Anda di halaman 1dari 3

Kisah Seorang Ibu yang Hanya Tidur Satu Jam Selama Enam Tahun

Selama enam tahun Blaire Leahy (31) melewati malam-malamnya tanpa tidur. Ibu dua anak ini
hanya bisa tidur tidak lebih dari satu jam setiap malam.

Kesulitan tidur Blaire dimulai setelah kelahiran anak pertamanya. Kecemasannya menjadi orang
tua membuatnya terjaga di malam hari.

Putrinya Orla-Rita, yang kini sudah berusia lima tahun, menderita kolik, tangisan berlebihan
pada bayi sehat, dan membuat sang ibu tak bisa tidur. Ketika putri keduanya, yang sekarang
berusia empat tahun lahir, pola ini berlanjut.

Blaire mencoba tidur siang, tapi dia justru merasa seperti zombie. Setelah lima bulan bekerja
dengan kecemasan dan depresi, dia putuskan untuk mengundurkan diri.

Selama empat tahun, dia coba mengonsumsi obat tidur agar bisa mendapatkan pola istirahat
normal. Namun, usaha tersebut gagal.

Sekarang, Blaire mengaku, dirinya telah sembuh berkat hipnoterapi. Kini dia bisa menikmati
tidur malam nyenyak pertamanya sejak lebih dari enam tahun hanya bisa tidur satu sampai dua
jam saja.

Blaire berkata, “Ini adalah penyiksaan. Selama hampir enam tahun, saya berjalan seperti
zombie.”

“Ada saat-saat di mana saya tidak ingat bisa tidur sama sekali. Yang paling saya ingat adalah
menyelinap kucing-kucingan untuk tidur siang di sana-sini.”

“Paling banyak saya hanya mendapatkan total tidur satu jam per hari.”

Setelah kelahiran Orla-Rita, Blaire mengalami Post Traumatic Stress Disoder (PTSD). Kondisi
ini membuatnya mengalami insomnia penuh. Bahkan setelah anak kedua, Loen-Keegan, lahir,
masalah tidur terus bertahan.

Diperparah fakta kedua anaknya memiliki kolik yang parah. Kondisi di mana bayi menangis
secara berlebihan meskipun kelihatannya dia sehat.

Salah satu anak akan menangis dari jam 7 sampai 11, dan yang lain akan mulai dari jam 12.00
sampai 04.00. “Tidak ada istirahat,” kata Blaire.

Untungnya dia mendapat dukungan dari keluarga dan teman-teman. Temannya menyarankan
untuk mencoba hipnoterapi. Dia menghubungi hipnoterapis David Kilmurry. Terapi yang
digunakan Kilmurry adalah terapi perilaku kognitif (CBT) dan neurologis linguistic
programming (NLP).
Hanya setelah satu kali sesi selama dua jam pada awal Juni dia bisa tidur kembali sepanjang
malam.

"Malam itu, segera setelah saya meletakkan kepala di bantal, saya pingsan,” katanya

CBT diakui oleh National Institute of Clinical Excellece (NICE) di Inggris sebagai intervensi
layak untuk membantu masalah tidur penderita insomnia.

Hasil Analisis Kasus

Diagnosis Kasus :

• Penyebab:

1. awalnya dimulai setelah kelahiran anak pertamanya dikarenakan cemas untuk menjadi orang
tua sehingga ia terjaga di malam hari.

2. ia memiliki anak yang memiliki gangguan kolik (tangisan berlebihan) sehingga ia tidak bisa
tidur.

3. dahulu ia tidur hanya 1-2 jam saja perhari selama hampir 6 tahun. 

4. ia juga mengalami PTSD sehingga ia juga mengalami insomnia penuh.

Diagnosis DSM-V Insomnia :

1. kesulitan tidur terjadi meskipun cukup kesempatan untuk tidur dibuktikan dengan blaire
mencoba tidur siang tetapi ia justru merasa seperti zombie.

2. kesulitan untuk mempertahankan tidurnya dibuktikan dengan blaire yang hanya mengingat
bahwa ia menyelinap kucing-kucingan untuk tidur siang sana-sini

Dampak :

gangguan tidur ini menyebabkan penderitaan dalam fungsi pekerjaannya dibuktikan dengan
selama bekerja blaire mengalami kecemasan dan depresi sehingga ia mengundurkan diri.

ia mencoba untuk mengonsumsi obat untuk mengurangi gangguan tidurnya tetapi ia gagal.

Terapi :

untuk menangani gangguan tidurnya ia mengikuti terapi perilaku kognitif (CBT) dan Neurologis
Liguistic Programming (NLP).

Anda mungkin juga menyukai