Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SALWA ALFINA SIREGAR

NIM : 1730901101

ANALISIS FILM TEORI KEPRIBADIAN

“The Three Faces of Eve”

The Three Faces of Eve merupakan film yang diangkat dari sebuah novel
kisah nyata yang ditulis oleh Corbett H. Thigpen dan Hervey M. Cleckley pada
tahun 1957. Film yang merupakan kisah nyata dari Chris Costner Sizemore yang
merupakan pasien kelainan kepribadian berupa multipel personality atau lebih
dikenal dengan dissosiative identity disorders (DID) (American Psychiatric
Association, 1994).
Multiple personality merupakan gangguan kepribadian yang termasuk dalam
kategori diagnostik terpisah dari disosiatif dan histeria di DSM-III. Dengan ciri-ciri
gangguan adanya dua atau lebih kepribadian dalam satu tubuh. Pada film ini,
ditunjukkan oleh karakter bernama Eve White yang secara tidak sadar
(consiciousness) memiliki tiga kepribadian, yaitu kepribadian Eve White, Eve
Black dan Jane. Keanehan yang dialami Eve jelas dirasakan setelah ia keguguran
anak keduanya. Eve mengetahui kelainannya setelah melakukan terapis bertahap
dengan Dr. Luth -psikiaternya-.
Gejala kelainan awal yang dialami Eve yaitu sering pusing seketika dengan
alasan yang tidak jelas. Pada tahap terapi pertama, kepribadian kedua Eve muncul,
dan mengaku sebagai Eve Black. Eve Black memiliki karakter yang berbeda 180
derajat dengan White. Eve White dengan karakter kalem dan tampak selalu sedih
berubah menjadi nakal, agresif dan sangat bersemangat. Keberadaan Eve Black
tidak dapat dirasakan dan diketahui oleh Eve White, sedangkan Eve Black dapat
mengetahui karakter Eve White. Diketahui jika kelainan kepribadian mulai muncul
ketika Eve White berusia 6 tahun.
Kepribadian ketiga baru muncul setelah dua tahun proses pengobatan
dilakukan (setelah Eve bercerai dengan mantan suaminya). Kemunculannya terjadi
saat terapi hipnosis. Kepribadian ini disebut dengan Jane. Jane tidak memiliki
memori apa-apa tentang kehidupan Eve, ia bijak, memancarkan aura positif, dan
1
emosinya lebih stabil dari kedua Eve. Jane dapat melihat apa yang dilakukan kedua
Eve, meski tetap lupa ketika mengingat memorinya sedangkan, kedua Eve tak
menyadari keberadaan Jane. Dari tiga kepribadian yang ada, sang psikiater dapat
mengatur kemunculannya secara mudah, hanya dengan memanggil nama mereka.
Kejadian ini merupakan hal yang tidak logis, seperti skenario agar film semakin
menarik.
Pada konseling terakhir, dr. Luther kembali menghipnosis melalui Jane. Saat
diminta menginat masa kecilnya, Jane seketika menjerit. Dengan usaha keras Jane
dapat mengingat, peristiwa yang membuatnya trauma dimasa kecilnya (usia 6
tahun). Eve kecil mengalami trauma setelah dipaksa ibunya untuk mencium mayat
nenek yang disayanginya. Setelah ia mengingat kejadian tersebut, Jane menjadi
ingat kembali akan segala memorinya. Kemudian, saat Jane tersadar dari
hipnosisnya, kedua Eve sudah tak ada lagi. Sehingga Jane menjadi kepribadian
yang hidup selamanya.
Dapat dianalisis, jika penyebab kelainan mental Eve yaitu trauma dimasa
kecilnya yang mengganggu kondisi emosinya. Sehingga Eve menciptakan
mekanisme pertahanan diri dengan menciptakan kepribadian di luar
kesadarannya. Pada saat dewasa, kelainan mental Eve, mengalami penguatan
sebab masalah dari kehidupan berumah tangga.
Dalam film ini diceritakan pula mengenai terapi yang digunakan oleh
psikiater dalam menangani Eve. Terapi hipnosis dalam tahapan konseling
merupakan pendekatan pada teori psikoanalisa. Teori psikoanalisa memanfaatkan
kondisi prasadar dalam hipnosis. Hipnosis hanya diizinkan penerapannya pada
psikiater yang benar ahlinya dan pada kasus yang sangat serius (Bowers, 1971).
Dalam film ini, hipnosis membuat Jane mengetahui penyebab kelainan yang
terjadi. Selain itu, Hipnosis untuk membantu Eve mengenali, mempertimbangkan,
dan memanfaatkan berbagai masa lalunya. Sehinga dapat diketahui penyebab
gangguan sebenarnya. Selain itu, terapi dengan pendekatan psikoanalisa memiliki
tipe pasien sebagai pusat penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai