Anda di halaman 1dari 16

PENJELASAN DAN RUANG LINGKUP USHUL FIQIH

MATA KULIAH
Ushul Fiqih

Dosen Pengampu:
……………………….

Oleh:
Kelompok 01
Fachrul Rahmat B. NPM. ...
Nama Anggota Kelompok 2 NPM. …
Nama Anggota Kelompok 3 NPM. …
KELAS PSI - A
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISALM
FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan Insyaallah sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak (nama mata kuliah) yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang dirasa membutuhkan..

Kediri

Kelompok 01

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ushul Fiqih…………………. . . . . . . . . . . . . ………………
2.2 Objek Ushul Fiqih……………………………. …………………...........
2.3 Perkembangan Ushul Fiqih………………………………………….…..
2.4 Tujuan dan Manfaat Ushul Fiqih ……………………………………….
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………………………

3
DAFTAR TABEL (JIKA ADA)

Hlm
Tabel 1……….…….………………………………………………………
Tabel 2………….………………………………………………………….
Tabel 3……………..………………………………………………………
Dst.

4
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)

Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.

5
DAFTAR LAMPIRAN (JIKA ADA)

Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dikarenakan banyaknya pertanyaan – pertanyaan tentang Ilmu Ushul Fiqih
ditengah msyarakat, didukung keingintahuan kami mengenai bagaimana seluk beluk
terkait ilmu ushul fiqih.Kami melakukan beberapa kegiatan diantara mengidentifikasi
serta mengamati fenomena terkait ushul fiqih di tengah masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan masalah dituliskan
dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Apa latar belakang terbentuknya ilmu ushul fiqih ?
b. Bagaimana perkembangan ushul fiqih sampai sekarang ?
c. Apa saja manfaat dari mengetahui ilmu ushul fiqih ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban
dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk menjawab pertanyaan terkait ushul fiqih di tengah masyarakat
b. Untuk menjelaskan pentingnya ilmu ushul fiqih dalam perkembangan hokum

7
BAB II
PEMBAHASAN MENGENAI USHUL FIQIH

2.1 Pengertian Ushul Fiqih


Ushul Fiqih terbagi menjadi dua kata yaitu Ushul dan Fiqih. Kata ushul
berasal dari Bahasa arab yaitu ‫ صل‬yang berarti asal, dapat dimaknakan awal yang
mendasari hal – hal yang lain. Sementara kata fiqih berarti faham yang secara istilah
dapat dimaknakan ilmu tentang hokum syara’ yang bersifat amaliyah yang
dirumuskan dengan dalil – dalil tafsili. Berdasarkan pengertian tersebut ushul fiqih
dapat dijelaskan sebagai ilmu tentang rumusan hokum syara’ dengan dalil yang jelas.
Sebagai contoh dalam sebuah ayat ‫بِ ْياًل‬D‫ ۤا َء َس‬D‫ةً ۗ َو َس‬D‫ َواَل تَ ْق َربُوا ال ِّز ٰن ٓى اِنَّهٗ َكانَ فَا ِح َش‬yang
berarti ”Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji,
dan suatu jalan yang buruk”. Ayat yang menjelaskan tentang larangan berarti wajib
hukumnya bagi kita untuk menjauhinya.
Jika dalam kehidupan sehari – hari kita dapat mengibaratkan jika
ditetapkannya sebuah perintah terdapat sebab akibat. Sebagai contoh ketika guru kita
melarang untuk mencontek saat ujian. Lantas mengapa ? yaitu agar kita menjadi
pribadi yang jujur dalam bertindak.
Penjelasan singkat diatas dapat menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara
ushul fiqih dengan fiqih. Ushul fiqih adalah pedoman atau cara – cara seseorang
untuk mengeluarkan hukum syara’ dari dalilnya. Sedangkan fiqih adalah hukum –
hukum syara’ yang telah dirumuskan dari dalil – dalil yang telah ditentukan.
Adapun perbedaan antara ushul fiqih dengan kaidah fiqihiyah terletak pada
lingkup bahasa. Ushul fiqih membahas ketentuan dan aturan – aturan yang harus
ditempuh mujtahis dalam merumuskan hukum syara’. Sementara kaidah fiqhiyah

8
adalah kumpulan hukum – hukum kesamaan yang dirujukkan dalam satu pola yang
sama.

2.2 Objek Pembahasan Ushul Fiqih


Pada saat akan menentukan suatu hokum islam ada beberapa objek
pembahasan atau sumber yang digunakan. Diantara objek pembahasan tersebut
sebagai berikut.
 Dalil – dalil yang jelas sebagai contoh Alquran hadis guna mentapkan
hokum syara’.
 Hukum yang terkandung dalam dalil tersebut
 Kaidah – kaidah tentang cara melakukan atau mengeluarkan hokum
syara’ melalui dalil yang menjadi sumber.
Namun juga perlu adanya pembahasan tentang kemungkinan terjadinya
benturan dengan dalil yang lain serta cara penyelesaiannya. Dibahas juga golongan
yang dikenai tentang hokum yang didapat. Sebagai contoh shalat, jika seseorang tidak
dapat melakukannya dengan cara berdiri maka diperbolehkan dalam posisi duduk.
Duduk titak sanggup dengan berbaring dan seterusnya.
Dalam penyusunan pokok masalah tidak jarang terjadi perbedaan pendapat
dikarenakan perbedaan arah, metode dan juga pola pikir serta penekanan dari pokok
pembahasan. Hal ini juga termasuk pemicu munculnya pembasan tentang ijtihad.
2.3 Sejarah Ushul Fiqih
Perumusan ushul fiqih sebenarnya sudah dimulai sejak wafatnya Rosulullah.
Para sahabat saat itu mendapat pertanyaan – pertanyaan tentang sebuah hokum
yang bias jadi belum terjawab pada saat sebelum wafatnya Rosulullah.
Pada saat itu beberapa sahabat seperti Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib,
Ibnu Mas’ud mengemukakan pendapat mereka terhadap fenomena yang terjadi.
Sebgai contoh Ibnu mas’udyang mengemukakan pendapatnya tentang wanita

9
hamil yang kematian suami idahnya adalah kelahiran anaknya. Ibnu Mas’ud dapat
mengabil sumber dari Firman Allah dalam surah At – Thalaq ayat 4, meskipun
ada juga sumber dari surah Al – Baqarah ayat 234 yang menjelaskan bahwa masa
idah seorang istri atas kematian suami adalah empat bulan sepuluh hari. Dari
contoh ini dapat menemukan bahwa para sahabat melakukan ijtihad mengikuti
suatu pedoman yaitu, bahwa dalil yang dating kemudian menasakhkan dalil yang
terdahulu.
Disaat masa sahabat telah usai dilanjutkan oleh para tabi’in. Datangnya masa
ini membuka lapangan istinbath yang semakin luas dikarenakan ruang hokum,
peristiwa atau fenomena umat yang semakin luas. Puncaknya pada saat
munculnya beberapa imam besar seperti Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam
Hambali dan Imam Syafi’I yang menjadi patokan dalam bermahzab.
Ada yang menyebut masa saat ini adalah masa dari para ulama untuk
mentukan suatu hokum. Ditambah makin kompleksnya masalah, ruang lingkup
dan jangkauan dari ushul fiqih ini. Ditambah lagi keterkaitan antara hokum
khususnya di Indonesia yang mayoristas penduduknya adalah orang muslim.
Menjadikan suatu dorongan bagi para ulama untuk terus mengkaji serta
memperbarui hukum fiqih yang sudah ada guna menyesuaikan dengan kondisi
saat ini, dengan ketentuan tetap menjaga kaidah yang baik dari hukum yang
terdahulu. Di masa ini pula muncul berbagai aliran – aliran ushul fiqih yang
memiliki metode dan perumusan. Menurut salah satu buku penjelasan ushul fiqih
yang dikarang oleh Prof. Dr. Amir Syarifudin aliran ushul fiqih dibagi menjadi
tiga. Ketiga aliran itu ialah:
1. Aliran Mutakalimin
Aliran ini juga disebut dengan Aliran Syafi’iyah, dikarenakan metode sering
atau kerap menggunakan metode al – syafi’ dalam perumusan masalah. Diantara
metode yang digunakan adalah berpikir secara teologis dan meman faatkan
pemikiran deduktif.

10
2. Aliran Hanafiah
Dalam membagun teori usul fikihnya aliran hanya dipengaruhi oleh masalah
furu’ yang ada dalam mahzab mereka. Mereka juga melakukan analisis mendalam
tentang hukum furu’ yang berada dalam mahzab mereka.
3. Aliran Muta’akhirin
Aliran ini bias dibilang gabungan dari Aliran Mutakalimin dan Aliran
Hanafiah. Metode yang digunakan oleh aliran ini adalah mengombinasikan kedua
aliran sebelumnya. Dengan cacatan tetap menjaga kaidah – kaidah ushuliyah dan
mengeluarkan dalil – dalil yang didasari dari kaidah ini. Metode ini sering digunakan
ulama jaman sekarang dalam menentukan hukum dengan ruang hukum yang kian
meluas.
2.4 Tujuan dan Manfaat Ushul Fiqih
Memang benar jika ulama fiqih telah berhasil merumuskan hukum syara’
secara rinci dan telah terjabar jelas dalam kitab – kitab fiqih yang dapat kita
pahami dengan mudah. Dengan begitu mengapa uamat yang dating kemudian
perlu memahami ushul fiqih ? Ada beberapa manfaat yang akan kita dapat jika
kita mau mempelajari ushul fiqih, diantaranya sebagai berikut:
 Andai saja suatu saat kita mendapati masalah baru yang tidak ada dalam
kitab – kitab terdahulu, maka kita dapat mencari jawaban dengan
menerapkan kidah – kaidah dari hasil ulama terdahulu.
 Kita tidak dapat menetapkan hukum baru bahkan mengkaji ulang pun
tidak bisa jika kita tidak mengetahui secara jelas usaha dan cara ulama
lama dalam merumuskan suatu hukum. Hal – hal itu akan dibahas secara
baik dalam ilmu ushul fiqih.

BAB III
PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan
Minimnya pengetahuan dari sebagian umat muslim khususnya di Indonesia
tentang ushul fiqih perlu menjadi garis bawah. Selain dapat menjerumuskan mereka
ke dalam aliran – aliran islam yang keras atau lebih ke radikalisme. Oleh karena itu
penting memahamkan lapisan tersebut supaya dapat memilah dengan tepat tentang
hukum dalam islam. Tidak kalah pentingnya adalah menguatkan rasa persaudaraan
antar muslim agar terciptanya rasa aman dari pengaruh pihak luar yang dapat
memecah belahkan kesatuan umat muslim khususnya di Indonesia.

3.2 Saran
Teruslah belajar mengenai semua ilmu khusunya ilmu fiiqh dan ushulnya.
Terlebih teruntuk generasi terpelajar yang akan menentukan kemana arah muslim dan
negara ini akan dibawa saat melesatnya perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di bagian
Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur yang diterbitkan
selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi. Daftar
pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang digunakan

12
adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).
Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka yang
sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu dimasukkan pada
daftar pustaka sebenarnya.

Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.

Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.

Buku Lebih Dari Satu Edisi*)


Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-10).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)


Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk
Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)

13
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.

Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)


Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)


Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance Psychological
Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being, 4 (13), 1-9.

Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)


Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard,
G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG activation and
attention last for more than 31 days and are more severe with stress,
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267

Artikel Jurnal dengan DOI*)

14
Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and the
survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-229. doi:
10.1037/0278-6133.24.2.225

Artikel dalam Prosiding Online*)


Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008). The
basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the National
Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1 073/pnas.Q80541 7105

Artikel dalam Prosiding Cetak*)


Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using multiple
cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P. Scheunders (Eds.),
Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678. Advanced Concepts for
intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin, Germany: Springer-Verlag.

Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.

Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//

Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.
Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

15
Skripsi/Tesis/Disertasi dari Sumber Online*)
Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community Counseling
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek Eks-Pecandu
NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/

Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding therapeutically
to patient expressions of sexual attraction [DVD]. Tersedia di
http://www.apa.org/videos/

Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New York,
NY: Fox Broadcasting.

Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.

16

Anda mungkin juga menyukai