari dana APBD menggambarkan desain langkah-langkah kerja
minimal yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP dan APIP Daerah pada saat pelaksanaan
audit kinerja. Program kerja audit yang disajikan mencakup langkah/prosedur minimal yang harus
dipenuhi dalam pembangunan destinasi pariwisata di daerah. APIP dapat mengembangkan secara
komprehensif sesuai dengan kondisi daerahnya dan lingkungan organisasinya.
Berikut adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam membangun dan melaksanakan audit
kinerja tematik pembangunan destinasi pariwisata
A. Perencanaan Audit Kinerja
1. Persiapan
a. Pembentukan tim dan surat penugasan memperhatikan kompetensi dan keahlian yang
sesuai dengan penugasan yang akan dilakukan
Langkah kerja:
1) Identifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) APIP yang memiliki kompetensi dan
pengalaman melakukan audit kinerja
2) Identifikasi SDM APIP yang memahami proses bisnis sektor pariwisata seperti
personil/tim yang sering terlibat dalam asistensi penyusunan risiko untuk dinas
pariwisata
3) Buat simpulan
b. Pengalokasikan dan penetapan sumber daya disesuaikan dengan risiko penugasan
Langkah kerja:
1) Identifikasi dan analisis Potential Audit Objective (PAO) terkait dengan pembangunan
pariwisata seperti isu-isu terkini, besaran anggaran dan kejadian temuan tahun
sebelumnya
2) Tentukan dan alokasikan sumber daya disesuaikan dengan hasil analisis PAO seperti
penyusunan anggaran waktu penugasan atau mengalokasikan hari pengawasan ke
dalam tahapan audit kinerja yang akan dilakukan
3) Entry meeting dilakukan pada Perangkat Daerah yang menjadi leading sector dalam
pembangunan destinasi pariwisata

7
c. Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup
Langkah Kerja:
1) Pastikan apakah tujuan dan ruang lingkup sudah ditetapkan dalam perencanaan
pengawasan intern
2) Jika belum, maka tentukan tujuan audit secara jelas seperti contoh tujuan audit kinerja
berbasis risiko pada pembangunan destinasi pariwisata adalah untuk menilai capaian
kinerja termasuk aspek ketaatan, aspek ekonomis, efisien, dan efektif (3E) serta menilai
kecukupan desain dan efektivitas pengendalian intern terkait dengan pengelolaan risiko
pembangunan destinasi pariwisata
3) Jika belum, maka tentukan ruang lingkup. Audit kinerja berbasis risiko tematik bidang
pariwisata sangatlah luas, di mana pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui
empat aspek yaitu industri, destinasi, pemasaran dan kelembagaan. Dengan adanya
keterbatasan sumber daya yang dimiliki, APIP dapat fokus kepada salah satu aspek
untuk dipilih menjadi ruang lingkup audit
4) Lakukan pemilihan ruang lingkup, dapat menggunakan contoh faktor risiko dan kriteria
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel Faktor Risiko
No Faktor Risiko Kriteria

1 Faktor Risiko Manajemen -Rendahnya serapan anggaran


-Rendahnya capaian kinerja yang dilaporkan
-Rendahnya respon manajemen terhadap
kelemahan yang ditemukan
-Kerumitan proses

2 Faktor Signifikansi -Materialitas keuangan (nilai anggaran)


-Pengaruh kepada sasaran/keberhasilan organisasi

3 Faktor Potensi Manfaat -Potensi perolehan input yang lebih


Audit murah/Ekonomis
-potensi penghematan/efisiensi
-Potensi peningkatan output dan
outcome/efektivitas
-Potensi perbaikan proses bisnis melalui
perbaikan risiko dan efektivitas pengendalian

8
Gambar 3.1
Contoh Penentuan Ruang Lingkup yang Terpilih

PembangunanPariwisata

Pembangunan Kelembagaan Pembangunan Industri


Pemasaran Pariwisata Destinasi Pariwisata Pariwisata

PromosiWisata Pengembangan Destinasi Wisata Kelembagaan dan Pemanfaatan Teknologi Penciptaan Ekonomi Lokal dan Sikap Masyarakat Jaminan keselamatan, kebersihan, keamanan dan destinasi +Kesehatan

Dinas Dinas Dinas Dinas Bappeda Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas Dinas Komunikasi Dinas Koperasi, Dinas Dinas Dinas Dinas Polisi Dinas Satuan Polisi
Pariwisata Penanaman Komunikasi Pariwisata Pekerjaan Perhubungan Pendidikan Pariwisata Pendidikan Pemberdayaan Koperasi, Informatika, Usaha Kecil dan Perindustrian Pariwisata Pendidikan dan Pemberdayaan Pariwisata Pamong Praja
Modal dan Informatika, Indikasi Umum dan dan dan Masyarakat dan Usaha Kecil statistik dan Menengah dan Kebudayaan Masyarakat dan Indikasi
Indikasi PTSP Statistik dan Indikasi Kegiatan: - Penataan Indikasi Kebudayaan Indikasi Kebudayaan Desa dan Persandian Perdagangan Indikasi Desa Kegiatan: SOP Indikasi Indikasi
Kegiatan: Persandian Kegiatan: Kebijakandan Ruang Kegiatan: Kegiatan: Menengah Indikasi Kegiatan: Indikasi Pengamanan Kegiatan: Kegiatan: SOP
Strategi Indikasi Pengembang perencanaan Pembanguna Indikasi Organisasi Indikasi Indikasi Indikasi Kegiatan: Kegiatan: Indikasi Pengembang Kegiatan: Indikasi Kegiatan: Pariwisata Kebijakan Pengamanan
Pengembang Kegiatan:Perijin Indikasi an Destinasi Peningkatan Indikasi n Atribut Kegiatan: pariwisata Kegiatan: Kegiatan: Indikasi Sistem Informasi Penciptaan Kegiatan: an budaya Penciptaan Kemitraan bermitra Pengamanan pariwisata
an Pariwisata an Pariwisata Kegiatan:Siste Wisata Ekonomi Kegiatan: Pusat Peningkatan penumbuh Pelatihan dan Keikutsertaan Kegiatan: pariwisata, produk umkm Penciptaan lokal kurikulum strategis untuk dengan Polisi di Lokasi kemitraan
m Informasi melalui Pembanguna Pariwisata SDM SDM Peningkatan organisasi Keikutsertaan Kelembagaan penunjang pola dukungan dukungan khusus budaya membangun jenis Wisata dengan
Pariwisata pariwisata n Ruas Pusat Pariwisata Jurusan SDM masyarakat UMKM UMKM, Lembaga pariwisata produk UMKM penunjang pariwisata lokal kearifan lokal Satpol PP
Banten Pariwisata pariwisata penunjang Pendidikan penunjang pariwisata pada sekolah yang akan
pariwisata Pariwisata dikembangkan

9
2. Pemahaman Proses Bisnis
a. Identifikasi dan analisis Perangkat Daerah yang terlibat dalam program pembangunan
destinasi pariwisata serta penanggung jawab utama dalam pelaksanaan program tersebut
Langkah Kerja:
1) Pastikan apakah sudah terdapat Keputusan Kepala Daerah tentang Tim Kelompok
Kerja terkait dengan program pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan
berkelanjutan
2) Jika ada, dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasi tugas dan fungsi dari masing-
masing Perangkat Daerah yang termasuk ke dalam Tim Kelompok Kerja tersebut.
3) Buat simpulan
b. Identifikasi keselarasan program Perangkat Daerah yang mendukung program
pembangunan destinasi pariwisata
Langkah kerja:
1) Identifikasi keselarasan program Perangkat Daerah yang mendukung program
pembangunan destinasi pariwisata yang ada di RPJMD, Renstra, Renja, dan RKA.
Pastikan program dan kegiatan telah konsisten dan selaras dalam mendukung
pembangunan destinasi pariwisata
2) Buat kertas kerja dan simpulan (kertas kerja keselarasan dapat merujuk pada Lampiran
5, Peraturan Deputi PPKD Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Audit
Kinerja Berbasis Risiko)
c. Identifikasi dan analisis kondisi Sistem Pengendalian Intern (dapat merujuk Peraturan
Badan Pengawasan Keungan dan Pembangunan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penilaian
Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terintegrasi pada
K/L/D)
Contoh Langkah kerja:
1) Lingkungan Pengendalian
a) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi terkait dengan Perangkat Daerah
yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, Pastikan sudah terdapat
penegakan integritas dan nilai etika di lingkungan kerjanya

10
b) Lakukan wawancara dengan Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan
destinasi pariwisata, pastikan telah terdapat pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
2) Penilaian Risiko
a) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi dengan perangkat daerah yang
terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, pastikan perangkat daerah tersebut
telah memiliki kebijakan manajemen risiko, telah mengidentifikasi, menganalisis
dan menentukan prioritas risiko serta tindak pengendalian yang tepat untuk
menurunkan risiko (format dapat merujuk pada Peraturan Deputi PPKD Nomor 4
Tahun 2019 tentang Pengelolaan Risiko pada Pemerintah Daerah)
b) Buat analisis dan simpulan
3) Kegiatan Pengendalian
a) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi kepada Perangkat Daerah yang
terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, pastikan telah terdapat pemisahan
fungsi atas program/kegiatan yang dilaksanakan sehingga tidak dikendalikan hanya
satu orang saja
b) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi kepada Perangkat Daerah yang
terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, pastikan terdapat pembatasan atas
kesempatan dan hak untuk menggunakan, atau memperoleh sumber daya dan
mengakses pencatatannya
c) Lakukan observasi kepada Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan
destinasi pariwisata, pastikan proses akuntabilitas penggunaan sumber daya telah
dilaksanakan dengan baik seperti terdapat pertanggungjawaban seseorang atau unit
organisasi dalam mengelola sumber daya yang diberikan/dikuasakan kepadanya
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
d) Buat simpulan
4) Informasi dan Komunikasi
a) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi kepada Perangkat Daerah yang
terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, pastikan tersedianya informasi
yang relevan untuk kebutuhan internal dan eksternal

11
b) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi kepada Perangkat Daerah yang
terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, pastikan sudah terlaksananya
komunikasi yang efektif dengan internal dan eksternal dalam program/kegiatan yang
mendukung pembangunan destinasi pariwisata
c) Buat simpulan
5) Pemantauan
a) Lakukan Wawancara/Observasi/Dokumentasi kepada Perangkat Daerah yang
terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata, pastikan evaluasi terpisah
dilakukan oleh pegawai dengan keahlian tertentu yang disyaratkan dan dapat
melibatkan APIP atau auditor eksternal
b) Buat simpulan
d. Identifikasi area-area kritis terkait dengan program dan kegiatan Perangkat Daerah yang
mendukung pembangunan destinasi pariwisata
Langkah kerja:
1) Identifikasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam program dan kegiatan
Perangkat Daerah yang mendukung pembangunan destinasi pariwisata
2) Klasifikasikan permasalahan-permasalahan tersebut menjadi urutan prioritas
berdasarkan kriteria/risiko sehingga menjadi area-area kritis yang menjadi Tentative
Audit Objective (TAO) dalam pelaksanaan audit kinerja berbasis risiko
3) Dapatkan dokumen register risiko terkait dengan program dan kegiatan Perangkat
Daerah yang mendukung pembangunan destinasi pariwisata
4) Evaluasi register risiko dengan membandingkan register risiko dengan area-area kritis
yang sudah teridentifikasi sebelumnya
5) Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan Tentative Audit Objective (TAO) dan
pengembangan kriteria/parameter audit kinerja
6) Lakukan pembahasan mengenai pengembangan dan penetapan parameter kinerja yang
akan diukur beserta bobot penilaian (contohnya pada Tabel 3.2). Adapun contoh
gradasi capaian skor kinerja sebagai berikut:

12
Tabel 3.2 Contoh Gradasi Capaian Skor Kinerja
Skor Kategori

85 ≤ Skor ≤ 100 Berhasil

70 ≤ Skor ≤ 85 Cukup Berhasil

50 ≤ Skor < 70 Kurang Berhasil

0 ≤ Skor < 50 Tidak Berhasil

7) Buat berita acara kesepakatan


8) Susun rencana pengujian
3. Contoh Penetapan Konteks dan Identifikasi Risiko
a. Berikut adalah contoh penetapan konteks, identifikasi risiko strategis Pemerintah Daerah,
identifikasi risiko strategis Perangkat Daerah dan identifikasi risiko operasional Perangkat
Daerah berdasarkan pemahaman proses bisnis:
1) Penetapan Konteks
Visi : Terwujudnya Kota ABC yang Maju, Sejahtera dan Agamis
1. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial
demi terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan
berbudaya
2. Meningkatkan pembangunan sarana prasarana wilayah, penataan ruang
dan pemukiman yang memadai, berkualitas dan berwawasan lingkungan
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal dalam
Misi : memperkuat struktur perekonomian daerah
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik serta pelayanan publik
yang prima didukung kapasitas birokrasi yang berintegritas, kompeten dan
profesional
5. Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan
spritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara

3.4 Meningkatkan peran sektor perdagangan dan pariwisata sebagai


Tujuan 3 : pendukung perekonomian daerah

3.4.1 Meningkatnya kinerja perdagangan


Sasaran :
3.4.2 Meningkatnya kunjungan wisatawan
3.4.2.1 Persentase peningkatan kunjungan wisatawan
Indikator
: 3.4.2.2 Persentase pengembangan destinasi pariwisata
Sasaran 3.4.2.3 Persentase promosi pemasaran pariwisata

Strategi : Peningkatan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata


-Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Program :
-Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

13
2) Contoh Identifikasi Risiko Strategis Pemerintah Daerah
Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Uraian
Uraian Pemilik Uraian Sumber Pihak yang terkena
Risiko
a b c d e f g h i j k
1 Meningkatkan Meningkatkan PDRB Pengembangan dan RSP 1 Kepala Perencanaan pembangunan Internal C Potensi pendapatan Kepala Daerah, Dinas
perekonomian daerah sektor pariwisata pembangunan daerah wisata Daerah destinasi pariwisata belum tidak termanfaatkan Pariwisata dan
terkendala dengan budaya bersifat lintas sektoral (silo) dalam pengembangan Masyarakat
dan adat setempat ekonomi daerah

3) Contoh Identifikasi Risiko Strategis Perangkat Daerah


Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Uraian
Uraian Pemilik Uraian Sumber Pihak yang terkena
Risiko
a b c d e f g h i j k
1 Meningkatkan kunjungan Persentase peningkatan Aksesibilitas dan Amenitas RSO 1 Kepala Dinas Perencanaan pembangunan Internal C kunjungan wisatawan Kepala Daerah, Dinas
wisatawan kunjungan wisatawan destinasi pariwisata tidak Pariwisata destinasi pariwisata belum menurun Pariwisata dan
memadai bersifat lintas sektoral (silo) Masyarakat

4) Contoh Identifikasi Risiko Operasional Perangkat Daerah


Risiko Sebab Dampak
No Kegiatan Indikator Keluaran Kode C/UC Uraian Pihak yang
Uraian Pemilik Uraian Sumber
Risiko terkena
a b c d e f g h i j k
1 Kegiatan pengembangan Meningkatnya pengembangan Objek wisata kurang menarik, ROO1 Kepala Bidang Belum tersedianya kajian/telaahan Internal C Terhambatnya Kepala
objek wisata objek wisata tidak didukung atraksi dan hiburan Destinasi mengenai potensi objek wisata Pengembangan objek Daerah,Dinas
Pariwisata yang akan dikembangkan wisata Pariwisata dan
Masyarakat
Toilet, Kebersihan ,dan keamanan ROO2 Kepala Bidang Pengelolaan lokasi wisata kurang Internal C Terhambatnya Kepala
kurang layak Destinasi memadai Pengembangan objek Daerah,Dinas
Pariwisata wisata Pariwisata dan
Masyarakat
2 Kegiatan promosi Meningkatnya kunjungan Promosi pariwisata tidak tepat ROO3 Kepala Bidang Belum terdapatnya analisis data Internal C Objek wisata sepi Kepala
pariwisata objek wisata sasaran Pemasaran kepariwisataan sebagai acuan pengunjung Daerah,Dinas
Pariwisata dalam melakukan kegiatan Pariwisata dan
promosi pariwisata Masyarakat
Kurangnya daya tarik bagi investor ROO4 Kepala Bidang Belum terdapatnya analisis data Internal C Objek wisata sepi Kepala
Pemasaran kepariwisataan sebagai acuan pengunjung Daerah,Dinas
Pariwisata dalam melakukan kegiatan Pariwisata dan
promosi pariwisata Masyarakat

14
Dari hasil penetapan konteks terkait dengan visi dan misi organisasi K/L/D, maka dapat
disimpulkan bahwa program yang akan di audit kinerja merupakan program prioritas yang
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

APIP dapat menggunakan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dalam register risiko
untuk mengembangkan TAO. Apabila risiko yang teridentifikasi dalam register risiko
kurang memadai, maka APIP dapat mengevaluasi register risiko sesuai dengan proses
bisnis dan identifikasi area kritisnya. Risiko yang menjadi fokus TAO adalah risiko
strategis dan risiko operasional yang memiliki nilai risiko sangat tinggi.

4. Contoh rencana pengujian (TAO) berdasarkan evaluasi register risiko yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Aspek Kebijakan
1) Tentative Audit Objective 1
Tujuan: Meyakini kebijakan di tingkat pusat telah selaras dengan kebijakan di daerah
Prosedur Audit:
• Inventarisir dan dapatkan kebijakan-kebijakan di pusat terkait dengan pembangunan
destinasi pariwisata
• Inventarisir dan dapatkan kebijakan-kebijakan di daerah terkait dengan
pembangunan destinasi pariwisata
• Lakukan identifikasi dan analisis terkait dengan kebijakan tersebut yang saling
bertentangan dan berpotensi menghambat pencapaian pembangunan destinasi
pariwisata
• Lakukan wawancara dengan pejabat terkait untuk mendapatkan penjelasan
• Buat simpulan
b. Aspek Kelembagaan Destinasi
2) Tentative Audit Objective 2
Tujuan: Meyakini bahwa kelembagaan/Perangkat Daerah yang terlibat dalam
pembangunan destinasi pariwisata telah sesuai kebutuhan
Prosedur Audit:
• Identifikasi Perangkat Daerah mana saja yang terlibat dalam pembangunan
destinasi pariwisata.

15
• Dapatkan dokumen perencanaan pembangunan destinasi pariwisata seperti
RPJMD, Renstra,RKA, RKT dan KAK dari masing-masing Perangkat Daerah yang
terlibat.
• Lakukan wawancara dengan pejabat terkait untuk mengetahui kondisi aktual
• Bandingkan dengan kondisi saat ini, identifikasi permasalahan dan penyebabnya
• Buat simpulan
3) Tentative Audit Objective 3
Tujuan: Meyakini bahwa pembagian peran dan tugas antar Perangkat Daerah telah
ditetapkan
Prosedur Audit:
• Dapatkan kebijakan yang mengatur peran dan tugas antar Perangkat Daerah yang
terlibat dalam pembangunan kepariwisataan termasuk aspek pembangunan
destinasi pariwisata
• Lakukan analisis peran dan tugas serta lingkup kewenangan Perangkat Daerah yang
terlibat pembangunan destinasi pariwisata
• Lakukan wawancara dengan pejabat Perangkat Daerah terkait untuk mendapatkan
informasi adanya permasalahan tumpang tindih peran dan tugas pembangunan
destinasi pariwisata
• Dapatkan bukti dokumentasi terkait permasalahan tersebut
• Buat simpulan
4) Tentative Audit Objective 4
Tujuan: Meyakini bahwa Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan
destinasi pariwisata telah berjalan secara efektif dalam menjalankan fungsinya
Prosedur Audit:
• Dapatkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan
destinasi pariwisata
• Analisis program dan kegiatan yang dilakukan apakah mendukung pembangunan
destinasi pariwisata, jika tidak maka berpotensi terjadinya inefektivitas dalam
pencapaian kinerja pembangunan destinasi pariwisata.
• Dapatkan bukti dokumentasi terkait.
• Lakukan observasi pelaksanaannya di lapangan

16
• Lakukan analisa dan identifikasi penyebab program/kegiatan/fungsi yang tidak
mendukung pembangunan destinasi pariwisata.
• Lakukan wawancara dengan pejabat terkait mengenai penyebab tersebut.
• Buat simpulan
c. Aspek Indikator Kinerja
5) Tentative Audit Objective 5
Tujuan: meyakini bahwa indikator kinerja kegiatan yang terkait dengan
pembangunan destinasi pariwisata telah selaras dengan indikator kinerja program dan
sasaran strategis
Prosedur Audit:
• Dapatkan indikator kinerja/sasaran strategis terkait pembangunan destinasi
pariwisata
• Bandingkan keselarasan antara indikator kinerja kegiatan dengan indikator kinerja
program dalam mendukung sasaran strategis yang hendak dicapai
• Diskusikan penyebab ketidakselarasan indikator tersebut apabila ada, maka
berpotensi terjadinya inefektivitas dalam pencapaian kinerja pembangunan
destinasi pariwisata.
• Buat simpulan
d. Aspek Implementasi
6) Tentative Audit Objective 6
Tujuan: Meyakini bahwa pelaksanaan pembangunan destinasi pariwisata telah
didasarkan pada kebijakan yang ada
Prosedur Audit:
• Identifikasi kebijakan-kebijakan terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata
• Identifikasi program dan kegiatan yang diperlukan terkait kebijakan yang
ditetapkan
• Lakukan inventarisasi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
pembangunan destinasi
• Analisis kesesuaian antara program dan kegiatan yang diperlukan dengan program
dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pembangunan destinasi
• Lakukan analisis capaian kinerja program dan kegiatan tersebut

17
• Lakukan observasi dan konfirmasi terkait hasil capaian program dan kegiatan
tersebut
• Diskusi dan klarifikasi mengenai hasil observasi dan konfirmasi terkait capaian
program dan kegiatan tersebut kepada pihak yang terkait
• Identifikasi dan analisis perolehan input/sumber daya yang diperoleh dalam
pencapaian kinerja program dan kegiatan tersebut, apakah sudah sesuai dengan
standar yang ada, jika tidak maka berpotensi terjadinya ketidakekonomisan
• Identifikasi dan analisis bagaimana input/sumber daya telah di proses secara
optimal pada program dan kegiatan dalam menghasilkan output yang mendukung
pembangunan destinasi pariwisata, apakah proses tersebut sudah efisien atau tidak
• Buat simpulan
B. Pelaksanaan Audit Kinerja
• Pelaksanaan Audit kinerja berdasarkan pada rencana pengujian (TAO) yang telah disusun
oleh auditor
• Pengujian dilakukan dalam rangka memperoleh bukti yang relevan, kompeten dan cukup
untuk menilai capaian kinerja dalam aspek ketaatan dan aspek 3E, efektivtas pengendalian
dalam pengelolaan risiko pembangunan destinasi pariwisata
• Hasil pengujian perlu didokumentasikan dalam kertas kerja audit
• Evaluasi bukti dan penarikan simpulan dilakukan untuk menentukan apakah rencana
pengujian (TAO) berdasarkan risiko pembangunan destinasi pariwisata telah dikelola oleh
auditi dan apakah desain serta implementasi pengendalian telah mendukung pencapaian
tujuan/sasaran pembangunan destinasi pariwisata
• Penarikan simpulan tersebut dapat menghasilkan temuan audit apabila terdapat perbedaan
antaran kondisi dan kriteria dari hasil capaian kinerja dalam aspek ketaatan, aspek 3E dan
efektivitas pengendalian dalam pengelolaan risiko pembangunan destinasi pariwisata
• Penilaian dan penyimpulan capaian kinerja berdasarkan rencana pengujian yang telah
disusun dapat dilihat dengan contoh sebagai berikut:

18
Tabel 3.3
Contoh Pelaksanaan Penilaian dan Penyimpulan Skor Capaian Kinerja

Capaian Capaian Capaian


Bobot Capaian
No Aspek/Indikator/Parameter Bobot Kriteria per per per Keterangan
Rinci Kinerja
parameter indikator aspek
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A Aspek Kebijakan 20%
Kebijakan di daerah sudah sesuai dengan I dentifikasi efektivitas
20
kebijakan pusat pengendalian terkait
dengan pengelolaan
10 %tase
-Tidak ada kebijakan yang bertentangan risikonya atas capaian
kinerja yang tidak
10 %tase
-Tidak ada kebijakan yang menghambat tercapai/maksimal
B
20%
Aspek Kelembagaan
PD yang terlibat sesuai kebutuhan 6,67 I dentifikasi efektivitas
-Terdapat SK Tim kerja terkait pembangunan pengendalian terkait
pariwisata yang memuat perangkat daerah 3,33 Ya/Tidak dengan pengelolaan
yang terlibat risikonya atas capaian
-Terdapat Dokumen perencanaan yang kinerja yang tidak
3,33 Ya/Tidak
memuat Perangkat Daerah yang terlibat tercapai/maksimal
Pembagian Peran dan Tugas PD telah
6,67
ditetapkan
-Terdapat SK Tim kerja yang memuat peran
3,33 Ya/Tidak
dan tugas Perangkat Daerah terlibat
-Tidak ada peran dan tugas yang tumpang
3,33 Skala
tindih
PD yang terlibat telah menjalankan
6,67
fungsinya
-Terdapat Kerangka Acuan Kerja dari
3,33 Ya/Tidak
Peangkat Daerah yang terlibat
-Program dan kegiatan Perangkat Daerah
yang terlibat telah mendukung pembangunan
3,33 Ya/Tidak
destinasi pariwisata (Efektivitas)

C Aspek Indikator Kinerja 30%


Indikator kinerja telah selaras dalam I dentifikasi efektivitas
30
mendukung sasaran strategis pengendalian terkait
-I ndikator kinerja kegiatan telah selaras dengan pengelolaan
dengan indikator kinerja program dan risikonya atas capaian
30 %tase
mendukung sasaran strategis (efisien) kinerja yang tidak
tercapai/maksimal
D Aspek Implementasi 30%
Pelaksanaan Pembangunan Destinasi telah I dentifikasi efektivitas
30
sesuai dengan arah dan strategi pengendalian terkait
-Perolehan I nput/Sumber Daya atas program dengan pengelolaan
dan kegiatan terdapat pada standar yang ada 7,50 %tase risikonya atas capaian
(Ekonomis) kinerja yang tidak
-Penggunaan input/sumber daya atas tercapai/maksimal
program dan kegiatan telah optimal (tepat
7,50 %tase
waktu) dalam menghasilkan output (Efisien)

-Output yang dihasilkan dapat dimanfaatkan


7,50 %tase
(Efektivitas)
-output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan
7,50 %tase
yang ditetapkan (Efektivitas)
Total Capaian Kinerja

19
C. Pengkomunikasian Hasil Audit dan Monitoring Tindak Lanjut
1) APIP melakukan pembahasan akhir dengan auditi (dalam hal ini Perangkat Daerah yang
menjadi leading sector) dan membahas mengenai notisi hasil audit
2) Notisi hasil audit minimal memuat mengenai capaian kinerja yang memuat aspek ketaatan,
ekonomis, efisien, efektif, temuan dan rekomendasi mengenai perbaikan pengelolaan
risiko dan efektivitas pengendalian.
3) Pembahasan akhir sebaiknya dihadiri oleh pihak-pihak yang berwenang mengambil
keputusan dari kedua belah pihak dan dibuatkan berita acara pembahasan hasil audit
4) Dalam pembuatan laporan hasil audit setidaknya mencakup:
• Dasar melakukan audit intern
• Tujuan/sasaran, ruang lingkup dan metodologi audit
• Pernyataan bahwa penugasan dilaksanakan sesuai dengan standar audit
• Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian/pengukuran capaian kinerja
• Hasil audit berisikan simpulan, fakta dan rekomendasi
• Tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab
• Pernyataan adanya keterbatasan apabila ada
5) Penyajian laporan hasil audit kinerja dapat merujuk pada Peraturan Deputi PPKD Nomor
9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Audit Kinerja Berbasis Risiko
6) APIP perlu memantau dan mendorong tindak lanjut untuk memastikan bahwa rekomendasi
telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki kelemahan serta kekurangan yang ada

20
BAB 4 PENUTUP
Panduan Program Kerja Audit Kinerja (PKA) berbasis risiko tematik bidang pariwisata disusun
untuk memberikan panduan dalam melaksanakan audit kinerja. Langkah-langkah kerja dalam
PKA ini merupakan langkah minimal dan dapat dikembangkan oleh APIP sesuai kondisi dan
kebutuhan di lapangan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil audit kinerja.

21
DAFTAR PUSTAKA

BPKP.Pedoman Audit Kinerja atas Instansi Pemerintah. 2011


BPKP,Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Lintas Sektor Bidang Pariwisata.2018
Chartered Institute of Internal Auditors, Risk Based InternalAauditing 2014
Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Daerah, Panduan Praktik Audit Kinerja 2018
David Griffiths, Risk Based Internal Auditing, 2006
European Court of Auditors, 2017, Performance Audit Manual
Kastowo, M 2019, Audit Kinerja Berbasis Risiko: Konsep dan Ilustrasi Bagi Auditor Intern Sektor
Publik, UI Publishing, 2019
Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP.183/M.PPN/HK/01/2019
Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Program Pembangunan Pariwisata yang Terintegrasi dan
Berkelanjutan
Keputusan Gubernur Tentang Kelompok Kerja Koordinasi Program Pengembangan Pariwisata
Terintegrasi dan Berkelanjutan
K.H. Spencer, Pickett Audit Planning: A Risk-based Approach, 2006
K. H. Spencer Pickett, The Internal Auditing Handbook Third edition 2010
MacRae. 2017. Internal Audit Capability Model for The Public Sector
Paul J. Sobel. 2015. Auditor’s Risk Management Guide: Integrating Auditing and ERM
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional Tahun 2010-2025
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 400);

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015 – 2019
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020 – 2024
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10)

22
Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Koordinasi Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan
Peraturan Menteri Pariswisata Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara
Peraturan Badan Pembangunan Keuangan dan Pembangunan Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pengawasan Intern Berbasis Risiko

Peraturan Badan Pengawasan Keungan dan Pembangunan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penilaian
Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terintegrasi pada K/L/D
Peraturan Deputi PPKD Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Risiko pada Pemerintah
Daerah
Peraturan Deputi PPKD Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Audit Kinerja Berbasis
Risiko
Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang RIPPARDA Provinsi/Kabupaten/Kota
Phil Griffiths, Risk-Based Auditing 2005
Pusdiklatwas BPKP, Modul Audit Berbasis Risiko, 2014
SK Gubernur/Walikota/Bupati tentang Koordinasi Lintas Sektor Pariwisata
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI), 2004
Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

23
PENYUSUN

Pengarah:
Dadang Kurnia, Ak., MBA, CA, CGAP, QIA, CFrA, ASEAN CPA, CGCAE.

Wakil Penanggung Jawab:

Bea Rejeki Tirtadewi, Ak., MM, CRMP, CA, CFrA, QIA, CGCAE.

Wakil Penanggung Jawab:

Mohammad Allin, S.E., Ak., M.M.

Tim Penyusun:

Gunawan
Iman Setyadi
Ganang Permana Aji
Widada
Viona Nesya Artika
Ahmad Nur Ikhwan
Yudistira Andi Permadi
Yessy Vera Muthia
Efan Marlindo
T.I. Edina Anggraeni
Asri Suwarsih
Dina Anggraeni
Adi Sanjaya
Eko Prasetyo
Nandya Oktaviani

24

Anda mungkin juga menyukai