Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ILMU NEGARA

KELOMPOK 4

TEORI ASAL MULA NEGARA

Dosen Pembimbing :

DestuLiadi, SH,MH

Disusun Oleh

1. Abdul Hakim
2. Andrian
3. Muhammad Gilang Hanafi
4. Puja Cahyani Putri
5. Wardiyah Azizah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


STKIP ABDI PENDIDIKAN PAYAKUMBUH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Teori Asal Mula Negara” .

Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang positif dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Payakumbuh, 28 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………….…………………………...…………..………………………...i

DAFTAR ISI……………………...…………………………………...…………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………….……….….…………………………………..……1
B. Rumusan Masalah……………………..…………………..………………………………1
C. Tujuan Penulisan……….………………..…………………..…………………………….1

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Negara Secara Umum…………...………………………………..………………2


B. Bentuk-Bentuk Negara………………………………….……………………………….3

BAB III PEMBAHASAN

A. Jaman Yunani Kuno……………………………...………………………………………4


B. Jaman Romawi Kuno…..………………...………………………………………………7
C. Abad Pertengahan……………………………………………………………………….8
D. Jaman Reinesance………………………………………………………………………..9
E. Kaum monarkomaken……………………………………………………………………10
F. Hukum Alam……………………………………………………………………………..11
G. Menurut Kenyataan (factual)……………………………………………………………16
H. Pendekatan Menurut Historis……………………………………………………………20

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terbentuknya Negara Indonesia tidak lain memiliki suatu tujuan yang mulia yaitu
mendorong dan menciptakan kesejahteraan umum dalam payung Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Tujuan atau cita-cita tersebut tercermin dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam alinea ke-4
(empat) yaitu:Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. elain
Plato ada juga Hobbes yang berpendapat bahwa negara terbentuk melalui suatu perjanjian.
Perjanjian ini terbentuk karena keadaan manusia sebelum terbentuk negaraakan saling
bermusuhan dan saling menganggap lawan sehingga timbul peperangan. Untuk itulah
diadakan perjanjian dengan tujuan agar setiap manusia dalamnegara yang diperjanjikan dapat
bekerja untuk memiliki sesuatu dan tidak selalu terancam jiwanya. Setelah mengetahui asal
mula negara kita juga harus mengetahui tentangtenggelamnya suatu negara.Suatu negara dapat
dikatakan sebuah negara apabilamemenuhi unsur-unsur negara yang terdapat dalam Konvensi
Montevidio, 1993. Unsur-unsur yang akan dibahasa adalah rakyat, pemerintah, dan wilayah.
Unsur-unsur inilah yangdapat menyebabkan tenggelamnya suatu negara karena apabila sebuah
negara kehilanganunsur-unsur tersebut negara itu akan runtuh.Selain itu juga ada teori-
teori yang membahastentang tenggelamnya suatu negara seperti teori organis, teori anarkis,
teori marxis, serta peperangan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asal Mula Terbentuknya Negara?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui asal mula terbentuknya Negara!
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Negara Secara Umum


Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing : state (inggris),
staat (Belanda dan Jerman), atau etat (perancis). Secara terminology, Negara diartikan
sebagai organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita
untuk bersatu, hidup disuatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Pengertian ini mengandung nilai konstitutif yang pada galibnya dimiliki oleh suatu
Negara berdaulat : masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintah yang berdaulat.
Pengertian ini mengandung nilai konstitutif yang pada galibnya dimiliki oleh suatu
negara berdaulat: masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga
unsur ini perlu ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan
dunia internasional yang oleh Mahfud M.D. disebut dengan unsur deklaratif.3 Rakyat
dalam pengertian keberadaan suatu negara adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Tidak
bisa dibayangkan jika ada suatu negara tanpa rakyat. Hal ini mengingat rakyat atau warga
negara adalah substratum personel dari negara.
Adapun wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin
ada negara tanpa batas-batas teritorial yang jelas. Secara umum, wilayah dalam sebuah
negara biasanya mencakup daratan, perairan (samudra,laut,dan sungai), dan udara. Dalam
konsep negara modern masing-masing batas wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan
perundang-undangan internasional. Sedangkan pemerintah adalah alat kelengkapan
negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama
didirikannya sebuah negara. Pemerintah, melalui aparat dan alat-alat negara, yang
menetapkan hukum, melaksanakan ketertiban dan keamanan, mengadakan perdamaian
dan lainnya dalam rangka mewujudkan kepentingan warga negaranya yang beragam.
Untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut dijumpai bentuk-bentuk negara dan
pemerintahan. Pada umumnya, nama sebuah negara identik dengan model pemerintahan
yang dijalankannya, misalnya, negara demokrasi dengan sistem pemerintahan
parlementer atau presidensial. Ketiga unsur ini dilengkapi dengan unsur negara lainnya,
konstitusi.

B. Bentuk-Bentuk Negara
Negara sendiri memiliki bentuk yang berbeda-beda. Secara umum, dalam konsep
teori modern, Negara terbagi dalam dua bentuk : Negara kesatuan ( unitarianisme ) dan
Negara serikat ( federasi ). Negara kesatuan adalah bentuk suatu pemerintah pusat yang
berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaannya, Negara kesatuan
ini terbagi kedalam dua macam system pemerintahan : sentral dan otonomi
1. Negara kesatuan dengan system sentralisasi adalah system pemerintahan yang
langsung dipimpin oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah
dibawahnya melaksakanan kebijakan pemerintah pusat.
2. Negara denga system desentralisasi adalah kepala daerah diberikan kesempatan
dan kewenangan untuk mengurus urusan pemerintah di wilayah sendiri.

Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara bagian
tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah
menggabungkan diri dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut
melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat.10
Di samping dua bentuk ini, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk
negara dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok: monarki, oligarki, dan demokrasi.
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu.
Dalam praktiknya, monarki memiliki dua jenis: monarki absolut dan monarki
konstitusional. Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi
di tangan satu orang raja atau ratu.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Jaman Yunani Kuno


Masa Yunani Kuno Praktek kehidupan masyarakat Yunani kuno dalam negara
kota (city state) telah menunjukkan struktur sebuah negara dengan berbagai bentuknya
sebelum muncul tokohtokoh pemikir kenegaraan. Sistem pemerintahan di Athena telah
memungkinkan masalah kenegaraan menjadi diskusi publik dalam keseharian
masyarakatnya. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan negara-negara modern saat
ini, namun negara kota Yunani kuno telah menunjukkan struktur pemerintahan negara
berdasarkan kondisi masyarakat pada saat itu. Masyarakat pada masa itu dibagi menjadi
tiga kelas utama, yaitu budak (slaves), orang asing (foreign or metic), dan warga negara
(citizens). Budak dan orang asing tidak dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan politik.
Status kewarganegaraan diperoleh karena ikatan darah dari masing-masing suku atau
kelompok (parishes).1 Pada masa ini juga sudah terdapat institusi politik yaitu Assembly
atau Ecclesia sebagai majelis tempat seluruh warga negara dapat mendiskusikan dan
mengambil keputusan masalah bersama, Magistrate sebagai pelaksana pemerintahan, dan
Council of Five Hundred dan Pengadilan dengan popular juries yang mengontrol
pemerintahan di Athena. Sistem yang digunakan pada saat itu adalah gabungan antara
pemilihan dan undian. Konstitusi di Athena lebih merupakan “mode of life” dari pada
sebagai sebuah struktur hukum. Pemerintahan yang diterapkan adalah demokrasi dalam
arti di tangan banyak orang dan bukan sedikit orang.2 Yunani kuno telah melahirkan
banyak tokoh pemikir mulai dari abad enam sebelum masehi. Pusat perkembangan
pemikiran semula berada di wilayah Asia kecil dan semenanjung Balkan. Tempat inilah
yang melahirkan tokoh-tokoh mulai dari Thales, Anaximandros hingga Demokritos.
Pusat perkembangan pemikiran di Yunani baru bergeser ke daratan setelah kota-kota
Yunani mengalami masa keemasan di bawah Pericles pada dunia yang terdiri dari dua
macam, yaitu:
1. dunia cita (ideenwerwld) yaitu “kenyataan sejati” yang ada dalam alam tersendiri
terpisah dari “dunia palsu” dan bersifat immateriil,
2. dunia alam (natuurwereld) yaitu dunia fana yang palsu dan bersifat materiil.
Dunia cita adalah latar belakang dan yang menjelmakan diri dalam dunia alam.
Maka dunia alam harus selalu diusahakan untuk menyerupai bentuk yang
sempurna dari dunia cita. Ukuran persamaan antara dunia alam dan dunia cita
adalah norm (yang seharusnya).Dunia cita memiliki tiga macam cita-cita mutlak
(absolute ideen), yaitu cita kebenaran (logika, ide der waarheid),cita keindahan
(asthetica, idee der schoonheid) cita kesusilaan (ethica, idee der zedelijkheid).
Ketiga cita mutlak ini merupakan pedoman bagi perilaku manusia yang
digerakkan oleh kemampuan dasar yang dimiliki manusia yaitu; pikiran
(verstand), demi mencari kebenaran, rasa (gevoel), demi mencapai keindahan,
dan kehendak (willen), demi mencapai kesusilaan.

Perilaku manusia dan cita-cita tersebut harus dijalani manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidup tersebut manusia tidak bisa
melakukan sendiri, dan sesuai keahliannya masing-masing manusia saling membantu
dengan pembagian tugas masing-masing. Inilah dasar pembentukan negara menurut
Plato. Negara adalah suatu kesatuan dan keluarga yang besar yang harus dapat
memelihara warga negara dalam kesatuan. Sehingga negara harus memiliki wilayah yang
terbatas. Karena negara merupakan dunia alam, maka tujuan negara adalah untuk
mencapai, mempelajari dan mengetahui cita yang sebenarnya. Masyarakat akan
berbahagian bila mengetahui cita yang sebenarnya yaitu kebenaran dan kebaikan
universal. Untuk mengetahui cita tersebut memerlukan cara dan kemampuan tertentu
yang hanya dimiliki oleh segolongan orang saja. Negara tidak dapat dijalankan dengan
sistem demokrasi karena dua alasan; pertama, karena demokrasi memungkinkan setiap
orang menduduki pemerintahan, dan kedua, demokrasi berpotensi menimbulkan
kekerasan dan perselisihan kepentingan. Sehingga negara harus dipimpin oleh
segolongan orang ini yang dinamakan Philosopher King, karena kelompok inilah yang
mengetahui apa kebaikan dan bagaimana cara mencapainya. Untuk mencapai negara
yang sempurna diperlukan tiga syarat, yaitu; negara harus dijalankan oleh pegawai yang
terdidik khusus,Pemerintahan harus ditujukan demi kepentingan umum, dan harus
dicapai kesempurnaan susila dari rakyat.
1. Socrates (399 sebelum masehi)
Menurut Socrates negara berasal dari pekerti manusia lalu dikembangkan di polis.
Ia juga berpendapat bahwa sitem demokrasi langsung dapat diterapkan karena yunani
pada waktu lampau masih kecil dan masih merupakan apa yang dinamakan
polis,permasalahan tidaklah seruet dan berbelit-belit seperti sekarang dan yang
terakhir setiap warga Negara memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam
pemerintah (state mainded).

2. Plato (429-347 S.M)


Menurut teori dari plato kebenaran adalah indeeeler(kebenaran berada dalam ide
manusia) .selain itu dia juga berpendapat bahwanegara ada karena berbagai
kebutuhan dan keinginan untuk memenuhi hal tersebut sehingga mereka harus
bekerjasama. Menurutnya juga bahwa sebuah Negara adalah sebuah keluarga.plato
juga mengungkapkan bahwa negara itu diklasifikasikan oleh sifat dari sang penguasa.
Berikut adalah karya –karya dari plato yang terkenal politea (Negara/state), politicos
(ahli negara), dan nomoi (undang-undang).

3. Aristoteles (384-322 S.M)


Menurut aristoteles dalam teorinya dunia adalah sebuah realitas. Dan untuk
memenuhi kebutuhan bersama karena manusia dalah zoonpolitikon. Menurutnya
kekuasaan negara adalah yang utama atau totaliter. Aristoteles mengklasifikasikan
Negara sebagai berikut, monarki lawan dari tyrani, aristrokasi lawan dari oligarki,
republic konstitusional lawan dari demokrasi, jumlah orang yang memerintah dan
sifat,tujuan pemerintah. Menurut aristoteles Negara merupakan gabungan Negara.
Karya terkenal aristoteles adalah ethica ( pemikiran tentang keadilan ) dan politica
(pemikiran tentang hukum dan negara).

4. Epicurus (342-271 S.M)


Menurut epicurus dalam teorinya tentang individualistis atau atomisme (individu)
bahwa negara dibentuk karena adalah untuk memenuhi kebutuhan individu jadi yang
diutamakan adalah individu.ia berpendapat bahwa atom lawan dari zoon politicon.
Untuk menjamin keamanan menurutnya perlu adanya pemaksaan dalam peraturan.
Peraturan dapat dibentuk dengan persetujuan individu dalam perjanjian masyarakat.

5. Zeno (kaum stoa/ stoicin)


Menurutnya dalam teori universalitas ia menjelaskan bahwa Negara itu harus
berdaulat dan kedaulatan nasional negara haru sesuai tatanan global. Dan ia juga
menggemukakan pendapat bahwa tidak ada pembedaan dalam struktur social.

B. Jaman Romawi Kuno


Pada jaman romawi kuno masalah ilmu pengetahuan sangalah sulit berkembang karena
pemerintah pada saat itu melarang atau membatasi masalah ilmu sehingga hanyan sedikir
pakar –pakar dari masas/ jaman romawi kuno. Berikut adalah para pakar dalam masa romawi
kuno antara lain:
1. Polibios
Polibios menerangkan tentang bentuk negara dalam teorinya yang dikenal dengan
istilah cyclus teory. Teori tersebut dapat dijabarkan dengan gambar sebagai berikut
Monarcki yang tirani akan memicu aristokrasi.aristokrasi yang oligarki mendorong
demokrasi. Demokrasi yang anarki sehingga muncul orang kuat dan akan
memerintah sehingga menjaadi monarcki. Dalam cycle teori ini dapat tidak sama
seperti keterangan diatas karena dapat berubah lagi dari sitem pemerintahan.

2. Cicero
Menurut cicero dalam teorinya rasio murni bahwa negara itu wajib ada karena
berdasar rasio untuk  hidup. karya dari cicero antara lain ,de replubica ( tentang
negara ) dan de legibus ( tentang hukum aau tentang undang-undang ).

3. Seneca
Seneca berpendapat bahwa perlu adanya transformasi dalam kehukum tuhanan
hal ini terjadi karena masyarakat telah enggan da tidak percaya lagi terhadap
kekuasaan Negara dan mereka cenderung menuju atau memikirkan dunia kebatinan.
C. Abad Pertengahan
Pada abad ini terdapat dua pandangan yang dikenal dengan legist dan canonist.
Legist berpendapat bahwa raja itu adalah pengganti tuhan di dunia karena negera lebih
dulu dari gereja dan tokohnya adalah marsilius. Sedangkan canonist berpendapat bahwa
paus lah yang menjadi pengganti tuhan di dunia sehingga raja hanya sebagai orang yang
diperintahkan oleh paus untuk memimpin kerajaan. Berikut tokoh tokoh abad
pertengahan.

1. Agustinus (354-430)
Menurut teorinya yang bernama teokratis bahwa kedudukan gewreja yang
dipimpin oleh paus itu adalah lebih tinggi dibandingkan kedudukan Negara yang
di pimpin oleh raja. Ia juga meneluarkan buku yang bernama de civitate dei dan
dalam buku ini menjelaskan tentang pembagian negera diantaranya , civitas dei
atau Negara tuhan Negara ini adalah Negara yang dicita-citakan. Dan civitas
terrena atau Negara iblis/duniawi Negara inilah yang paling di kecam dan ditolak
agustinus.

2. Thomas Aquinas (1223-1274)


Thomas Aquinas berpendapat bahwa manusia itu sewajarnya hidup
bersama karena ilmu itu berada di masyarakat. Dia juga termasuk orang yang
memegang teory teocratis. Dia mengeluarkan buku ang cukup terkenal
diantaranya de regimine principum (pemerintahan yang dilakukan raja),dan
summa theologika (ketuhanan). Ia juga berpendapat bahwa kedaulatan adalah
kekuasaan tertinggi Negara. Dia menjadi penengah antara kaum legist dan kaum
canonist.Selain itu Thomas juga membedakan huum menjadi empat golongan
a) Hukum abadi atau lex aeterna adalah hukum yang akarnya dalam jiwa
tuhan
b) Hukum alam adalah karena manusia berpikir sehingga bagian dari
padanya
c) Hukum positip adalah pelaksanaan hukum alam dengan beberapa
ketentuan
d) Hukum tuhan adalah hukum yang mengisi akan kekuarangan manusia.

3. Marsilius (  1270-1340)
Menurutnya bahwa Negara itu pada hekekatnya itu terbentuk bukan
karena kodrat tuhan melainkan karena terjadi perjanjian antara manusia untuk
mewujidkan perdamaian. Ia juga dikenal sebagai pembuat teori theocratis critis.
Sedangkan agustinus dan Aquinas berteori theocratis mutlak.

D. Jaman Reinesance
Pada jaman ini terjadi perubahan perubahan yang besar pada ilmu pengetahuan
khususnya  dalam ilmu negara. Karena pada zaman ini banyak paham baru yang
mempengaruhi banyak Negara. Sehingga muncul banyak tokoh diantaranya sebagai
berikut :
1. Niccolo Machiavelli ( 1469-1527 )
Ia mengeluarkan buku yang sangat controversial karena trerjadi
pertentangan terhadap buku nya yang ber judul il principe sang raja atau
pelajaran  untuk sang raja dalam menjalankan pemerintahanya.dalam buku itu
bahwa raja itu harus memisahkan antara kesusilaan dan kenegaraan sehingga
kesusilaan dihiraukan dan tidak dipakai. Ia bersifat realitas modern. Ia
menunjukan bahwa tujuan Negara adalah terbinanya ketrtiban,keamanan dan
ketentraman.
2. Thomas morus (1478-1535)
Ia adalah seorang yang mengeluarkan roman kenegaraan yang berjudul de
optimo republicae statu deque nova insula utopia tentang pemerintahan yang
paling baik dan negeri asing yang disebut utopia. Buku ini bertujuan untuk
mengkrituk inggris khusunya kaum borjuis dan pemilik kekuasaan.
3. Jean bodin
Menurutnya Negara adalah sekumpulan keluarga dengan segala miliknya
yang dipimpin oleh seseorang yang akalnya dipimpin penguasa yang berdaulat.
Dan dalam bukunya yang berjudul les six livres de la republica ia memberiakn
dasar-dasar yuridis sebuah negara. Menurutnya pemimpin yang pertama adalah
seorang militer yang menunjukan kekuatan dan kekuasaanya. Menurutnya
kedaulatan adalah kekuasan tertinggi dan untuk itu kita perlu mewujudkan dengan
sifat sifat sebagai berikut :
a) Tunggal berate hanya negaralah yang memiliki
b) Asli berate tidak berasal dari kekusan lain
c) Abadi bahwa kedaulatan itu adalh Negara dan Negara adalah abadi
d) Tidak dapat terbagi-bagi berate tidak dapat diserahkan kepihak lain.

E. Kaum monarkomaken
Monarkomaken berate menentang sitem kerajaan atau bisa dikatakan anti raja.
Tapi pengertian itu dirasa kurang tepat karena kaum monarckomaken itu menentang
eksesnya sitem absolutism.berikut ini tokoh dalam kaummonarckomaken antara lain:
1. Hotman (1573)
Ia menerbitkan buku pranco Gallia. Ia menentang absolutism bukan lewat
ajaran agama tetapi lewat sejarah.

2. Brutus (1579)
Brutus dalam bukunnya vindiciae tyrannos (alat-alat hukum melawan
tirani) ini mengambarkan bahwa perlawanan terhadap raja –raja dan buku ini
adalah karangan seseorang yang bersembunyi dibawah nama brutus.

3. Buchanan (1579)
Dalam bukunya de jure regni apud scoots (kekuasaan raja pada bangas
scot) dalam bukunya ia membandingakn terleebih dahulu antara raja dan tiran.

4. Mariana (1599)
De rege ac regis institutione (tentang hal raja dan kedudukanya) adalah
buku karanganya untuk membantu raja agar tidak berbuat absolutism (tirani).
5. Bellarmin
Menurutnya monarcki adalah terbaik akan tetapi karena aklaknya sehingga
prakteknya berlawanan. Bukunya terkenal disputations paus hanya mengurus
keagaman dan tractatus de  potestate summi potivicus in rebus temporalibus
tentang kuasa paus di keduniawian.

6. Suarez
Dalam bukunya tractatus de ligibus ac deo legislatoere (uraian tentang
undang-undang dasar Dan tuhan,pembentuk undang-undang). Ia berpendapat
bahwa negatra tidak dapat berdiri sendiri karena butuh Negara lain.

7. Milton
Ia adalah seorang penyair akan tetapi pada waktu itu  ia dibunuh sehingga
dia dikenal  oleh orang –orang karena pembelaanya.

8. Johane altusius 
Ia menerbitkan buku politica methodice digesta susunan ketatanegaraan
yang sistematis dan diperkuat contoh darai sejarah biasa dan sejarah suci.
Menurutnya penguas diangkat rakyat,menjalankan undang –undang, dan diangkat
perjanjia sehingga raja terikat janji. Ia juga berpendapat Negara harus berdaulat
dan memnuhi kebutuhan rohani dan jasmani.

F. Hukum Alam
Dalam teroi hukum alam terbagi menjadi dua perisode yaitu periode XVII dan
periode XVIII keduanya memiliki materi ajaran yang sama akan tetapi berbeda fungsji.
Jika pada periode XVII berfungsi menerangkan namun pada periode XVIII berfungsi
menilai. Berikut inia adalah para tokohnya :
1. Grotius (Hugo De Grot) 1583-1645
Ia pernah dipenjara dan dalam penjara di menulis buku de jure belli ac
pacis (hukum perang dan damai). Setelah selasai buku itu diberiak kepada Louis
XIII dan akhirnya dia menjadi tokoh besar dan dia juga dikenal sebagai pelopor
atau pencipta hukum alam modern.ia berpendapat bahwa Negara dan hukum
adalah suatu usaha untuk  mengatasi segala perpecahan di lapangan agama
dengan bedasarkan akal manusia yang berlaku umum. Ia juga berpendapat bahwa
ada hukum antar negara untuk mengatur hubungan negara satu dengan negara
lain. Ia berpendapat bahw ahukum alam adalh hukum yang benar,baik menurut
rasio dan tidak mungkin salah serta adil.

2. Thomas hobbes (1588-1679)


Menurutnya Negara adalah suatu system materialistis yang besar dalam mana
mengatur kehidupan organis dan rokhanis. Dalam tujuan untuk kebahagiaan yang
dicapai dengan berlomba dan gerak. Adapun alantis yang besar dalam mana
mengatur kehidupan organis dan rokhanis. Dalam tujuan untuk kebahagiaan yang
dicapai dengan berlomba dan gerak. Adapun alatnya adalah kekuasan, kekayaan
dan nama baik pribadi maupun kawan ajaran ini ditulis dalam bukunya yang
berjudal de cive ( tentang warga negara) dan leviathan ( tentang negara). Ajaran ini
berpangkal pada masa manusian itu terlalu bebas sehingga akan terjadi konfil yang
dikenal dengan bellum omnium contra omnes dimana manusia itu egois terhadap
yang lainya. Dan ia juga mengemukakan sifat abstracto manusia yang
Competition  atau persaingan (competitio) berate manusia selalu berlomba dan
tidak pernah mau kalah dari yang lainnya. Defentio ,defen ataua membela diri
bahwa manusia tidak mau dibawahi atau diatasi oleh orang lain. Gloria adalh sifa
dimana manusia ingin dihormati,disegani dan dipuji.Dan karena sifat diatas maka
perdamaian dapat terjadi. Perdamaian dapat terjadi jika masyarakat melakukan
perjanjian. Perjanjian itu membentuk masayarakat lalu Negara. Hobbes juga
mengemukakan teori perjanjian, menurutnya perjanjianmasyarakat bersifat
langsung artinya orang melakukan perjanjian itu langsung menyerahkan  atau
melepaskan haknya atau  kemerdekaanya kepada raja dan raj berada bukan dalam
perjanjian tetapi diluar perjanjian. Ia berpendapat bahwa gereja bersatu dengan
dipimpin oleh raja yang absolute.
Dari sifat yang diatas ada juga sifat yang membatasi  dari sifat diatas antara lain :
a) Takut mati
b) Inggin memiliki sesuatu
c) Ingin bekerja agar dapat sesuatu

1. Benedictus de Spinoza (1632-1677)


Menurutnya Negara dan hukum adalah etika yang tersusun secara geometris dan
traktat teologis polik. Menurunya hukum alam bukan sollen tetapi sein. Ia juag
berbiacara bahwa manusia buakan hanya bertindak berdasarkan rasionya saja tetapi
manusia juga dipengaruhi oleh hawa naafsunya. Ia juga berpendapat bahw tuuan
Negara adalah menyelengarakan perdamaian ketentraman dan menghilangkan
ketakutan. Maka sertiap warga Negara harus mematuhi peraturan perundang-
undangan meskipun itu tidak adil dan merugikan. Tetapi Negara tidak bisa
menguasai secara mutlak dua hal yaitu berfikir dan menimbang. Negara yang
dipikirkan oleh spinosa adalh aristokrasi.

2. John locke ( 1632 -1704)


Ajaranya merupakan jembatan antara negara dan hukum. Ia berpendapat bahwa
manusia memiliki hak dasar yang tidak dapat diserahkan dan perlunya pembatasan
pembatasan kekuasaan Negara erta melindungi individu. Menurutnya hukum alam
adalh sesuatu yang berdasar rasio dan perjanjian namun sifat yang
logis,deductief,mathematic dig anti dengan realitas. Iniilah yang menimbulkan teori
baru tentang pembagian kekuasaan,hak asasi dasar, dan perundang –undanan yang
dilakuakn oleh dewan perwakilan rakyat.ia menerbitkan buku yang berjudul two
treatises On civil government. Mengenai hak asai ia membagi menjadi :
a) Hak hidup
b) Hak kebebasan atau merdeka
c) Hak milik

Menurutnya manusia belum punya hak waktu lahir tetapi baru punya sifat.
Sehingga  ia berpendapat jika manusia secara alamiah maka haknya tidak dipakai
karena manusia ingin memeksakan kehendak.menurt nya Negara bertujuan untuk
menetapkan dan melaksanakan hukum alam. Dalam hal ini Negara bukan hanya
berdasar hukum alam tetapi  Negara juaga membuat peraturan perundang-
undangan untuk Negara tetapi tetap berpedoman kepada hukum alam.dengan cirri
hukum alam adalah rasional dan umum jika tidak ada unsure itu bererti bukan
hukumn alam. Jadi dapat disimpulkan tugas Negara adalah :Membuat peraturan
peruundang-undangan (legistlatif),Melaksanakan peratuarn perundang-undangan
(eksekutif dan judikatif),Mengatur hubungan antar Negara(federatif)
John locke juga mengklasifikasikan bentuk –bentuk negara  diantaranya sebagai
berikut :Jika kekuasaan perundang-undangan diserahkan kepada satu orang
disebut monarcki,Jika Kekuasaan perundang-undangan di berikan kepada
beberapa orang atau dewan maka bernama aristocrasi,Jika kekuasaan perundang
undangan diberikan kepada seluruh rakyat maka disebut demokrasi.Ia
berpendapat bahwa tujuan perjanjian adalah untuk memelihara dan menjamin
hak-hak asai setiap manusia.

3. Frederick yang agung (1712-1786)


Ia berpendapat bahwa apa yang dituliskan oleh maciavelli dalam buku il principe
itu adalh jahat. Sehingga ia membantah teori dari maciavelli dalam buku
karanganya yang berjudul anti Machiavelli.

4. Montesqueu (1688-1755)
Dalam bukunya letters persanes mengemukakan kecaman terhadap keadaan
agama,politik, dan social prancis.selain itu ia juga menerbitkan buku grandeur et
decadence des romain dan yang paling terkenal adalah spirit des lois. Ia
mengeluarkan toeri yang kita kenal dengan teori trias politika yang berarti
pemishan kekuasaan . berikut ini adalah badan-badanya:Kekuasaan perundang –
undangan (legistlatif),Kekuasan melaksanakan pemerintahan (eksekutif)
dan,Kekuasan kehakiman (yudikatif).
5. Jean Jacques rousseau (1712-1778)
Ajaranya tentang hukumdan Negara ditulis dalam buku discour sur 1 inegalite
parmiles homes (tinjauan tentang ketidak samaan orang –orang),letters ecitres de la
montagne (surat yang ditulis digunung -gunung), dan buku yang paling terkenal
adalah contrat social (perjanjian masyarakat). Ia mengemukakan ide tantang
kedaulatan rakyat. Jadi perjanjian masyarakat adalah untuk menemukan bentuk
kesatuan yang mem bela melindungi kekuasaan bersaman disamping kekuasaan
pribadi dan milik dari setiap orang. Jadi hal ini menimbulkan terciptanya kemauan
umum (volonte generale/ kedaulatgan ) dan terbentuknya masyarakat
(gemenschaft) / kedaulatan rakyat. Menurutnya kedaulatan adalah kekuasan
tertinggi dan raja adalah wakil yang diberi kekuasaan. Ajarannya membuat terjadi
revolusi prancis,adnya hak rakyat untuk mengganti penguasa,kekuasaan berada di
tangan rakyat. Ia juga mencetuskan tentang pemungutan suara  tehadap suatu
persoalan.

6. Imanuel kant (1724-1804)


Dalam buknya metaphysische an frangsgrunde de rechtslehre (asasmetafisi dari
ilmu hukum). Menurutnya negara harus ada  karena Negara harus menjamin
terlaksananya kepentingan umum  didalam  keadaan  hukum. Menurutnya tidak
pernah ada perjanjian masyarakat untuk menjadi negara,tidak terjadi dan tidak ada
sejarahnya sesungguhya perjanjian itu merupakan  sesuatu  konstruksi  yuridis.

G. Menurut Kenyataan (factual)


Asal Mula Terjadinya Negara Secara Faktual/Kenyataan Secara faktual adalah
cara mengetahui asal mula terjadinya negara berdasarkan dari fakta nyata. digolongkan
dalam berbagai istilah antara lain sebagai berikut..
1. Occupatie (pendudukan) adalah suatu daerah atau wilayah yang tidak bertuan dan
belum dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu.
2. Cessie (penyerahan) adalah suatu wilayah diserahkan pada negara lain
berdasarkanatas suatu perjanjian tertentu.
3. Accesie (penaikan) adalah suatu wilayah akibat penaikan lumpur sungai
atau timbul daridasar laut (delta). Wilayah yang dihuni oleh sekelompok
orang sehingga terbentuklah sebuah negara.
4. peleburan beberapa negara
mengadakan peleburan (fusi) dan membentuk satunegara baru.
5. proklamasi adalah penduduk pribumi daru suatu wilayah yang diduduki oleh
bangsa lain dengan mengadakan suatu perjuangan (perlawanan)
sehingga berhasil dalam merebut wilayahnya kembali dan menyatakan
kemerdekaannya.

H. Teori Spekulatif

1. Teori perjanjian/kontrak sosial


Teori ini mempunyai suatu anggapan, bahwa asal mula Negara berawal dari
manusia yang hidup dalam keadaan alam bebas, liar dan ganas bagi manusia lainnya
(Homo Homini Lupus = manusia bagaikan serigala bagi manusia yang lain / manusia
yang fisiknya kuat akan mengalahkan manusia yang fisiknya lemah) Mengadakan
perjanjian (pactum) / kontrak social Untuk menunjuk seorang pemimpim Yang dapat
menjalankan pemerintahan Sesuai hukum alam / sehingga juga sering Disebut teori
hukum alam (theorie van het natuursrecht) Dengan berjalannya waktu Berkembang
menjadi sebuah Negara Dalam perkembangannya teori ini mengalami 2 etape yang
berbeda, walaupun ajarannya memiliki prinsip yang sama.

2. Teori hukum alam/teori perjanjian abad 17, dengan anasir berikut ini:
Hanya menerima keadaan yang ada pada waktu itu Metode berfikir bersifat
induktif Keadaan masyarakat tenang, tidak terjadi gejolak revolusi Adapum tokoh
pengikut terori hukum alam abad 17 antara lain: THOMAS HOBBES Latar belakang
yang mempengaruhi, musababnya beliau hidup pada saat Raja Charles I (Inggris)
yang berpemerintahan absolut, untuk mengakhiri homo homini lupus, mengusulkan
adanya perjanjian masyarakat yang menyerahkan kekuasaan keapada raja, yang
bersifat langsung sehinggar raja tidak terikat, atas dasar kausa itu raja bersifat absolut
JOHN LOCKE Mempunyai hipotesis bahwa dalam keadaan alam bebas sebelum
adanya Negara, manusia mempunyai hak asasi / kodrat yang dimiliki sejak lahir,
yaitu: hak milik, hak kemerdekaan dan hak hidup. Untuk menjamin pelaksaanaan
ketiga hak tersebut, masyarakat mengadakan perjanjian untuk membentuk Negara dan
penguasanya yang ditugaskan untuk mewujudkan hak-hak tersebut. Supaya tidak
tercipta absolut di kalangan penguasa (overheid) tersebut, di adakan pembagaian
kekuasaan (power sharing / machtsverdeling) dalam suatu Negara. Teori ini juga
sering disebut distribution of power, sbb:
a) Kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membuat peraturan –perundang-
undangan
b) Kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk melaksanakan peraturan perundang-
undangan serta menjaga penegakannya, baik bersifat preventif maupun
represif, Jadi Kekuasaan yudikatif digabung bersama eksekutif. 3Kekuasaan
federatif : kekuasaan untuk mengadakan hubungan dengan Negara lain.

3. Teori Perjanjian abad 18 dengan ciri-ciri sebagai berikut:


Bersikap menilai keadaan yang ada pada waktu itu dan mempunyai tujuan
politis untuk mengubahnya Menggunakan metode berpikir secara
deduktif,Timbulnya revolusi Adapun tokoh penganut teori ini, antara
lain:MONTESQUIE Beliau menghendaki adanya pembatasan (beperkingen)
terhadap kekuasaan raja yang absolut, dengan mencetuskan teori trias poliika, yang
membagi tiga kekuasaan dalam Negara (legislatif, eksekutif, yudisial) sedangkan
kekuasaan federatif digabung dengan kekuasaan eksekutif. Teori ini bisa dikatakan
merupakan penyempurnaan dari teori pembagian kekuasaan dari John Locke. Teori
ini juga sering disebut dengan separation of power. JEAN JACQUES ROUSSEAU
Menurut Beliau, zaman pra-negara: digambarkan manusia hidup aman, damai, dan
tentram. Namun di lain pihak ada kekhawatiran terhadap ancaman dari luar.
Lantaran itu, mereka mengakhiri keadaan tersebut dengan kontrak social (social
contract). Menurut beliau, kontrak sosial tersebut merupakan pactum unionis yang
membentuk kemauan umum, yang belum tentu merupakan kemauan rakyat. Dari
teori Rousseau ini, menghasilkan demokrasi (democracy) yang kedaulatannya ada
di tangan rakyat (the sovereignty of the people). Teori perjanjian abad 17 dan 18
seiring perkembangannya pada abad 19 mulai ditinggalkan dengan faktor
penyebabnya:

a) Manusia lebih tendensi bersikap positif kongkrit


b) Adanya pengaruh teori evolusi Darwin, yang berakibat bahwa semua
makhluk hidup dan lembaga-lembaga politik juga mengalami
pertumbuhan secara evolusi
c) Diakuinya pemisahan antara negara dengan pemerintah.
d) Manusia merupakan zoon politicon.
e) Teori teokrasi Prinsip pokok dari teori teokrasi ini mengatakan bahwa asal
mula Negara dan sumber kekuasaan raja / penguasa dari dzat yang berasal
dari Tuhan. Namun keterbatasan waktu, maka hanya dibahas mengenai
teokrasi Nasrani dan Islam.
f) Agama Nasrani (abad V – XV) Semula agama ini dilarang, pengikutnya
dibunuh dan merupakan agama terlarang. Namun kemudian berkembang
pesat, bahkan menjadi agama Negara. Timbul persoalan siapakah wakil
Tuhan di dunia (raja / paus). Sebab pada waktu itu ada 2 organisasi yang
berkuasa, yaitu kerajaan / negara dan gereja. Untuk menjawab
permasalahan ini, ada 2 fase, yaitu:
g) Pra perang salib (abad V – XII).
Terdapat pandangan bahwa segala sesuatu dapat terjadi karena
kehendak Tuhan, sifatnya mutlak, sehingga Tuhan disebut sebagai
CAUSA PRIMA. Konsekuensinya segala peraturan Negara identik dengan
aturan agama. Pelanggaran terhadap hukum Negara (state law) dipandang
sebagai pelanggaran terhadap agama dan sebaliknya. Ciri khusus para
pemikir kenegaraan pada waktu itu hanyalah digunakan untuk membela
kepentingan dan eksistensi gereja. Sehingga keadaan ini disebut dengan
masa kegelapan pada abad pertengahan. Tokoh yang mahsyur pada masa
ini adalah Agustinus yang membedakan 2 jenis negara, yakni civitas dei
(negara Tuhan) dan civitas terrana (negrara iblis). Menurut beliau, negara
yang paling baik dan sempurna adalah civitas dei, sedangkan civitas
terrana bertugas memusnahkan musuh-musuh gereja demi kepentingakan
negara.
h) Pasca perang salib (XII-XV)
konsepsi kenegaraan mendapat impresi dari ajaran Yunani Kuno.
Segala sesuatu memang dari Tuhan, namun di sini Tuhan sebagai CAUSA
REMOTA / SEBAB YANG JAUH. Adapun tokoh yang tenar adalah
Thomas Aquinas. Di sini, beliau memberikan porsi yang seimbang antara
gereja dan negara. Lebih lanjutnya, -menurut beliau-, gereja mengurusi
bidang kerokhanian dengan dipimpin oleh paus, sedangkan negara
mengurusi bidang keduniawian dengan dipimpin oleh raja. Konsepsi ini
dipengaruhi ajaran Yunani Kuno, bahwa manusia adalah zoon politicon.

4. Agama Islam Dalam ajaran agama Islam

Allah SWT diakui sebagai Tuhan. Segala sesuatu berasal dari Allah, namun tidak
begitu saja ada di dunia. Manusia diwajibkan untuk menyembah Allah AWT dan
mengikuti Rasul Muhammad SAW. Ciri pemerintahan Islam: bersifat teokrasi,
karena segala permasalahan harus tunduk dan patuh pada perintah Allah melalui
kitab Al-Quran dan Hadis Rasul. Kedaulatan Islam: konsep Islam menghendaki
bahwa pemerintahan tidak dipegang oleh klaster tertentu dalam masyarakat, tetapi
oleh seluruh rakyat muslim, baik tingkat atas maupun bawah. Demokrasi ini juga
disebut theo demokrasi terbatas, karena dibatasi oleh Al-Qur’an dan Hadits Rasul.

I. Pendekatan Menurut Historis


Lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, melainkan tumbuh secara evolusioner sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia merupakan penjelasan teori historis atau teori
evolusionistis. Lembaga-lembaga itu tidak luput dari pengaruh tempat, waktu, serta tuntutan-
tuntutan zaman guna memenuhi kebutuhan manusia. Negara akhirnya dibentuk dalam rangka
memenuhi tuntutan-tuntutan zaman.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa negara adalah organisasi
yangterbentuk berdasarkan perjanjian antara individu-individu masyaralat baik
dikarenakan paksaan ataupun karena kesadaran masyarkat tersebut untuk mencapai
tujuan mereka,didalam masyarakat tersebut tentu ada pihak yang kuat dan ada yang
lemah sehingga pihak yang kuatakan memimpin namun ada hukum yang mengatur
kekuasaan pihak yang kuat agar terdapatkeseimbangan. Selain itu dapat juga kita
simpulkan bahwa asal mula suatu negara berhubungan dengan tenggelamnya atau
runtuhnya suatu negara juga berlaku sebaliknya faktor penyebab tenggelamnya suatu
negara dapat menjadi faktor munculnya sebuah negara. Seperti faktor peperangan,
dimana negara-negara berperang sampai akhirnya pihak yang kalah akanmengalamikrisis
dan akhirnya hancur layaknya negara Jerman sebagai pihak yang kalah dalam PD II
dihancurkan pasukan Sekutu dan dibentuk 2 negara baru. Tenggelamnya suatu negara
dapat kita ambil kesimpulan dari terori organisme dimana teori ini menganggap negara
sebagai organisme dimana negara akan lahir dan berkembanghingga dewasa dan akhirnya
negara pasti akan mati layaknya makhluk hidup didunia inisehingga teori yang paling
tepat untuk menjelaskan dan menggambarkan tenggelamnya suatunegara juga
bagaimanapun asal mula negara berdasarkan teori-teori diatas pada akhirnyanegara akan
mengikuti tahap-tahap perkembangan organisme.

B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia kita harus mengetahui asal mula negara kita ini
danmenghargainya.Seperti yang kita ketahui ada 3 unsur terbentuknya negara yang
dapatmenyebabkan runtuhnya negara.Kita harus menjaga unsur-unsur itu tetap aman dari
berbagaiancaman terhadap kesatuan dan persatuan serta terhadap kedaulatan wilayah kita
baiksancaman dari luar ataupun ancaman dari dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Soehino, S.H . 1998. Ilmu   Negara; Yogyakarta: Liberty.


Arief Budiman, Teori Negara, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.
Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara, Mandar Maju,
Bandung, 1995.
David Held, Models Of Democracy, diterjemahkan oleh Abdul Haris, Akbar Tanjung Institute,
Jakarta, 2007.
Deliar Noer, Pengantar ke Pemikiran Politik, CV. Rajawali, Jakarta, 1983.
Dewa Gede Atmaja, Teori Konstitusi dan Konsep Negara Hukum, Setara Press, Malang, 2015.
Jazim Hamidi, Revolusi Hukum Indonesia, Kerjasama Konstitusi Pers, Jakarta, & Citra Media,
Yogyakarta, 2006.
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, Ctk. Pertama, Konstitusi
Pers, Jakarta, 2005.
Kasiyanto Kasemin,Mendamaikan Sejarah:Analisis Wacana Pencabutan TAP
MPRS/XXV/1966, Ctk. Pertama, LKiS, Yogyakarta, 2004.
King Faisal Sulaiman & Nenti Uji Apriliasari, Menggugat Produk Hukum MPR RI Pasca
Amandemen UUD 1945, UII Press, Yogyakarta, 2015.
Koencoro Poerbopranoto, Sistem Pemerintahan Demokrasi, Eresco, Bandung, 1978.

Anda mungkin juga menyukai