Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2
sebagai Obat Tradisional Tahun Pelajaran 2011/2012
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh :
DEWI KURNIA HEROWATI
NIS :5576
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Disusun oleh : SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
DEWI KURNIA HEROWATI 2012
NIS : 5576 LEMBAR PENGESAHAN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Judul Karya Ilmiah : Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN Obat Tradisional
2012 Penyusun : Dewi Kurnia Herowati
NIS : 5576
Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah
Karya tulis ini telah disahkan pada , Februari 2012.
Oleh,
Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.) Pembimbing
sebagai Obat Tradisional Drs. Kirwanto
NIP.19630809 199512 1 001 Kebumen, Januari 2012
Penulis
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah- Halaman
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang Halaman Judul................................................................................................................. i
berjudul “ Manfaat Bawang Merah ( Allium cepa L. ) sebagai Obat Lembar Pengesahan......................................................................................................... ii
Tradisional” dengan baik dan lancar. Karya ilmiah ini, dapat Kata Pengantar................................................................................................................ iii
diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai Daftar Isi.......................................................................................................................... iv
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : Daftar Tabel..................................................................................................................... vi
1. Bapak Drs. Kirwanto, selaku pembimbing dalam menyusun karya Daftar Gambar................................................................................................................. vii
2. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1
yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian karya A. Latar Belakang............................................................................................. 1
Karya tulis ini merupakan hasil percobaaan dan pengamatan dari C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
Februari 2012. Karya tulis ini disusun dalam rangka untuk memenuhi E. Metode Pengumpulan Data......................................................................... 3
tugas mandiri terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas F. Sistematika Penulisan.................................................................................. 3
Mengingat keterbatasan waktu yang singkat dan sedikitnya A. Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L)................................................... 5
pengetahuan penulis yang kurang memadai sehingga penulis B. Ciri-ciri Bawang Merah (Allium cepa L)...................................................... 7
menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. C. Tempat Tumbuh Bawang Merah (Allium cepa L)........................................ 8
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat D. Zat yang Terkandung Dalam Bawang Merah (Allium cepa L).................... 9
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ini E. Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L).................................................... 11
memberikan manfaat bagi semua pihak secara umum dan F. Kegunaan dari Bawang Merah (Allium cepa L) ......................................... 12
masyarakat SMA Negeri 1 Kutowinangun khususnya. G. Budidaya Bawang Merah (Allium cepa L) ................................................ 13
Nama Daerah
Aceh: Bawang abang mirah
Batak Karo: Pia
Tabel 1. Klasifikasi Bawang Merah Palembang: Bawang abang
Minangkabau Bawang sirah
Lampung Bawang suluh
Melayu: Bawang merah
Sunda: Bawang beureum
Jawa: Brambang
Madura: Bharjang Merah
Bali: Jasun bang
Gambar 2. Bawang Merah
Nusa Tenggara: Timor Kalpeomeh, Roti Laisona pras
Klasifikasi ilmiah Gorontalo: Bawangi
Kerajaan: Plantae Bugis: Lasuna
Divisi: Magnoliophyta Buol: Pia
Zat besi 0,8 mg mengandung zat-zat seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, besi,
vitamin B1 dan C.
Vitamin A 0 IU
F. Kegunaan dari Bawang Merah (Allium cepa L) :
Vitamin B1 0,03 mg
Bawang merah (Allium cepa L) dapat digunakan sebagai berikut:
Vitamin C 15 mg
1. Demam pada anak,
Air 88 g 2. Perut kembung, muntah-muntah,
BDD 90% 3. Masuk angin,
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992) 4. Kerokan,
E. Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L) 5. Batuk,
Walaupun bawang merah memiliki aroma yang menyengat—bahkan 6. Disentri,
dapat membuat keluar air mata, justru aroma itulah yang 7. Hipertensi,
menandakan adanya senyawa berkhasiat obat pada bawang merah. 8. Diabetes,
Aroma menyengat timbul karena adanya berbagai macam asam 9. Kutu air / kaki rangen,
amino bersulfur yang menjadi fotokimia utama pada bawang merah. 10. Bisul/ luka,
11. Payudara bengkak / mastitis,
12. Haid tidak teratur Iklim
13. Kencing manis Bawang merah dapat kita tanam dengan baik di daerah dataran
14. Obat cacing rendah dan dataran tinggi. Pertumbuhanya lebih baik di daerah
15. Mampu mencegah terjadinya penggumpalan darah dataran rendah sampai ketinggian 30
16. memberikan peluang kesembuhan pada penderita asma meter di atas permukaan laut karena suhunya lebih tinggi, yaitu rata-
17. menurunkan tekanan darah dan kadar lemak di dalam darah rata 30oC. Bawang merah termaksud tanaman sayuran yang tidak
18. mencegah naiknya gula darah pada penderita diabetes melitus tahan terhadap air hujan. Kita juga dapat menanam bawang merah
19. Melancarkan air seni pada anak disertai demam, dan dalam musim penghujan asal saja pembuangan airnya baik dan
20. Sariawan. pemberantasan penyakit di lakukan secara teratur.
Dari hasil penelitian, ternyata ekstrak umbi bawang merah dengan Tanah
dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah Tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung
normal sebesar 23,46%. Pada pemberian tolbutamid dosis 250 Humus, gembur, dan pertukaran udaranya baik, serta tidak
mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah tergenang. Bilamana tanahnya becek maka perlu di buatkan
normal sebesar 22,21%, dan pemberian air suling dengan takaran 5 saluraan pembuangan air. Tanah yang di senangi yaitu tanah
ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula darah endapan dan tanah liat berpasir.
normal sebesar 3,00%. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI, Bawang merah dapat kita tanam di tegalan setelah panen padi.
demikian sumber waspada menyebutkan. Daerah yang banyak terdapat tanaman bawang merah adalah
Bawang merah juga merupakan bagian penting dari bumbu seperti daerah Tegal, Cirebon, Pekalongan, Brebes, Madium.
masakan, baik untuk masakan rumah tangga, Macam-Macamnya
restoran maupun industri makanan , di samping itu bawang Bawang merah yang biasa di tanam orang ada 2 macam, yaitu
merah juga bisa di manfa'atkan sebagai obat herbal. bawang merah biasa dan bawang merah bombay. Bawang merah
G. Budidaya Tanaman Bawang Merah biasa mempunyai daun yang bulat, panjang, warnanya hijau, dan di
Budidaya bawang merah dapat dilakukan dengan dua iklim yaitu dalamya berongga, dan rasanya pedas. Bawang Bombay,
dataran rendah dan dataran tinggi. Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai daun yang setengah bulat panjang, warnanya hijau tua,
merupakan daerah dataran rendah sehingga bibit yang di perlukan dan di dalamnya berlubang, serta rasanya tidak terlalu pedas,
harus bibit bawang merah yang dataran rendah, jangan salah pilih bahkan agak manis.
bibit . Beberapa jenis bawang merah biasa adalah :
1) Ampenan, umur 70 hari, cocok untuk musim kemarau. setiap batang yang di berikan secara melingkar dengan jarak 5 – 10
2) Bima, umur 60 hari, cocok untuk musim penghujan. cm dari batang.
3) Medan, umur 80 hari, cocok untuk segala musim, 2.Memberantas Hama dan Penyakit
4) Kuning, umur 70 hari, cocok untuk musim kemarau. Hama yang sering merusak tanaman bawang merah adalah ulat
Bibit daun Dan hama bodas. Ulat daun ini sering memotong ujung –ujung
Bibit yang hendak kita gunakan kita pilih dari umbi yang kecil, bulat, daun dan hama bodas sering memotong ujung daun sampai kering.
sehat, dan agak tua. Sebelumnya bibit ini di tarang. Untuk 1 Ha Hama ini dapat di berantas dengan semprotan Folidol, Tamaron,
pertanaman bawang merah biasa akan di perlukan 200.000 butir Dan Bayrusil 0,2%.
umbi atau 1.000 kg. sedangkan bawang bombay akan di perlukan Penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah adalah
90.000 butir umbi atau 1.500 kg. Cendawan busuk umbi, penyakit mati pucuk, penyakit becak-becak
daun, dan penyakit trotol. Penyakit cendawan dapat di berantas
dengan semprotan Bubur Bordeaux 2% atau Dithane M-45 0,2%.
Penyakit becak-becak di berantas dengan semprotan Dithane M-45
atau Antracol 0,2%.
Hasil
Tanaman bawang merah dapat di pungut hasilnya setelah berumur
Gambar 3. Proses Penanaman Bawang 21/2 – 31/3 bulan, yaitu setelah 60% daunya menjadi kering dan
Untuk mempercepat keluarnya tunas, bibit ini dipotong ujungnya tanaman yang akan di panen, dengan baik. Satu rumput tanaman
sampai sepanjang 1/3 – ½ bagian. Sesudah itu bibit di tanam di atas dapat menghasilkan 4 – 6 umbi anakan dan untuk 1 Ha
bendengan sampai permukaan irisan menutup. Jarak tanaman menghasilkan 100 – 1200 kwintal. (Edit Muhammad Saufi)
bawang biasa 15 x 20cm dan bawang bombay 20 x 30 cm. di dalam 1. Syarat Tumbuh Bawang Merah
satu bendengan akan terdapat 4 barisan tanaman. Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan,
Pemeliharaan berstruktur remah, dan bertekstur sedang sampai liat. Jenis tanah
1.Memupuk Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5. Tanaman bawang
Berikan campuran pupuk ZA dan ZK sebanyak 4 – 10 gram untuk merah memerlukan udara hangat untuk pertumbuhannya (25 s/d
320C), curah hujan 300 sampai 2500 mm pertahun, ketinggian 0-400 Setelah tanah selesai diolah selanjutnya dilakukan kegiatan
mdpl, dan kelembaban 50-70 %. pemupukan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik
2. Pengolahan Tanah yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20
Pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan ton/ha atau pupuk kandang ayam dengan dosis 5-6 ton/ha, atau
lapisan tanah yang gembur, memperbaiki drainase dan aerasi tanah, kompos dengan dosis 4-5 ton/ha. Selain itu pupuk P (SP-36) dengan
meratakan permukaan tanah, dan mengendalikan gulma. Tanah dosis 200-250 kg/ha diberikan 2-3 hari sebelum penanaman.
dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 20 cm, kemudian dibuat Umbi bibit ditanam dengan jarak 10 cm x 20 cm atau 15 cm x 15 cm.
bedengan selebar 120 - 175 cm, tinggi 25 - 30 cm, serta panjang Lobang tanaman dibuat setinggi umbi dengan menggunakan alat
sesuai disesuaikan dengan kondisi lahan. Saluran drainase dibuat penugal. Umbi bawang merah dimasukkan ke dalam lobang
dengan lebar 40 - 50 cm dan kedalaman 50 - 60 cm. Apabila pH tanaman dengan gerakan seperti memutar sekrup, hingga ujung
tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di umbi tampak rata dengan permukaan tanah. Setelah tanam
atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu. dilakukan penyiraman dengan menggunakan embrat yang halus.
Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 5. Pemupukan Susulan
bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-
1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan. 35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah :
3. Penyediaan Bibit Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha. Pupuk
Pada umumnya perbanyakan bawang merah dilakukan dengan diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan tanaman.
menggunakan umbi sebagai bibit. Kualitas umbi bibit merupakan 6. Pengairan
salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil produksi Tanaman bawang membutuhkan air yang cukup dalam
bawang merah. Umbi yang baik untuk bibit harus berasal dari pertumbuhannya. Penyiraman pada musim kemarau dilakukan 1 kali
tanaman yang cukup tua yaitu berumur 70 - 80 hari setelah tanam, dalam sehari pada pagi hari atau sore, sejak tanam sampai
dengan ukuran sedang (beratnya 5 - 10 gram, diameter 1,5 - 1,8 menjelang panen.
cm). Umbi bibit tersebut harus terlihat segar dan sehat, tidak keriput, 7. Menyiangan dan Pembumbunan
dan warnanya cerah. Umbi bibit telah siap tanam apabila telah Menyiang dilakukan sesuai dengan kondisi gulma, minimal dilakukan
disimpan 2 - 4 bulan sejak dipanen dan tunasnya sudah sampai ke dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan.
ujung umbi. Kegiatan membumbun dilakukan saat tanaman umur 30 dan 45 hari
4. Penanaman dan Pemberian Pupuk Dasar
setelah tanam atau disesuaikan dengan kondisi umbi sampai muncul Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau
ke permukaan tanah. Antracol 70 WP.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit e. Penyakit trotol (bercak ungu alternaria) ditandai dengan bercak
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan
adalah ulat tanah, ulat daun, ulat grayak, kutu daun, nematoda akar, fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll
bercak ungu alternaria, embun tepung, busuk leher batang, otomatis/ untuk membasminya.
antraknose, busuk Umbi, layu fusarium dan busuk basah. 9. Panen dan Paska Panen
a. Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Bawang merah dipanen apabila umurnya sudah cukup tua, biasanya
Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada pada umur 60-70 hari setelah tanam. Tanaman bawang merah
daun. Pengendaliannya adalah : - Telur dan ulat dikumpulkan lalu dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60-70% daun telah rebah atau
dimusnahkan - Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat leher batang lunak, sedangkan untuk bibit kerebahan daun lebih dari
bawang 40 buah/ha - Jika intensitas kerusakan daun lebih besar 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen,
atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat),
telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida kemudian dijemur selama 5-7 hari). Setelah kering (penjemuran 5-7
efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi satu, kemudian
atau Florbac. bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas
b. Hama trip (Thrips sp.) selama 3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan
Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup
beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang merah siap
insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC. dipasarkan atau disimpan di gudang.
c. Penyakit layu Fusarium ditandai dengan daun menguning, daun a. Pengeringan umbi dilakukan dengan cara dihamparkan merata
terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala diatas tikar atau digantung di atas para-para. Dalam keadaan cukup
demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan. panas biasanya memakan waktu 4-7 hari. Bawang merah yang
d. Penyakit otomatis atau antraknose sudah agak kering diikat dalam bentuk ikatan.Proses pengeringan
Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan dihentikan apabila umbi telah mengkilap, lebih merah, leher umbi
pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. tampak keras dan bila terkena sentuhan terdengar gemerisik.
b. Sortasi dilakukan setalh proses pengeringan
c. Ikatan bawang merah dapat disimpan dalam rak penyimpanan Dalam penelitian ini, Bawang Merah (Allium cepa L) digunakan
atau digantung dengan kadar air 80 (persen) – 85 (persen), ruang sebagai bahan utama dalam pembuatan obat tradicional.
penyimpnan harus bersih, aerasi cukup baik, dan harus khusus tidak b. Minyak tanah
dicampur dengan komoditas lain. c. Minyak kayu putih
10. Kriteria Kualitas Bawang Merah 2. Alat
Kriteria kualitas bawang merah yang dikehendaki oleh konsumen Peralatan dalam pembuatan obat tradisional:
rumah tangga adalah : umbi berukuran besar, bentuk umbi bulat, a. Parut
warna kulit merah keunguan, dan umbi kering askip. Sedangkan b. Piring kecil
konsumen luar (untuk ekspor) yang dikehendaki adalah : umbi c. Plastik sebagai alas
berukuran besar, bentuk umbi bulat, wana kulit merah muda, dan C. Langkah Kerja
umbi kering lokal. 1. Sediakan umbi bawang merah, parut hingga halus.
H. Cara Mengkonsumsi Bawang Merah yang Harus Dihindari
Jangan sekali-kali mengkonsumsi bawang merah mentah yang
sudah di iris - iris pada hari berikutnya, karena bawang merah
mentah yang sudah di iris - iris dan setelah melewati satu hari
akan menjadi zat yang sangat aktif dalam menarik bakteri -bakteri
di sekitarnya, sehingga mengkonsumsi bawang merah mentah sisa
hari yang lalu dapat mengganggu kesehatan tubuh.
BAB III. METODOLOGI Gambar 4. Bawang Merah Gambar 5. Proses
A. Tempat dan Waktu Penelitian Pemarutan Bawang
Proses pembuatan obat tradisional dari bawang merah (Allium cepa Merah
L) dilakukan di rumah penulis desa Ambalkliwonan, Ambal, 2. Kemudian, masukkan parutan bawang merah tersebut ke dalam
Kebumen. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada 19 Februari 2012. piring kecil.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Bawang Merah (Allium cepa L)
sebagai zat yang bersifat anti bakteri dan anti radang. Sedangkan
unsur flavonoid pada bawang merah bahkan lebih hebat lagi, karena
memiliki efek sebagai anti bakteri, anti alergi, anti radang, bahkan
sebagai anti kanker. Demam adalah gejala umum yang selalu timbul
pada seseorang, ketika orang itu sedang mengalami sejenis
peradangan/infeksi di dalam tubuhnya.
Banyak orang tua panik bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas
Gambar 6. Bawang Merah Parut rata-rata atau sering disebut demam. Sebagai pertolongan pertama,
3. Lalu, tambahkan minyak tanah sedikit. umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia
seperti golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain.
Jarang sekali orangtua yang langsung teringat memberikan obat-
obatan tradisional.
Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini
tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam. Obat-obatan
tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah
dibanding obat-obatan kimia. Jadi, relatif lebih aman, bahkan tidak
4. Selanjutnya, tambahkan minyak ada efek samping bila penggunaannya benar. Soalnya, kandungan
kayu putih secukupnya. tanaman obat bersifat kompleks dan organis sehingga dapat
Gambar 7. Penambahan Minyak Kayu Putih disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan
5. Terakhir, campurkan bahan-bahan tersebut dengan cara maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. Selain itu,
D. Cara pemakaian: Ramuan tersebut dioleskan pada perut yang Demam pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam. 1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (seperti flu, cacar,
Bawang merah memiliki unsur kandungan minyak atsiri yang sangat campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain) dan
menentukan bagi kesembuhan penderita demam. Hal ini disebabkan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).
karena minyak atsiri adalah unsur yang telah dikenal secara luas
2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit 1. Selain sebagai rempah-rempah yang multiguna, bawang merah
autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain). (Allium cepa L) juga bisa digunakan sebagai obat tradisional yang
3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menyembuhkan
udara yang terlalu panas, dan lain-lain. berbagai macam penyakit.
Dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan 2. Pengobatan menggunakan umbi bawang merah tidak
noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas. Untuk menimbulkan efek samping seperti menggunakan obat-obatan kimia.
mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan 3. Bawang merah mengandung minyak atsiri sehingga dapat
tradisional yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres digunakan sebagai obat penurun panas alami.
untuk membantu. A. Saran
Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat
panas karena umumnya jarang melebihi 380°C. Untuk menurunkan lain dari bawang merah.
suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan 2. Seharusnya produksi obat-obatan alternatif lebih ditingkatkan lagi,
berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin. karena terbukti mampu menyembuhkan penyakit-penyakit kronis
Tabel 3. Perbandingan Bawang Merah sebagai Obat Tradisional namun tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan kimia.
dan Obat Kimia 3. Lebih baik beralih menggunakan obat-obatan alternatif meskipun
No. Obat Tradisional Obat Kimia khasiatnya tidak langsung terasa. Namun obat alternatif ini tidak
1. Harganya terjangkau dan Harga relatif mahal karena menyebabkan efek samping yang merugikan.
barangnya mudah didapat. faktor impor. DAFTAR PUSTAKA
2. Efek samping relatif kecil bahkan Efek samping pengobatan Anggoro Hadi Permadi, Wisnu Broto dan Yusri Krisnawati. 1996.
sama sekali tidak menimbulkan lebih sering terjadi. “Perbanyakan Benih Bawang Merah Melalui Biji”. Dalam Warta
efek samping jika digunakan Litbang Pertanian Vol. XVII, No 5. Departemen Pertanian.
secara tepat. Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. Diterjemahkan oleh Ketaren,
S. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
3. Reaksinya lambat. Reaksinya cepat.
Hendro Sunarjono. 1986. “Prospek Peningkatan Produksi bawang
4. Memperbaiki keseluruhan sistem Hanya memperbaiki
Merah dengan Biji. dalam:Warta Litbang Pertanian, Vol. 8, No. 4-6,
tubuh. beberapa sistem tubuh.
Juli. Derpartemen Pertanian.
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Hilmi Ridwan, Holil Sutapradja dan Margono. 1989. “Daya Produksi
dan Harga Pokok Bibit Biji Bawang Merah”. dalam: Buletin Penelitian
Holtikultura, Vol. XIX, No. 3/90. Balithor Lembang.
Mieke Americana. 1998. Perbaikan Kualitas Sayuran Berdasarkan
Preferesi Kunsumsi. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Puslitbang Holtikultura.1994. Hasil Penelitian Holtikultura Pelita V.
Jakarta: Badan Litbang Pertanian.
http://www.google.co.id/#hl=id&gs_nf=1&cp=5&gs_id=r&xhr=t&q=ba
wang+merah&pf=p&sclient=psy-
ab&source=hp&pbx=1&oq=bawan&aq=0&aqi=g4&aql=&gs_sm=&gs
_upl=&bav=on.2,or.r_gc.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah
http://lenterahati.web.id/khasiat-bawang-merah.html
http://sweetspearls.com/health/bahan-dapur-untuk-redakan-demam-
2/
http://tipsku.info/manfaat-bawang-merah/
http://www.bawangmerahputih.com/kandunganbawangmerah.ht