Anda di halaman 1dari 3

4.

2 Penanganan Limbah Padat


a. Kemasan padat
Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa kantong/sak
atau karung dari kertas dan plastik. Sifat dari bekas kemasan bahan tersebut tidak
beracun tetapi mudah terbakar sehingga pengumpulan dilakukan setiap hari kerja dan
ditempatkan di TPS pabrik lalu diangkut/dibeli oleh perusahaan daur ulang kemasan
setiap minggu.
b. Lumpur/Sludge
Dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik. Limbah ini bersifat B3
(bahan beracun dan berbahaya) sehingga penanggulangannya sangat hati-hati mulai
dari pengumpulan, pengeringan sampai pada pembuatannya menjadi “Flinkote Padat”
sebagai produk sampingan. Untuk 100 kg Lumpur kering (kadar air 3 0 %) dapat
dihasilkan 286 kg flinkote padat.
c. Sampah domestik
Limbah ini berupa kertas, dedaunan dan lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan
pabrik. Pengumpulan dilakukan setiap hari kerja di TPS pabrik dan diangkut oleh
Dinas Kebersihan DKI Jakarta ke TPA seminggu sekali.
4. 3 Penanganan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi pengolahan limbah
secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar parameter utama limbah cair
yang dihasilkan. Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat
dengan pemanfaatan IPAL yang meliputi :
a. Ekualisasi debit limbah, dengan tangki pengumpul; Pengaturan pH
b. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia alum, kapur atau poliflok dan garam
besi di dalam tangki flokulasi;
c. Pengentalan atau pengeringan Lumpur;
d. Penyaringan dengan menggunakan penyaring pasir atau media lainnya Fenolbact
Dan Hidrobact di dalam tangki klorinasi;
e. Penyaringan dengan menggunakan karbon filter pada tangki filter; dan Tangki
penyimpanan akhir.

Sumber limbah cair

Untuk mengolah air limbah selain data kepekatan air limbah, diperlukan juga data mengenai
seberapa besar rata-rata jumlah air limbah yang harus diolah. Supaya jumlah air limbah yang
akan diolah itu dapat diperkirakan, maka diperlukan data mengenai sumber air limbah. Air
limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya
industri tersebut.

4. 4 Pengolahan limbah cairindustri cat solvent-basel


Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat terutama dilakukan pada saat
pencucian peralatan pada pembuatan cat solvent-based yang tidak boleh tercecer dan
masuk ke saluran drainase melalui pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan
benar, sehingga pembuatan cat solvent-based dalam pembuangan limbah diharapkan
mencapai zero waste. Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan
teknologi pengolahan limbah secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar
parameter utama limbah cair yang dihasilkan. Untuk proses pembuatan Cat solvent-
based diupayakan tidak menghasilkan limbah cair dan untuk itu diperlukan kebiasaan
Memelihara lingkungan yang baik dan menghemat pemakaian air melalui pemanfaatan
kembali air cucian tangki pada proses pembuatan cat untuk pencucian berikutnya.
4. 5 Unit Pengelolaan Limbah Cair Untuk Cat Solvent-Based
Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat meliputi:
1. Ekualisasi debit limbah, dengan tangki pengumpul;
2. Pengaturan pH
3. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia alum, kapur atau poliflok dan garam
besi di dalam tangki flokulasi;
4. Pengentalan atau pengeringan Lumpur;
5. Penyaringan dengan menggunakan penyaring pasir atau media lainnya Fenolbact
dan Hidrobact di dalam tangki klorinasi;
6. Penyaringan dengan menggunakan karbon filter pada tangki filter; dan
7. Tangki penyimpanan akhir.

Pengolahan limbah cair umumnya meliputi peraturan/penyesuaian pH dan penggunaan


bahan presipitasi kimia yang dilanjutkan dengan pengendapan. Penggunaan penyaring
pasir dan karbon dapat menurunkan kadar logam berat sampai tingkat yang rendah.
Pengentalan Lumpur dan pengeringan merupakan hal yang umum untuk sistem
pengolahan yang lengkap, sistem ini menggunakan pengental dan penjernih yang
dilanjutkan dengan belt press atau gulungan pengeringan sedangkan air yang dihasilkan
oleh perlakuan ini dikembalikan ke unit awal pengolahan limbah.
4. 6 Pengendalian di dalam pabrik untuk mengurangi pencemaran
Kebiasaan pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan juga dengan menggunakan
kembali air pencucian pada proses pembuatan cat atau proses pencucian berikutnya
akan menghemat jumlah pemakaian air. Jumlah pemakaian air terbanyak adalah untuk
pendinginan, air ini harus diupayakan untuk tidak terkontak atau terkontaminasi dangan
bahan baku, bahan penolong ataupun air proses. Pemisahan antara limbah cair yang
tidak terkontaminasi dan yang terkontaminasi serta pengurangan jumlah pemakaian air
untuk pencucian peralatan dengan menggunakan peralatan penyemprotan bertekanan
tinngi harus dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai