Anda di halaman 1dari 7

Insomnia

Oleh : Pudji Susilowati, S.Psi


Jakarta, 24 Maret 2008

Ny T mengalami kesulitan memulai tidur dan hanya tidur kurang lebih tiga jam dalam satu malam tetapi setiap satu jam sekali selalu terbangun. Kondisi
ini mengakibatkan Ny T selalu merasa tubuhnya tidak fresh dan berat badannya mengalami penurunan dari 52 kg menjadi 47 kg. Penyebab Ny T
mengalami insomnia adalah suami Ny T menuduh Ny T telah berselingkuh karena hasutan tetangga yang tidak suka pada Ny T. Ny T berusaha
menjelaskan pada suaminya bahwa dirinya tidak berselingkuh, tetapi suami Ny T tetap tidak percaya. Suami Ny T selalu marah-marah pada Ny T dan
melarang Ny T untuk berbincang-bincang dengan tetangga di luar rumah. Suami Ny T juga pelit dalam memberikan uang belanja dan melarang Ny T
untuk berdagang. Pada awalnya, Ny T berusaha untuk tidak terlalu serius dalam memikirkan masalahnya dan menuruti keinginan suaminya, namun suami
Ny T tetap memperlakukan Ny T dengan buruk. Suami Ny T selalu memarahi Ny T sehingga Ny T selalu memikirkannya dan merasa tertekan. Ny T dan
suaminya juga pisah ranjang. Ny T juga takut bercerita pada suaminya bahwa dirinya mengalami kesulitan tidur setiap hari.

Apakah Anda atau keluarga Anda termasuk orang yang sedang mengalami insomnia? Insomnia atau kesulitan tidur,
bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu hal yang biasa, namun jika insomnia ini dibiarkan maka akan
mengakibatkan berbagai akibat yang mengganggu kondisi psikologis dan fisik, bahkan kematian. Sebenarnya, apa
insomnia itu? Jika insomnia disebabkan karena faktor psikologis seperti stres dalam jangka waktu tertentu yang
disebabkan situasi social, masalah pribadi yang tidak kunjung selesai, persoalan KDRT, krisis ekonom rumah
tangga, krisis dalam bisnis, dll maka insomnia ini tergolong insomnia yang disebabkan faktor psikologis. Namun,
jika Anda hanya mengalami insomnia hanya 1 atau 2 hari dan hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal
Anda yang bising maka Anda hanya perlu pindah tempat tinggal untuk menyembuhkan insomnia Anda. Selain itu,
jika Anda mengalami insomnia karena sedang mengalami sakit fisik maka insomnia tersebut akan hilang setelah
Anda sembuh. Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang insomnia yang disebabkan karena faktor
psikologis, karena dapat menyebabkan berbagai dampak yang merugikan pada penderita insomnia, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa definisi insomnia itu.

Apakah Insomnia ?
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), mendefinisikan insomnia sebagai kesulitan
memulai tidur, mempertahankan tidur, merasa tidak fresh pada waktu bangun pagi dan mengalami kualitas tidur
yang buruk. Setelah Anda mengetahui definisi insomnia, apakah Anda sudah mulai memperhatikan diri Anda, apa
Anda memang mengalami insomnia atau tidak. Untuk lebih jelasnya, Anda perlu mengetahui apa saja gejala-gejala
insomnia. Namun, perlu diingat bahwa disini kita sedang membahas insomnia karena faktor psikologis, bukan faktor
yang lain

Gejala Insomnia
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), menunjukkan beberapa gejala dimana
seseorang dapat didiagnosis sedang menderita insomnia karena faktor psikologis, yaitu:

1. Kesulitan untuk memulai, mempertahankan tidur, dan tidak dapat memperbaiki tidur selama sekurangnya satu
bulan merupakan keluahan yang paling banyak terjadi.
2. Insomnia ini menyebabkan penderita menjadi stres sehingga dapat mengganggu fungsi sosial, pekerjaan atau area
fungsi penting yang lain.
3. Insomnia karena faktor psikologis ini bukan termasuk narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan
pernafasan, gangguan ritme sirkadian atau parasomnia.
4. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena gangguan mental lain seperti gangguan depresi, delirium.
5. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena efek fisiologis yang langsung dari suatu zat seperti
penyalahgunaan obat atau kondisi medis yang umum.

Dengan adanya gejela-gejala yang disebutkan oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV
(DSM-IV), maka insomnia karena faktor psikologis dapat mengganggu berbagai fungsi sosial. Pertanyaannya, apa
penyebab terjadinya insomnia karena faktor psikologis? Ingin tahu jawabannya, mari kita ikuti pembahasan berikut.
Penyebab Insomnia
International Classification of Sleep Disorder-Revised (ICSD-R), mengatakan bahwa penyebab terjadinya insomnia
adalah masalah-masalah psikologis, seperti mengalami stress, kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, depresi
disebabkan factor tekanan pekerjaan, trauma karena mengalami bencana, mengalami kekerasan atau KDRT,
mengalami pengalaman traumatis, dll. Insomnia dapat menjadi kronis jika tidak segera ditangani. Bagaimana siklus
terjadinya insomnia pada tingkat yang kronis?

Siklus Insomnia Kronis


Jika seseorang mengalami insomnia sementara karena faktor psikologis (mengalami kesulitan tidur dengan nyenyak
selama kurang lebih satu malam dan kurang dari empat minggu) tetapi tidak dapat beradaptasi dengan penyebab
insomnia (tidak mampu mengelola stres tersebut secara sehat) maka akan mengakibatkan seseorang mengalami
insomnia jangka pendek (kesulitan tidur nyenyak selama empat minggu hingga enam bulan). Jika insomnia jangka
pendek ini tetap tidak dapat diatasi oleh si penderita maka akan mengakibatkan insomnia kronis. Jika terjadi
insomnia kronis maka akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk penyembuhannya. Untuk lebih jelasnya, mari
kita bahas contoh kasus di atas.

Analisa Kasus
Pada kasus di atas jika kita cermati merupakan kasus insomnia kronis. Mengapa? Karena pada kasus di atas
menunjukkan gejala-gejala insomnia, seperti kesulitan memulai tidur, selalu terbangun setiap satu jam sekali, waktu
tidur hanya kurang lebih tiga jam dalam satu malam, selalu merasa tubuhnya tidak fresh, dan mengalami kesulitan
tidur lebih dari enam bulan. Jika kita analisis, penyebab insomnia pada kasus di atas adalah karena mengalami
KDRT dari suaminya yang mengakibatkan si istri tertekan dan selalu memikirkan masalahnya sehingga terjadilah
insomnia kronis.

Dampak insomnia kronis yang dialami si istri pada kasus di atas adalah selalu merasa tubuh tidak fresh dan
mengalami penurunan berat badan dari 52 kg menjadi 47 kg. Apakah Anda atau keluarga Anda juga mengalami
kasus yang sama seperti di atas? Perlu untuk diketahui bahwa insomnia dapat mengakibatkan berbagai dampak yang
merugikan bagi si penderita. Apa saja dampak dari insomnia?

Dampak Insomnia
Insomnia dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan, yaitu:

1. Depresi
2. Kesulitan untuk berkonsentrasi
3. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu
4. prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
5. Mengalami kelelahan di siang hari
6. Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk
7. Meningkatkan risiko kematian
8. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan
9. Memunculkan berbagai penyakit fisik

Dampak insomnia tidak dapat di anggap remeh, karena bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius dan
membahayakan kesehatan dan keselamatan. Oleh karenanya, setiap penderita insomnia perlu mencari jalan keluar
yang tepat.

Solusi Mengatasi Insomnia


Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis lebih baik diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah
faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada Psikolog,terapis
atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan.
Selain itu, keluarga si penderita insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang
dialaminya perlahan-lahan dapat diturunkan sampai sembuh. Mengapa pada psikolog ? Psikolog akan membantu
penderita memahami akar penyebab insomnia, melihat dari perspektif yang obyektif (tinjauan psikologis) masalah
yang dialami dan mengarahkan penderita pada sikap, strategi dan pola pikir yang benar, tepat dalam mempersepsi
masalah dan menemukan solusinya.

Apa saja terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia? Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk
mengatasi insomnia, yaitu:

1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)


CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa
depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa
dirinya masih berharga.

2. Sleep Restriction Therapy

Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita insomnia.

3. Stimulus Control Therapy

Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan
memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.

4. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh
ketegangan.

5. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.

6. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-
pikiran yang menyenangkan.

Banyak di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang menggunakan obat tidur untuk mengatasi
insomnianya. Namun penggunaan yang terus menerus tentu menimbulkan efek samping yang negative, baik secara
fisiologis (efek terhadap organ dan fungsi organ tubuh) serta efek psikologis. Logikanya, insomnia yang disebabkan
factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah yang harus di atasi, bukan symtomnya. Kalau kita hanya focus
mengatasi simtom-nya dengan minum berbagai obat tidur, maka ketika mata terbuka, masalah akan datang kembali,
bahkan akan dirasa lebih berat karena dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi pada akar masalah.

Perlu diketahui, bahwa keberhasilan terapi tergantung dari motivasi si penderita untuk sembuh sehingga si penderita
harus sabar, tekun dan bersungguh-sungguh dalam menjalani sesi terapi. Selain itu, sebaiknya terapi yang dilakukan
juga diiringi dengan pemberian terapi keluarga. Hal ini disebabkan, dalam terapi keluarga, anggota keluarga si
penderita dilibatkan untuk membantu kesembuhan si penderita. Dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita
juga diberi tahu tentang seluk beluk kondisi si penderita dan diharapkan anggota keluarganya dapat berempati untuk
membantu kesembuhan si penderita.

Solusi mencegah insomnia


Insomnia karena faktor psikologis dapat dicegah dengan cara memanage stres secara positif dan jika ada mengalami
masalah sebaiknya sharing pada seseorang yang dapat Anda percaya. Semoga dengan pembahasan tentang insomnia
ini, dapat memberikan manfaat bagi Anda. Dengan informasi ini, diharap kita pun bisa memahami penderita
insomnia dan dapat memberikan bantuan yang tepat. Perhatian dan empati terhadap penderita insomnia, bisa sedikit
mengobati kegalauan emosi jiwanya. Semoga bermanfaat.

http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=483

Primary Sleep Disorders


In addition to the causes and conditions listed above, there are also a number of conditions that are
associated with insomnia in the absence of another underlying condition. These are called primary sleep
disorders, in which the sleep disorder is the main cause of insomnia. These conditions generally cause
chronic or long-term insomnia. Some of the diseases are listed below:

 Idiopathic insomnia (unknown cause) or childhood insomnia, which start early on in life and
results in lifelong sleep problems. This may run in families.

 Central sleep apnea. This is a complex disorder. It can be the primary cause of the insomnia
itself or it may be caused by other conditions, such as brain injury, heart failure, high altitude, and low
oxygen levels.

 Restless legs syndrome (a condition associated with creeping sensations in the leg during
sleep that are relieved by leg movement)

 Periodic Limb movement disorder (a condition associated with involuntary repeated leg
movement during sleep)

 Circadian rhythm disorders (disturbance of the biological clock) which are conditions with
unusual timing of sleep (for example, going to sleep later and waking up late, or going to sleep very
early and getting up very early).

 Sleep state misperception, in which the patient has a perception or feeling of not sleeping
adequately, but there are no objective (polysomnographic or actigraphic) findings of any sleep
disturbance.

 Insufficient sleep syndrome, in which the person's sleep is insufficient because of


environmental situations and lifestyle choices, such as sleeping in a bright or noisy room. 

 Inadequate sleep hygiene, in which the individual has poor sleep or sleep preparation habits
(described in the following treatment section.)

Insomnia Symptoms
Doctors associate a variety of signs and symptoms with insomnia. Often, the symptoms intertwine with
those of other medical or mental conditions.

 Some people with insomnia may complain of difficulty falling asleep or waking up frequently
during the night. The problem may begin with stress. Then, as you begin to associate the bed with
your inability to sleep, the problem may become chronic.
 Most often daytime symptoms will bring people to seek medical attention. Daytime problems
caused by insomnia include the following:

o Poor concentration and focus

o Difficulty with memory

o Impaired motor coordination (being uncoordinated)

o Irritability and impaired social interaction

o Motor vehicle accidents because of fatigued, sleep-deprived drivers

 People may worsen these daytime symptoms by their own attempts to treat the symptoms.

o Alcohol and antihistamines may compound the problems with sleep deprivation.

o Others have tried nonprescription sleep aids.

Many people with insomnia do not complain of daytime sleepiness, and in fact, they may have difficulty
falling asleep during intentional daytime naps.

Insomnia Causes
Insomnia may be caused by a host of different reasons. These causes may be divided into situational
factors, medical or psychiatric conditions, or primary sleep problems. Insomnia could also be classified by
the duration of the symptoms into transient, short-term, or chronic. Transient insomnia generally last less
than seven days; short-term insomnia usually lasts for about one to three weeks, and chronic insomnia
lasts for more than three weeks.

Many of the causes of transient and short-term insomnia are similar and they include:
 Jet lag

 Changes in shift work

 Excessive or unpleasant noise

 Uncomfortable room temperature (too hot or too cold)

 Stressful situations in life (exam preparation, loss of a loved one, unemployment, divorce, or


separation)

 Presence of an acute medical or surgical illness or hospitalization


 Withdrawal from drug, alcohol, sedative, or stimulant medications

 Insomnia related to high altitude (mountains)


Uncontrolled physical symptoms (pain, fever, breathing problems, nasal congestion, cough, diarrhea,
etc.) can also cause someone to have insomnia. Controlling these symptoms and their underlying causes
may lead to resolution of insomnia.
Causes of Chronic or Long-Term Insomnia
The majority of causes of chronic or long-term insomnia are usually linked to an underlying psychiatric or
physiologic (medical) condition.

Psychological Causes of Insomnia


The most common psychological problems that may lead to insomnia include:

 anxiety, 

 depression

 stress (mental, emotional, situational, etc), 

 schizophrenia, and/or

 mania (bipolar disorder)


Insomnia may be an indicator of depression. Many people will have insomnia during the acute phases of
a mental illness. As mentioned earlier, depression and anxiety are strongly associated with insomnia. Out
of the all the other secondary medical and psychological causes of insomnia, anxiety and depression are
the most common.

Physiological Causes of Insomnia


Physiological causes span from circadian rhythm disorders (disturbance of the biological clock), sleep-
wake imbalance, to a variety of medical conditions. The following are the most common medical
conditions that trigger insomnia:

 Chronic pain syndromes 

 Chronic fatigue syndrome

 Congestive heart failure

 Night time angina (chest pain) from heart disease

 Acid reflux disease (GERD)

 Chronic obstructive pulmonary disease (COPD)

 Nocturnal asthma (asthma with night time breathing symptoms)

 Obstructive sleep apnea

 Degenerative diseases, such as Parkinson's disease and Alzheimer's disease(Often insomnia is


the deciding factor for nursing home placement.)
 Brain tumors, strokes, or trauma to the brain
High Risk Groups for Insomnia
In addition to people with the above medical conditions, certain groups may be at higher risk for
developing insomnia:

 Travelers

 Shift workers with frequent changing of shifts

 Seniors

 Adolescents or young adult students

 Pregnant women

 Women in menopause 

 People who use abuse drugs

 Alcoholics
Medication Related Insomnia
Certain medications have also been associated with insomnia. Among them are:

 Certain over-the-counter cold and asthma preparations.

 The prescription varieties of these medications may also contain stimulants and thus produce
similar effects on sleep.

 Some medications used to treat high blood pressure have also been associated with poor sleep. 

 Some medications used to treat depression, anxiety, and schizophrenia.


Other Causes of Insomnia
 Common stimulants associated with poor sleep include caffeine and nicotine. You should
consider not only restricting caffeine and nicotine use in the hours immediately before bedtime but also
limiting your total daily intake.

 People often use alcohol to help induce sleep, as a nightcap. However, it is a poor choice.
Alcohol is associated with sleep disruption and creates a sense of non-refreshed sleep in the morning.

 A disruptive bed partner with loud snoring or periodic leg movements also may impair your
ability to get a good night's sleep.
http://www.emedicinehealth.com/insomnia/article_em.htm#

Anda mungkin juga menyukai